Hal yang paling di nantikan bagi wanita lajang yaitu melanjutkan hubungan dengan pria yang ia cintai ke jenjang pernikahan. Louisa dan Morgan, dua insan yang saling mencintai.
Setelah sekian lama berhubungan mereka akhirnya memutuskan untuk menikah. Namun satu hari sebelum pernikahan, Louisa melakukan sebuah kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Ia tanpa sengaja melakukan one night stand dengan pria yang tidak ia kenal. Merasa dirinya tidak pantas untuk Morgan, ia memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka.
Bagaimana reaksi Morgan ketika Louisa membatalkan pernikahan? Sementara segala persiapan pernikahan sudah siap.
Bagaimana reaksi Morgan saat ia tahu Louisa menghabiskan malam bersama musuh bebuyutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda FK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membatalkan Pernikahan
Persiapan pesta pernikahan semua sudah siap, bahkan cincin pernikahan dan gaun pun telah dipersiapkan dari jauh hari. Beberapa hari lagi adalah hari yang paling ia dan Morgan nantikan, hari dimana mereka berdua akan mengucapkan janji suci mereka.
Bayangan membangun rumah tangga bersama Morgan yang selama ini Louisa bayangkan sirna. Louisa kini tidak pantas untuk Morgan yang sempurna baginya.
Hari ini Louisa mengajak Morgan untuk berjalan-jalan mengelilingi kota London. Hari ini Louisa bertekad untuk memutuskan hubungannya dengan Morgan. Ia akan membatalkan pernikahan mereka.
Louisa nampak cantik dengan memakai atasan sabrina dan celana jeans panjang berwarna putih. Rambutnya ia biarkan tergerai begitu saja, Louisa berjalan keluar dari kamarnya. Ia lalu berpamitan kepada Ibu dan Ayahnya yang sedang menikmati sarapan mereka.
"Kamu mau kemana Nak?" tanya Ibu.
"Aku dan Morgan akan keliling kota seharian ini," jawab Louisa mencoba untuk tetap tersenyum.
"Seharusnya kalian jangan kemana-mana, dua hari lagi kalian akan menikah. Kalian tidak boleh kelelahan, jalan-jalan bisa dilakukan setelah kalian menikah," saran Ayah Louisa.
"Hanya sebentar tidak lama, aku pergi dulu!" pamit Louisa lalu berjalan keluar rumah.
"Anak muda sekarang sudah sekali diatur," timpal Ibu sambil menuangkan air minum ke dalam gelas suaminya.
Morgan yang hendak masuk untuk berpamitan kepada kedua orang tua Louisa dicegat oleh Louisa. Ia dengan cepat membawa Morgan kembali masuk ke dalam mobil.
"Aku hanya ingin berpamitan dengan kedua orang tuamu sayang," ucap Morgan ketika Louisa baru saja duduk di kursi sampingnya.
"Sudah, ayo kita pergi sekarang! Kalau pamit ke dalam nanti mereka terus menasehati kita. Tidak boleh ini tidak boleh itu," cerocos Louisa membuat Morgan mencubit gemas calon istrinya itu.
Morgan pun mengikuti permintaan sang ratu, ia melajukan kendaraannya meninggalkan pekarangan rumah Louisa.
Hari ini Louisa menghabiskan waktunya bersama Morgan, mereka seolah sepasang ABG yang baru merasakan jatuh cinta. Keduanya menikmati indahnya pemandangan kota London.
Sebenarnya Morgan merasa ada yang aneh dengan Louisa hari ini. Namun, ia mencoba menepis prasangka buruk yang ia rasa. Hari ini Louisa begitu bersemangat sekali, seolah ia akan pergi jauh meninggalkan Morgan.
"Kamu benar-benar tidak lelah sayang?" tanya Morgan ketika Louisa mengajaknya menaiki bianglala di pusat permainan kota.
London Eye adalah bianglala terbesar di Eropa, Louisa dan Morgan dapat melihat keindahan kota London dari atas ketinggian 135 meter. Morgan memeluk Louisa yang sedang asyik menikmati keindahan kota. Morgan sengaja memesan satu Kavin hanya untuk mereka, sehingga tidak ada orang lain di dalam sana selain mereka berdua.
"Kau menyukainya sayang?" tanya Morgan sambil mengecup pipi Louisa penuh cinta.
"Ya, aku sangat menyukainya," jawab Louisa tersenyum getir.
Hatinya terasa sakit saat ini, ia harus melepaskan Morgan. Ia harus melepaskan semua mimpinya bersama dengan Morgan. Tanpa ia sadari air mata yang sejak tadi ia bendung, akhirnya jatuh begitu saja membasahi kedua pipinya.
Morgan membalikkan tubuh Louisa menjadi menghadap kearah dirinya, benar dugaannya ada yang tidak beres dengan kekasihnya itu. Ia menghapus air mata yang membasahi kedua pipi Louisa dengan kedua ibu jarinya.
