NovelToon NovelToon
Takdir Cinta CEO Dingin

Takdir Cinta CEO Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Joelisha

Azzam Syauqi Atharis pria yang dulunya memilik sifat ceria dan jahil berubah menjadi sosok pria dingin setelah tragedi na'as yang terjadi di dalam keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joelisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

    Tok,tok,tok

  "Tuan. Nyonya besar sudah menunggu di bawah."ucap seorang maid sambil mengetuk pintu kamar Azzam.

    Ceklek...

Tidak sampai dua menit setelah maid itu memanggil, pintu di hadapannya itu terdengar di buka dari dalam menampilkan sosok Azzam yang sudah sangat rapi dengan memakai celana panjang berwarna hitam,yang di padukan dengan kemeja berwarna putih lengkap dengan jas yang senada dengan celana yang ia kenakan. Yang menambah kesempurnaan seorang Azzam Syauqi Athariz .

   "Duh, cucu Oma tampan sekali."puji Riana saat sudah ada di hadapannya. Tampak sekali guratan kebahagian di wajah Riana. Sedangkan Azzam sejak tadi hanya menampilkan wajah datarnya tanpa expresi.

 Bertunangan? Ya,malam ini seperti yang sudah di janjikan minggu lalu. Azzam akan bertunangan dengan perempuan yang bahkan tidak pernah ia temui, Omanya benar-benar tidak memberi petunjuk apapun tentang calonnya hanya mengatakan akan menjadi kejutan untuknya nanti.

   "Udah yuk,buruan berangkat. Senyum dikit dong Zam, masa mau ketemu calon istri mukanya datar gitu." celetuk Oma Riana terkekeh kecil.

 Azzam hanya mengangguk lalu menuntun sang Oma untuk masuk ke dalam mobil mewah miliknya.

Sedangkan di tempat lain Keluarga Stanley sudah tiba di restoran. Letta tampak cantik malam ini dengan balutan gaun berwarna hitam. Yang membungkus tubuhnya dengan sempurna,wajah cantik alami tanpa cela,dan aura mahal yang terpancar dari setiap gerakannya.

  Mobil yang di tumpangi Azzam dan Oma Riana tiba ditempat tujuan. Dengan tatapan dingin Azzam memasuki restoran. Ia melangkah dengan kepala yg tegak seolah menunjukkan kewibawaannya sebagai sosok yg di hormati.

   Para pelayan di restoran langsung menyapanya dengan ramah,namun Dia hanya menganggukkan kepalanya singkat dan kembali melanjutkan langkahnya mengikuti seorang pelayan yg mengantarkan mereka menuju meja di mana kehadirannya dan Oma telah di tunggu.

   "Maaf,kami terlambat."Ucap Oma Riana.

  " Tidak masalah kami juga baru sampai."balas Oma Ella

  Azzam tampak sedikit terkejut melihat sosok gadis yang duduk tepat di sebelah Oma Ella.

   "Ayo,duduk dulu."ajak Oma Ella mempersilahkan.

Tidak hanya Azzam,Letta pun merasakan hal yang sama,tidak menyangka orang yang akan di jodohkan dengannya adalah pria yang menolongnya malam itu.

Namun mereka sama-sama pandai menutupi keterkejutan itu,seolah-olah tidak pernah bertemu sebelumnya.

   Sean tersenyum sumringah menyambut kedatangan Azzam dan Omanya, ia tidak tahu kalau yang akan menjadi menantunya adalah pemilik Athatiz grub, karena ibunya itu hanya bilang akan menjodohkan putrinya tapi tidak memberitahu dengan jelas siapa yang akan menjadi calon menantunya.

  Azzam menyalimi Oma Ella dan kedua orang tua Letta sebagai rasa hormatnya pada yang lebih tua,sebelum mengambil tempat duduk tepat di sebelah Oma Riana.

  Letta sempat bersitatap dengan pria itu, yang sontak langsung meneguk ludahnya saat melihat tatapan dingin Azzam padanya.

