Kamu punya pengalaman unik bersama pasangan yang dingin? Katanya, bisa mengakibatkan pilek setiap hari, loh.
Duh, kalau hidung yang pilek boleh lah minum obat, tapi, kalau hati yang terus merasa terabaikan bagaimana?
Yuk, simak kisah Jedar (Jeje dan Darren) dalam menjalani kisah cintanya yang begitu menggemaskan.
Jika suka jangan lupa untuk like dan komen di setiap bab, saranghaeyo 💙
Jangan lupa untuk rate Bintang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jawab Dengan Jujur!
Darren menjatuhkan dirinya ke ranjang, ia mencoba memejamkan mata dan saat sudah terlelap wajah galak Ayah Jeje muncul membuatnya harus segera membuka mata.
"Astaga, mimpinya kok seram sekali," kata Darren seraya menggelengkan kepala.
"Ingat Darren, hubungan bukanlah sebuah permainan, jangan kamu sakiti anak orang," ucapnya pada dirinya sendiri.
"Ya, aku pasti bisa mencintainya, lagi pula dia gadis yang unik karena tidak pernah marah," ucap Darren pada dirinya sendiri.
Lalu, Darren melanjutkan tidurnya dan sampai pagi ia tidak mendapatkan pesan dari Jeje.
Darren yang mengecek ponselnya itu terasa sepi.
"Tumben, Je." Darren kembali meletakkan ponselnya ke nakas, lalu bersiap mandi dan setelah itu, Darren menjemput Jeje.
Sebelum turun dari mobilnya, Darren mengucap bismillah, berharap tidak mendapatkan tatapan tajam dari Pak RT.
Dan Darren yang sudah bertamu pagi-pagi sekali itu diajak sarapan bersama, awalnya Darren sudah menolak dengan halus, tetapi, Pak RT menatapnya dan Darren pun sekarang sudah duduk di kursi meja makan yang sederhana.
Darren melihat nasi dengan telur ceplok dan sambal kecap. Sarapan ala Jeje dan Pak RT yang begitu sederhana.
Semua orang sarapan bersama dan baru kali ini Darren memakan masakan yang sangat sederhana dan apa adanya.
Setelah itu, Darren mengatakan pada Pak RT kalau akan mengajak Jeje untuk berangkat bersama dan Pak RT pun mengangguk.
Seraya menunggu Jeje bersiap, Pak RT yang masih menemani Darren di ruang makan itu bertanya, "Kamu sudah punya pacar?"
Darren menjawab, "Sudah, Pak."
Brak! Suara Pak RT menggebrak meja makan menggunakan dua tangannya dan itu cukup membuat Darren olahraga jantung pagi hari.
"Sudah tau punya pacar, kenapa dekati anak saya?" tanyanya seraya menatap Darren, kumis tebalnya bergerak mengikuti bibirnya yang terus bergerak karena menahan amarah.
"Putri Bapak, saya pacaran sama Jeje," jawab Darren segera dan jawaban itu membuat pria galak yang ada di depannya segera duduk.
"Kenapa tidak bilang," ucapnya.
Darren tersenyum dan Ayah Jeje pun segera bangun, ia berdiri di samping Darren seraya mengusap punggungnya. "Jangan permainkan anak saya!" ucapnya dengan datar, setelah itu, pria yang sudah lengkap dengan pakaian dinasnya itu ke ruang tamu, ia mengetuk pintu kamar Jeje.
Jeje yang sedang duduk di kursi meja riasnya itu bangun. Ia membuka pintu dan bertanya, "Iya, Ayah, ada apa?"
"Cepat sedikit, Ayah sedang banyak pekerjaan," kata Ayahnya dan Jeje pun mengangguk.
Singkat cerita, sekarang, Ayah Jeje pun mengunci pintu rumahnya, ia memperhatikan Darren dan Jeje yang sudah ada di mobil.
Setelah itu, ada dua ibu-ibu yang baru saja berbelanja dan keduanya menggoda Ayah Jeje.
"Wah, Pak RT. Sepertinya, sebentar lagi bakal mantu, nih. Ditunggu undangannya, Pak RT."
Pak RT tidak menjawab dan warga pun menjadi bingung kenapa pria sekaku dan sedingin Pak Somat bisa terpilih menjadi RT.
****
Di jalan, Darren yang sedikit gugup itu melirik pada Jeje yang terlihat sedikit berbeda.
"Je," lirih Darren dan Jeje pun menoleh.
"Iya, ada apa?" tanya Jeje seraya menatapnya.
"Kamu sedikit berbeda, tapi apa, ya?" tanya Darren dan Jeje pun menjawab, "Karena aku pakai maskara?" tanyanya.
"Bukan, setiap hari kamu pakai itu," jawab Darren.
"Karena aku pakai lipstik?" tanya Jeje lagi.
"Bukan." Lalu, Darren menepikan mobilnya, ia memperhatikan Jeje yang membiarkan rambutnya tergerai.
"Karena ini, tumben kamu tidak mengikatnya?" tanya Darren seraya menyentuh rambut Jeje.
