Putri Changle—seorang gadis modern—terjebak di tubuh putri kuno yang memiliki masa lalu kelam. Setelah menikah dengan kekasih masa kecilnya, dia dikhianati dan disiksa hingga mati. Namun, dengan bantuan sistem poin dan ruang ajaib, Putri Changle mendapatkan kesempatan kedua untuk balas dendam.
Dengan menggunakan Sistem, Putri Changle memulai perjalanan balas dendam yang penuh tantangan dengan mengumpulkan poin, meningkatkan level, dan membuka kemampuan baru untuk mengalahkan musuh-musuhnya.
Namun, semakin dia mendekati tujuannya, semakin banyak rahasia yang terungkap tentang masa lalunya dan sistem yang digunakannya. Apakah Putri Changle dapat mencapai balas dendamnya, ataukah dia akan terjebak dalam permainan yang lebih besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekuasaan, Kebebasan, dan Cinta
Setelah tiga hari terbaring lemah di kamarnya, Guan Shiqing memutuskan untuk menemui Song Zhiwan karena merasa aneh dengan sikap sang majikan.
Song Zhiwan tidak hanya mengabaikannya selama masa pemulihan, tetapi juga tidak peduli dengan kondisinya.
Biasanya, Song Zhiwan sangat perhatian dan paling peduli pada Guan Shiqing.
Pernah satu kali, Guan Shiqing berpura-pura sakit karena tidak ingin melayani Song Zhiwan. Akan tetapi, majikannya malah datang dengan membawa bubur hangat beserta obat dan merawatnya dengan penuh kasih sayang.
Sekarang, setelah dia dihukum oleh Nyonya Qin dengan 40 kali pukulan, Song Zhiwan justru bersikap dingin.
Dengan langkah ragu, Guan Shiqing memasuki kamar megah Song Zhiwan. Senyumnya memudar ketika ekspresi datar sang majikan yang menyambut kedatangannya, membuat jantungnya berdegup kencang.
"Untuk apa kamu datang?" tanya Song Zhiwan dengan nada tajam.
Guan Shiqing tertegun sejenak, lalu segera berlutut. "Putri, apa kamu tidak menginginkan pelayan ini lagi?" Suara Guan Shiqing bergetar, penuh kesedihan dan harapan. "Tolong, jangan mengganti hamba dengan pelayan lain."
Guan Shiqing tahu benar, kesalahan yang dia perbuat dapat menjadi alasan bagi Song Zhiwan untuk mencampakkannya.
Detik berikutnya, Guan Shiqing bersujud di bawah kaki Song Zhiwan dengan penuh penyesalan. "Saya mohon, maafkan kelalaian saya. Saya janji, saya tidak akan mengulanginya lagi."
Sikap Guan Shiqing yang terlihat tulus dan penuh penyesalan membuat Lulu—jiwa yang bersemayam di tubuh Song Zhiwan—terdiam sejenak.
Dia tahu pelayannya itu pintar bersandiwara dan mempermainkan emosi pemilik tubuh asli.
Lulu menghela nafas kasar, berjuang antara keinginan untuk membalas dendam dan kekhawatiran kehilangan sosok yang telah lama menemani Song Zhiwan.
Dia menyadari, belum saatnya menyingkirkan Guan Shiqing.
Baginya, cara terbaik untuk balas dendam bukanlah mengabaikan, tetapi menjaga musuh agar tetap dekat. Dengan cara itu, dia dapat mengawasi setiap gerakan Guan Shiqing dan merencanakan langkah selanjutnya.
"Bangkitlah," ucap Song Zhiwan, suaranya kini lebih lembut meskipun masih terdengar ketus. Dia ingin menunjukkan kebaikan, tetapi kekecewaan dan kebenciannya terhadap Guan Shiqing menghalangi niatnya. "Kamu belum sepenuhnya pulih. Jangan bodoh."
Guan Shiqing mengangkat kepala, berharap melihat sedikit kelembutan dalam tatapan Song Zhiwan.
Namun, yang terlihat hanyalah kedinginan.