   Semua orang mulai berbincang-bincang termasuk Azzam yang menyahut sesekali,tidak dengan Letta yang sejak tadi hanya diam saja. Letta selalu mengalihkan pandangannya saat matanya dan Azzam bertemu.

Dunia benar-benar sempit. Hari itu aku di buat kagum dengan pesonamu dan hari ini kamu malah hadir di hadapanku sebagai calon istriku.

   "Letta kok diam aja,sapa dong calon suaminya atau sekalian aja di ajak bicara."ucap shiren ibunya Letta.

   "Tidak apa-apa,mungkin Letta nya masih malu,Tante."sahut Azzam

Mendengar itu sontak Letta langsung mendongakkan kepalanya.

   "Kalau begitu langsung saja pasang cincinnya." ucap Oma Riana.

 Azzam menurut,ia langsung mengeluarkan kotak bludru berwarna biru tua dari saku jasnya.ia membuka kotak itu memperlihatkan sepasang cincin dengan berlian kecil di atasnya tidak terlalu mencolok namun tampak simple dan elegant yang harganya jelas bernilai fantastis.

   "Boleh saya minta tangannya." pinta Azzam

Sumpah suaranya bikin gue meleleh.

   Letta dengan malu-malu mengulurkan tangannya yang langsung di sambut oleh Azzam. Pria itu pun langsung memasangkan cincin itu di jari manis Letta.

Begitupun Letta yang melakukan hal yang sama.

Mereka pun resmi bertunangan malam itu.

*

*

*

 Azzam mengantarkan Letta pulang atas permintaan Omanya yang katanya biar mereka bisa lebih dekat.

Suasan di dalam mobil sedikit canggung,Letta bahkan sejak tadi hanya diam saja tidak berani mengeluarkan suaranya sedikitpun.

   " Melirik orang lain tanpa permisi adalah suatu pelanggaran. Saya nggak nyaman serasa di mata-matai. Celetuk Azzam tiba-tiba,sukses membuat Letta menoleh kearahnya.

   "Siapa juga yang lihatin lo?"

   " Mata kamu nggak bisa bohong."

   "Dih?"

 Azzam menoleh hingga manik elangnya menjumpai netra cantik milik Letta. Tatapan tegas tanpa senyum itu sukses membuat Letta gugup. Mereka saat ini sedang berada di lampu merah.

   "Boleh pinjam ponsel kamu?"

   "Buat apa?"

    "Telpon ke ponsel saya."

 tanpa banyak tanya Letta memberikan ponselnya.

Azzam tersenyum kemudian menekan nomornya lalu melihat panggilan masuk dari nomer Letta.

  "Itu nomer saya." ucap Azzam kemudian melanjutkan kembali perjalanan mereka karna lampu sudah berubah menjadi hijau.

    "Makasih,untuk yang waktu itu. Kalo nggak ada lo gue nggak tau bakalan jadi apa."

   "Sama-sama."

   "Tangan lo...?!"

   "Udah sembuh."

  "Syukur deh kalo gitu."

   " hm"

Hening kembali menguasai suasana. Letta hanya bicara ketika di tanyai jalan menuju apartemennya.

Selain itu dia hanya diam menikmati canggung yang kian melilit tubuh.

  Azzam melajukan mobilnya dengan pelan. Namun ada saja pemotor yang berani menyalipnya dari sebelah kanan secara tiba-tiba. Alhasil Azzam tak melihat ada lubang di depannya. Berakhirlah mobilnya oleng karena tergelincir masuk lubang.

   "Akhh!" pekik Letta.

Azzam menginjak pedal rem mendadak,membuat tubuh Letta terdorong ke depan. Kepala gadis itu nyaris mengenai dashboard . Untungnya Azzam sigap mengulurkan tangan. Jadilah kening Letta jatuh ke telapak tangan pria itu.

   "Maaf."