"Jangan sentuh," kata Jeje seraya menatap Darren dan Darren mengusap pucuk kepalanya, Darren membawanya ke pelukan dan Jeje menghirup nafas dalam saat mencium aroma wangi tubuh Darren.
Lalu, Jeje melepaskan pelukan itu dan Darren pun bertanya, "Kenapa?"
"Aku takut jatuh cinta terlalu dalam," jawab Jeje seraya menatap ke depan, "ayo, jalan," lanjut Jeje dan Darren menurutinya.
"Je, maaf. Semalam aku bersama teman-teman," kata Darren dan Jeje menjawab tidak apa.
Jeje pun yang tadinya ingin merajuk harus membatalkannya karena Darren begitu manis pagi ini dan sudah menjemputnya.
Lalu, Darren mengatakan kalau ingin memperkenalkannya dengan teman-temannya dan itu membuat Jeje sedikit gugup.
"Beneran, Mas?" tanya Jeje dan Darren mengangguk.
"Tapi, aku malu, apalagi pasti mereka anak orang kaya, aku minder, Mas," kata Jeje dan hatinya menjadi resah.
"Tidak apa, kami tidak melihat status sosial, kamu harus mengenal mereka," ujar Darren dan Jeje pun mengangguk.
Singkat cerita, setelah bekerja, sekarang, Jeje ada di kampus, ia bersama dengan temannya, Arum.
Arum yang mendengar cerita kalau Jeje menjalin hubungan dengan Darren itu segera mengucapkan selamat dan meminta traktirannya.
"Nanti, ya. Tunggu aku gajian," jawab Jeje seraya tersenyum.
"Je, tapikan dia pria kaya, masa kamu tidak mendapat apapun," protesnya.
Dan Jeje segera menoyor kepala Arum, "Astaga, kamu tau aku bukan wanita seperti itu," ucapnya dan Arum pun memeluk Jeje.
"Aku bercanda, Je," kata Arum.
****
Beberapa hari kemudian, sekarang, Darren mengajak Jeje untuk ikut ke rumah Salsa karena di sana Salsa dan akmal sedang membuat acara happy anniversary.
Darren dan Jeje membawa hadiah sebuah lingerie dan itu adalah ide Jeje walau awalnya Darren menolak, tetapi, Jeje memiliki alasan tersendiri yaitu supaya makin mesra atas hubungan mereka dan Darren pun akhirnya mengalah.
Para pria sedang bermain ps dan Jeje hanya bisa melihat dari sofa, ia duduk bersama dengan Salsa yang sedang memangku bayinya.
"Kalian kenal di mana?" tanya Salsa pada Jeje.
Je sendiri bingung harus menjelaskan dari mana, lalu, Jeje menjelaskan awal mula bertemu hingga saat Darren harus tertusuk oleh preman.
"Oh, jadi kamu orangnya yang sudah merepotkan Darren," ucap Salsa, ia terlihat sangat tak menyukai Jeje dan Jeje hanya diam.
Dalam hati, Je sangat ingin segera pulang, ia tidak betah, merasa kalau itu bukanlah tempatnya.
Lalu, Salsa kembali mengajaknya bicara, "Kamu tau Darren, dia sebenarnya mencintai sahabat kami, Rossi namanya."
"Maaf, Rossi hanya masa lalu, dia adalah mantan Mas Darren," jawab Jeje seraya menatap Salsa.
Salsa segera membuang wajahnya, ia kembali mengingatkan tentang Rossi, "Mereka bukan mantan, karena perasaan mereka belum selesai."
Mendengar itu, Jeje segera bangun dari duduk.
"Mas, aku mau pulang," kata Jeje pada Darren dan Darren yang sedang serius itu menjawab, "Bentar, Je. Tanggung."
Dan Jeje tidak lagi menunggunya, ia keluar sendiri dan Jeje merasa sedih.
Lalu, Justin memberitahu Darren.
Plak! Justin memukul lengan Darren.
"Apa, sih?" gerutu Darren dengan tetap tanpa menoleh.
"Jeje pergi, tuh!" kata Justin.
"Astaga, anak itu!" gerutu Darren seraya bangun dari duduknya, ia menyambar jaketnya, lalu, Darren mengejarnya.
Darren yang melihat Jeje sudah keluar dari pagar itu berjalan cepat dan menahan lengan Jeje.
"Bisa sabar, tidak?" tanya Darren dan Jeje melepaskan tangannya.
"Kamu masih cinta, kan, sama Rossi?" tanya Jeje dan Darren terdiam.
Jawaban apa yang akan Jeje dapatkan?
Dukung authornya, ya. Dengan like dan komen, jangan lupa difavoritkan juga, ya.
Yang baik hati boleh kasih bintang lima dan vote/giftnya. Terima kasih yang sudah mendukung.
Ilihhh aki" menganggu aja .. orang yg mau merasakan gejolak yg selama setahun lebih ngk dirasakan....
sabar. derren tuh Jeje udah kasih kode bt nanti malamm pasti di servis dg Baik dahh😂😂😂😂
lahhh udah tamat .... blm puas sihh episode derren Jeje tp ... ok lahhh..semangat berkarya Othorrrr....❤️❤️❤️❤️