NovelToon NovelToon
My Chosen Wife

My Chosen Wife

Status: tamat
Genre:Tamat
Popularitas:11.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Putritritrii

Lanjutan Dari Novel Terpaksa Menikah. Sebelum membaca kisah dari Anak - Anak Raka dan Eva beserta sahabatnya. Mohon di baca untuk Season pertamanya.


Sebelum ke sini tolong baca dulu Terpaksa Menikah.

Memilih pasangan yang pas, seperti sang mama adalah keinginginan Rava Atmadja. Banyak keinginan yang ia dasari dari kisah cinta papa dan mamanya, yang bersatu karena sebuah kesalahan. Kesalahan yang menurut sang papa dan juga mamanya, adalah berkat dan kebahagiaan dengan hadirnya, Rava di kehidupan mereka.

.
Karena di Jodohkan oleh sang mama dengan anak sahabatnya, Rava mencoba untuk lari dari kenyataan. Dan berusaha untuk memilih yang terbaik antara pilihan sang mama dan juga pilihannya sendiri. Mari baca dan berikan dukungan kalian. Terima Kasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putritritrii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MPA : PERDULI

"Kauuuu!."

Alice tak kalah kagetnya dengan Rava, dengan wajah yang meringis menahan sakit, ia tak memperdulikan kagetnya, ia mencoba untuk bangkit berdiri.

“Aghhhh…”ucap Alice menahan rasa sakitnya dan tidak bisa untuk berdiri.

Rava yang melihat Alice, langsung saja tanpa segan untuk membantunya. Di lihatnya Alice susah untuk berdiri.

“Apa kakimu terluka?” tanya Rava, seraya melihat ke arah kaki Alice.

“Tidak tahu, Tuan.”  Balas Alice.

“Ayo saya bantu jalan.” Rava memapahnya, tetapi Alice menolak.

“Tidak usah Tuan.” Balasnya dengan membuat jarak pada Rava.

Dengan cepat, Rava menarik tubuh Alice, lalu menggendongnya.

“Tuan… Tolong jangan begini, Turunkan saya.” pinta Alice.

Rava tetap berjalan ke arah rumahnya, ia tidak perduli dengan suara Alice yang membuat kepalanya pusing. Alice tetap merontah.

“Tuan… bagaimana dengan sepeda  saya, tolong turunkan saya. Saya mau pergi bekerja, Tuan.”

Rava melirik tajam ke Alice, “ Apa kau tidak bisa diam? Aku Cuma ingin membantu mengobati kakimu, kau itu selalu buat susah!”

Alice tidak berani menjawab, ia pasrah di bawa oleh Rava. Sesampainya di dalam rumah, tepatnya ruangan tamu. Rava menurunkan Alice dan mendudukkannya di atas sofa.

“Tunggulah di sini, aku akan ambilkan kotak obat.” ucap Rava, kemudian ia berlari kecil ke tempat lemari yang menyimpan kotak obat.

“Ternyata… Rumah ini berpenghuni. Tapi, kenapa aku tidak pernah melihat dia? selama aku mengantarkan koran?” ucap Alice sambilan menatap keseluruh ruangan.

Tak lama Rava datang, langsung saja ia memposisikan dirinya setengah duduk di depan Alice.

“Kemarinkan kakimu.” ucap Rava dan menarik kaki Alice.

“Tidak usah Tuan, kenapa Tuan repot-repot?”

Rava menarik nafasnya dan menatap Alice, “Kenapa kau berisik sekali? Kau itu terjatuh setelah melemparku dengan koran. Aku mau buat perhitungan, dengan orang  sepertimu! Kau tahu? Kau itu sudah melemparkan koran dua kali ke wajahku! Kau mau membalas dendam?” ucap Rava kemudian menarik kaki Alice.

Alice mengerucutkan bibirnya, “Awww…  Siapa juga yang mau membalas dendam dengan anda, Tuan? Saya juga baru tahu, kalau rumah ini ada manusianya.” jawabnya menah sakit.

“Terserah…  Oke, ini Cuma luka ringan. Mungkin, pergelangan kakimu saja yang bermasalah.” ucap Rava dengan menatap Alice.

Keduanya saling memandang, dan terjadilah keheningan di antara keduanya, lalu Alice merasa gugup. Ia refleks berdiri dan, “Awwww…” Alice meringis dan sontak kembali untuk duduk.

“Kau itu… keras kepala. Ayo.. aku antar” ucap Rava membantunya untuk berdiri.

“Antar?” tanya Alice aneh.

“Jangan mengulang perkataan saya.”

Mau tidak mau, Alice mengikuti Rava berjalan keluar dan memasuki mobil. Sesampainya di Mobil, “Terus…  Sepeda saya bagaimana, Tuan?”

“Akan saya masukkan ke rumah saya, tunggulah di sini.” ucapnya dengan menutup pintu mobil.

Alice menatap dari dalam mobil, saat Rava berjalan keluar dan kembali ke halam rumahnya. Meletakkan sepeda Alice, di dalam garasi mobilnya.

