NovelToon NovelToon
Romansa Dan Kriminal ( Romance And Crime )

Romansa Dan Kriminal ( Romance And Crime )

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Mafia / Time Travel / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:804
Nilai: 5
Nama Author: iqbal nasution

kisah menceritakan kriminal dan persaingan cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode IX : Lake Toba Season 2

Setelah melaju dengan sepeda motor melalui jalan jalan yang berbelok belok."Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang berada di pinggiran aliran air danau toba, dan berjarak sekitar tiga kilometer dari tempat semula. Torang melepaskan tutup mata christian. Setelah tutup matanya terbuka, Christian memandang ke arah bangunan ruko empat lantai, yang berada di depannya.

"Aku lapor ke dalam dulu Torang!, kalian berdua tunggu disini ya!."Kata pria yang berada dibelakang mereka.

Setelah menunggu selama lebih kurang 15 menit. Pria tadi turun bersama dua orang temannya.

"Suruh temanmu masuk Tor!, bos menunggu di lantai dua!."Kata pria itu kepada Torang.

",Sap bang bili!."Jawab Torang.

Torang dan Cristian melangkah masuk kedalam bangunan ruko itu. Bangunan ruko itu sekilas mirip dengan bangunan burung walet. Memang sebenarnya bangunan tingkat empat tersebut dibuat seolah olah menjadi sarang burung walet, tapi fungsi sebenarnya bangunan ruko empat lantai itu adalah sebagai tempat dari para gembong narkoba di area tersebut.

Setelah dua pria yang bersama bili, menggeledah tubuh dari christian dan merasa situasi memang benar benar sudah aman. Mereka segera membawa christian menuju lantai dua.

Disana, terlihat seorang pria berusia 40 tahun sedang duduk sambil menghisap sebatang cerutu,,,.

"Silahkan duduk bang christian."Kata pria itu.

"Terima kasih bang, maaf, nama abang siapa ya?."Tanya Christian.

"Panggil saja saya Lobo."Jawab pria yang bernama Lobo.

"Begini bang Lobo, Torang pasti sudah cerita semuanyakan?."Tanya Christian.

"Benar, anda menginginkan barang itu kan?, apa anda sudah siapkan uangnya."Tanya Lobo.

"Sudah bang lobo."Jawab Christian sambil mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya.

"Kobo mengambil uang itu, dan memanggil anak buahnya yang ada disitu, yang bernama billi untuk menghitung dan memeriksa ke aslian uang yang diserahkan oleh Christian. Selagi anak buah Lobo menghitung uang, mereka berbicara dengan begitu akrab.

Setelah selesai menghitung dan memeriksa kondisi uang dari Christian, Bili menghampiri Lobo dan berkata kedekat telinga bosnya itu.

"Uangnya asli bos, tapi baru setengah dari nominal yang sebenarnya."Katanya setengah berbisik kepada Lobo.

Lobo memandang ke arah Christian.

"Setengahnya akan saya bayar kemudian, atau akan saya transfer melalui mobil banking, tapi saya harus lihat dulu pisik barangnya bang Lobo."Kata christian menjawab tatapan Lobo padanya.

"Oke bang Christian. Bili ambil bendanya!"Perintah Lobo kepada Bili.

Bili segera menaiki tangga, menuju lantai tiga.

Lima menit berselang, Bili turun dengan membawa tas ransel. Dia menyerahkan tas ransel itu kepada Christian.

"Sesuai bang Lobo."Jawab Christian.

"Bili!, panggil torang ke atas!!."Perintah Lobo kepada bili untuk memanggil Torang.

Sementara dalam jarak sekitar 30 meter dari dalam gedung. Dua orang pria dan seorang wanita sedang bersembunyi menunggu instruksi untuk menyerang.

"Linda, kapan waktunya?, sudah 15 menit kita menunggu."Tanya Bernard kepada Linda.

"Kita tunggu instruksi dari inspektur Johan!."Jawab Linda sambil melihat ponselnya.

"Bagaimana caranya Linda!, kau kan tau."Inspektur Johan sedang tidak memegang ponsel, bagaimana ia bisa mengirim pesan kepada kita?, pakai telepati."Kata Lamhot yang melihat Linda terus memandang Ponselnya, menunggu pesan dari inspektur Johan yang menyamar sebagai Christian.

