NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti?

Sebatas Ibu Pengganti?

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:8.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Hati siapa yang tak bahagia bila bisa menikah dengan laki-laki yang ia cintai? Begitulah yang Tatiana rasakan. Namun sayang, berbeda dengan Samudera. Dia menikahi Tatiana hanya karena perempuan itu begitu dekat dengan putri semata wayangnya. Ibarat kata, Tatiana adalah sosok ibu pengganti bagi sang putri yang memang telah ditinggal ibunya sejak lahir.

Awalnya Tatiana tetap bersabar. Ia pikir, cinta akan tumbuh seiring bergantinya waktu dan banyaknya kebersamaan. Namun, setelah pernikahannya menginjak tahun kedua, Tatiana mulai kehilangan kesabaran. Apalagi setiap menyentuhnya, Samudera selalu saja menyebutkan nama mendiang istrinya.

Hingga suatu hari, saudari kembar mendiang istri Samudera hadir di antara carut-marut hubungan mereka. Obsesi Samudera pada mendiang istrinya membuatnya mereka menjalin hubungan di belakang Tatiana.

"Aku bisa sabar bersaing dengan orang yang telah tiada, tapi tidak dengan perempuan yang jelas ada di hadapanku. Maaf, aku memilih menyerah!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Kesedihan Tatiana

Seperti biasa, menjelang siang Tatiana akan menjemput Ariana di sekolahnya. Bila pergi ia diantar Samudera, maka saat pulang giliran ia yang menjemput. Namun setelah mencari-cari keberadaan Ariana, Tatiana tidak juga melihat keberadaan anak sambungnya itu. Memang Tatiana telat menjemput beberapa menit, tapi biasanya Ariana akan menunggu di dalam. Sontak saja Tatiana panik. Ia mencari-cari ke sekitar sekolah, tapi tak kunjung menemukannya.

"Maaf, Bu Dina, ibu lihat Ariana?" tanya Tatiana pada guru yang mengajar Ariana di taman kanak-kanak tersebut.

"Ariana? Oh, tadi udah pulang. Kalau tidak salah, dia dijemput ayah dan ... seorang perempuan yang dipanggil Ariana ibu," ucap guru Ariana bernama Dina tersebut. Ia berkata ragu-ragu, sebab ia tidak tahu siapa perempuan yang dipanggil ibu tersebut. Melihat kedekatan mereka, membuat guru tersebut berspekulasi yang tidak-tidak.

"Apa?" Tatiana sampai tidak bisa berkata-kata lagi. Padahal baru beberapa hari Triani muncul di dalam kehidupan mereka, tapi sepertinya ia sudah merasuk terlalu jauh dan melakukan segala sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan.

Setiap hari Triani datang ke rumah dan mengajak Ariana bermain. Kadang ia mengajak Ariana pergi dengan alasan jalan-jalan. Kemarin malam mereka juga pergi makan malam bersama. Lalu kini, tanpa memberitahu dirinya, Samudera dan Triani menjemput Ariana.

Tatiana pun segera mengucapkan terima kasih pada sang guru. Lalu ia segera masuk ke dalam mobil. Diambilnya ponsel untuk segera meminta konfirmasi sang suami.

"Halo," ucap Samudera di seberang sana.

"Mas, Ariana ada sama kamu?" tanya Tatiana to the point.

"Ah, iya. Tadi aku dan Triani menjemputnya. Triani ingin mengajak kami makan siang ... Halo ... Halo ... "

Kesal karena sikap Samudera yang sudah sungguh sangat keterlaluan, bukan hanya karena tidak memberitahunya terlebih dahulu sebelum menjemput Ariana, tapi juga ia lagi-lagi pergi dengan Triani. Padahal hampir seminggu ini mereka banyak menghabiskan waktu bersama, tapi sepertinya masih kurang sehingga harus makan makan siang bersama juga. Tatiana kesal, ia pun segera menutup panggilan itu dengan perasaan bergemuruh. Dadanya sesak. Dipukulnya dadanya yang seketika terasa begitu nyeri.

"Kau bilang kau ingin berubah, tapi nyatanya ... setelah kedatangan Triani, kau bahkan semakin bersikap keterlaluan. Hanya karena kedatangannya, kau jadi melupakan ucapanmu sendiri. Kau sungguh sangat keterlaluan, Mas. Kamu jahat. Kamu kejam. Kamu tega," lirih Tatiana yang sudah berurai air mata.

