[Noted: Novel Online ini dalam proses cetak oleh pihak Penerbit yang bekerja sama dengan MangaToon]
Dianggap sebagai pembawa sial membuat Alka dipaksa menikahi seorang kakek tua yang kaya bergelimangan harta .
Namun siapa yang akan mengira jika di hari H pernikahan, Alka malah kabur. Tragedi tak berhenti sampai di situ, Alka terjebak hujan hingga malam.
Sampai pada akhirnya ia dijual oleh sosok misterius kesebuah klub malam, kesuciannya yang direnggut secara paksa oleh sosok pria yang tidak bisa ia lihat dengan jelas seperti apa wajahnya, karena kurangnya pencahayaan yang ada di dalam kamar.
Siapa yang akan menyangka jika Cinta Satu Malam mereka membuahkan hasil, Alka hamil tanpa mengetahui siapa ayah biologis dari janin yang ada dalam rahimnya.
Lalu, bagaimanakah cara Tuhan untuk mempertemukan kembali dua insan yang memang telah ditakdirkan untuk jodoh itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La_Sha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tespack
Sepulang kerja Alka menyempatkan diri untuk singgah ke apotek yang tak jauh dari apartemennya, begitu keluar dari Taxi hampir saja dirinya tertabrak mobil Rolls-Royce hitam.
"Astaga! Hei, hati-hati kalau menyetir memangnya kau pikir jalanan ini milik nenek moyangmu?"
Dante yang duduk di jok belakang sembari bermain laptop pun sampai terhuyung dari tempat duduknya.
"Mark, apa yang kau lakukan? Mengapa mengerem mendadak?"
"Maafkan saya Tuan, kita hampir saja menabrak seorang gadis."
"Turun dan berikan saja dia uang."
Dante selalu menilai semua masalah akan selesai dengan uang, padahal tidak semua bisa terselesaikan hanya karena uang. Kali ini dia berurusan dengan orang yang salah.
"Baik Tuan, saya akan memberikannya kompensasi."
"Hm."
Mark segera melepaskan sabuk pengamannya dan turun dari mobil, lalu melangkah ke arah Alka.
"Nona maafkan saya yang tidak hati-hati saat menyetir, ini terimalah untuk biaya pengobatan Anda -"
Uang yang tadi ia sodorkan pun segera Alka terima.
Tuan memang benar, uang bisa menyelesaikan masalah - "Eh?" Mark terdiam saat Alka melemparkan uang itu tepat di wajahnya.
Membuat Dante yang masih berada di dalam mobil pun segera turun, "Mark!"
"Oh, jadi kau yang menyuruhnya?" tanya Alka dengan tatapan tak suka, "Kau kira uang bisa menyelesaikan masalah yang sudah kau ciptakan? Mudah sekali cara berpikir mu, dasar picik!" pekik Alka sembari melangkah pergi.
Dante yang tak terima di cap sebagai orang picik itu pun langsung menyusul Alka, sebelum gadis itu melangkah lebih jauh lagi dengan cepat Dante mencengkeram tangan Alka.
Menarik gadis itu dan membuatnya bersihadap, saling menatap sepasang manik indah dan tajam.
"Tutup mulutmu, minta maaf padaku, sekarang!" bentak Dante sembari menguatkan cengkeraman tangannya.
"Tolong jangan sakiti saya..."
Kedua telinga Dante mengembang sempurna saat mendengar kalimat dan suara yang sama dengan malam insidennya satu bulan yang lalu.
"Kau?"
Bugh!
"Akh!" Dante memekik kesakitan saat Alka menendang kaki kirinya hingga cengkeraman tangannya terlepas.
"Menjauh sana."
Rasa sakit dari tentangan Alka membuat Dante tak bisa mengejarnya lagi, "Sialan! Kuat sekali tendangannya... Aaaakkkhh!!!"
"Tuan?" seru Mark dengan panik, dia mendekat dan berusaha membantu Dante untuk masuk ke dalam mobil, "Anda baik-baik saja, Tuan?"
"Sudah tidak usah bertanya lagi, cepat kemudikan mobilnya."
"I- iya Tuan, baik..."
Segera saja Mark mengemudikan mobilnya dengan kecepatan penuh.
Siapa dia? Suaranya terdengar tidak asing, apakah dia wanita yang tidur dengan ku saat malam hujan di California? "Cih!"
Mark pun menatap Tuan mudanya melalui kaca spion yang tergantung di atas kemudi, "Tuan masih memikirkan gadis itu? Apakah Tuan ingin saya memeriksanya?"
"Tidak perlu!" Mungkin hanya perasaanku saja, wanita yang tidur denganku adalah wanita yang lemah, tak mampu untuk melawan ku. Berbeda dengan wanita liar itu!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah mendapatkan tespack Alka pun segera pulang ke apartemen, dia duduk sejenak di sofa sembari memandangi plastik biru itu.
Alka mengelus perutnya, "Tapi bagaimana jika aku hamil?" Alka menyandarkan kepalanya di sandaran sofa, menatap langit apartemen dengan sendu, "Apakah anakku akan diterima di lingkungan ini? Di mana aku harus mencari ayah kandungnya?" Alka meneteskan air mata, "Sial! Jika saja aku mencurigai orang yang bersamaku di halte bus, pasti semua ini tidak akan terjadi."
"Mama di mana? Kemana lagi Alka harus mencari keberadaan Mama?"
Komandan
Peleton....🤭....udh boson urip tuch danton si tua bingki
mampir dikarya aku ya jika berkenan/Pray/