PUTRI ANGKAT KAISAR

kaisar dan permaisuri terdiam. lagi-lagi otak mereka berputar lambat. mengingat bagaimana mereka menghakimi Putri Celine. tapi lihatlah, bahkan Putri Pricilla yang disakiti oleh Putri Celine ini justru malah meminta pergi ke kediaman Baron dan tinggal di sana.

"aku mohon ayah!! Aku tidak ingin berada di sini. kalau ayah dan ibu menyayangi dan mencintaiku, jadi biarkan Aku pergi. antarkan aku ke kediaman keluarga Baron. jika tidak, maka tidak ada gunanya untuk hidup di istana yang penuh dengan intrik dan tipu muslihat ini."

Deg

penuturan Putri Priscilla seolah-olah menyadarkan tiga orang yang ada di ruangan itu. di sana ada kaisar dan permaisuri, dan juga saudara kandung dari Putri Pricilla.

apa yang dikatakan oleh Putri Priscilla benar adanya. istana penuh dengan intrik dan tipu muslihat. bisa jadi, apa yang dikatakan Putri Priscilla benar adanya. dan anak angkatnya hanya dijadikan kambing hitam dalam perbuatan mereka.

"nak..."

"tolong ayah.. tolong.." Putri Priscilla benar-benar tidak merasa nyaman tinggal di sini. Karena itulah dia meminta tolong dan ingin pindah di sisi Putri Celine.

"Hem.. baiklah.. ayah akan mengatur semuanya." ucap kaisar dengan pasrah. mata putrinya yang terlihat berkaca-kaca dan cukup meyakinkan membuatnya tidak tega.

apalagi para tabib mengatakan kalau hidup putrinya tidak akan lama. jadi sebisa mungkin, kaisar mengikuti semua permintaan putrinya.

tak lama tabib pun datang dengan tergopoh-gopoh.

"maafkan atas keterlambatan hamba yang mulia kaisar.." ucap sang tabib dengan cemas.

"mm.. lakukan tugasmu." ujarnya dengan suara yang dingin.

"baiklah yang mulia." akhirnya tabib itu pun kembali memeriksa kondisi Putri Pricilla yang tampak semakin lemah. apalagi beberapa penawar yang digunakan benar-benar tidak mempan.

"bagaimana tabib.." tabib itu pun menggelengkan kepalanya.

"mohon maaf yang mulia. kondisi Putri Priscilla semakin melemah. apalagi dengan racun yang diminumnya kemarin." terlihat kaisar menghela nafasnya dengan kasar. saudara kandung Putri Priscilla dan permaisuri mulai menangis.

walaupun beberapa anggota istana lainnya tak mempedulikan Putri Pricilla. tetapi tentu tidak dengan kedua orang tuanya.

"baiklah!"

"saya akan meresepkan beberapa obat untuk Putri Pricilla yang mulia."

"mm.. silakan tabib."

sang kaisar merespon tabib itu dengan suara yang datar dan dingin. hatinya terpukul ketika mendengar putrinya tampak tak bersemangat lagi untuk hidup.

(hah!! biarkan saja.. aku akan mengantarkannya ke kediaman Baron untuk tinggal di samping Putri Celine. sepertinya masalah ini harus kuselidiki lagi tanpa sepengetahuan orang lain.) batinnya dengan penuh tekad.

ini juga menyangkut nama baik Putri angkatnya. tak bisa dipungkiri, kalau dirinya juga menyayangi Putri angkatnya itu.

setelah cukup lama sang tabib menuliskan resep, akhirnya tabib itu pun kembali pergi. begitu pula dengan kaisar dan permaisuri. kaisar langsung mengatur dekrit, untuk menempatkan putrinya Priscilla dan menitipkannya ke kediaman Baron. serta dengan segala bentuk pengamanan. satu orang pelayan setia permaisuri juga ditempatkan di sana bersama dengan Putri Pricilla.

dan tanpa menunggu lama lagi, dekrit kaisar itu langsung diantarkan bersama dengan Putri Priscilla yang ditandu oleh para pengawal-pengawal istana.

*****

di depan kediaman keluarga Baron.

seorang pelayan, yang melihat kedatangan Kasim istana beserta dengan Putri Pricilla dalam tandu, langsung segera melapor kepada majikannya.

"permisi tuan Baron.! di depan ada utusan istana." serunya dengan tergesa-gesa.

Deg

mendengar penuturan itu, perasaan Tuan Baron langsung berdebar. dia takut dan khawatir, takutnya kehadiran pihak istana masih berbuntut dengan masalah anak perempuannya.

"kenapa ? ada urusan apa.?" tanya Tuan Baron.

"saya juga kurang tahu tuan. saya juga melihat ada tandu yang membawa Putri Pricilla."

