NovelToon NovelToon
Sayap-Sayap Bisu

Sayap-Sayap Bisu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Novel romantis yang bercerita tentang seorang mahasiswi bernama Fly. Suatu hari ia diminta oleh dosennya untuk membawakan beberapa lembar kertas berisi data perkuliahan. Fly membawa lembaran itu dari lantai atas. Namun, tiba-tiba angin kencang menerpa dan membuat kerudung Fly tersingkap sehingga membuatnya reflek melepaskan kertas-kertas itu untuk menghalangi angin yang mengganggu kerudungnya. Alhasil, beberapa kertas terbang dan terjatuh ke tanah.

Fly segera turun dan dengan panik mencari lembaran kertas. Tiba-tiba seorang mahasiswa yang termasuk terkenal di kampus lantaran wibawa ditambah kakaknya yang seorang artis muncul dan menyodorkan lembaran kertas pada Fly. Namanya Gentala.

Dari sanalah kisah ini bermulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 9

Hari pertama pelaksanaan program KKN, ialah mengajar di sekolah dasar. Sepuluh mahasiswa itu telah bersiap dengan almamater berwarna coklat tua. Fly mengenakan kerudung pashmina putih bermotif coklat abstrak, dengan tunik hitam dan rok warn senada. Ia menjadi yang pertama datang ketika terdengar panggilan Gen. Sehingga, ia bisa mengambil tempat di dekat Gen.

“Berdasarkan informasi warga setempat, desa ini memiliki tiga SD. Kita akan membagi kelompok untuk pergi ke tiga SD itu. Dengan cara apa kita membagi tim menurut kalian?” tanya Gen.

“Bagaimana kalau pilih sendiri saja, biar cepat dan tidak ada yang mengeluh,” usul Chel, sang bendahara.

“Berhubung Gen, Fly dan Chel adalah pemegang jabatan, jadi masing-masing mereka yang memilih,” tambah Jess.

“Eh, tapi kayaknya cukup Gen aja yang milih,” sergah Fly, karena secara otomatis maksud perkataan Jess adalah membuat Fly tidak bisa satu tim dengan Gen.

Mereka saling pandang satu sama lain. Lain halnya dengan Cua yang sudah sedari tadi menatap tajam ke arah Fly. Ia maju selangkah ke arah Fly. Lantas memanyunkan bibirnya, membuat Fly sebal. Sebab sepertinya sikap Cua yang seperti itu hanya kepada Fly. Sedangkan di teman-teman yang lain tampak biasa saja.

“Tinggal pilih, aja. Kayak yang dibilang, Chel. Biar cepet,” seru Cua.

Dalam dada Fly sudah membara. Ia seperti ingin sekali menelan Cua bulat-bulat. Tapi, ia tidak boleh merusak citranya di hadapan orang-orang, apalagi Gen.

“Baik, Cua kembali ke lingkaran,” pinta Gen.

Perempuan itu mundur tanpa mengalihkan pandangannya dari Fly. Sejak itu, mereka mulai merasa bahwa Fly dan Cua seperti menyimpan sesuatu pada diri masing-masing. Semacam rasa tidak suka satu sama lain.

“Cua dan Izu sama aku,” ucap Gen. “Selanjutnya kamu, Fly.”

Sambil menyiram relung hatinya yang membara, Fly mengangguk. Berusaha tetap tenang. Entah mengapa, ia menjadi begitu sensitif sejak menyukai Gen.

“Atma dan Kalea sama aku. Mau, nggak?” Fly bertanya sambil menampakkan mata berbinar. Itu membuat Cua membuang muka.

“Maulah. Ngapain pakai nanya, coba,” ucap Atma.

“Berarti sisanya, Gio, Jess dan Rez ke tim Chel.” Gen berkata.

“Sebentar, terus gimana caranya ke sana? Yang bertiga gimana? Motor ada lima.” Kalea berseru.

“Saling antar saja. Gampang,” sambut Rez.

Sebuah jawaban yang membuat Kalea manyun.

Sementara Fly berjalan dengan malas. Sebab ia tidak berada di tim yang sama dengan Gen. Bagaimanapun, sejak awal ia memang tidak memiliki cara untuk bisa membuat dirinya satu kelompok dengan Gen.

“Baiklah, sekarang kenapa Kalea dan Fly malah cemberut gitu? Kalian nggak suka satu kelompok sama aku?” tanya Atma, berpura-pura tersinggung.

“Ih, apaan sih. Jangan bikin mood rusak, deh.” Kalea berseru, galak.

Atma seketika mengangkat kedua telapak tangannya, pertanda bahwa ia tidak melakukan kesalahan pada Kalea.

“Kalea sedang kedatangan tamu bulanan, Atma. Jadi, jangan diganggu,” ujar Jess, teman sekamar Kalea.

Atma hanya mengangguk, walaupun ia tidak merasa telah mengganggu Kalea. Hanya saja, perempuan itu memang sedang sensitif saja. Bersamaan dengan Fly yang juga sensitif sebab Gen. Jadilah dua perempuan sensitif yang membersamai Atma.

