CINTA BERSELIMUT LUKA

"Dia bukan ******! Dia istriku!" teriak Raditya dengan lantang. Kinara tersenyum puas melihat Raditya akhirnya mengungkap siapa dirinya.

Sementara itu, Dara membeku. Kata-kata yang keluar dari mulut Raditya bagaikan busur panah yang menancap, tepat ke ulu hatinya.

Rasanya sangat sakit! Dara memang sudah menduga sebelumnya. Apa yang dikatakan oleh Davin memang benar. Namun, rasanya hatinya jauh lebih sakit dan hancur berkeping-keping saat pengakuan itu justru terdengar dari mulut Raditya sendiri.

Jahat!

"Jadi, ****** itu ternyata istrimu?" Dara menatap Raditya yang langsung membeku saat melihat sorot mata Dara yang penuh luka. Namun, tidak ada setetes pun air mata yang keluar dari netranya.

"Dara, aku–"

"Sejak kapan?" Kedua mata Dara masih menatap tajam kedua orang yang hari ini telah meluluh lantakkan hatinya. Dalam hati, Dara berjanji, kedua orang di depannya itu harus merasakan balasan yang setimpal dengan apa yang telah mereka lakukan hari ini.

Jangan lupakan bunganya karena setelah ini, jelas, Dara bukan lagi Dara yang selalu berbelas kasih.

"Sejak kapan?" Dara mengulangi pertanyaannya.

Sementara itu, Raditya tergagap. Tidak menyangka kalau kemarahannya justru membuat dirinya mengungkap semua rahasia yang selama ini ia simpan dengan rapat.

"Tiga tahun! Mas Radit menikahiku setelah setahun menikah denganmu! Dia tidak pernah mencintaimu karena itu saat bertemu denganku, dia langsung menikahiku karena Mas Radit sangat mencintaiku." Kinara yang telah berpakaian lengkap, dengan penuh percaya diri menjelaskan apa yang mereka sembunyikan selama ini.

Raditya memejamkan mata. Menyesali setiap ucapan yang keluar dari bibir Kinara. Biar bagaimanapun, kata-kata itu sangatlah menyakitkan. Apalagi buat Dara, yang ia tahu sangat mencintai dirinya.

Raditya menatap Dara yang tampak terkejut. Ia tahu, wanita itu sangat marah sekarang. Kedua mata Dara menatapnya penuh amarah dan kebencian. Manik mata bulat dengan bulu mata lentik yang setiap hari menatapnya lembut dan penuh cinta itu seketika berubah.

Sudut hati Raditya serasa tercabik. Apalagi, saat ia melihat air mata menetes di kedua pipi Dara. Namun, dengan segera wanita itu mengusapnya kasar.

"Kalian berdua sungguh pasangan yang cocok! Kalau memang benar kalian saling mencintai, lalu kenapa kalian tidak datang saja padaku dan meminta izin untuk menikah?"

Raditya dan Kinara saling berpandangan. Tidak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Dara.

Mereka pikir, perempuan itu akan mengamuk setelah mendengar kebenarannya. Akan tetapi, Dara justru bersikap sangat tenang.

"Seandainya dari awal kalian berdua jujur dan mengatakan padaku kalau kalian saling mencintai, aku pasti dengan senang hati akan menikahkan kalian."

"Dara." Raditya sungguh terkejut dengan apa yang diucapkan wanita yang saat ini masih sah menjadi istrinya itu.

"Kenapa? Apa kau lebih memilih menikah dengannya secara sembunyi-sembunyi daripada menikahinya secara terang-terangan?"

"Dara!" Raditya sungguh tidak mengerti apa yang Dara bicarakan. Bisa-bisanya istrinya itu mengatakan hal-hal aneh. Atau, jangan-jangan Dara langsung depresi setelah melihat perselingkuhannya dengan Kinara?

"Kenapa? Sepertinya kau sangat takut. Padahal niatku baik, ingin menyatukan kalian berdua. Tapi kenapa kau terlihat tidak senang?"

"Dara!" Raditya mendekati Dara dan bermaksud meraih tangan perempuan itu, tetapi, Dara dengan kasar menepis tangan lelaki itu.

"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu, Raditya!" Suara teriakan Dara menggema membuat Raditya terlonjak kaget. Begitupun dengan Kinara. Ia sungguh tidak menyangka Dara yang biasanya hanya menurut itu kali ini berteriak dengan lantang.

"Heh, wanita tidak tahu diri! Apa kamu tahu, kenapa pria ini tidak mau menikahimu secara terang-terangan?" Dara mencibir ke arah Kinara yang masih terlihat sangat angkuh.

"Seandainya atasan di perusahaannya tahu kalau dia menikah lagi, bukan hanya jabatannya saja yang turun, tapi dia juga bisa kehilangan pekerjaannya saat itu juga!"

"Apa?!"

Raditya dan Kinara berteriak bersamaan. Raditya sungguh tidak pernah berpikir tentang ini. Laki-laki itu tidak menyangka kalau Dara justru mengatakan sesuatu yang hampir saja ia lupakan.

"Kenapa kalian harus terkejut? Jangan bilang, kalau Raditya tidak pernah bercerita padamu tentang hal ini?" Dara mencibir.

"Dara, kita bisa membicarakan semua ini baik-baik. Tidak usah bawa-bawa perusahaan." Raditya tiba-tiba saja merasa khawatir.

"Kenapa? Apa kamu takut?"

"Dara–"

"Kau sangat tahu siapa diriku sebelum menikah denganmu, Raditya. Jangan karena selama menikah denganmu aku selalu menurut padamu, lalu kamu bisa seenaknya saja memperlakukanku dengan buruk.

Aku akui, selama ini aku begitu bodoh karena terlalu percaya dan begitu patuh padamu. Tapi kali ini, jangan harap aku akan membiarkanmu menindasku!" Dara tersenyum sinis saat melihat raut terkejut pada wajah Raditya.

Tangan kanan Dara meraih ponsel kemudian menghubungi nomor yang telah ia hubungi sebelumnya.

"Halo, selamat siang Pak Hendrawan, saya Dara Jelita. Saya ingin melaporkan kalau suami saya, Raditya Pratama telah berselingkuh dan menikahi selingkuhannya secara diam-diam. Bukankah, ada aturan dalam perusahaan yang melarang karyawannya melakukan perselingkuhan?"

BERSAMBUNG ....

Mampir juga di karya temen Author yang tidak kalah seru yuk!

Dara Respati, gadis cantik dan seksi. Gadis impian bagi Dicky. Dicky, yang sejak awal tahu bahwa mereka memang bukan saudara kandung, memendam cinta pada adiknya tersebut.

Dicky selalu menemani Dara disaat Dara susah maupun senang. Apalagi disaat Dara terpuruk, dikhianati oleh kekasihnya, Dicky yang selalu menemaninya.

Akankah Dara membalas cinta sang kakak, ataukah dia akan menikah dengan pria lain?