Gadis Manis Kesayangan Keluarga Mafia

Selesai melakukan penyuluhan, kini Sagara sedang berada di penginapan. Saat ini dirinya sedang meminta anak buahnya untuk mencari informasi mengenai Cia.

"Aku ingin informasi secepatnya" pinta Sagara.

"Baik tuan" ucap sang anak buah.

Sagara langsung mengakhiri panggilan setelah memberikan perintah. Dirinya langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Hufftttt....".

"Semoga dugaanku benar. Gadis bernama Cia itu benar princess. Kakak benar-benar berharap itu kamu princess" gumam Sagara.

Sedangkan di tempat lain, Cia baru saja sampai di rumahnya. Dirinya langsung memarkirkan sepeda kesayangannya.

"Loh kok kamu udah pulang Cia" ucap Bu Rini saat melihat kedatangan putrinya.

"Iya Bu, hari ini gak ada pelajaran. Tadi di sekolah ada acara penyuluhan dari dokter yang datang dari kota".

"Dokternya baik banget Bu, dia selalu menjawab semua pertanyaan yang Cia ajukan" ucapnya dengan antusias.

"Wahh pasti acaranya seru ya. Kamu kelihatan seneng banget" ucap Bu Rini.

"Iya Bu seru. Oh iya, bapak udah pulang?" tanya Cia.

"Bapak masih di kebun, ini ibu mau kesana" ucap Bu Rini.

"Ehh tunggu sebentar Bu, aku ikut ya. Aku mau bantuin ibu sama bapak di kebun" ucapnya.

"Ehh gak usah, kamu di rumah aja. Pasti capek kan abis pulang sekolah. Jadi lebih baik kamu istirahat aja di rumah ya" ucap Bu Rini.

"Aku gak capek kok Bu. Udah pokoknya aku mau ikut. Tunggu sebentar ya, jangan tinggalin aku" ucap Cia yang bergegas berlari kedalam untuk berganti baju.

Bu Rini hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat Cia.

"Dasar anak itu, padahal dia pasti capek. Tapi setiap hari selalu aja bantu-bantu di kebun. Aku benar-benar sangat bersyukur bisa memiliki Cia" batin Bu Rini.

Tanpa menunggu lama, Cia sudah berganti baju. Dirinya langsung berlari menghampiri sang ibu.

"Ayo Bu berangkat, aku udah siap" ucap Cia.

"Yaudah ayo, tapi pakai dulu topinya. Disana panas tahu" ucao Bu Rini.

"Iya Bu nanti aku pake. Oh iya sini biar aku bawain barang-barangnya. Ini pasti makanan dan air minum buat bapak kan" ucap Cia.

"Iya. Hati-hati ya berat" ucap Bu Rini.

"Iya Bu tenang aja" ucap Cia.

Keduanya bergegas berjalan menuju kebun. Di sepanjang jalan banyak warga desa yang menyapa Cia dan sang ibu.

Di desa memang Cia terkenal dengan anak yang baik dan suka membantu. Karena itu banyak para tetangga yang menyukai Cia.

"Loh Cia, kamu udah pulang sekolah?" tanya Bu Sumi salah satu tetangga di rumah Cia.

"Iya Bu, hari ini sekolah pulang lebih awal" jawab Cia sambil tersenyum.

"Ya ampun Bu Rini bersyukur banget ya punya anak seperti Cia. Udah cantik, pintar, suka membantu lagi" puji Bu Sumi.

"Iya Bu saya memang sangat beruntung punya putri seperti Cia ini" ucap Bu Rini.

"Aku yang beruntung Bu, karena memiliki orang tua seperti ibu dan bapak" ucap Cia sambil tersenyum.

Bu Rini langsung tersenyum sambil mengelus rambut Cia dengan lembut.

"Yaudah Bu kalau gitu, saya lanjut mau pulang dulu ya" ucap Bu Sumi.

"Oh iya Bu silahkan, saya juga mau ke kebun. Ayo cia" ucap Bu Rini.

"Iya Bu. Mari Bu Sumi" pamit Cia.

"Iya Cia" ucap Bu Sumi.

"Ibu memang benar-benar beruntung memiliki putri seperti kamu Cia. Tapi kalau Cia tahu kebenarannya apa dia akan tetap menerimaku".

"Aku sangat takut jika suatu saat nanti Cia akan tahu rahasia yang selama ini aku tutupi darinya".

"Tapi semoga saja hari itu tidak akan tiba. Karena aku benar-benar tidak ingin kehilangan putri kecilku" batin Bu Rini.