"Jangan bunuh aku."
Sydney tidak menyangka hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat hanya dalam satu malam. Ia melihat saudaranya dibunuh oleh seorang pria, dan dirinya terjebak dalam situasi sulit. Penderitaan ini tidak ia terima, dan alam mengabulkan permohonannya. Namun, ia malah harus menikah dengan seorang pria kejam bernama Ransom Alexander. Dia adalah pria yang paling Sydney benci. Pernikahan ini adalah dendam.
Cover by : Ineed design.
IG : renitaaprilreal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 Pertunjukkan Kecil
Sydney terdiam ketika Manda menamparnya, ia tidak memedulikan itu dan langsung pergi menuju dapur. Melakukan tugasnya seperti biasa, yaitu membuat sarapan. Bahkan di dapur ini pelayan enggan membantu. Itu malah bagus karena Sydney bisa melakukan apa saja di sini.
Ia membuat sup sebagai pelengkap selain pancake serta sosis panggang kesukaan Anna. Ia juga menyiapkan buah potong kesukaan saudara tirinya. Sydney membuka tong sampah. Ia masih ingat sempat membuang sayur busuk di sini.
“Sampah cocoknya makan sampah.” Sydney tersenyum. Ia membuat sup yang kaldunya ia aduk dengan sandal miliknya sendiri. Lalu pancake yang Sydney campur dengan sedikit tanah. Perut Sydney mual sebagai pembuatnya. Agar tidak ada yang curiga, ia membersihkan pekerjaannya dengan sangat rapi.
Setelah semua beres, Sydney menyusun makanan jadi itu ke kereta dorong, lalu membawanya ke meja makan. Ah, jangan lupa jus buah yang ia campur dengan rumput di belakang rumah. Lebih bagus jika ada kotoran hewan. Sepertinya Sydney punya ide untuk ini. Ia berniat memelihara hewan untuk diambil kotorannya, lalu memberikannya kepada Anna serta Manda.
“Kenapa lama sekali?” Manda jadi kesal.
Sydney hanya diam saja. Ia menatap semua makanan di meja, lalu melayani keduanya. “Silakan ….”
“Nyonya Manda, Tuan William ada di sini,” ucap seorang pelayan.
“Oh, persilakan dia masuk.” Anna terlihat senang.
Aha! Kebetulan sekali karena William juga harus merasakan masakannya ini. Karena pria itu juga termasuk dalam komplotan Anna dan Manda yang menghancurkan keluarganya.
“Selamat pagi,” ucap Willi dengan senyum manisnya. Ia memandang Sydney sejenak, lalu duduk di dekat Manda setelah dipersilakan.
Betapa bodohnya dulu Sydney. Secara terang-terangan pria ini selingkuh dengan kakak tirinya, tetapi Sydney masih tergila-gila pada William yang hanya bermodalkan kata cinta.
“Kenapa kau masih di sini? Pekerjaanmu masih banyak, kan?” Anna memerintah dengan arogannya.
“Sydney, sebentar lagi kau akan menikah dengan William, bukankah bagus untukmu berlatih menjadi ibu rumah tangga yang baik?” Manda tersenyum penuh arti.
“Kau dengar apa kata kakakmu itu.” Anna tersenyum memandang William. “Nak Willi, kau tidak keberatan, kan?”
“Tentu saja, Bu.” William memandang tunangannya ini. “Sydney, aku akan menemuimu setelah kau selesai menyelesaikan pekerjaan rumah.”
Sydney mengangguk. “Baiklah ….”
Manda dan Anna tertawa, termasuk William ketika Sydney sudah pergi dari hadapan mereka. Tanpa ketiganya tahu jika ini hanya permulaan saja. Sydney tidak benar-benar ke dapur, ia mengintip ketiga iblis itu menikmati hidangan yang ia sajikan.
Huek … !
Sydney segera menutup mulutnya agar tidak ketahuan. Ia bergegas masuk ke dapur karena tidak tahan dengan perut sendiri. Ketiganya malah sangat senang menikmati makanan sampah.
“Mereka babi.” Sydney tertawa pelan. Ya, nikmati saja sampai makanan itu habis. Setelah ini, Sydney ingin lihat apakah perut mereka baik-baik saja.
“Sudah kubilang kalau Sydney itu memang bodoh. Dia tidak pantas berada di keluarga Forest,” ucap Manda.
“Kau benar, Sayang. Bahkan kekasihnya selingkuh saja dia diam. Dia sangat takut bila kutinggal.” Dengan percaya dirinya William mengatakan itu.
“Aku harus berterima kasih kepada ibuku untuk ini. Karena kecantikannya, dia bisa menggaet tua bangka itu.”