“Kenapa dia dingin? datar tapi perhatian. Ssssttt… aku merinding melihatnya.”

Tak lama, Rava memasuki bangku kemudinya dan memasang safety beltnya.

“Pakai safety beltmu” perintah Rava.

“Safety belt?” tanya Alice, serta mencari ke arah kiri dan kanan.

Rava menatap kesal padanya, dan menarik nafasnya. Dengan gerakan cepat, Rava menarik safety belt Alice, membuat Alice tiba-tiba terdiam. Aroma parfume  dari Rava, sangat wangi. Menggambarkan, orang itu memiliki kewibawaan. Jantung Alice berdetak kencang, karena jaraknya dia dan Rava sangat dekat. Usai memasang safety belt, Rava mengemudikan mobilnya. “Masang begitu saja tidak bisa!” ucapnya tanpa menoleh ke Alice.

“Mana saya tahu, saya juga tidak punya mobil.” balas Alice.

Rava hanya berdiam, dia sudah pusing  dengan gadis gila di sebelahnya. Dari pada kepalanya pusing, lebih baik ia diam.  Alice merasa suasana yang ia rasakan seperti sedang menonton film horor. Lebih tepatnya, Alicce seperti bermain di film horor. Sangat dingin, ada aura hantu bergentayangan pikirnya.

“Kenapa kau yang mengantarkan koran?” tanya Rava memecah keheningan.

“Ngah… saya? Karena itu kerjaan saya.” Balas Alice.

“ Kau melakukan dua pekerjaan sekaligus?” tanya Rava lagi.

“Iya,” balasnya singkat.

“Apa kau begitu susahnya? Kau ini anak yang masih kecil, yang harusnya berkuliah di Universitas,  kenapa sudah bekerja sangat keras? Kemana ibu dan ayahmu?”

Sejenak ia terdiam dengan pertanyaan Rava, Rava melirik Alice. Ada perubahan dari raut wajahnya. Rava langsung menduga, kalau Alice anak yatim piatu.

“Agh… maaf. Saya tidak bermaksud.” Ucap Rava.

“Tidak apa-apa, Tuan. Ayah saya sudah tiada, sekarang saya bekerja untuk saya dan ibu saya.” balasnya dengan suara lemah.

Rava hanya mendengarkan, ia tidak ingin melanjutnya. Tetapi, Rava langsung mengingat Vara, adik semata wayangnya. Bersyukur, mama dan papa nya masih hidup juga, ia membayangkan. Bagaimana kelak, ia merasakan apa yang dirasa Alice. Akhirnya, Rava tidak ingin melanjut pembicaraannya tadi.

Selang beberapa menit kemudian, Rava tiba di depan Café Alice.

“Tunggu, biar saya bantu.”

Dengan cepat Rava turun dari mobilnya dan berlari kecil ke arah bangku Alice dan membukakan pintu. Dengan cepat, Rava menolong Alice dan memapahnya ke dalam Cafe. Teman – temannya sangat heboh melihat Alice di papah, apa lagi sama Rava. Pelanggan galak,  bagi mereka untuk memberikan gelar pada Rava.

Endriko  dan Clairen berlari ke arah Alice dan juga Rava.

“Ada apa dengan mu ,Alice?” tanya Clairen dengan panik di ikuti Endriko.

“Tidak apa-apa, Clai.” jawab Alice.

“Kau serius? Kenapa bisa bersama dengan Tuan galak ini?” serunya menatap Rava.

“Ssssttt… Clai. Enggak boleh ngomong begitu.’” Sambung Endriko.

Saat Rava sudah mendudukan Alice di salah satu bangku, ia menatap pada Caliren.

“Kau menuduhku?” tanya Rava dengan datar.

“Iya… buktinya ini, Tuan bisa dengan Alice. Dan saat Alice bertemua dengan Tuan, ia selalu masuk dalam masalah yang melukai dirinya.” ucap  Clairen dengan berani.

“Clai… Bukan seperti yang kau katakan, Ta-“

“Baiklah.. .saya permisi.” Ucap Rava memotong pembicaraan mereka dan berjalan keluar.

“Kau ini… kenapa seperti itu Clai?” tanya Alice.

“Iya.. kenapa kau tidak sopan dengan pelanggan? Kau mau, ia melaporkan kita tentang omonganmu itu? Kau ini,” sambung Endriko kesal.

“Clai, tuan itu yang membantuku. Tadi aku jatuh dari sepedaku, saat aku mengantarkan koran, dan kau tahu rumah yang pernah aku ceritakan kalau rumahnya selalu kosong. Tetapi koran tetap di antar setiap hari, dan rumah itu adalah tuan yang tadi itu. “

Clairen menatap pada kedua rekan kerjanya itu, “Are you serious?” tanyanya ke Alice.

“Iya… aku tidak berbohong. Aku kaget ada suara pria di rumah itu, aku pikir hantu. Langsung saja aku mengebut untuk melarikan diri. Ngga k tahunya, suara itu adalah Tuan tadi, karena aku tidak seimbang dan panik, itu yang menyebabkan ku terjatuh.”

