Di usia yang tak dikatakan muda, Amaira Husna selalu didesak untuk segera menikah. Alih-alih berkeluh-kesah kepada sahabatnya, Reynand. Menceritakan kegalauannya tentang bagaimana cara mengambil sikap sebab orangtuanya telah mencarikan jodoh untuknya, justru dia mendapati hal yang tak pernah dia sangka.
Salahnya yang bercerita atau inilah solusi satu-satunya untuk menolak jodoh dari orangtua. Sebab Reynand datang di hari yang sama bertepatan disaat tamu orangtuanya tiba. Reynand datang mengutarakan niat untuk melamarnya.
Akankah Amaira menerima tindakan konyol Reynand, yang notabenenya berstatus sahabat dengan hubungan yang jelas tanpa dilingkupi adanya cinta.
Atau terpaksa menerima dan menganggapnya sebatas solusi yang malah berbuntut frustasi akibat keputusannya?
Tpe-
20-09-2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ARyanna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
"Sebelumnya mohon maaf, keluarga kami datang bersilaturahmi kemari tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Malam ini kedatangan kami kemari, bermaksud untuk melamar putri Mas Hermawan. Untuk menjadi istri dunia akhiratnya Reynand, InsyaAllah. Besar harapan kami agar Mas Hermawan sekeluarga menerima lamaran kami" terang Om Danu sebagai wali dari Reynand.
Seketika aku layaknya devaju, entah bagaimana aku menggambarkan penampakan wajahku kali ini, bukan kaget lagi tapi syok.
Tanpa sadar rahangku merosot, kalau bukan adekku yang menyadarkanku dengan senggolan dilenganku. Mungkin saja mulutku sudah kemasukan buaya karena menganga terlalu lebar.
Segera kukatupkan mulutku, menormalkan pandanganku serta mengumpulkan kesadaranku. Reality show macam apa ini?, batinku.
Belum selesai acara berkenalan dengan pihak keluarga Om Herlambang. Kini kenapa tiba-tiba ada rombongan buat acara ngelamar.
Bukan hanya aku yang terkejut, Papa, Mama adekku beserta Keluarga Om herlambang juga menampakkan wajah bingung dengan apa yang terjadi. Serta merta mereka menoleh menatapku, seolah bertanya 'Apa ini Amaira?'.
Dan aku yang ditatap pun juga bingung, pemirsa. Lalu mengalihkan pandangan pada sibiang onar, siapa lagi kalau bukan Reynand. Tapi yang ditatap hanya terlihat datar-datar saja, seolah tak terjadi apa-apa.
Setelah Menunggu beberapa saat untuk menormalkan keadaaan. Yakni kembali fokus pada topik pembicaraan, Om Danu beserta keluarga yang berhasil mengutarakan maksud kedatangannya.
Saat ini hanya tinggal menunggu jawaban dari kedua orang tuaku, terutama Papa. Suasana diruang tamu mendadak sepi. Dan kulihat Papa mulai fokus serta membenarkan letak kacamatanya. Lalu berfikir sejenak, sementara Mama terlihat mulai tenang.
"Sebelum saya menjawab dari niat baik Mas Danu sekeluarga yang ingin melamar putri kami untuk nak Reynand, saya ingin meluruskan yang sedang terjadi kepada keluarga Mas Herlambang dan tentunya menanyakan kepada yang bersangkutan yakni putri kami Amaira husna" terang Papa dengan penyampaiannya yang cukup baik memahami situasi yang tengah terjadi.
"Iya silahkan" jawab Om Danu.
"Mohon maaf kepada Mas Herlambang sekeluarga. Yang mana yang terjadi hari ini tidak sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya atas adanya niat baik dari keluarga saya maupun Mas Herlambang yang ingin mengenalkan putra putri kita."
"Namun tanpa terduga hari ini ada niat baik lain dari pihak keluarga Mas Danu yang ingin melamar putri saya yakni Amaira husna untuk Nak Reynand Adhitama."
"Kami sekeluarga tidak bermaksud untuk mempermainkan niat baik yang semula telah kita bicarakan dan rencanakan."
"Ternyata Anak-anak ini mempunyai rencana lain yang tak terduga. Bahkan kami para orangtua baru mengetahuinya hari ini" terang Papa dengan nada penyampaian sebijak mungkin, agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Kulihat kini keluarga Om Herlambang nampak sedikit memahami dengan situasi yang terjadi.
Kini Papa fokus ke arahku untuk mengintrogasi. Ah.. lebih tepatnya menanyakan langsung padaku.
"Dan Amaira husna putriku, apa benar putri Papa ini, sedang menjalin hubungan dengan nak Reynand adhitama. Dan ingin meresmikan hubungan ke jenjang yang serius ???" tanya Papa padaku.
Aku dipandang Papa dan Mama dengan sorot mata penuh tanya dan terkesan penuh selidik. Apalagi tatapan tajam dari Mama yang setajam silet. Seolah diriku tercabik bahkan tersudut. Refleks aku menggenggam jemariku erat.
'Rasanya aku pengen lari saja ... Ya Allah' gumamku dalam hati.
"Ira, Papa bertanya padamu nak?" tanya Papa kini dengan nada lembut. Mungkin Papa memperhatikan perubahan tubuhku yang terlihat takut dan tegang hingga merubah nada bicaranya.
'Pa, aku dan Rey hanya berteman, bersahabat hanya itu tidak lebih' kata-kata itu tercekat di tenggorokan seakan lidahku kelu untuk mengeluarkan suara.
Aku mendongakkan kepala untuk menatap wajah Papa. Hingga kini mulutku sedikit terbuka namun sulit sekali untuk mengeluarkan kata-kata.
Dan sekarang, kuberanikan diri untuk menoleh dan menatap wajah orang-orang yang berada diruangan ini.
Yang ku lihat seolah mereka sedang menanti pernyataan dariku. Pertama kulihat wajah Mama, disana beliau tampak tegang dan terdapat tanda tanya besar, terlihat dari kedua alisnya yang tampak menyatu. Lalu kulihat wajah Ikhsan orang yang baru saja ku kenal lalu terakhir wajah Reynand orang yang sudah benar-benar ku kenal.
Tanpa sadar aku menganggukkan kepala, karena bingung mau berbuat apa.
Dan kini Papa kembali bertanya langsung pada Reynand, "Nak Reynand apa yang menjadi alasan nak Reynand melamar putri kami??"
"Saya Reynand Adhitama bermaksud melamar putri Om Hermawan dan Tante Annisa, Amaira Husna menjadi istri saya dan menyempurnakan setengah agama saya. serta menjaga saya dari perbuatan maksiat yang dimurkai oleh Allah. Jika Om dan Tante berkenan ijinkan saya untuk membahagiakan putri Om dan Tante didunia dan akhirat".
Rey akhirnya berhasil mengutarakan maksud kedatangannya. Dia bahkan berhasil mengucapkan kalimatnya dalam satu tarikan nafas.
Dan aku yang menyimak kalimatnya berujung pada rasa panas dingin yang mendadak menyerang tubuhku. Rasanya mendadak seluruh tubuhku kaku .
Apa ini???
Tbc