“Kita masih setengah jalan karena Andi Forest sangat menyayangi anak-anaknya, bahkan dia berusaha membujuk David kembali ke rumah ini.”
“Jebakan ibuku sangat hebat. Membuat David melecehkanku dan akhirnya dia diusir.”
Tetap saja itu hanya kemarahan sesaat Andi Forest karena Anna pernah melihat pria itu merindukan putra pertamanya. Pernikahan ini terjadi bukan karena Andi sungguh mencintainya, tetapi lelaki itu menjadikan Anna sebagai penjaga Sydney serta David.
Ketika manusia rakus ini meninggalkan ruang makan setelah selesai menghabiskan hidangan di meja. Manda membawa William ke kamarnya, padahal ada Sydney di rumah ini. Sementara Anna tentu saja dengan kebiasaannya yang tidak jauh dari belanja online.
Jika Sydney harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, maka ia tidak bisa keluar mencari David. Kakaknya masih belum membalas pesan. Kehidupan lalu memang Sydney sering di rumah karena pekerjaan dari Anna tidak pernah selesai.
Namun, kali ini jelas berbeda. Sydney tidak akan lagi patuh. Ia harus keluar dari rumah tanpa peduli Anna harus marah. Lagi pula sebentar lagi mereka akan keracunan makanan.
Yang dikatakan Sydney memang tepat. Selagi asik memilih tas yang akan dibeli, Anna merasakan perutnya mulas. Ia segera menuju kamarnya, sedangkan Manda dan William juga sama.
“Aku pinjam toiletmu,” kata William.
“Eh, tidak bisa. Aku duluan. Kau pakai toilet khusus tamu saja.”
“Aku sudah tidak tahan.” William mendorong Manda.
“Ih, tidak bisa.” Manda menarik baju William, lalu masuk ke kamar mandi.
William berdecak, ia segera keluar kamar, menuruni anak tangga dengan cepat, lalu berlari menuju toilet. Sydney yang melihat tunangannya itu tertawa. Akhirnya, mereka kena batunya juga. Dengan begini, ia bisa keluar dari rumah.
“Kepala pelayan!” teriak Anna dari lantai atas.
“Ya, Nyonya.”
“Pe-Perutku ….” Anna berlari menuju kamar lagi.
“Nyonya, ada apa?” tanya Nina, yang mulai menyusul Anna.
Sydney menikmati pertunjukkan kecil ini, tetapi bagaimana kalau ia menjahili mereka lagi? Ya, sebelum pergi, Sydney mematikan pusat keran air. Kemudian barulah ia dapat melenggang keluar dari kediaman.
Pencarian ini di mulai dengan kediaman rumah teman-teman David yang Sydney ketahui. Namun, setelah mencari di sana, David tidak ditemukan dan sepertinya dia memang menjauh dari kehidupan kelas atas. Ya, uang saku di ambil karena Andi ingin putranya itu kembali. Semua ini karena ulah Anna dan Manda. Mereka begitu licik. Selalu punya cara agar putra tertua keluarga tidak pernah kembali. Puncaknya adalah pembunuhan di kehidupan lalu.
Tiba-tiba Sydney jadi ingat. “Apa jangan-jangan teror pembunuhan itu sudah di mulai?”
Bagaimanapun Sydney harus mencari kakaknya. Ia duduk di bangku taman dekat tong sampah. Matahari mulai meninggi, ia kehausan, tetapi malas untuk jalan lagi membeli minuman.
“Hei, Copet!”
Pandangan Sydney teralih pada pria yang dikejar oleh seorang wanita dan laki-laki. Sepertinya pasangan itu baru saja dicopet. Tersangka tersebut tersandung, lalu jatuh. Dia tertangkap, dipukuli oleh pria yang mengejar tadi, lalu perempuan itu mengambil dompetnya.
“Dasar maling!” Pria bertubuh gempal itu terengah-engah, lalu mengajak wanitanya pergi setelah memberi pelajaran pada copet itu.
Sydney beranjak dari duduknya, ia ingin melihat keadaan dari copet yang tengah kesakitan itu. Betapa kagetnya Sydney melihat sosok pemuda ini.
“David Forest!”
Yang dipanggil namanya pun kaget. “Sydney!”
Bergegas Sydney menghampiri saudaranya itu. “Kau terluka, kita ke rumah sakit dulu.”
“Kenapa kau bisa ada di sini?”
“Tentu saja mencarimu. Aku mengirim pesan, tetapi kau tidak membalasnya.”
“Oh, itu.” David menggaruk kepalanya sendiri.
Sydney meringis melihat penderitaan David. Bagaimana bisa kakaknya berakhir sampai seperti ini? Semakin dendam saja Sydney pada ibu serta kakak tirinya.
“Ikut denganku.” Sydney tidak mau dibantah kali ini.
.