Perkataan itu keluar dari bibir Azzam atas ketidak hati-hatiannya dalam menyetir. Namun tak ada reaksi dari Letta. Membuat pria itu menoleh dan mendapati Letta tengah menatap lurus ke depan tepatnya pada pemotor yang baru saja menyalipnya.

   "Kamu kenal mereka?"

  "Dia mantan gue."

  "hm."

Azzam berpikir sejenak. Ia baru sadar pria yang menyalip mobilnya tadi adalah mantan Letta yang waktu itu dia putusin di kafe.Azzam kembali melanjutkan mobilnya dengan kencang. Hingga membuat Letta merengut-rengut,namun dia tidak perduli fokusnya adalah pada pemotor yang menyalip mobilnya__

   "Lo mau nyari mati ya? Nggak cukup sekali kita hampir kecelaka__"

Ucapan Letta terhenti saat Azzam menyamai posisinya Bima dan Hana yang sedang berboncengan.

 Azzam dengan sengaja membuang botol mineralnya ke kaca jendela,dan ia arahkan ke motor Bima hingga mengenai bahu Hana.

   "Woi anjeng! Jangan buang sampah semb__Letta?!"

  Bima,Lelaki itu tak melanjutkan marahnya saat sadar siapa gadis yang duduk di dalam mobil itu.

Sama halnya Hana yang ikut terkejut, bukan melihat Letta melainkan sosok yang bersama Letta.

Azzam tersenyum miring. Dengan cepat ia naikkan kaca mobilnya,lantas menambah kecepatan dan melindas sebuah genangan air hingga menyiprat ke arah Bima dan Hana. Membuat Letta tertawa lepas melihatnya dari kaca spion.

    "Sialan lo!" Umpatan Bima terdengar samar.

Letta menatap Azzam heran. Kenapa pria ini bersemangat mengerjai Bima. Namun apapun alasannya dia cukup puas atas tindakkannya.

  "Gimana sudah senang?!"

   "Hmm,sangat. Trimakasih."

Tak terasa mobil Azzam pun tiba di depan gedung apartemen Letta.

Letta pun beringsut turun. Namun sebelum ia membuka pintu Azzam berkata__

  "Besok, aku jemput jam 07:00 pagi."

  Letta terdiam,dia tidak tahu harus berkata apa ingin menolak tapi tidak enak.

   "Aku hanya ingin sedikit lebih dekat denganmu,tidak apa-apa. Kan?!"

   Gadis itu hanya mengangguk ,kemudian turun dari mobil tidak lupa melambaikan tangannya dengan senyuman yang tak luntur di wajahnya.

  Lantas Azzam pun kembali melajukan mobilnya setelah Letta tak terlihat lagi.

*

*

*

 Keesokan harinya,Letta bersiap untuk ke kantor. Langkahnya terhenti saat melihat mobil Azzam sudah terparkir di depan apartemennya.Pria itu melambaikan tangan kearah Letta.

   "Wah,apa dia se-excited itu jemput gue pagi-pagi?"

   Letta mendekat, berdiri di depan pintu mobil.

   "Ngapain lo ngapel di depan apartemen jam tujuh pagi?"

  "Emang ada peraturan yang mengatur nggak boleh jemput calon istri pagi-pagi?"

   Letta menggeleng."Nggak ada."

    "Ya udah naik."

   Letta berdecak tak punya pilihan. Azzam dengan sigap membantu memasangkan sabuk pengaman membuat Letta terpaku dan tanpa sadar menahan nafas karena wajahnya yang berjarak beberapa centi saja dari wajah Azzam.

  Di lihat dari jarak sedekat itu, Letta baru sadar pria di hadapannya ini sangatlah tampan. Hidungnya mancung,bibirnya sexy dan tebal sedangkan rahangnya terlihat gagah bahkan kulitnya sangat halus. Membuat Letta tidak bisa mengalihkan kekagumannya.

   "Nafas,Letta."

Ucap Azzam lalu menarik diri ke posisi semula.Letta yang tersadar langsung membalikkan wajahnya ke arah luar, Malu dia benar-benar sangat malu.

