I Want Happy Ending

Sebuah mobil pajero hitam yang di kendarai Delano mendarat tepat di perkarangan rumah mewah milik Athena.

Delano keluar dari mobil dan hendak berjalan menuju pintu utama, namun langkahnya terhenti saat matanya melihat seorang gadis cantik tengah duduk di ayunan.

Ia memandangi setiap lekuk tubuh gadis itu, wajahnya yang cantik membuat Delano tak mampu berkedip.

"Hai...", Athena melambaikan tangan ke arah pria yang baru saja keluar dari mobil itu, ia terlihat sumringah saat mengetahui pria tersebut adalah Delano.

"Maaf sudah membuatmu menunggu lama", Ucap Delano ketika melihat Athena sudah tepat berada di hadapannya.

"Gapapa, aku suka menunggu...", Ucap Athena dengan wajahnya yang terlihat berbinar.

"Ayo masuk!", Delano meminta Athena untuk segera masuk ke dalam mobil miliknya.

Athena memasuki mobil itu sambil tersenyum manis, gadis itu sangat bahagia karena bisa menghirup udara bebas setelah bertahun-tahun terkurung di ruangan rumah sakit.

Delano sengaja mengemudikan mobilnya dengan pelan, ia ingin gadis yang saat ini bersamanya tetap aman dan tidak terluka sedikitpun.

"Hari ini kita kemana?", Tanya Athena yang terlihat begitu antusias.

"Aku ingin mengajakmu ke tempat kerjaku", Jawab Delano dengan tenang, ia tetap fokus melihat jalan.

"Kamu udah dapat pekerjaan?", Tanya Athena.

Athena sempat berpikir bahwa Delano kesulitan mendapat pekerjaan karena ia sempat menjadi mantan narapidana.

"Udah dong!"

"Aku senang mendengarnya", Ucap Athena jujur.

"Eh tau gak?"

"Apa?"

"Aku pikir kamu akan kesulitan cari pekerjaan, jadi aku sempat bilang ke ayah untuk mencarikan kamu pekerjaan", Jelas Athena membuat Delano tersenyum senang karena Athena terlihat begitu peduli dengan hidupnya.

"Terima kasih sudah peduli denganku Athena..."

"Kalau kamu ngerasa pekerjaannya berat terus gajinya sedikit, kamu keluar aja oke!"

"Haha iya, nih kita udah sampai", Seru Delano berhenti tepat di depan sebuah perusahaan fashion terbesar yang ada di Indonesia.

Mereka menaiki lift menuju lantai 4, sesampainya di lantai 4 Delano membawa Athena memasuki sebuah ruangan yang terletak di bagian paling ujung.

Ruangan tersebut sangat besar dan bagus sehingga membuat Athena terpukau melihatnya.

"Ini ruangan kamu?", Tanya Athena tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Iya", Jawab Delano tersenyum ke arah gadis itu.

"Mulai besok, aku yang akan memimpin perusahaan ini...", Ucap Delano dengan bangga.

"Kamu berbohong!", Tuduh Athena yang masih tidak mempercayai omongan Delano.

"Hahaha kenapa kamu menuduhku berbohong, perusahaan ini adalah milik ayahku, setelah ayahku meninggal ibuku yang menjalankan perusahaan ini sampai aku dewasa, sekarang aku sudah dewasa dan aku yang akan mengambil alih semuanya...", Jelas Delano berusaha meyakinkan Athena.

"Seharusnya kamu sudah tau, bukankah dulu kamu yang mengatakan kalau kamu mengajakku kencan karena aku orang kaya"

"Tapi aku nggak tau kalau kamu se kaya ini", Athena masih terperangah ketika mengetahui siapa Delano yang sesungguhnya.

"Kamu suka?", Tanya Delano merangkul Athena tiba-tiba.

Athena mengangguk, sejujurnya Athena tidak menyukai Delano karena apa yang ia punya, ia memilih Delano karena memang Delano yang ia mau.

Tidak peduli seberapa kaya pria lain, dia akan tetap memilih Delano.

"Kamu mau ku ajak bertemu dengan ibuku?", Tanya Delano.

"Kapan-kapan aja, aku masih belum berani...", Athena menolak karena ia masih takut dan gugup.

