NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Daddy

Mengejar Cinta Daddy

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Setelah tau jika dia bukan putri kandung Varen Andreas, Lea Amara tidak merasa kecewa maupun sedih. Akan tetapi sebaliknya, dia justru bahagia karena dengan begitu tidak ada penghalang untuk dia bisa memilikinya lebih dari sekedar seorang ayah.

Perasaannya mungkin dianggap tak wajar karena mencintai sosok pria yang telah merawatnya dari bayi, dan membesarkan nya dengan segenap kasih sayang. Tapi itu lah kenyataan yang tak bisa dielak. Dia mencintainya tanpa syarat, tanpa mengenal usia, waktu, maupun statusnya sebagai seorang anak.

Mampukah Lea menaklukan hati Varen Andreas yang membeku dan menolak keras cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MCD 8

"Okey, materi untuk hari ini cukup sampai di sini dulu."

Yes !! Lea bersorak senang dalam hati begitu sang dosen menyudahi materi kuliah yang disampaikan nya.

Bukan karena mata pelajarannya yang membuat Lea bosan dan ingin segera menyudahinya, tapi karena dosennya tidak asik dan tidak profesional. Cara mengajarnya sangat template dan cukup membosankan. Selain itu, si dosen kerap kali datang terlambat dan terkadang korupsi waktu. Entah mengapa dosen seperti itu bisa mengajar di universitas paling terkemuka di kota ini.

Pandangan Lea menyisir ke sekitar ruang kelas. Satu persatu orang-orang meninggalkan kelas hingga menyurut, dan kini hanya menyisakan dirinya seorang di kelas itu.

Dirogohnya benda pipih di dalam tas. Dia akan mencoba menghubungi Varen kembali. Namun lagi-lagi, dia harus menelan ludah kecewa karena Varen tak kunjung menerimanya.

Lea membuang nafasnya kasar. Dia bergumam dengan kesal." Baiklah, Daddy. Sepertinya aku harus temui Daddy. Awas saja kalau Daddy sengaja tidak mau mengangkat telpon ku." Setelah berkata itu, Lea segera mengemasi barang-barangnya.

Lea paling tidak sanggup jika diabaikan oleh pria itu. Minimal tiga jam sekali mereka harus saling berkirim kabar dan saling memberitahu aktifitas masing-masing. Hal itu sebenarnya sudah menjadi kebiasaan ayah dan anak itu, dan sudah dilakukan sejak Lea duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Sebelum turun ke lantai dasar, Lea menyempatkan diri mampir ke kantin sekedar untuk menghilangkan dahaga di kerongkongannya.

Begitu masuk, dia terdiam saat sorotannya tak sengaja menangkap tiga orang gadis yang sedang mengobrol diselingi tawa.

Melihat tawa nyaring Clara emosi Lea mendadak naik. Tangannya mengepal di kedua sisi mengingat perbuatan jahatnya terhadapnya tadi pagi.

"Ck. Kau bahagia karena kau pikir telah berhasil menindas ku, Clara?" Lea menyeringai.

Byuurr...

Shiiiiit !!! Pupil mata Clara seketika melotot besar seakan hendak melompat dari kelopak matanya. Dia amat sangat shock ketika kepalanya diguyur dengan jus alpukat secara tiba-tiba oleh entah siapa. Tapi begitu dia berdiri dan melihat ke belakang, mata nya kembali melotot besar karena terkejut setelah tau siapa yang telah berbuat kurang ajar padanya.

"Kau !!!" Pekik Clara.

Begitu pula dengan Vania yang tak kalah terkejut melihat kepala Clara yang kini dipenuhi oleh jus alpukat ulah Lea. Entah dari mana datangnya anak itu tiba-tiba saja ada di belakang Clara.

Tapi tidak bagi Mia yang seakan bersikap biasa saja melihat kejadian itu. Bahkan, Mia menyantap makanannya dengan tenang.

"Fu ck you, Lea !" maki Clara dengan dada naik turun dan sorot mata yang begitu nyalang karena amarahnya memuncak.

Lea tersenyum tipis. Dengan santainya, dia bersedekap dada dan berkata," well. Ini tidak sebanding dengan apa yang sudah kamu lakukan padaku, girl. Masih untung hanya ku siram dengan air jus, bukan kotoran dari septic tank."

"Apa maksud mu?" Tanya Clara yang pura-pura tak mengerti. Tapi ekspresi wajahnya tak bisa membohongi Lea jika gadis itu sedang berusaha menyembunyikan kegelisahannya.

"Jangan pura-pura be go deh. Kamu kan yang menyuruh pak Marzuki untuk menyekap ku di gudang yang penuh dengan binatang menjijikan?" ujar Lea santai tapi sangat mengejutkan bagi Clara dan Vania.