"Ada apa sebenernya? Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku sayang?" tanya Morgan selidik.
Louisa menatap wajah tampan kekasihnya, ia mengusap lembut wajah yang selama tiga tahun ini selalu ia puja. Morgan semakin merasa kebingungan melihat Louisa yang seperti ini.
"Mari kita putus," ucap Louisa singkat namun menusuk hati Morgan sangat dalam.
"Kenapa? Mengapa tiba-tiba kamu ingin kita putus? Apa aku memiliki kesalahan?" tanya Morgan membuat Louisa semakin merasa bersalah, lagi-lagi Morgan yang selalu merasa bersalah.
"Kamu enggak salah, aku yang salah bukan kamu," tangis Louisa kembali pecah.
Louisa tidak percaya dengan apa yang ia dengar dari bibir manis wanitanya.
"Lalu bagaimana pernikahan kita? Semua telah dipersiapkan Louisa, jangan bercanda seperti ini enggak lucu," protes Morgan kesal.
"Aku enggak bercanda, mari kita berpisah dan lupakan semua. Maafkan aku...maaf," ucap Louisa membuat Morgan sungguh merasa kecewa.
Pertama kalinya ia merasakan kembali jatuh cinta dan ia kembali merasakan sakit hati. Sakit yang sangat menyakitkan, karena ia dan Louisa sudah membuat mimpi untuk hidup bersama hingga akhir namun semua sirna.
Ketika bianglala berhenti, Louisa pun keluar dari kabin begitu saja meninggalkan Morgan yang masih belum bisa menerima semua ini. Bagaimana tidak? Pernikahan yang sudah ia persiapkan tiba-tiba saja dibatalkan begitu saja.
Mimpi yang mereka buat rumah tangga penuh cinta semua sirna, Louisa membuat hati Morgan hancur berkeping-keping. Morgan lebih memilih di tembak oleh banyak peluru daripada harus merasakan sakit yang seperti ini.
Louisa masuk ke dalam sebuah taksi, malam ini ia harus meninggalkan kota ini. Kota yang penuh dengan kenangan bersama dengan Morgan. Ternyata Louisa sudah mempersiapkan semuanya, ia kini telah sampai di bandara.
Di sana Arumi dan Jessie sudah menunggunya, mereka merasa sangat bersedih ketika mengetahui apa yang menimpa Louisa. Andai malam itu mereka tidak pergi membohongi para pria semua ini tidak akan terjadi.
Flash back on
Sebelum berangkat Louisa menceritakan segalanya kepada kedua sahabatnya. Tidak ada yang bisa ia sembunyikan dari mereka.
Jessie dan Arumi tidak percaya dengan apa yang terjadi malam itu dengan Louisa. Mereka memeluk Louisa, mereka tahu apa yang dirasakan sahabat mereka saat ini.
"Andai aku tidak memaksa mengadakan pesta itu mungkin semua tidak akan terjadi," ucap Jessie merasa bersalah.
"Jangan menyalakan diri kalian, mungkin memang aku dan Morgan tidak ditakdirkan untuk bersama," balas Louisa mencoba tetap tersenyum di depan mereka.
"Kalau kau ingin pergi dari kota ini, pindah lah ke Indonesia. Di sana kau dapat bekerja di perusahaan kakakku dan tinggal di apartemen milikku," ucap Arumi memberikan kartu akses apartemennya di Indonesia.
"Aku akan memesan tiket untukmu agar Morgan tidak tahu kemana kau pergi," usul Jessie.
Louisa merasa bahagia ia memiliki sahabat yang selalu ada saat ia membutuhkan mereka.
Flash back off
Jessie memberikan Louisa tiket dan passpor, ia memeluk Louisa yang saat ini masih saja menangis. Ia tahu apa yang dirasakan oleh sahabatnya saat ini. Tidak mudah melepaskan seseorang yang ia cintai begitu saja. Apalagi mereka sudah merencanakan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Kini giliran Arumi yang memeluk Louisa, ia sangat merasa kehilangan apabila Louisa tidak bersamanya. Sudah beberapa tahun ini Louisa selalu menemaninya dan kini ia harus berpisah dari sahabat somplaknya itu. Ia lalu memberikan semua barang-barang Louisa.
Tak lupa ia merahasiakan semua ini dari suaminya juga. Ia tahu Morgan dan Andrew sangatlah dekat, apabila Andrew tahu kemana Louisa pergi ia pasti akan memberitahu Morgan.
"Hati-hati ya, jangan lupa kabari kami," ucap Arumi.
Setelah berpamitan dengan kedua sahabatnya Louisa pun pergi meninggalkan mereka.
.......
Jangan lupa like komen dan vote bestie 💕 Calangheyo 🤗
ngerasa kehilangan kan
wilona wilona penculikan membawa nikmat ya