Tatiana lalu menghubungi Raya menanyakan keberadaannya.

"Loe dimana, Ray?"

"Gue di cafe biasa. Loe mau ke sini?"

"Sebentar lagi gue ke sana."

Tut Tut Tut ...

"Heh, dasar kutu kupret, nutup panggilan gitu aja. Dasar. Eh, kok suara Tiana tadi serak ya? Apa dia habis nangis?" gumam Raya, sahabat Tatiana.

15 menit kemudian, Tatiana pun tiba di cafe tempat mereka biasa nongkrong.

"Tiana ... "

"Ray ... "

Tatiana langsung saja berhambur ke pelukan Raya. Lalu ia menumpahkan tangisnya di dalam pelukan Raya. Raya bingung, tapi ia bisa menebak kalau tangisan Tatiana kali ini berhubungan dengan dengan suaminya. Raya lantas membimbing Tatiana agar duduk di di kursi. Raya tidak menyela tangisan Tatiana. Ia membiarkan perempuan cantik itu menangis. Ia hanya mengusap punggungnya untuk memberikan ketenangan dan dukungan kalau ia tidak sendiri.

Setelah tangisan Tatiana agak mereda, barulah Raya merenggangkan pelukannya. Lalu ia segera menyodorkan jus buah yang sudah ia pesan sebelum Tatiana tiba pada perempuan tersebut.

"Nih, minum dulu! Loe pasti haus udah nangis selama 15 menit," ujar Raya sambil nyengir lebar.

"Ck, nangis aja pake dihitungin waktunya. Kenapa nggak sekalian dipasang alarm aja supaya berhenti tepat waktu," sahut Tatiana seraya mencebik. Ia lantas mengambil jus buah kemasan dan segera meminumnya.

"Loe kenapa lagi? Masalah Samudera lagi?" tanya Raya sambil mengambil bantal sofa dan memangkunya.

Tatiana mengangguk dengan terbata. Sebenarnya ia merasa malu, setiap ada masalah ia pasti mencari Raya untuk menumpahkan keluh kesahnya. Tapi mau bagaimana lagi, ia tak sanggup memendam sendiri. Ia juga tak tega rasanya menceritakan segala permasalahannya dengan sang ibu. Jadi hanya Raya saja tempatnya bercerita selain mengadu kepada Sang Pencipta.

"Dia kenapa lagi? Kata loe pas di chat tempo hari, dia mau berubah. Tapi baru seminggu, kok loe udah nangis kayak gini lagi?" Setelah mendapatkan permintaan maaf dari Samudera tempo hari, memang Tatiana sempat menceritakannya secara Raya melalui pesan. Oleh sebab itu, Raya bingung, apa lagi masalah yang membuat Tatiana sampai menangis seperti ini.

"Kembaran mendiang istri Mas Samudera datang."

"Kembaran? Jadi mendiang istri pertama suami loe itu kembar?"

Tatiana mengangguk.

"Gue juga baru tahu, Ray."

"Terus yang jadi masalahnya apa?"

Tatiana menghela nafas panjang, mengingat bagaimana Samudera memperlakukan Triani dengan begitu baik. Jujur saja, Tatiana merasa iri. Seandainya Samudera memperlakukan dia juga dengan sangat baik, mungkin Tatiana tidak akan merasa iri. Tapi caranya memperlakukan Triani memang sungguh melebihi caranya memperlakukan Tatiana.

Baru datang selama seminggu, tapi hampir setiap waktu luang Samudera hanya dihabiskan bersama Triani. Bagaimana Tatiana tidak iri. Ia pun cemburu. Bukankah Samudera berjanji untuk memperlakukannya dengan lebih baik, tapi baru semalam ia mengucapkan kalimat untuk berusaha bersikap lebih baik, kenapa keesokan paginya sikapnya justru tidak sesuai dengan ucapan. Apalagi Tatiana bisa melihat binar bahagia Samudera saat melihat Triani. Apa Samudera melakukan itu karena ia melihat sosok Triana dalam diri Triani?

Tatiana lantas menceritakan bagaimana Samudera memperlakukan Triani dengan begitu baik. Bahkan hari ini saja, tanpa mengabari dirinya terlebih dahulu, mereka pergi menjemput Ariana. Tidakkah mereka berpikir, bagaimana paniknya Tatiana tadi saat tidak melihat keberadaan Ariana. Tapi sepertinya mereka tidak memikirkan itu. Seolah dirinya memang tidak penting dalam kehidupan mereka. Seolah perasaannya tidaklah penting sama sekali.

