Budi seorang remaja tampan tak terduga mendapat warisan yang membuat nya menjadi kuat dan sakti
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pantai Slaki
Budi memandang ke sekitar
" Kok kesini?" tanya Budi bingung melihat dirinya sudah di pesisir pantai Slaki ,
" Lagi pengen ngadem aja, kayanya enak ngadem di sini" sahut Bambang , ia mengeluarkan minuman kaleng dari bagasi motornya .
" Dah kita santai aja dulu di sini, gw juga lagi pengen menikmati suasana laut malam ini " sahut Tony.
" Terima kasih yah, gw bukan ngelamunin indah kok, gw lagi berpikir aja bagaimana ke depannya gw bisa sukses" ucap Budi tulus, tentu saja dia tahu kedua temannya sengaja mengajak dia ke laut untuk menenangkan diri.
" Sama sama bro, santai aja' ucap Tony santai.
" Gw yakin loe nanti jadi orang yang hebat Bud," ucap Bambang sambil menepuk bahu Budi
"Amiiin" ucap Budi. Mereka bertiga bercanda gurau di sana, sakit hati Budi terlupakan sesaat dengan tingkah konyol keduanya,
" Udah jam 8 nich, pulang yuk" ajak Budi ,
" Ah loe ga asik, masa jam segini pulang, bencong aja pulang pagi" gerutu Bambang.
" Eh, Bambang gentoled , bencong mah pulang pagi dapet duit, kalau kita pulang pagi masuk angin, yuk ah, besok sekolah " Tony yang menyahuti ucapan Bambang .
" Nah loe aja jadi Tiny , kita pulang pagi" ucap Bambang
" Ayo , mas, di jamin puaaas" Tony malah sengaja gayanya di buat buat seperti waria dan mendekati Bambang .
" Hiii, ga .. ga jadi ayo pulang!" Bambang malah ketakutan sendiri dan berlari ke motornya.
" Ha ha ha" Budi dan Tony ngakak bareng jadinya.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Anton dan Indah di bebaskan setelah mereka di tebus oleh pak Irwan ayah Anton, mereka juga di beri peringatan. Ayah Anton membayar cukup mahal agar keduanya bebas.
" Awas kamu Bud , aku pasti membalas perbuatan kalian!" Geram Anton , ia hanya berani dengan Budi, untuk berhadapan dengan Tony jelas ia tak berani, Tony jago karate, dan beberapa kali memenangkan kejuaraan karate, Bambang walau tak jago berkelahi tapi pamannya ada yang menjadi pejabat, bahkan ayahnya saja terkadang sering meminta bantuan pada paman Bambang , hanya Budi yang tidak memiliki pendukung di belakangnya.
Di rumah nya , Budi termenung , sakit hatinya terasa kembali ,ia memang tulus mencintai indah, dan tak menyangka bila akhirnya dia di khianati.
Tak sengaja matanya melihat buku yang di pinjam dari perpustakaan sekolah,
" Baca buku aja dech " ucap Budi ia mengambil dua buku yang di tulis dengan aksara Jawa , ia sudah bisa membaca tulisan Jawa sedikit sedikit,
" Ooh buku ini bercerita tentang perjuangan masa penjajahan " kata Budi setelah membaca beberapa lembar halaman
Sreet
Dari dalam buku jatuh selembar kertas , Budi mengambil dan memeriksanya dari halaman berapa .
" Tulisan tangan, berarti bukan dari buku ini, dengan hati hati Budi melebarkan kertas itu, yang ternyata terlipat menjadi dua. Kertasnya sudah sangat kusam menandakan kertas itu sudah tua sekali
" Ada petanya juga?" Ucap Budi saat melihat sebuah gambar kecil di bawah tulisan .
Budi membaca dengan perlahan ia agak kesusahan mengartikan tulisan itu karena memakai bahasa Jawa halus,
"Olah Kanuragan??" Gumam Budi ,kertas itu ternyata berisi tentang pelatihan Kanuragan ,dari cara kuda kuda dan olah pernapasan , di situ juga di sebutkan untuk melatihnya waktu yang baik adalah tengah malam dan saat sinar mentari baru terbit . Budi dengan iseng mencoba mempraktekan apa yang tertulis di kertas itu. Ia menarik napas , menahan dan mengedarkan ke seluruh tubuhnya kemudian di simpan di bawah pusar, Kundalini atau sekarang di sebut Dantian
Budi terus berlatih pernapasan hanya saja saat ia mengedarkan ke seluruh tubuh , tubuhnya bagai di aliri aliran yang cukup panas , Budi menyudahi latihannya saat azan subuh berkumandang , tubuhnya terasa ringan , ia kaget saat melihat dengan jelas gerakan daun yang bergerak perlahan dan semut yang jalan beriringan padahal jaraknya masih jauh dan masih sedikit gelap karena masih subuh .
" Apa ini hasil latihanku semalam yah?" Budi bertanya tanya dalam hati. Dia ingin meneruskan berlatih di bawah matahari, tapi mentari masih 1 jam lagi terbitnya, sambil menunggu pagi Budi kembali membaca isi keseluruhan dari kertas itu.