"What !!" pekik Vania yang tak tahu menahu soal ini. Lalu, gadis itu melihat pada Clara." Apa itu benar, Clara?"

"Tidak. Dia bohong. Aku tidak melakukan nya. Jangan asal fitnah kau, Lea." Tentu saja Clara mengelak, dan gadis itu malah balik menuduh Lea memfitnahnya.

"Aku akan melaporkan kamu ke polisi atas pencemaran nama baik dan atas tindakan kurang ajar mu ini padaku.

Mendengar ancaman Clara yang sok benar itu seakan menggelitik perut Lea. Dia tertawa.

"Oh ya ? silahkan saja. Paling kamu sendiri yang akan masuk bui karena aku akan memberikan bukti-bukti yang kuat atas kejahatan mu padaku," ujar Lea dengan percaya diri. Jelas dia akan menang dengan bukti-bukti kongkrit yang dia miliki. Meski dia tau orang tua Clara dari pihak laki-laki seorang pengacara yang cukup terkenal di kota itu.

Clara terdiam dengan mulut sedikit terbuka. Dia benar-benar tak menyangka, Lea tak hanya berhasil keluar dari penyekapan tapi juga katanya punya bukti kejahatannya. Apakah itu benar?

"Ck, kau pikir aku percaya?"

"Kamu mau lihat salah satu buktinya?" Lea segera mengambil ponselnya lalu memutar sebuah rekaman. Sebuah rekaman yang berhasil dia rekam saat menginterogasi tukang kebun.

Tadi setelah dari ruang IT, Lea langsung menghampiri pria yang bersangkutan. Setelah di desak dan sedikit ancaman, pria itu akhirnya mengakui perbuatannya.

"Benar, non. Sa-saya disuruh nona Clara untuk menyekap non Lea di gudang yang sangat jarang di masuki orang."

"Berapa bayaran yang anda terima dari Clara?"

"Se-sepuluh juta."

"Ck. Demi uang sekecil itu anda tega hendak melayangkan nyawa saya."

"Sa-saya mohon maaf non. Sa-saya butuh uang jadi saya terpaksa menuruti keinginan non Clara."

Setelah suara rekaman itu selesai di putar, Lea melihat pada Clara yang saat ini wajahnya telah berubah tegang.

"Ini baru satu bukti. Aku masih punya bukti yang lain." Lea tersenyum puas.

"Ya tuhan, Clara....." Vania membekap mulutnya, tak menyangka jika Clara akan berbuat sejauh itu. Selama ini mereka memang sering usil pada Lea, tapi tak sampai berbuat hal-hal yang bisa membahayakan nyawa gadis itu apalagi niat membunuh.

Sementara Clara yang saat ini jadi tatapan semua mata seolah menghakiminya hanya mampu mengumpat kesal dalam hatinya. Sial, sial....Bagaimana mungkin anak sialan ini bisa lolos? dan punya bukti-buktinya? Marzuki ...awas saja kamu.

"Dengar, Clara !! sekali lagi kamu membuat masalah denganku, aku tidak akan segan-segan menyeret kamu ke jalur hukum dengan bukti ini dan rekaman cctv." Setelah memberi peringatan pada Clara, Lea bergegas pergi meninggalkan ketiga gadis tersebut begitu saja. Rasa dahaga seketika lenyap setelah puas membuat Clara tak berkutik.

Kini, dia memiliki senjata ampuh sebagai ancamannya terhadap Clara, agar gadis itu tak lagi mengganggu hidupnya.

Dengan menggunakan jasa Taxi, Lea nekat mendatangi sebuah gedung berlantai tujuh. Dia datang lagi ke gedung itu setelah dua tahun tak pernah menginjakkan kakinya di sana dengan sebuah alasan.

Tak ada yang berubah, hanya sedikit tataan teras gedung tersebut terutama bagian pintu utama. Dulu pintunya manual, tapi kini sudah menggunakan sensor dan otomatis pintu yang berupa kaca besar itu bisa terbuka dengan sendirinya.

"Maaf, nona mau kemana?" security jaga mendekati Lea ketika Lea baru saja naik ke teras gedung tersebut.

"Masuk. Kenapa?" jawab Lea dengan sikap bossy. Tak salahkan dengan sikapnya karena kantor itu milik Daddy nya jadi ya miliknya juga. Seperti yang sering kali Varen katakan padanya 'apapun yang Daddy miliki milik mu juga, Lea'.

"Tapi mohon maaf sebelumnya. Nona ada keperluan apa dan mau bertemu dengan siapa?" tanya security itu lagi.

"Anda security baru?" Lea balik bertanya dengan nada kesal.

"Dari mana nona bisa tau?"

"Ya tau dong. Jika anda pekerja lama tentu anda akan mengenal siapa saya."

"Ada apa ini?"

