Squall dari novel Hasrat Cinta Adrian (Balas Dendam Pria Patah Hati)
Diana namanya, seorang wanita yang menjadi selingkuhan Frans. Seorang anak angkat dari ayah bernama Toni dan Ibu bernama Halimah. Awalnya dia tinggal di kampung bersama Ayahnya yang seorang penjudi, mabuk-mabukan, dan terlilit banyak hutang.
Sengaja datang ke kota metropolitan untuk mengundi nasib, berharap kehidupannya akan semakin baik.
Namun naas, yang didapatnya bukanlah pekerjaan baik-baik seperti rencananya. Dia terpaksa menjadi seorang wanita penggoda pria berdompet tebal demi memenuhi tuntutan ayahnya yang terus-terusan meminta uang padanya.
Silih berganti masalah terus dia hadapi, hingga mendapati tragedi naas terjadi saat berhubungan intim dengan pemuda bernama Ansel, tanpa diduga, alat kontrasepsi yang dipakai Ansel masuk ke rahimnya. Dan pada akhirnya membuahkan bibit bayi. Dan pernikahan paksa pun terjadi.
Dan inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7. Fakta Mengejutkan
"Aku benar-benar tidak apa-apa, sya. Kamu cerewat sekali." Diana berkata sembari terkekeh. Dia senang diperhatikan seperti itu, Diana merasa di sayangi. Sebelumnya tidak ada satu orang pun yang mencemaskan diri nya kecuali sang ibu di kampung. Tetapi karena kondisi ibu nya yang tak baik-baik saja, Diana pun cukup sadar diri untuk tak menceritakan semua kesulitan serta kesedihan yang di alami , karena itu akan semakin membuat kondisi ibu nya memburuk jika mengetahui penderitaan Diana.
"Aku cerewet karena mengkhawatirkan mu, mbak." Sahut nya.
Akhir-akhir ini memang Diana sering mengeluh mudah cape dan sering pusing, itu sebab nya Tasya sering menyuruh Diana untu periksa ke dokter, tapi sampai sekarang Diana tak kunjung memeriksakan diri nya. "sudah ku bilang, mbak Diana itu mending pergi ke dokter, takut nya ada penyakit serius. Apalagi mbak Diana sering telat makan, takut nya pencernaan mbak bermasalah." Lanjutnya.
Baru saja Diana ingin menyahuti perkataan Tasya, suara keributan datang dari arah pintu pengunjung. Diana dan Tasya yang juga mendengar, arah mata nya menatap ke arah pintu.
Dan betapa kaget nya Diana saat melihat Ansel, laki-laki yang menjadi teman kencan nya terakhir kali datang ke sini dan sedang terjadi cek cok dengan penjaga restoran milik nya.
Diana bergegas mendekati mereka,begitu pun dengan tasya yang ikut berjalan di belakang Diana.
"Ada apa ini?" Diana menatap ke arah security yang sedang mencekal kedua tangan Ansel. Sedang Ansel terus memberontak.
"Maafkan saya. Mbak. Saya sudah berusaha mencegah orang ini untuk bertemu mbak Diana, tetapi laki-laki ini berusaha keras untuk ingin bertemu."
sebelumnya memang Diana sempat berpesan pada penjaga nya untuk tidak mengizinkan siapapun laki-laki yang ingin bertemu dengan nya, setelah kejadian di mana salah satu pelanggan club yang pernah membeli tubuh Diana meminta bertemu lalu tanpa di duga nya, dia mengajak Diana untuk melayani nya dan akan membayar lebih banyak dari sebelumnya. Saat Diana berusaha menolak, lak-laki itu justru berusaha mempe rkosa dirinya, untung saja saat kejadian ada beberapa karyawan yang melihat dan langsung memanggil penjaga untuk menghentikan aksi be jad pria tersebut. Dan semenjak kejadian tersebut, Elma membatasi diri untuk bertemu dengan laki-laki mana pun. Dia meminta para security untuk tidak mengizinkan laki-laki yang berusaha ingin menemui nya.
"Lepaskan!" Sentak Ansel keras saat tubuh nya masih di pegang erat dua security. Dia terkesan menatap dingin dua orang tersebut.
"Lepaskan dia, pak." Dua security itu pun mengangguk lalu melepaskan Asel. Sedangkan Ansel langsung menatap tajam dua orang yang sempat menahan nya.
"Berani-berani nya kalian menahan ku! Akan ku beri hukuman setelah ini."
Diana hanya memutar bola matanya malas menanggapi sikap Ansel pada dua orang itu.
"Ada perlu apa kau kemari?" Diana langsung bertanya inti kedatangan Ansel karena tak ingin berlama-lama bicara dengan orang iitu. Dia menatap intens Ansel yang sepertinya ingin mengatakan hal penting.