"Maksudku, kamu harus memperhatikan dirimu sendiri. Siapa yang akan mengurus rumah jika kamu terus seperti ini?" Song Zhiwan menekan kebencian di hatinya, meraih tangan Guan Shiqing dan membantunya berdiri.
Meski merasa tertekan, Guan Shiqing senantiasa berusaha menunjukkan rasa syukur dan perhatian.
Setelah kembali duduk, Song Zhiwan menerima teh hangat yang disajikan oleh Guan Shiqing. Aroma teh melayang lembut, tetapi hati Song Zhiwan seakan dipenuhi awan gelap.
“Putri, para bangsawan di ibukota berkata bahwa Tuan Muda Xie memiliki ketampanan, bahkan bakatnya sebanding dengan sarjana nomor satu.” Guan Shiqing memberanikan diri untuk berbicara, suaranya bergetar sedikit saat menggambarkan betapa hebatnya Xie Zhan.
Song Zhiwan menatap Guan Shiqing dengan tatapan kosong, tidak sepenuhnya terpengaruh oleh pujian yang berlebihan.
“Putri, Tuan Muda Xie adalah menantu yang langka, dan para nona bangsawan di ibukota tergila-gila padanya.” Guan Shiqing melanjutkan, berharap pernyataannya akan menggugah Song Zhiwan. “Setelah mendengar kabar bahwa Rumah Pangeran Qin akan membatalkan pertunangan, mereka sudah menunggu di depan gerbang Kediaman Xie untuk merebutnya sebagai menantu.”
Guan Shiqing seakan tidak ingin Song Zhiwan mengambil keputusan salah dengan melepaskan Xie Zhan, padahal ada motif egois yang menggerogoti pikirannya.
Guan Shiqing ingin Xie Zhan tetap menjadi menantu di Kediaman Pangeran Qin agar mereka bisa lebih mudah berhubungan secara diam-diam.
Selain itu, Xie Zhan juga bisa meminjam kekuatan Kediaman Pangeran Qin untuk mencapai kesuksesan dan mensejahterakan Guan Shiqing.
Namun, pandangan Song Zhiwan tetap dingin, dia bertanya dengan nada tak acuh. "Jadi?"
Guan Shiqing merasakan tekanan dari tatapan Song Zhiwan, tetapi dia berusaha tetap tenang dan menundukkan kepalanya. "Putri, kamu dan Tuan Muda Xie adalah teman masa kecil."
Dia melanjutkan dengan terbata-bata, bahkan air mata palsu sudah menetes di pipinya seolah benar-benar merasa bersalah. "Jika ... jika kelalaian pelayan ini yang tidak melindungi Putri menjadi penyebab pernikahan Anda tertunda, saya ... saya rela mati."
Song Zhiwan meliriknya dengan penuh skeptisisme. 'Katanya meminta maaf, tapi setiap kata tak lepas dari Xia Zhan. Kau jelas khawatir tidak bisa bertemu dengannya lagi, jika pernikahan kami batal, kan?' gumamnya dengan sinis.
"Para nona di ibukota semuanya tergila-gila padanya, apa kamu juga?" Song Zhiwan mempertanyakan dengan nada ringan, tetapi tatapan tajamnya menusuk langsung ke relung hati Guan Shiqing.
Dia terkejut, merasa perasaannya tidak bisa disembunyikan seolah Song Zhiwan bisa membaca pikirannya.
Guan Shiqing memang memiliki perasaan yang dalam terhadap Xie Zhan, tetapi dia tidak akan pernah berani mengakuinya di hadapan Song Zhiwan.
“Putri ....” Suara Guan Shiqing bergetar, dia mencoba mencari kata-kata yang tepat.
“Kamu sudah mengikutiku selama lebih dari sepuluh tahun, jika kamu memang tergila-gila pada Xie Zhan, aku akan memutuskan untuk menikahkan kalian berdua. Selain itu, aku juga akan melepaskanmu dari perbudakan dan meninggalkan Kediaman Pangeran Qin.” Tawaran Song Zhiwan menggoda, seperti sinar terang di ujung lorong gelap.