Suara yang bersumber dari arah samping mengalihkan perhatian kedua orang yang sedang sedikit berdebat itu.

"Tuan Rey !!" Security itu sedikit membungkuk saat menyapa.

Tapi, Rey tak menghiraukan. Tatapan nya tertuju pada gadis kecil yang tampak imut dan manis di depannya.

Lea menyisir penampilan Rey dari wajahnya sampai kakinya. Pria ini terlihat masih muda dan lumayan tampan. Tapi siapa dia? benak Lea bertanya.

Rey memilin dagunya tanpa melepas tatapannya dari gadis muda dan imut yang entah siapa. Dia bertanya dengan penasaran." Maaf anda siapa nona? dan apa keperluannya?"

"Justru saya yang harusnya bertanya. Anda sendiri siapa? apakah anda orang baru juga di sini?" Lea balik tanya. Karena dia baru pertama kalinya melihat pria itu ada di kantor Varen.

Kening Rey berkerut." Anda tau saya orang baru ?"

"Yeah. Karena kalau anda karyawan lama tentu anda akan tau siapa saya."

"Jadi anda ingin tau siapa saya?"

"Sebenarnya tidak penting bagi saya untuk tau siapa anda. Karena kedatangan saya kemari untuk bertemu dengan bos anda bukan untuk berkenalan dengan anda. Jadi, anda jangan percaya diri."

Rey menahan tawanya yang ingin meledak mendengar kata-kata Lea yang penuh percaya diri itu. Siapa juga yang ingin berkenalan dengan gadis ingusan sepertinya pikir Rey.

"Jadi anda ingin bertemu dengan Tuan Varen?"

"Nah, itu anda tau. Permisi.."

"Nona !!"

Langkah Lea berhenti dan berbalik dengan tampang cemberut." Mau apa lagi?"

"Saya hanya ingin memberitahu anda kalau Tuan Varen sedang ada meeting di luar. Beliau tidak ada di kantor."

"Apa ada pesan yang ingin anda sampaikan pada beliau? biar nanti akan saya sampaikan pesan anda." Rey segera menyambung kalimatnya begitu melihat raut sedih gadis imut yang entah siapa bos nya. Adiknya kah? atau Keponakan nya barang kali.

Lea hanya menghela nafas dengan perasaan bingung.

"Tapi mohon maaf sebelumnya. Boleh saya tau siapa nama nona dan hubungannya dengan Tuan Varen?"

"Okey. Bilang padanya kalau Lea Amara, calon istrinya datang dan mencarinya. Permisi !!"

WHAT !!

1
💥💚 Sany ❤💕
Ayo Varen.... jangan sampai Kea napa2.
💥💚 Sany ❤💕
Waduh Lea.... napa bisa kamu mau ja ikut cowok yg gak kamu kenal?. Moga ja dia gak jahat, meskipun dia bawa kamu ketempat laknat
💥💚 Sany ❤💕
Lea salah paham ma Varen, begitulah kalo mendengar sesuatu setengah-setengah. Jadinya gagal paham. Ujian buat Varen ni, banyakin sabar ya Varen....
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
waduh 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bukan calon tapi mantan 🤭🤣
🤩😘wiexelsvan😘🤩
daddy varren buruan jemput lea takutnya laki" itu punya niat buruk ma lea 😉😉
🤩😘wiexelsvan😘🤩
tepok jidat daddy varren menghadapi tingkah laku lea yg random nich thorrr 😅😅😅
🤩😘wiexelsvan😘🤩
Lea pakai baju kurang bahan yaaa 😁😁
mb july pinter banget pilihin bajunya 🤭🤭
awas adja nyar kena semprot daddy varren lhooo🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
bersiaplah Rey 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🌻
betul 🤭
Nar Sih
untung varen udah ngk sama,,selly lgi ,yg jls,,perempuan nakal
💥💚 Sany ❤💕
Moga setelah ini si Selly gak cari masalah ma Lea n melupakan niatnya buat deketin Varen.
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata si Selly itu jualan, mengerikan...., jangan sampe dech Varen ma dia. Rey emang gak tau pekerjaan sampingan sepupunya?.
Nar Sih
lanjutt kak,bingung mau komen apa
💥💚 Sany ❤💕
Sakit kepala Varen mikirnya 😅😅😅😅
💥💚 Sany ❤💕
Varen selalu gak bisa ngebantah Lea.
💥💚 Sany ❤💕
Padahal tadi pingin banget tau reaksi Varen pas lagi liat hasil CCTV.
💥💚 Sany ❤💕
Kali ini iman Varen benar-benar di uji 😂😂😂. Lea emang gak ada lawan
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣 bisa-bisanya pakaian kurang aneh yang dibeli. Cari masalah ne sekretaris nya 😁
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata stok sabar Varen banyak juga ya 😁😁.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!