Raya menggeram marah. Ia benar-benar kesal dengan sikap Samudera. Apa salahnya menghubungi terlebih dahulu agar Tatiana tidak perlu menjemput Ariana seperti itu.

"Mereka memang bener-bener keterlaluan sih. Apa salahnya coba ngabarin loe dulu. Kok aku curiga ya kenapa kembaran mendiang istri suami loe itu muncul setelah bertahun-tahun nggak ada kabar."

"Katanya sih dia ngejar karir sebagai model di luar negeri. Terus setahun yang lalu dia married sama salah satu pemilik agency. Tapi karena suaminya suka melakukan kekerasan gitu, dia jadi minta cerai. Awalnya suaminya nolak dengan mengancam akan mencoret nama Triani dari agency, tapi Triani yang udah nggak tahan lagi akhirnya pergi gitu aja. Sekarang mereka sedang proses cerai. Makanya dia pulang ke sini sambil minta tolong Mas Samudera untuk membantu proses perceraian dia," papar Tatiana.

"Emangnya laki loe pengacara, pake minta bantu proses perceraian segala," cetus Raya kesal.

"Aku juga sempat ngomong gitu, tapi Mas Samudera minta gue ngertiin. Gue udah nggak bisa berkata-kata lagi, Ray. Sebelum Triani hadir aja, Mas Sam hampir nggak ada waktu buat gue, apalagi setelah Triani hadir. Setiap ada waktu luang, pasti dihabiskan untuk perempuan itu. Apalagi Ariana juga tampaknya begitu lengket dengan Triani. Ariana sepertinya mengira Triani itu ibu kandungnya, padahal bukan."

"Gue bener-bener speechless, Na. Gue nggak tau mau ngomong apa. Masalah loe itu pelik banget. Gue yang orangnya anti mikir ribet jadi pusing sendiri mau ngasih solusi apa."

"Gue nggak butuh solusi dari loe kok, Ray. Loe udah mau dengerin curhatan gue aja udah seneng banget. Makasih ya, Ray, karena udah selalu ada buat gue."

Raya lantas melemparkan bantal sofa dan memeluk Tatiana.

"Ukh, itulah gunanya sahabat, Na. Bisa jadi tempat berbagi suka dan duka. Tapi bukan berbagi suami ya. Kayak di novel-novel gitu, merebut suami sahabat sendiri, itu berbagi yang dilarang," seloroh Raya membuat Tatiana akhirnya bisa terkekeh juga.

"Ya, itu mah emang nggak boleh. Pokoknya jangan sampai deh itu terjadi dengan kita."

"Kalau itu mah, nggak perlu dibilang juga gue ogah. Ogah banget punya laki modelan Samudera gitu. Yang ada gue bakal makan hati mulu."

Tatiana terkekeh. Tiba-tiba ponselnya berdering. Lalu Tatiana memeriksa ternyata itu panggilan dari tetangga yang sering membantu sang ibu di rumah.

"Halo, assalamu'alaikum," ucap Tatiana.

" ... "

"Ibu kenapa, bi?"

" ... "

"Apa? Baik, Tiana segera nyusul ke rumah sakit sekarang."

Klik ...

"Siapa?" tanya Raya.

"Ibu, Ray, ibu ... "

"Ibu, ibu kenapa?"

"Ibu tiba-tiba pingsan, Ray. Gue ke rumah sakit sekarang," ujar Tatiana sambil mengambil tasnya tergesa.

"Biar gue antar."

"Tapi gue bawa mobil."

"Kondisi loe sedang nggak baik-baik aja sekarang. Gue nggak mau terjadi apa-apa sama loe. Jadi mending loe ikut gue. Biar mobil loe ditinggal di sini aja," sergah Raya tanpa penolakan.

...***...

...HAPPY READING ❤️❤️❤️...

1
Romauli Samosir
itu mgkn efek dr dia yg selalu gmpg menghina org
Meri Meri
Luar biasa
Alif
bayinya umur 3 bln apa 2 bln ya..
Alif
ulat bulu mau beraksi jd siap2, samudra sama tiana
Alif
aneh pake tanya lg orang waras pasti tau siapa pengirimnya
Mamanya Ruslan
Luar biasa
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐤𝐞𝐢𝐧𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐡𝐨𝐫....