'Bagaimana jika setelah bertemu dengan ibu Delano hubungannya semakin renggang? Bagaimana jika ibu Delano tidak menyukainya dan menyuruh Delano untuk menjauhinya' Pertanyaan yang menakutkan itu tiba-tiba saja terlintas di benaknya.

Athena sangat tidak ingin hal itu terjadi.

"Baiklah tidak apa-apa, aku tidak akan memaksamu, kita pelan-pelan saja", Papar Delano yang mengerti bahwa Athena mungkin belum siap untuk melangkah lebih jauh bersamanya.

Dengan rasa ragu Athena mengungkapkan sesuatu yang mengganjal di pikirannya.

"Kalau kamu jadi bos, berarti kamu punya sekretaris?", Tanya Athena dengan tampang memelas.

"Iya"

"Cewek?", Tanya Athena lagi.

"Iya!", Delano menjawab jujur pertanyaan Athena.

"Ceweknya cantik?", Tanya Athena lagi.

"Enggak!", Jawab Delano dengan mantap.

"Enggak cantik tapi seksi?", Selidik Athena membuat Delano geleng-geleng kepala.

Delano menyadari bahwa saat ini Athena tengah cemburu.

"Iya bisa jadi", Jawab Delano sehingga membuat Athena kesal.

"Ih kamu marah?", Tanya Delano ketika melihat Athena memanyunkan bibirnya.

"Kenapa nyari yang seksi! Dasar mesum...", Athena memarahi Delano dan menjewer telinga pria itu sehingga membuat ia meringis kesakitan.

"Yasudah aku pecat dia, terus kamu yang jadi sekretarisku?", Delano berusaha membujuk Athena agar ia tidak lagi marah kepadanya.

"Enggak usah deh, dengan begitu sama aja aku kaya matiin rejeki orang!", Ucap Athena.

"Oke berarti sekarang udah clear ya, kamu gak boleh ngambek atau marah lagi sama aku!"

"Iya, tapi kok bisa nya sih nyari yang seksi", Athena masih mengungkit dan masih merasa tidak rela.

"Jangan bilang kamu nuduh aku bakalan aneh-aneh?", Terka Delano yang langsung di iyakan oleh Athena.

"Iya kan aku takut, nanti kamu macem-macem sama sekretaris kamu. Nanti kamu di goda gimana, terus lupa sama aku", Athena mencoba mengungkapkan apa yang ia takutkan.

"Ini bukan cerita novel sayang. Kamu kebanyakan baca novel dewasa nih..." Tuding Delano sambil mencubit pipi gadis itu.

"Enggak cuman di novel kok, banyak juga kejadian di dunia real kaya gitu", Ucap Athena.

"Aku janji gak akan tergoda!" Delano mengarahkan jari kelingkingnya.

"Oke kamu dah janji nih ya, ingat kamu sudah ku boking jauh hari", Kecam Athena yang tidak ingin kehilangan pria yang sudah ia sukai semenjak SMA.

"Iya janji cantik...", Jawab delano.

***

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, Delano mengajak Athena untuk pergi ke suatu tempat.

Tempat di mana ia akan mengungkapkan segala perasaan yang selama ini ia sembunyikan.

Di tempat itu, ribuan lilin sudah menyala dengan indah membentuk sebuah hati dan juga nama Athena.

Tidak hanya itu, taburan bunga mawar juga tersebar di sepanjang jalan menuju meja makan yang di penuhi hidangan berlimpah kesukaan Athena.

Selain itu, Delano juga menghadiahi Athena sebuah boneka robot yang dapat berbicara agar Athena tidak lagi kesepian saat ia tidak berada di sampingnya.

Malam itu Delano mengingat dengan jelas wajah Athena yang tersenyum bahagia.

"Aku sempat berpikir bahwa kisah cintaku tidak seindah novel romance, tapi ternyata aku salah. Kamu jauh lebih baik dari tokoh pria yang pernah aku baca di novel romance", Ucap Athena tulus.

"Aku mencintaimu Athena... Sangat-sangat mencintaimu..."

"Akhirnya aku mendengar langsung dari mulutmu", Ujar Athena begitu senang mendengar Delano mengatakan bahwa ia mencintainya.

"Kamu tahu, aku sudah memendam cukup lama perasaanku"

"Aku lebih lama!", Bantah Athena.

"Aku sudah mencintaimu jauh hari sebelum kamu mengajakku berkencan", Ucap Delano yang tentu saja tidak di percayai oleh Athena.