Karena sejak tadi Letta hanya sibuk dengan ponselnya dia tidak menyadari kalau mereka sudah sampai bahkan Azzam membawanya ke parkiran basemant perusahaan itu.

   "Loh, kok kita disini? Kenapa nggak turunin gue di depan aja tadi?!"

   "Udah terlanjur. Ayo!"

Mereka turun dari mobil,Azzam berjalan lebih dulu menuju lift sedangkan Letta berjalan di belakangnya.

Letta sedikit heran,ia ingin bertanya tapi sedikit segan. Apalagi yang mereka naiki adalah lift khusus petinggi perusahaan.

   Banyak pertanyaan di kepalanya,tapi tidak satu pun dia menemukan jawabannya.

   "Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?!"

   "Tidak apa-apa."

*

*

*

 Letta sudah tiba di mejanya, tiba-tiba saja dia si samperin oleh Hana dan dua temannya.

   " Ada hubungan apa lo sama Pak Azzam?" tanya Hana

   "Lo pasti godain Pak Azzam,kan?" cibir salah satu wanita dengan penampilan casual sambil melayangkan tatapan sinis padanya. " Tahu diri dikit dong jadi orang. Kemarin Pak Gio sekarang Pak Azzam carmuk banget jadi orang."lanjutnya.

  Riska ingin menyela,tapi Letta melarangnya.

  " Atas dasar apa, kalian men-judge gue kayak gitu?!"

   " Gue tadi lihat sendiri lo keluar dari lift khusus petinggi bareng Pak Azzam,apa namanya coba kalo nggak lagi coba godain Pak Azzam?!"tambah Hana memanasi.

 Riska membuang nafas kasar dia sungguh kesal dengan mulut lemes para senior itu.tapi hanya bisa diam karena Letta melarangnya untuk membantu.

   "Trus masalah buat kalian?!" tantang Letta

   Perempuan lain menanggapi." Berani lo sama senior.?"

   "Untuk apa gue takut? gue nggak salah! Lagian nggak ada tuh pasal senior berlaku disini. Yang ada gue bisa nuntut kalian berdasarkan pasal 310 ayat 1 KUHP tentang pencemaran nama baik dengan hukuman penjara paling lama sembilan bulan. Mau gue tuntut?!"

 Tiga senior itu mengubah ekspresi wajah mereka termasuk Hana. Tak ingin menjadi pusat perhatian mereka berbalik pergi dengan menahan kekesalan.

 Riska menahan senyum melihat itu."Gue suka gaya lo! Di buat mati kutu nggak tuh."

Bahkan karyawan yang ikut berbisik-bisik di sekitar mereka tadi ikut bubar.

   "Kalo ada yang ngerecokin lo dengan hal yang sama kayak tadi. Hajar aja jangan kasih kendor!" Sahut Haris teman satu devisi yang mejanya ada di hadapan Letta.

 "Iya,bener tuh. Sesekali memang harus di lawan."sambung Dina yang mejanya di sebelah Riska.

Letta hanya tersenyum sambil mengangkat jempolnya kemudian kembali melanjutkan perkerjaannya yang tertunda.

*

*

*

 Di ruangan Azzam.

 Daniel melangkah memasuki ruangan Azzam setelah di izinkan masuk oleh pemiliknya.

   "Ada apa Tuan memanggil saya?"

 Daniel kembali pada tugas awalnya yaitu menjadi pengawal serta orang kepercayaan Azzam yang ikut berbaur di perusahaan,beda halnya dengan Reno sang asisten yang hanya berkerja selama di perusahaan saja. Jika di luar perusahaan Azzam lebih banyak bersama Daniel.

   "Tolong kamu awasi yang bernama Arletta Zevanya dari devisi periklanan."

Daniel mengerutkan keningnya merasa heran tidak pernah sebelumnya Tuannya itu menyuruhnya mengawasi karyawan apalagi ini adalah seorang perempuan.

