Riska memerintahkan orang untuk menghilangkan Laila seorang chef yang dari Jakarta karena dicintai oleh Arya Semana pimpinan perusahaan. Selain itu orang tua Arya Tuan Sultan Semana menolak Laila karena memiliki ibu dengan riwayat sakit jiwa .. Namun muncul Lina kembaran Laila yang menyelamatkan Laila dari Riska
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosida0161, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 5 Undangan Untuk Terima Kasih
Laila melupakan pertolongannya pada Arya Semana. Yang penting dia sudah bisa menjelaskan kenapa tadi di kamar lelaki muda itu. Selebihnya sudah selesai.
Menurutnya ia bisa bersama dengan anak Bos pemilik perusahaan raksasa itu hanya sebuah kebetulan. Hanya numpang lewat. Lagi pula pasti Arya Semana pun telah melupakannya. Terlebih peristiwa itu terjadi saat lelaki itu mabuk. Jadi manamungkin berkesan atau menyisakan cerita.
Huh anak big bos mah sah sah saja bertingkah apa pun. Dan pekerja tak boleh kegeeran, batinnya.
Harus kosentrasi penuh pada kreasi baru cake Triple Rasa yang diciptakannya. Apalagi promosi lewat unggahan di Instagram resmi restaurant banyak mendapat respon pelanggan setia. Banyak yang komentar ingin mencoba kreasi barunya itu.
Makanya Laila dibantu dua orang asisten pribadinya sibuk membuat Cake Triple Rasa yang menjadi pilihan para tamu yang sudah memesan tempat di restaurant.
Triple Rasa adalah tiga Rasa yang ia tawarkan dalam satu cake. Rasa coklat variasi anggur yang sudah diambil sarinya pada lapis pertama. Lalu pada lapis kedua rasa kelapa muda, dan lapis paling atas rasa keju.
Resep sudah disesuaikan dengan takaran manis yang tak berlebihan. Serta campuran gula aren pada rasa kelapa muda untuk menjaga rasa.
Bu Meliá pimpinan restaurant sangat merespon pencapaian Laila.
"Wah kalau kamu bisa dengan rutin membuat kreasi terobosan Begini, rastaurant kita makin up di Jakarta,"
"Wah gitu ya, Madam ?" Laila menoleh pada perempuan empat puluh lima tahun campuran Belanda dari pihak neneknya, dan Keturunan Jawa dari pihak kakeknya.
"Ya dong," tersenyum Madam Meli
"Chef Ada kiriman bunga," Rinto bagian front office restaurant datang mengulurkan bouquet bunga mawar putih.
"Darimana?" Laila memperhatikan sekumpulan bunga mawar yang Indah terselip memo bertulis tangan.
"Terima kasih telah mengantarku pulang,"
Arya Semana
"Oke terima kasih," ujar Laila tersenyum pada Rinto.
"Sama sama, Chef,"
Lelaki kurus berseragam Resto warna biru bertulis logo RSG yang berarti Resto Semana Group itu, segera kembali ke pos jaganya.
"Hem Aeya Semana, apa hanya nama yang kebetulan sama, Non?" Goda Madam Meli yang tak tahu jika anak bos besar Semana Group semalam mampir saat tak berdaya.
"Hanya sebuah kebetulan, dan dia termasuk orang yang tahu berterima kasih, seharusnya, sih, nggak perlu juga segininya, berlebihan, toh tadi pagi dia udah nganter saya pulang, atau bisa juga pencitraan,"
"Tadi pagi?!" Madam Meli menunjukkan muka bingung.
"Ya, sudah tak perlu dibahas," angguk Laila melanjutkan pekerjaannya. Masalah perjumpaanmya dengan Arya Semana tak perlu diulas, apalagi dipersoalkan. Lagipula lelaki itu mengirim bunga bukan berarti memiliki perhatian pada dirinya. Gampang tinggal suruh anak buah pesan dan kirim ke alamat sini. Selesai.
"Tunggu, Chef ..." Madam Meli merasa tertarik, "Jadi benar Arya Semana?!'
"Suatu kebetulan saja, cerita pangeran yang kesasar tak sadarkan diri, dan siitik buruk rupa ini terpaksa mengantarnya pulang ke rumahnya di Cinere," hih ngeri juga kalau diingat semalam dirinya berada di bawah satu atap dengan lelaki yang baru dikenalnya. Bahkan sempat berada di atas tubuh lelaki itu, hih! Beruntung tak terjadi apa apa. Hih lain kali harus hati hati, kalau ada kejadian serupa harus bawa satu teman untuk keamanan.
"Wah rupanya semalam Ada cerita seru, ya?" Madam Meli perempuan paruh Bayah yang supel dan sangat perhatian pada anak buahnya. Saling perhatiannya terkadang ia ingin tahu siapa saja pacar dari anak anak gadis yang tergabung di restauran dipimpinnya.