𝐝𝐥𝐮 𝐚𝐪 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐮𝐬𝐢𝐚 𝟐𝟎𝐭𝐡 𝐦𝐬𝐡 𝐛𝐨𝐜𝐢𝐥 𝐡𝐞𝐡𝐞𝐡𝐞𝐡𝐞 𝐰𝐣𝐡 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐥𝐮𝐠𝐮 𝐤𝟑𝐤 𝐛𝐨𝐜𝐚𝐡

𝐦𝐥𝐦𝟐 𝐠𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢𝐪𝐮 𝐲𝐠 𝐬𝐤𝐫𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐡 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧, 𝐞𝐡 𝐝𝐢𝐠𝐚𝐫𝐮𝐤 𝐬𝐚𝐭𝐩𝐨𝐥 𝐏𝐏 𝐝𝐨𝐧𝐠

𝐩𝐚𝐬 𝐝𝐢𝐤𝐧𝐭𝐫 𝐝𝐢 𝐁𝐀𝐏 𝐚𝐪 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐩𝐚𝐬𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐫𝐤𝐚 𝐠𝐤 𝐩𝐫𝐜𝐲 𝐤𝐫𝐧 𝐦𝐬𝐡 𝐩𝐝 𝐛𝐨𝐜𝐢𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐓𝐏 𝐚𝐥𝐦𝐭 𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐥𝐦 𝐬𝐞𝐫𝐦𝐡 𝐚𝐥𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢𝐪𝐮 𝐩𝐥𝐧𝐠 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐞𝐛𝐚𝐬𝐢𝐧 𝐬𝐭𝐥𝐡 𝐦𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐮 𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 🤣🤣🤣
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐲𝐚 𝐤𝐥𝐨 𝐫𝐚𝐲𝐚 𝐩𝐫𝐧𝐡 𝐧𝐮𝐚𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐣𝐮𝐬 𝐚𝐥𝐩𝐮𝐤𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐧𝐚𝐦𝐩𝐚𝐫 𝐓𝐫𝐢𝐚𝐧𝐢 𝐩𝐚𝐬 𝐝𝐢 𝐣𝐨𝐠𝐣𝐚 𝐤𝐨𝐤 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐛 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐝𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐧𝐠𝐞𝐡 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐡 𝐓𝐫𝐢𝐚𝐧𝐢 😊😊🤭
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐦𝐚 𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐡... 𝐤𝐫𝐧 𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐢𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐛𝐞𝐫𝐚𝐭𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐭 𝐤𝐤 𝐭𝐢𝐫𝐢 𝐚𝐬𝐤𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐡𝐦𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐦𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐮𝐝𝐫𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐬𝐤𝐚 𝐧𝐠𝐞𝐣𝐚𝐫 𝐢𝐬𝐭𝐫𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐮𝐝𝐫𝐚 🤣🤣🤣
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐨𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐫𝐧𝐲𝐭 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐨𝐫 𝐭𝐨 𝐩𝐧𝐭𝐬 𝐦𝐮𝐥𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐍𝐲𝐢𝟐𝐫 𝐛𝐧𝐠𝐭
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐰𝐬 𝐩𝐫𝐧𝐡 𝐤𝐢𝐬𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐤 𝐲𝐨 𝐝𝐢𝐛𝐚𝐥𝐞𝐧𝐈 𝐧𝐞𝐡 𝐭𝐨 𝐦𝐛𝐨𝐤 𝐞 𝐚𝐬𝐤𝐚 𝐤𝐢

𝐡𝐚𝐝𝐞𝐡...

𝐬𝐨𝐤𝐨𝐫 𝐛𝐣𝐨𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐡 𝐥𝐚 𝐥𝐚𝐦𝐛𝐞𝐦𝐮 𝐧𝐲𝐢𝟐𝐫
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐡𝐬𝐥 𝐣𝐮𝐚𝐥 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐲𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫?

𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐓𝐚𝐭𝐢𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐠 𝐥𝐧𝐠𝐬𝐧𝐠 𝐤𝐫𝐣
𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐧𝐠𝐠𝐚𝐤 𝐦𝐨𝐛𝐢𝐥 𝐩𝐮𝐥𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐫𝐚𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐣𝐮𝐭𝐚 𝐥𝐨 𝐭𝐡𝐨𝐫
umi istilatun
Luar biasa
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐦𝐞𝐰𝐞𝐤 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐚𝐲𝐨 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐬 𝐬𝐚𝐦 🤭🤭🤣🤣
Heni Setianingsih
Luar biasa
Riski Dwi kartika
Biasa
Riski Dwi kartika
Kecewa
Nawalia Mohdlekat
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!