 Melihat kebingungan Daniel Azzam menghela nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya."Dia tunangan saya, calon Nyonya Athariz."tegas Azzam

 mendengar itu,Daniel sedikit kaget mengetahui calon Nyonya nya berkerja sebagai karyawan di perusahaan ini.karena yang dia tahu Nyonya nya itu putri keluarga Stanley yang seharusnya memiliki perusahaan sendiri.

  "Baik,Tuan. Akan saya laksanakan." ucapnya kemudian berbalik pergi.

 Bersamaan dengan itu Reno masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah map di tangannya.

   "Ini adalah nama-nama kandidat yang terpilih untuk menjadi sekretaris sementara Tuan. Untuk menggantikan Bu Dewi yang mengambil cuti melahirkan." Jelas Reno

Bu Dewi adalah istri Reno sekaligus sekretaris yang membantu perkerjaan Reno sebagai asisten dan baru mengambil cuti melahirkan dua hari yang lalu.

Azzam memeriksa data-data calon sekretaris yang di usulkan oleh Reno,namun satu pun tak ada yang Azzam pilih.

   "Reno, kamu ingin memberiku sekretaris atau mengirim wanita penghibur untuk ku? Lihatlah semua memakai pakaian yang cukup terbuka." Azzam melemparkan map yang berisikan data diri serta photo itu ke atas meja kerjanya.

   Reno menelan ludahnya,ia sudah salah menganggap Tuannya itu akan menyukai wanita sexy.

  "Saya tidak butuh penggoda, saya hanya butuh mereka yang mau berkerja. Bukan seperti itu yang terlihat ingin menjual paha dan dada."ucap Azzam marah.

  "Maaf Tuan." hanya itu yang bisa keluar dari mulut Reno saat ini,dia benar-benar salah menilai Azzam.

Daniel yang belum sepenuhnya meninggalkan ruangan itu kembali masuk dan berdiri tepat di samping Tuannya.

  "Tuan,bagaimana kalau Nyonya saja yang menjadi sekretaris anda. Dengan begitu anda bisa lebih dekat dan mengenal Nyonya."usul Daniel

 Azzam berpikir keras, sebelum mengangguk sepertinya usul Daniel tidak buruk juga pikirnya.

" Daniel kau yang urus semuanya."titah Azzam

  "Baik,Tuan!"

  Daniel dan Reno keluar secara bersamaan."Untung ada lo, niel! Kalo nggak bisa habis gue di lidas sama pak bos."ujar Reno

  Sedangkan Daniel hanya terkekeh mendengar penuturan Reno.

1
LISA
Bahagia selalu y Letta & Azzam
Reni Anjarwani
doubel up thor
LISA
Happy wedding untuk Azzam & Letta..happy selalu ya..rukun & langgeng 😊🙏
LISA
Bagus nih Letta udh mulai menyukai Azzam..moga semuanya aman y sampe hari pernikahan kalian.
LISA
Rukun selalu y Letta & Azzam
LISA
Leo bakal nyusul Azzam jg nih 😊
LISA
Bagus ceritanya Kak..salut sama Letta yg meskipun putri pengusaha kaya tp mau bekerja di perush laen..rukun selalu deh sama Azzam sampe hari H nya 😊
LISA
Ceritanya bagus bgt..sipp klo Letta yg jdi sekretarisnya Azzam..
LISA
😊😊 good job Letta..tunjukkan ke Hana bahwa kmu mendptkan yg lebih baik drpd Bima..pdhl sebnrnya Gio itu kakaknya Letta..😊
LISA
Azzam akan dijodohkan sama Letta nih asyikk kan Azzam emg udh tertarik sama Letta 😊
LISA
Dunia sempit nih ternyt Bella yg dulu kekasihnya Razzan adl sahabatnya Letta
LISA
Aq mampir Kak
Otra Mas Aqui
cerita ini bikin saya ingin terus membacanya sampai selesai! Keren banget, thor!
🔥ana_omi🦊🍃
Jalan cerita hebat.
Arabelle Arinne
Hats off untuk authornya, karya original dan kreatif!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!