"apa Putri Priscilla sudah bangun ?" tanyanya lagi sambil beranjak dari tempat duduknya. dia langsung bergegas keluar dari ruang kerjanya. dan di luar sana sudah ada keluarganya yang lain yang turut keluar untuk menyambut orang yang datang dari istana.

sesampainya mereka di luar gerbang kediaman, mereka Langsung memberikan hormat kepada penasehat istana yang datang membawa dekrit sang kaisar.

"salam kepada penasehat istana." ucap mereka tanpa bersujud. sang Kasim memandang dengan wajah yang datar.

"saya datang kemari membawa titah sang kaisar. untuk keluarga Tuan Baron Jacob, silakan terima titah dari kaisar."

mendengar itu, mereka semua langsung bertekuk lutut untuk menerima titah tersebut. dan sang penasehat istana langsung membacakan dengan seksama.

isi dekrit itu memberikan perintah kepada keluarga Baron untuk menjaga Putri prisila. dan jika ada yang membahayakan nyawa Putri Pricilla, mereka harus segera memberikannya.

walaupun tak ada nada ancaman dan penekanan dalam dekrit itu, namun dekrit untuk menjaga Putri Pricilla tentu merupakan pekerjaan yang berat bagi keluarga Baron.

"sekian. dan silakan terima titah"

"kami menerima Titah kaisar."

Tuan Baron pun langsung menerima dekrit tersebut. dan dengan cepat mereka membawa Putri Priscilla masuk ke dalam.

"maafkan kami Putri. kami tidak tahu akan kedatangan anda di kediaman kami dan memilih untuk tinggal di sini. karena itu, kami belum menyiapkan kediaman untuk anda. berkenan kah Putri Priscilla untuk bersabar sambil kami menyiapkan kediaman untuk tuan putri ? dan untuk sementara, Tuan Putri bisa tinggal bersama dengan putri saya Celine."

terlihat Tuan Baron sedikit gugup mengatakan hal itu. sementara Putri Celine juga berada di sana namun tidak mencoba untuk terlihat akrab. tapi wajahnya terlihat bersahaja dan cukup senang dengan keberadaan Putri Pricilla di sini.

namun yang tidak Putri Celine sadari, sejak dia keluar dari kediamannya dan berbaur dengan keluarganya, semua anggota keluarga terkejut dan tercengang. pasalnya, wajah Putri Pricilla dan kulitnya begitu mulus dan putih.

wajahnya juga terlihat cantik dan sangat menarik. tapi, karena mereka tergesa-gesa untuk menerima dekrit dari sang kaisar, makanya mereka tidak mempedulikan hal itu terlebih dahulu.

"benar putri Pricilla. untuk sementara, tinggallah di kediaman hamba. nanti hamba yang akan mencari tempat tinggal untuk sementara." Putri Celine juga tidak ingin mempersulit keadaan dan membuat ayah pemilik tubuh ini mendapat masalah.

sementara Putri Pricilla yang mendengar penuturan itu malah tersenyum. walaupun senyumnya terlihat sangat lemah sekali.

"kenapa begitu sungkan Putri. Aku meminta pindah kemari karena aku ingin menghabiskan waktu bersamamu. kau tahu bukan, waktuku sudah tidak lama lagi. dan berada di istana bukan pilihan yang tepat." ucap Putri Pricilla dengan suara lemahnya.

sementara Tuan Baron dan barones yang mendengar penuturan itu hanya bisa saling memandang. mereka tau, istana megah itu tersimpan semua kelicikan dan juga kejahatan dari segala cara untuk mendapatkan kekuasaan. dan di sisi lain, Tuan Baron juga sangat bersyukur karena Putri Pricilla lebih memilih untuk datang kemari dan tinggal di kediaman mereka, ketimbang harus menarik putrinya lagi untuk tinggal di istana.

"Celine. bawalah Putri Pricilla untuk beristirahat. jangan lupa berikan obat untuknya." tutur Tuan Baron kepada putrinya. Putri Celine yang tahu kalau pemilik asli tubuh ini sangat menjaga Putri Pricilla pun tak bisa membantah.

ditambah lagi, dia juga bukan orang yang jahat dan tegaan kepada sesama makhluk.

"baiklah kalau begitu ayah.. kami pamit kediaman dulu ya." ucap Putri Celine lagi.

Putri Celine pun langsung membawa Putri Pricilla menuju kediamannya. dan kediaman Putri Celine tentu saja tak ada pelayan satupun. namun, Putri Priscilla sendiri tentu saja memiliki dua pelayan setia yang memilih untuk ikut bersamanya. padahal Putri Pricilla tadi sudah membebaskan mereka.

"ayo istirahat dulu Putri.."

"uhuk uhuk!!" tiba-tiba Putri Pricilla terbatuk-batuk. dan saat itu membuat Putri Celine menjadi cemas.

dengan cepat dia mengambilkan air minum dari teko yang telah diisinya dengan air spiritual dari ruang dimensi. namun dia tidak menyadari hal itu.

dengan cepat dia menyodorkan minuman itu untuk dikonsumsi oleh Putri Pricilla.