Namun, Guan Shiqing jelas tahu bahwa dirinya tidak bisa terjebak dalam ilusi.
Guan Shiqing berlutut lagi, merendahkan dirinya di hadapan Song Zhiwan. “Putri, Tuan Muda Xie adalah pasangan yang cocok untuk Anda. Bagaimana mungkin pelayan ini berani memikirkannya?”
Dalam hatinya, Guan Shiqing berkonflik karena tawaran Song Zhiwan seperti dua sisi mata uang.
Di satu sisi ada kebebasan, sedangkan di sisi lain kehilangan tujuan yang lebih besar.
Program dan rencananya dengan Xie Zhan untuk menguasai Kediaman Pangeran Qin adalah tujuan yang tidak bisa dia abaikan!
Song Zhiwan melihat ke dalam mata Guan Shiqing dengan tajam, seolah berusaha menggali kedalaman pikiran pelayannya. “Apakah kamu tidak tergoda, Guan Shiqing? Kekuasaan, kebebasan, dan cinta. Semua ini dalam jangkauanmu.”
Kata-kata Song Zhiwan membuat Guan Shiqing merasakan tekanan yang semakin berat di dadanya, dia menunduk dalam-dalam dan berseru, "Pelayan ini tidak berani."
Song Zhiwan memutar sedikit tubuhnya untuk menghadap Guan Shiqing yang berlutut di depan, tangannya bergerak anggun mencabut jepit rambut berkilauan dari kepala Guan Shiqing.
Detik itu, suasana di ruangan terasa tegang bagaikan senar yang hampir putus. Setiap gerakan Song Zhiwan mengundang rasa gugup di hati Guan Shiqing, seolah-olah ada badai emosional yang berkecamuk di antara mereka.
"Pada festival lampion tahun lalu, Xie Zhan memberikanku jepit rambut yang sama persis denganmu," ungkap Song Zhiwan dengan suara lembut, dia menatap jepit rambut bertahta permata biru dengan penuh makna. "Sangat mirip."
"Putri, jepit rambut ini bukan dari Tuan Muda Xie," kata Guan Shiqing cepat dengan wajah pucat seakan tengah menghadapi bahaya yang mengancam jiwa, dia menelan ludahnya dan merasakan jantungnya berdegup kencang.
Secara naluriah, Guan Shiqing merasa Song Zhiwan mengetahui lebih banyak rahasia tentangnya.
"Apa yang kamu takutkan?" tanya Song Zhiwan, senyum dingin mengintai di balik wajah lembutnya. "Aku tidak menyalahkanmu," imbuhnya seakan tengah menghibur, tetapi nada bicaranya membuat Guan Shiqing merasa semakin terperangkap.
Song Zhiwan meraih tangan Guan Shiqing dan membantunya berdiri, seakan ingin menghubungkan dua jiwa yang terpisahkan oleh prasangka. “Kita seperti saudara perempuan, bagaimana mungkin aku meninggalkanmu?”
"Karena kamu tidak menyukai Xie Zhan ....” Song Zhiwan menangguhkan kalimatnya, sengaja menambah beban dalam jiwa Guan Shiqing. “Maka aku akan meminta ayahku untuk menemukan komandan militer yang menjanjikan di barak dan menikahkanmu dengannya,” tambahnya sembari mengembalikan jepit rambut itu kepada Guan Shiqing.
Tatapan Guan Shiqing kosong seketika, dia seakan terjebak dalam badai pikirannya. "Bagaimana dengan Tuan Muda Xie?" tanyanya dengan suara yang nyaris tak terdengar, setiap kata dipenuhi keresahan.
"Tuan Muda Xie adalah pria berbakat, dia tidak perlu mengkhawatirkan bagaimana mencari istri yang baik," ujar Song Zhiwan dengan senyuman yang membekukan., pandangannya seakan menembus jauh ke dalam jiwa Guan Shiqing saat menambahkan, "Kenapa kamu begitu gugup padanya?"
fighting.....semesta pasti akan membantu dan merestui mu....
usaha tak kan menghianati hasil.....🔥🔥🔥🔥🔥
semoga lancar lahirannya