"Kalian belum kenal inspektur Johan, nanti juga kalian mengerti."Sekarang kita tunggu saja jangan banyak bertanya, tolong fokus kawan!."Kata Linda kepada kedua pria intel, yang banyak tanya itu.

"Saatnya bergerak sekarang!."Teriak Linda kepada kedua mitranya.

Mereka berlari bertiga dengan sangat cepat. Lamhot dan Bernard ke arah pintu masuk, sementara Linda menerobos menerjang jendela yang terbuat dari kaca hitam nako dan kayu.

" Door,,,.door,,,,! Door,,!.

Terdengar tembakan dari Linda yang menghancurkan jendela itu. Kemudian melompat kedalam bangunan dengan sangat gesitnya. Linda berhasil melumpuhkan seseorang yang berada dibawah tangga. Sementara Bernard dan Lamhot berhasil melumpuhkan seorang lagi yang berjaga di depan pintu. Dengan cepat Linda membuka pintu utama bangunan agar kedua rekannya bisa masuk.

"Amankan mereka berdua lebih dahulu, baru kalian susul aku ke atas."Instruksi Linda pada kedua rekannya.

"Sudah ku coba transfer Bang Lobo!,tapi gagal!."Jawab Christian bersamaan dengan terdengarnya suara tembakan dari lantai satu.

Lobo dan kedua anak buahnya terkejut. Bili dan Torang, segera berlari menuju lantai satu. Sementara dari lantai tiga, terdengar langkah kaki anak buah Lobo berlari menuju lantai dua.

Lobo menatap ke arah christian yang memandangnya dengan tersenyum. Segera dia raih pistol yang berada didalam lacinya. Namun dia terlempar kebelakang, dan pistolnya terlepas, setelah menerima tendangan dari bawah meja, yang dilakukan oleh christian. Tiga orang pria bersenjata yang berada dilantai tiga sampai di lantai dua. Spontan ketiga orang itu memberondong Christian, dengan senjata serbu yang mereka bawa.

Christian atau nama sebenarnya adalah inspektur Johan. Dia membalikkan meja yang terbuat dari kayu jati, dan menjadikan meja itu sebagai tameng dari serbuan senjata ke tiga pria itu. Linda tiba disana, langsung melesatkan tembakan kepada tiga orang yang menyerang komandannya itu. Anak buah Lobo yang bernama billi berhasil ia tembak hingga tewas. Dia melompat dengan gesitnya melepaskan tembakan ke arah tiga orang itu. Tak lama kemudian, Bernard dan Lamhot tiba disana membantu Linda dan inspektur Johan.

"Bang Johan,,!!!."Teriak Linda sambil mengambil pistol tipe F7 yang terselip di pinggangnya, dan melemparkan senjata itu kepada inspektur Johan.

Johan melihatnya. Dengan gerakan melompat sambil menghindari serbuan dari Lobo, dan ketiga anak buahnya yang lain, pistol berhasil di tangkapnya, dan dalam posisi masih di udara, Johan melesatkan tiga tembakan ke arah para sindikat tersebut. Tembakan jitunya berhasil dengan tepat mengenai sasaran, yang berakibat tewasnya satu orang sindikat, dan melukai dua orang lainnya.

Melihat situasi yang sangat tidak menguntungkan baginya. Lobo coba melarikan diri, dengan menaiki lantai tiga gedung. Johan melihat itu, lalu mengejar bos sindikat itu.

"Kalian berdua bereskan mereka, kamu tunggu dibawah Linda, biar aku saja yang mengejarnya.Kata Johan kepada ke tiga rekannya, yang mencoba ikut dengannya mengejar Lobo.

Lobo berlari menuju lantai empat gedung. Dia melihat johan mengejarnya, dia melepaskan tembakan ke arah johan. Johan membalas tembakannya. Akhirnya kedua orang itu kehabisan peluru. Lobo berlari naik tangga menuju belakang dari lantai empat tersebut. Disana ada sebuah tali tambang yang dipersiapkan untuk melarikan diri ke arah belakang gedung. Lobo dengan cepat menuruni tali itu. Johan melihat Lobo yang sudah hampir mencapai tanah. Tidak ada waktu baginya untuk menggunakan tali tambang yang digunakan oleh lobo untuk turun kebawah.

