Six Sence In Love

...Suara ayam berkokok telah berbunyi menandakan hari sudah berganti pagi. Diatas pembaringannya Bayu mulai membuka matanya, seluruh tubuhnya terasa nyeri tulang-tulangnya serasa remuk. Ia memaksakan dirinya bangkit dan menuju kamar mandi, ternyata disana sudah ada Sekar yang telah lebih dulu tiba. Tak ingin ada kegaduhan pagi ini, Bayu berbalik arah menuju dapur ia mencuci wajahnya di wastafel pencucian piring membuat sang ibu menggelengkan kepalanya....

..."Sudah bangun kamu Bayy?" Tanya sang ibu. "Kenapa ndak sekalian ke kamar mandi aja?"...

..."Ada Sekar bu, baru masuk dia."...

..."Oh ya sudah kalo begitu."...

...Sang ibunda pun melanjutkan pekerjaannya di dapur sementara Bayu mengambil gelas dan mengisinya dengan air minum kemudian meneguknya, ia pun duduk di kursi meja makan....

..."Bayy semalam kamu kenapa?"...

..."Aku ga apa-apa bu. Semalam itu aku.... " Kemudian Bayu menceritakan semua kejadian yang telah menimpanya, ibunda Bayu pun hampir menitikan air matanya. la berharap semoga Bayu bisa terbebas dari belenggu itu, kapankah ini akan berakhir? Begitulah suara hati ibunya Bayu.......

...----------------...

...Setelah sarapan Bayu dan Sekar pergi ke tempat mereka bekerja, karena keadaan tubuh yang tidak fit tak terasa pada jam istirahat Bayu malah terlelap di Depot....

..."Mas Bayu tolong bantu aku... "...

...Pinta seorang wanita yang sangat cantik, rambutnya ikal curly bergelombang memakai mahkota berukuran kecil. Kulit wajahnya putih berseri hidungnya mancung matanya bersinar berwarna coklat serta bibir merah muda alami tanpa pewarna membuat Bayu terpesona....

...Dengan mengenakan gaun berwarna putih tulang berenda yang terlihat sederhana wanita itu mendekat pada Bayu. Ia memohon kepada Bayu, bola matanya berkaca-kaca kedua telapak tangannya menangkup mengisyaratkan permohonan....

..."Mas Bayu tolong bantu temukan aku, rumahku sudah akan roboh. Aku tak tau lagi akan kemana."...

......Bayu yang melihatnya pun menjadi iba, ia sadar bahwa wanita itu bukanlah wanita biasa.......

..."Tapi bagaimana caranya aku membantumu?"...

...Wanita itu pun memegang tangan Bayu. Splassshhh rentetan kejadian bak tayangan sebuah film terlihat sangat jelas menunjukan sebuah jalan dan berakhir disebuah pekarangan berisi rumah tua dengan halaman yang dipenuhi ilalang disana ada beberapa pohon dan sebatang pohon kelapa yang kurus tinggi usianya mungkin sudah tua karena dedaunannya pun sudah agak kering, terlihat beberapa butir buah kelapa masih berada ditempatnya namun ada satu yang sangat mencolok karena sudah sangat kering sendiri....

..."Disanalah aku berada mas, aku mohon bawa aku. Sudah cukup lama aku menunggu seseorang menemukanku namun tak ada yang datang kesana, aku takut jika tempat bernaungku roboh aku akan hancur berkeping-keping."...

..."Tapi kau mau kubawa kemana sedangkan aku saja tidak tau tempat seperti apa yang bisa menjadi rumahmu." Kata Bayu mempertanyakan keinginan wanita itu....

..."Maafkan aku, temukan saja dulu diriku disana. Aku mohon."...

..."Baiklah, sore ini aku akan pergi ketempat itu."...

...Wanita itu pun beringsut mundur semakin jauh dan menghilang....

...Bayu pun terbangun dari tidurnya, ia menghela nafas pendek menggerakkan lehernya ke kanan dan ke kiri mencoba meregangkan otot-ototnya. Di otaknya terekam memory lokasi tersebut....

...Tak terasa waktu pun berlalu, sang senja telah menampakkan sinarnya. Bayu berharap tempat yang akan ia tuju bukanlah tempat yang jauh, karena ia sudah lelah dengan keadaan tubuh yang kurang sehat....

...la terus saja berkendara seperti digerakkan, motor dan otaknya sangat terkendali bahkan dalam waktu yang tak seberapa lama ia pun telah sampai di tempat tujuan. Bayu menghentikan kendaraannya tepat di depan pekarangan tersebut, pandangannya mengitari mencari yang ia tuju. Ia berdecak sebal, karena ternyata dia sudah disambut oleh beberapa penghuni lawas disana. Apakah Aku harus bertarung lagi? Pikirnya, namun tidak demikian para penghuni itu hanya melewatinya meskipun ada beberapa yang melihat sinis terhadapnya....

...Bayu melangkah masuk kedalam pekarangan tersebut, ilalang yang setinggi pinggang ia terobos dan anehnya sekumpulan ilalang tersebut seperti terbelah ketika Bayu akan melewatinya menuntun langkah Bayu ke sebuah pohon kelapa tua itu....

...Bayu berdiri di depan pohon kelapa itu, ia mendongak melihat sebutir kelapa yang kering itulah tujuannya. Tanpa ragu ia menaiki pohon tersebut yang terasa sangat rapuh ia pijak. "Ya Gusti lindungi aku, aku hanya berniat menolong sesama makhluk ciptaanMu," batin Bayu....

...Akhirnya Bayu mendapatkan apa yang ia cari, sebutir kelapa kering. Bayu pun pergi dari tempat tersebut, ia terus melangkah tak ingin mencari masalah lain ditempat itu. Untung saja para penghuni lawas itu hanya memperhatikan saja tanpa ada gerakan yang mencurigakan sampai tiba-tiba sesuatu keluar dari rumah tua itu....

..." Hei bocah, apa yang kau bawa!!" Sesuatu berwujud nenek tua berseru pada Bayu....

..."Oh maaf aku diminta membawa ini pergi dari sini." Kata Bayu mengangkat lengan yang membawa sebuah kelapa kering....

..."Hmmmm baiklah tapi kau harus membukanya disini." kata nenek itu....

...Hari beringsut gelap, Bayu tak membawa apapun untuk mengelupas kulit kelapa itu. Akhirnya dengan giginya ia menguliti kulit kelapa itu, anehnya Bayu tak merasakan kesusahan sama sekali. Kelapa itu pun sudah terkuliti dengan bersih tersisa tempurung kelapa yang harus ia belah tanpa menyakiti yang ada di dalamnya. Dengan satu doa, tempurung kelapa itu pun terbelah dengan sendirinya yang menampakkan sebutir batu mustika kelapa berwarna putih tulang....

..."Bawalah batu itu, dia Nyimas Wulandari." Kata nenek misterius tersebut kemudian nenek itu pun berbalik masuk kedalam rumah tua....

...Bayu mengambil batu itu, ia melihat ada retakan sedikit disana ia kemudian mengantongi di saku jaketnya. Bayu pun pergi dari tempat itu, tetapi ia merasa perjalanan pulang mengapa terasa sangat jauh tak seperti saat pergi tadi....

...----------------...

^^^bersambung^^^