Kehidupan seorang gadis.
Ia terpaksa masuk kedalam kehidupan Tuan Muda Raka untuk menyelamatkan kaka satu satu nya.
Apa sebenarnya kesalahan kaka nya??
Rencana seorang Tuan Muda untuk mengendalikan hidup Tania. Tapi setelah menjalani nya ia malah jatuh cinta, bahkan dia sendiri yang jadi tergila gila kepadanya.
Tanpa ia sadari ia banyak melanggar peraturan yang ia buat sendiri.
Sebenarnya apa yang membuat Raka menjadi mencintai Tania?
Seperti apa sebenarnya perasaan Tania?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eva pronika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilang
"Sayang" ucap Raka dengan nada lembut
Tania hannya diam. Ia berusaha mengingat ingat apa yang sedang terjadi sebelumnya. Kemudian air mata nya kembali menetes.
"Apa itu benar?" dengan suara lemah.
"Kamu makan terlebih dahulu. Setelah kondisimu semakin membaik aku akan ceritakan semuanya" sambil membelai pipi Tania.
Tania diam.
Bahkan saat raka menyuapi makanan ke dalam mulutnya dia menerima nya tapi dengan tatapan kosong. Ketika Raka menanyakan sesuatu pun Tania hannya diam.
Kenapa tatapan nya kosong begitu. Marah lah Tania. Jangan seperti ini. Ini membuatku gila
*
Uak...uak..
Suara dari kamar mandi membangunkan Raka yang sedang terlelap. Ia melihat kiri dan kanan, kosong.
Uak..Uak..
Kembali terdengar suara. Raka berlari ke dalam kamar mandi.
"Sayang.. Kau kenapa?" sambil memijit bagian leher belakang Tania.
Tania tidak menjawab.
Setelah beberapa saat Tania sudah tenang.
"Sudah muntah nya? ayok kita kembali ke tempat tidur. Pak sam akan membawakan kan serapan" sambil merangkul tangan Tania.
Sesampainya di atas tempat tidur, Raka langsung menelpon bagian dapur agar mengantar serapan ke kamar. Dengan cepat kilat Pak sam mengantar pesanan Raka. Pak sam masih berdiri di sana, menunggu perintah dari Raka.
"Setelah serapan kita kerumah sakit" sambil menyuapi Tania.
Tania masih diam. Tatapan nya kosong.
Kenapa dia begini. Ini sangat menyiksaku. Katakan sesuatu Tania, jangan diam terus.
"Pak sam suruh Jay menyiapkan mobil dan Suruh Bella dan Rima membantu Tania bersiap"
"Baik Tuan"
*
Kini Tania sudah selesai mandi dan mengganti pakaian di bantu rima dan bella. Pelan pelan Tania menuruni anak tangga hingga sampai ke mobil. Pak irvan yang mengendarai mobil yang membawa Tania dan Raka beserta Sekretaris Jay. Sementara Bella dan Rima ada di mobil yang lain berjalan beriringan.
Sesampainya di rumah sakit Mereka sudah di sambut oleh dokter dan beberapa perawat karna kedatangan mereka sudah diketahui pihak rumah sakit, sekretaris jay sudah terlebih dahulu menghubungi mereka.
"Semenjak kapan anda mual?"
"Tadi pagi dok, tapi hannya cairan putih yang keluar dan jumlah nya tidak banyak" Raka yang menjawab.
"Nona bisa berdiri? Atau saya bantu? kita ambil urin Nona sekarang"
"Tidak bisa. Kau pria jadi tidak bisa, Rima temani Tania"
Enak aja, ini terakhir kali dia bisa di periksa dokter pria,
"Baik Tuan"
Tania berjalan kedalam kamar mandi di bopong oleh Rima dan di ikuti oleh Bella dari belakang. Saat Tania masuk Bella hannya menunggu di pintu.
Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka. Hannya rima yang keluar.
"Kau mau kemana? Nona dimana?"
"Nona masih di dalam, katanya dia sakit perut. Saya mau memberikan ini kepada dokter" sembari menunjukkan sebuah botol yang sudah di balut dengan tissu berisi urin.
"Biar saya yang antar. Sebaiknya kau temani Nona. Barang kali dia membutuhkan mu" sambil mengulurkan tangan.
"Baik lah kalau begitu. ini" menyerahkan.
*
15 menit kemudian
Terlihat dokter kembali memasuki ruangan nya, Raka dan sekretaris Jay masih menunggu di sana.
"Tuan, Selamat anda akan menjadi ayah" sembari mengulurkan tangan.
"Maksud nya???" dengan wajah tegang
"Nona sedang hamil 1 bulan"
"Apa?? Hamil?? Istriku hamil?" nada kaget
"Ia Tuan. Selamat ya"
"Jadi aku akan menjadi ayah??" masih dengan wajah bingung tapi bahagia.
"Benar. Dimana Nona Tania? Saya akan menjelaskan lebih rinci tentang pantangan ibu hamil" sambil melihat ke arah sekretaris Jay.
"Sebentar saya cek dulu"
*
"Apa??" Dengan nada tinggi.
"Saya menemukan rima jatuh pingsan di kamar mandi Tuan. Kini sedang di periksa dokter"
"Jadi dimana Taniaku?" dengan wajah memerah.
"Saya belum bisa menemukan Nona" dengan kepala menunduk
Dengan emosi yang meluap Raka menarik baju sekretaris Jay dengan sangat kuat.
"Apa maksudmu Jay? Cari Tania ku sampai ketemu" menahan emosi.
Sekretaris Jay dan Raka menemui bagian keamanan untuk meriksa cctv. Sementara Rima masih belum sadar.
Dari CCTV terlihat jelas Tania memasuki kamar mandi di temani Rima dan bella. Saat bella pergi menghantar botol tersebut, Rima kembali masuk. Disana terlihat dua orang berpakaian seperti dokter masuk ke dalam toilet. Setelahnya mereka membawa bungkusan besar dari dalam kamar mandi. Jelas itu adalah Tania.
"Siapa mereka?"bertanya kepada satpam.
"Kami tidak mengenal mereka Tuan. Saya belum pernah melihat wajah nya"
"Tapi mereka berpakaian seperti dokter"
"Tidak ada dokter seperti mereka disini Tuan"
Bruak
Suara meja yang di banting oleh Raka.
"Bagaimana dengan Rima?"
"Saya baru menerima kabar, Rima pingsan karna di bius Tuan" dengan wajah memerah. " coba periksa cctv parkiran"
Satpam kembali membuka cctv bagian parkiran. Disana terlihat jelas mobil yang membawa Tania. Sontak membuat Jay naik darah.
"Saya sendiri yang akan mencari Nona Tuan. Saya sudah minta bagian keamanan untuk menemani Tuan" dengan tangan mengepal
Baru tiga langkah dari Raka. Sebuah pesan di terima ke telpon genggam milik Sekretaris Jay. Jay membuka nya, betapa kagetnya dia. Saat pesan yang diterima adalah gambar Tania yang sedang pingsan, dengan mulut di lakban.
"Kurang ajar. Kau bermain main denganku" ucapnya dengan nada tinggi.
"Kenapa Jay?"
"Tidak apa Tuan, saya pergi sekarang"
"Tunggu. Kita cari sama sama. Siapapun yamg berani me yentuh Tania ku akan ku bunuh dengan tangan ku sendiri" sambil berjalan dengan tangan di kepal.