“Kamu juga lagi tamu bulanan, Fly?” tanya Atma.

Fly menggeleng.

“Kalau begitu senyum, dong. Seenggaknya biar aku ngerasa nggak dibenci,” pinta Atma dengan senyuman lebar.

Walaupun malas, Fly menurut saja. Daripada ia dikira sensitif seperti Kalea.

“Nggak ada yang saling membenci di sini,” ujar Fly.

Atma langsung nyengir lebar ke arah Fly. Kemudian ke arah Kalea yang seketika hampir terkena pukulan perempuan itu.

___ ___ ___

Sebuah mobil sedan mewah terparkir depan posko. Halaman yang sempit membuat lima motor milik para mahasiswa KKN itu berdempetan, agar mobil mewah itu dapat terparkir di sana. Seluruh mahasiswa di posko itu berada di halaman untuk menyambut kedatangan keluarga Gen. Belum genap seminggu mereka menjalankan program, tiba-tiba keluarga Gen malah datang berkunjung. Karena kebetulan, pada beberapa hari yang lalu mereka memang datang ke kota kampus Gen untuk menemui teman lama mama Gen.

Seorang wanita paruh baya yang masih fashionable tampak keluar dari mobil bagian kiri depan. Sukses membuat Fly dan teman-temannya melongo. Bukan apa-apa, penampilannya sangat bertolak belakang dengan prinsip Gen yang memegang teguh ajaran agamanya.

Kemudian, keluar seorang perempuan muda yang lebih bersinar lagi dibanding mama Gen. Sekalipun ia hanya meggunakan kaos polos dengan celana pendek yang juga polos. Dilihat dari mana pun ia memang layak digemari banyak orang. Tubuhnya bisa dibilang idaman semua wanita. Perut rata tanpa tonjolan sedikitpun, kulitnya mulus sekali. Seperti tidak terdapat pori-pori di wajahnya. Di bawah matanya kencang, tanpa lipatan. Begitupun hidungnya. Komedo bahkan malu untuk menapak di sana. Rambutnya lurus dan halus, berwarna cokelat. Dikuncir satu ke belakang.Sederhana tapi terlihat mahal.

Fly melirik Gen. lelaki itu menatap datar seperti biasa. Tidak terlihat antusias dengan kedatangan keluarganya. Malah justru terlihat tidak nyaman. Apalagi setelah melihat mama dan kakaknya sama-sama memperlihatkan lututnya. Itu bukan hanya tidak nyaman bagi Gen yang sebagai keluarganya, tapi juga terhadap warga setempat yang penduduk asli desa terpencil.

“Hai, adikku. Sudah lama sekali kita tidak bertemu,” sapa Krista, kakak Gen yang merupakan seorang aktris.

Yang disapa malah menatap sekitar, memastikan tidak ada warga yang melihat. Karena selain akan membuat posko ramai, mereka juga akan melihat penampilan Krista yang dianggap seksi itu.

Ternyata tidak hanya mereka berdua dan seorang supir, tapi ada dua orang lagi yang keluar dari sana. Semua melongo. Itu adalah bu Nindy dan Chihaya, anaknya. Loh, mereka saling kenal?

Seolah tak peduli dengan kedatangan dosennya, Gen malah maju dan langsung menarik lengan mama dan kakaknya untuk dibawa ke dalam. Semua tampak kebingungan, namun tidak ada waktu untuk itu karena mereka harus segera salim dengan bu Nindy. Entah untuk apa bu Nindy datang, padahal ia bukan dosen pembimbing kelompok ini.

“Fly, di sini kamu rupanya,” sapa bu Nindy sembari membiarkan punggung tangannya dicium Fly.

“Iya, Bu. Kak Chi,” balas Fly sambil tersenyum dan dilanjutkan dengan menyapa Chihaya.

Chihaya balas tersenyum tipis.

Ketiga pejantan itu terpantau tak bergerak. Bagaimana tidak, dua sosok bidadari muncul dalam satu waktu. Satu artis terkenal yang memiliki aura bintang terang, satu lagi sosok perempuan anggun dengan balutan rok panjang berwarna lembut. Ditambah rambut sebahunya yang dibiarkan tergerai dan dilambaikan oleh angin. Gio segera mengelap kacamatanya.

Kemudian, semua masuk ke ruang tengah. Mama Gen dan Krista tidak tampak di sana. Hanya Gen yang berdiri di depan pintu kamar Fly dan Cua.

“Fly,” seru Gen begitu melihat Fly masuk.

“Iya, Gen?” tanya Fly linglung.

“Ini kamar kamu?”

Fly mengangguk.

“Mama sama kakakku ada di dalam. Karena kamu berhijab, pasti punya banyak rok atau celana panjang, ‘kan. Boleh kasih mereka pinjam, nggak. Maaf banget, nih. Aku nggak enak sama warga kalau menampilan mereka kayak gitu,” pinta Gen, dengan wajah memohon.

Padahal tanpa berekspresi seperti itu, Fly pasti mau meminjamkannya dengan senang hati.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!