“Hemmm… begitukah? Sampaikan maafku padanya.” Ucap Clairen lalu meningglakan Alice dan Endriko agar tidak kena omelan Alice.

“Sudalah Alice, kau di bagian kasir saja. Tidak usah banyak berdiri, mari aku bantu.” ucap Endriko.

Alice tidak menolak, ia meneruti apa kata Endriko, dan berjalan ke arah meja kasir.

^

Rava yang sedang dalam perjalanan ke perusahaan yang tidak jauh dari tempat Alice bekerja, tepat waktu tiba di area parkiran. Dengan segerah, Harsen menyambut kedatangan atasanya itu.

“Selamat pagi, Tuan.” ucap Harsen, lalu mengikuti Rava berjalan masuk.

“Pagi Harsen, saya mau minta tolong ke kamu.” ucapnya  tanpa menatap Harsen, dan terus berjalan masuk dengan banyak para staff karyawan yang menundukkan setengah badan ke Rava.

“Apa yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya Harsen dan mempersilahkan Rava untuk masuk ke Lift khusus.

“Tolong, carikan sepeda baru. Dan antarlah, ke Cafe & Cake NY, yang letaknya di perempatan simpang jalan ini.” ucap Rava dengan tangan yang di masukan kedalam sakunya.

“Baik, Tuan.” balas Harsen tanpa bertanya apapun.

Sesampainya di ruangan, Rava langsung saja mendudukan tubuhnya, ia kembali mengingat akan Renata. Dengan cepat, Rava mengangkat gagang teleponnya dan menghubungkannya ke Sekretarisnya untuk keruangannya.

Tak lama, Nadia masuk kedalam ruangan Rava. Nadia sendiri, orang yang di bawa Rava langsung dari perusahaanya di Jakarta.

“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya Nadia dengan sopan.

Rava yang menatap layar komputernya menoleh ke Nadia.

“Nad… apa kamu tahu, makanan yang baik untuk orang yang sakit lambung?” tanya Rava.

Nadia mengernyitkan keningnya, pertanyaan Rava di luar dari pekerjaanya.

“Maaf Tuan, saya tidak tahu pasti. Mungkin makanan yang bisa di konsumsi seperti Roti, Oatmeal, atau buah pisang.” ucap Nadia.

“Agh…  Sudahlah. Tolong saya, pesankan bucket bunga dari Jakarta, nanti saya kirim ke kamu apa saja yang saya butuhkan lewat Wa.”

“Baik Tuan, kalau begitu saya permisi.” jawab Nadia.

Bersambung

....

Tekan like dan jangan lupa VOTE.

1
Fatim Ummu Ayes
ciri khas frans banget ni si defan....😁😁😁😁
Fatim Ummu Ayes
bebal bnget si vara nih... jadi pengen getok kepalanya....
Fatim Ummu Ayes
kok q brasa cosplay jadi renata ya thos... sakitnya nyesek bangetttttt.....
Fatim Ummu Ayes
apakah nanti si zyan yg bikin rava cemburu na dia suka renata...?
Fatim Ummu Ayes
q nyangkax di awal si alice yg bkaal jadi pembantu di rumah rava🤭🤭🤭
Fatim Ummu Ayes
kok aku bacanya kayak bakal ada sakit"nya ya thor... secara q tim renata yg tetep swtia cintanya ke rava.. meskipun rava dah pernah khianat ma vanesa... masak iya sekrang mo khianat ama alice lagi...
❦վαղղí❦
tiba2 kangen pengan baca lagi,,novel favorit aku,,padahal bukan pertama baca tapi ttp mewek..☺️
Ema Sham
good 👍👍👍
Mohammad Ryan Haisy
bagus
VEI
🤩
ㅤㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
numpang lesehan bentar kak 🙏🏻🤭
A⃟🍏 ⍣⃝Sɾყ✪ƚҽɾʂҽɳყυɱ🖋️🎗️🌼
kukira akan ada season berikutnya ternyata judul baru,,siap meluncur lah 😉😉
Entin Fatkurina
siap meluncur.
Putritritri IG: @_putritritrii: Makasih kk :)
total 1 replies
Wayan Raningsih
Hai Kak Put apa kabar? /
terima kasih krn masih mau menulis cerita untuk kami di sini 😍😍
Putritritri IG: @_putritritrii: Hehwehe puji Tuhan sehat kak. Mampir ya kak 🤗
total 1 replies
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
waaoooo kayaknya kereeen
Putritritri IG: @_putritritrii: Mampir ya kak 🤗
total 1 replies
Jumriana
semangatt kakak 😍😍😍
Putritritri IG: @_putritritrii: Makasih kak. Mampir ya 🤗
total 1 replies
Diana Hartati Tampubolon
hadirrrrr
Putritritri IG: @_putritritrii: Wah masih ada yg baca. Mampir ya kak 😍
total 1 replies
Mamaya Mamafaren
ya
Pratiwi Mulyani
lho belum
sarah Nhk
novel terbaik yg aku baca d noveltoon..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!