"Ada sesuatu hal penting yang ingin ku bicarakan." Suara Ansel terdengar seerius. Namun belum sempat melanjutkan kembali perkataan nya, tiba-tiba saja tubuh Diana limbung. Dan di detik berikut nya tubuh nya ambruk ke lantai jika saja tida ada Ansel yang menahan tubuh Diana.
"Mbak Diana!"
"Diana, kau kenapa?" Ansel berusaha menepuk-nepuk pipi Diana tetapi tak kunjung membuka mata.
"Jangan-jangan..?" Akhirnya Ansel memutuskan untuk membawa nya ke rumah sakit untuk memastikan.
.
.
.
Ansel gerak cepat membawa Diana ke mobil dan membawa ke rumah sakit terdekat. Ada rasa takut menyelinap dalam dada. Kekhawatiran yang sejak kemarin dia rasakan kini semakin kuat saat tiba-tiba Diana pingsan.
"Tidak mungkin, ini pasti hanya kekhawatiran ku." Ansel menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali mencoba menepis semua pikiran buruk, sedangkan tangan nya masih sibuk mengemudi.
Tasya yang sejak tadi cemas mengkhawatirkan Diana pun menatap ke arah jok depan samping pengemudi di mana Diana di baringkan tadi. Tanpa sengaja tatapan nya sedikit melihat ke arah yang sedang mengemudi, dia pun menjadi penasaran pada laki-laki yang baru saja ditemui nya karena terus berbicara sendiri dengan suara pelan.
Tasya memberanikan diri menatap laki-laki tampan itu melalui kaca depan, sangat terlihat dari wajah nya menandakan gurat kecemasan yang teramat. Tasya menjadi sangat penasaran, sebenarnya ada hubungan apa antara Diana dengan laki-laki itu. Pikiran nya terus menerka-nerka tentang laki-laki itu. Tapi tak lama kemudian dia langsung tersadar dari lamunan nya saat mobil nya berhenti tepat di depan gedung rumah sakit.
Tasya masih terus memperhatikan pada laki-laki yang dipanggil Ansel oleh Diana. Sepertinya kecemasan itu di tujukan pada Diana, melihat betapa sigap nya Ansel membuka kan sabuk pengaman lalu menggendong nya menuju gedung rumah sakit.
"Apa kau akan terus berdiam di mobil?" Seketika Tasya terkesiap mendengar bariton Ansel yang terdengar berat dan dingin. Terlebih saat arah mata Tasya bertatapan dengan laki-laki itu, membuat nyali Tasya seakan menciut di tatap tajam oleh laki-laki tampan itu.
Dengan kesadaran penuh, Tasya langsung keluar mengikuti Ansel yang sudah masuk ke rumah sakit.
Langkah kaki Tasya yang pendek semakin menyulitkan nya untuk mengejar Ansel yang sudah jauh darinya.
Dengan nafas sedikit tersengal, akhirnya Tasya berhasil mengejar Ansel yang sudah berada di depan ruangan tertutup. Dapat Tasya tebak bahwa pasien di dalam ruangan itu adalah Diana. Suasana di sana yang sepi, juga baik Ansel maupun Tasya tak ada yang mau membuka suara semakin menambah kecanggungan di antara keduanya.
Namun kecanggungan itu berhasil dihilangkan setelah pintu itu terbuka dan menampilkan dokter berjenis kelamin perempuan dengan umur kisaran lima puluhan keluar dari ruangan Diana.
"Bagaimana keadaan nya, dok?" Ansel langsung bangkit dari tempat duduk dan menghampiri sang dokter. Begitu pula dengan Tasya yang ikut mendekati sang dokter namun masih menjaga jarak dari Ansel.
Sejenak terdengar helaan nafas panjang dari wanita berjas putih itu, dan hal itu sukses semakin membuat Tasya dilanda kecemasan. Dia takut Diana mengalami penyakit serius.
"Selamat, Tuan. Sebentar lagi Anda akan menjadi seorang ayah."
Duarr!
Bagai tersambar petir di siang bolong hingga membuat detak jantung nya melemah, tulang-tulang nya terasa kelu, seluruh urat persedian nya kaku, otot-otot nya melemah hingga tak bisa menopang tubuh.
Antara shock dan tak percaya. Sungguh, dia masih tak percaya dengan kenyataan ini. Meski tujuan Ansel mendatangi Diana adalah untuk memastikan wanita yang ditiduri nya hamil atau tidak karena bebrapa hari lalu sempat tak enak badan lalu diperiksa pada seorang dokter. Tanpa disangka, sang dokter mengatakan sesuatu yang begitu tak masuk akal, dia mengatakan Ansel mengalami couvade sindrome.
Meski sempat percaya apa yang katakan dokter adalah suatu hal yang mustahil, tak menghilangkan rasa penasaran nya saat Ansel sendiri memliki keingan aneh selama beberapa hari ini dan bisa dikatakan Ansel mengidam!
makasih thor 🙏
auTo ngakaaak
spideRmaN😂😂😂😂