Jadi jangan heran jika dari mereka ada yang putus cinta si madam ini selalu repot untuk membujuk, bahkan memberi hiburan supaya anak buahnya yang putus cinta jangan terpuruk. Makanya mereka memberi julukan pada madam yang juga bisa tegas pada anak buahnya yang ngeyel, Madam Super Repot.
"Seru banget, diluar dugaan, tapi sudah berlalu," dan Laila sudah tak ingin membahas tentang peristiwa semalam, ia kini menyibukkan diri bersama dua asistennya untuk menyelesaikan tiga cake Triple Rasa untuk tamu sore Hari yang sudah memesan tempat.
*
Arya Semana rilek sejenak dari pekerjaan yang menumpuk. Baru saja memimpin rapat. Kembali ia munculkan gambaran di kepalanya. Masih tentang peristiwa semalam sampai ia mabuk dan melarikan mobilnya pulang, tapi siapa sangkah justru berhenti di Restaurant RSG alias Restaurant Semana Group. Dan bertemu Laila lalu diantar pulang.
"Tuh cewek nekat juga, ya, gimana kalau aku ini lelaki buaya, habis sudah tuh anak. Untungnya Aku masih lelaki bermoral dan punya Iman.
Kalau saja ia menolak saat diajak ke pesta yang diadakan Joni, tak mungkin ada acara mabuk segala. Dirinya memang dikenal sebagai lelaki taat dilingkungan pertemuannya. Sulit diajak dugem, apalagi mabuk. Bagi Arya semana hidup modern itu memang harus ia jalani sesuai dengan kemajuan jaman, serta ruang lingkup hidup yang dijalaninya dalam keseharian mengharuskan demikian. Tapi untuk minuman keras ia langsung berpedoman 'No'
Tapi semalam justru ia lengah, saat melihat Indiana gadis yang sudah dua tahun dipacarinya bergandeng mesra dengan lelaki muda cemburu dan amarahnya meluap.
"Sabar Bro jangan buat keributan di sini," bujuk Joni setengah menyesal mengajak Haris ke pesta yang diadakan Rudi rekan kerjanya. Ternyata ada Indriana yang datang menemani Roy si pembalap top.
"Aku tak menyangkah di belakangku dia selingkuh." Keluh Arya Semana dengan kecewa, dan tatapannya tak mau lepas pada Indriana dalam pelukan Roy.
"Kau Arya Semana ribut gara gara cewek sangat memalukan, wartawan pasti akan menyorot keluargamu," ujar Joni mengingatkan.
"Makanya Bro jangan kebanyakan urusan bisnis, cewek sendiri jadi nggak keurus, ya ada cowok sekeren Roy yang ngasih perhatian, ya sudah tancap Indriana yang kutebak dari awal type cewek enjoy, tuh, Sori, maaf berat, nih," ujar Rudi, "Tenang tahan emosi, jangan panik mending minum ini dulu biar pikiran jernih,"
Tanpa pikir panjang langsung saja gelas berisi minuman itu tuntas, dan satu menit kemudian kepalanya pusing. Bergelas air putih lewat di tenggorokannya, tapi tetap saja kepalanya pusing dan muntah muntah. Saat Rudi dan Joni berada jauh darinya karena melayani tamu lainnya, maka segera Arya Semana melarikan mobilnya pulang, tapi justru mampir di restaurant milik papanya, dan bertemulah dengan Laila yang saat itu masih berada di restaurant, baru menyelesaikan kreasi baru pembustan cake Triple Rasa.
Arya Semana menghela napas panjang. Ia memutuskan untuk mengadakan klarifikasi pada Laila.
Harus Ada Pertemuan, jangan sampai gadis itu menganggap aku ini pemabuk, seru hatinya. Lalu dilayangkan permintaan pemesanan tempat di RSG pukul tujuh Malam.
"Undangan khusus buat Chef Laila nanti pukul tujuh malam, menu terserah Chef Laila," ujar Rinto membaca pesan dari Arya Semana ,"
"Arya Semana ..." gimam Laila.
"Hem boleh juga, bagaimana Chef cantikkku?" Madam Meli mengerling Laila.
"Untuk apa, ya, dia ngundang aku?" Batin Laila berusaha menerka nerka.
"Chef?" Suara Madam Meli membuat Laila menatap perempuan itu dengan tatap bingung.
"Untuk apa,ya, Madam?" Seperti orang kebingungan Laila belum bisa memberi balasan.
"Terima saja, mungkin dia mau berterima kasih atas pertolongan, Chef," ujar Madam Meli yang sudah tahu peristiwa semalam antara Arya Semana dan Laila dari Udin dan Marno.
Laila menggangguk begitu saja.