Tak ada jurus dalam kertas itu hanya pernapasan saja dan cara menyalurkan serta cara menyerap , bahkan menurut kertas itu Budi bisa menyerap tenaga dalam seseorang dan menjadikan tenaga serapan itu menjadi tenaga dalamnya.
"Wah, hebat juga" gumam Budi dalam hati , ia teringat akan sebuah ilmu yang pernah di bacanya , ilmu Banjir Bandang Segoro Asat pada sebuah novel, dan cara penyerapan ini hampir sama seperti itu. Setelah membaca sampai hapal Budi merobek kertas itu ,hanya menyisakan peta yang ada di bagian bawah kertas ,entah peta apa Budi juga ga tahu, hanya ada pesan bila sudah berlatih dan menghapal isi kertas itu kertas itu harus di hancurkan.
Pagi hari Budi hanya bisa berlatih selama satu jam karena ia harus sekolah.
♠️♠️♠️♠️♠️♠️
Anton dan Indah hari ini tak masuk sekolah, Indah masih takut dan malu apabila penggerebekan kemarin terdengar oleh teman satu sekolahan, mereka berdua berkumpul di rumah Anton , mereka merencanakan akan memberi pelajaran pada ketiga orang yang melaporkan mereka. Namun mereka mengkhususkan Budi, karena ia yang paling gampang di atasi tanpa menimbulkan masalah ke depannya.
" Kita harus memberi pelajaran sama Budi Ton, dia sudah membuat kita malu !" Geram Indah .
" Iya , aku juga lagi memikirkan gmana caranya biar bisa memberi pelajaran sama dia, tapi belum ketemu" sahut Anton kesal, karena kejadian kemarin mobilnya di sita, dan uang jajannya juga di potong, membuat Anton kesal.
" Kita nyewa preman aja, gimana ?" Saran Indah,
" Mau nyegatnya dimana?, Kan rumahnya dekat dengan sekolah " ucap Anton , dari dulu ia ingin memberi pelajaran pada Budi sepulang sekolah. Tapi ga ketemu juga caranya, karena Budi langsung pulang begitu bubar sekolah sedangkan rumahnya sangat dekat membuat Dia tak punya kesempatan .
"Kalau dia kerja aja, kita suruh preman menghajarnya!" Ucap Indah ,dia sudah setahun berpacaran dengan Budi, jadi dia tahu apa saja yang menjadi keseharian Budi .
" Kerja, emang Budi kerja apa!" Tanya Anton penasaran.
" Dia suka jadi kenek angkot Rajabasa - Tanjung karang , kita bisa menyuruh preman preman sana menghajarnya." Ucap Indah.
" Ha ha ha, boleh juga itu," Anton tertawa senang mendapat jalan membalaskan kekesalannya.
Budi tentu saja tak tahu menahu bila Anton dan Indah menyalahkan dirinya atas penggerebekan hotel kemarin.
" Semua dengarkan" Bu Fatma Wali kelas Budi berbicara lantang mengangkat tangannya agar semua murid diam dan memperhatikannya.
" Jum'at besok kita akan mengadakan acara perjusami di Gunung Pesagi, Lampung Barat , ini berikan kepada orang tua kalian , besok di kumpulkan, bagi yang orang tuanya setuju, harap menyiapkan segala keperluannya" lanjut Bu Fatma setelah semua murid diam, ia menyerahkan surat pemberitahuan pada ketua kelas agar membagikan ke semua murid,
Budi menghadap pada Bu Fatma,
" Bu , saya boleh ikut?" Tanya Budi , Bu Fatma tersenyum ,ia mengangguk karena ia tahu Budi sebatang kara. Budi menyerahkan kembali surat yang baru di berikan oleh ketua kelas.
" Eh, kok di kasihkan lagi Bud, apa loe ga ikut?" Tanya Bambang heran, dia tahu Budi senang dengan mendaki gunung jadi dia kaget kalau Budi ga ikut.
" Ikut kok, tapi aku ga perlu izin" ucap Budi sambil tersenyum
" Lho kok ga perlu izin??" Bambang yang memang agak telmi ( telat mikir) kembali bertanya.
" Plaaak"
Tony menepuk keras bahu Bambang
" Ternak di piara gemuk, la elo bego di piara, Budi itu mandiri, ga perlu minta izin" seru Tony kesal melihat Bambang yang lagi kumat mode lemotnya.
" He he he, maaf gw lupa" Bambang nyengir saat ingat Budi sebatang kara.
" Dah santai aja ga usah di permasalahin" ucap Budi santai .
Budi melihat uang yang ada di di tangannya.
"Bawa dua ratus saja untuk ke Pesagi" gumam Budi , dia harus ngirit karena sekarang jarang ikut narik , Uda Buyung sekarang banyak mengambil trayek ke bangun Rejo, Lampung tengah, Budi ga bisa ngikut karena harus berangkat pagi bila ngambil jurusan kesana , hanya hari libur saja Budi bisa ikut . Ia juga berencana mencari pekerjaan lain, atau membuka usaha sendiri, tapi ia belum tahu mau membuat usaha apa .
bukanya yg pwrtama hami
untung g nyungsep yaa