Johan memutuskan untuk melompat dari lantai empat gedung. Dia melakukannya tanpa berfikir. Lobo terkejut melihat tubuh Johan yang melompat kearahnya, dan memeluknya dengan erat, sehingga mereka terjatuh ke tanah bersamaan. Lobo mengambil pisau dari pinggangnya, dan menyerang Johan dengan gesitnya. johan melayani permainan bos penjahat itu dengan tenang. Setelah melakukan serangan bertubi tubi ke arah tubuh Johan. Johan dengan satu gerakan tendangan berhasil menjatuhkan pisau yang berada di tangan lobo, dan dengan satu tendangan lagi, Johan berhasil membuat sang bandit tersungkur, dan tak mampu melawan.

Bernard, Lamhot, dan Linda tiba di tempat itu. Johan menghampiri bernard, dan mengambil pistol yang terselip di pinggang intel dari simalungun itu. Tanpa melihat ke arah Lobo, sebuah tembakan dari Johan tepat mengenai betis Lobo, yang coba untuk melarikan diri. Lobo terjatuh menahan sakit dikakinya akibat peluru lesatan dari johan bersarang disana,.Johan berjalan ke arah Lobo, dan mengarahkan pistol milik bripda Bernard tepat di kepala Lobo. Peluru pistol siap untuk melenyapkan nyawa si bandit.

"Komandan!, dia sudah tidak berdaya!, kenapa harus dibunuh!."Teriak bripda Bernard yang merasa ngeri melihat aksi komandan mereka itu.

Johan sama sekali tidak memperdulikan teriakan dari bawahannya itu. Dia menarik pelatuk pistolnya, dan menempelkannya di kepala Lobo yang sudah terduduk lemas tak berdaya.

krek,,,krek,,,krek,,,.

Johan melesatkan tiga kali tembakan ke kepala lobo. Semua merasa heran, terlebih bernard. Ia sangat heran, melihat kenyataan bahwa pistol miliknya yang berada di tangan Johan sudah kosong, Padahal bernard sangat ingat jelas, pistol itu baru saja diisinya sebanyak enam peluru, sementara yang ia ketahui bahwa inspektur Johan baru melesatkan satu tembakan ke arah betis Lobo.

"Dimana lima peluru lagi?."Pikir Bernard dalam hati.

Johan berjalan menghampiri bripda Bernard, dan mengembalikan pistol Bernard yang diambilnya tadi, Kemudian berkata kepada polisi muda junior itu.

"Aku sudah menghitung peluru pistolmu Bernard."Jawab johan, sambil menyerahkan lima peluru dalam genggamannya kepada bripda Bernard.

Bernard memandang ke arah lima butir peluru yang sudah berada ditangannya.

"begitu cepat gerakan tangan inspektur johan."Gumamnya dalam hati.

Tak lama kemudian, mereka segera meringkus sindikat, dan barang bukti yang berupa beberapa jenis narkoba, seperi sabu sabu, dan jenis jenis yang lainnya.

Semua misi yang mereka lakukan hari ini sukses. Semuanya berdasarkan strategi yang sudah ada di memori kepala inspektur Johan. Dia memberi perintah kepada bripda Lindawati, agar jangan melakukan tindakan apapun, sebelum menerima pesan darinya. Sebuah kalimat yang membuat bripda Lamhot dan Bernard menjadi bingung. Bagaimana inspektur Johan bisa mengirim pesan, sementara ponsel miliknya berada di tangan anak buah lobo, yang berlama Torang. Moment itu terjadi hanya sebentar. Ketika Lobo menyuruh Bili memanggil Torang yang memegang ponsel inspektur Johan, yang memakai nama samaran Christian. Torang memberikan ponsel kepada Johan untuk mentransfer sisa uang pembayaran narkoba. Dengan kecepatan tangannya, Johan mengirim pesan tanda seru kepada Linda. Pesan dari johan diresponse dengan begitu baik oleh Linda. Dan akhirnya semua berjalan sesuai rencana. Tim detektif yang dikomandoi oleh sang inspektur jenius dan pemberani bernama Johan Riza Syahputra itu, sukses membongkar sindikat narkoba hanya dalam waktu enam hari.

1
Marta Quispe
Thor, kapan update lagi?
iqbal nasution: besok sobat,,
total 1 replies
acc_.xm
Gak bosen
iqbal nasution: trimsa,,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!