NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:355
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. menjelang lahiran, ngidam perlengkapan bayi

Waktu berlalu begitu cepat. Kandungan Ning Aza kini telah memasuki usia 8 bulan lebih 7 hari. Perutnya semakin membesar, membuat geraknya sedikit terbatas. Namun, semangatnya untuk menyambut sang buah hati justru semakin membara.

Suatu pagi yang cerah, Ning Aza menyampaikan keinginannya kepada Gus Arga. "Gus, Ning ingin mulai membeli perlengkapan bayi. Mumpung kandungan sudah besar, jadi bisa nyicil dari sekarang," ujarnya dengan nada bersemangat.

Gus Arga tersenyum mendengar permintaan istrinya. "Tentu saja boleh, Sayang. Gus juga sudah memikirkannya. Kapan Ning ingin pergi berbelanja?" tanyanya lembut.

"Bagaimana kalau besok saja, Gus? Ning sudah tidak sabar ingin melihat baju-baju bayi yang lucu-lucu," jawab Ning Aza dengan mata berbinar.

"Baiklah, besok kita pergi. Ning ingin mengajak siapa saja?" tanya Gus Arga sambil mengelus rambut istrinya.

"Ning ingin ditemani Gus, Mbak Halimah, Mbak Fatimah, dan Mbak Zainab. Boleh ya, Gus?" pinta Ning Aza dengan nada memohon.

"Tentu saja boleh, Sayang. Apapun untuk Ning dan calon buah hati kita," jawab Gus Arga sambil tersenyum.

Keesokan harinya, Ning Aza bersiap-siap dengan penuh semangat. Ia mengenakan gamis longgar berwarna pastel dan hijab yang serasi. Gus Arga, Mbak Halimah, Mbak Fatimah, dan Mbak Zainab sudah menunggu di ruang tamu.

"Ning sudah siap? Kita berangkat sekarang?" tanya Gus Arga dengan sabar.

"Sudah siap, Gus! Ayo kita berangkat!" jawab Ning Aza dengan senyum lebar.

Mereka berlima berangkat menuju pusat perbelanjaan bayi yang terkenal di kota. Di dalam mobil, Ning Aza tak henti-hentinya bercerita tentang calon buah hati mereka.

Sesampainya di pusat perbelanjaan, mata Ning Aza langsung berbinar-binar melihat berbagai macam perlengkapan bayi yang lucu dan menggemaskan. Ia mulai memilih baju-baju bayi, popok, bedong, perlengkapan mandi, dan berbagai kebutuhan lainnya.

"Mbak Halimah, lihat baju ini! Lucu sekali ya? Kira-kira cocok tidak ya untuk anakku?" tanya Ning Aza sambil menunjukkan sebuah baju bayi berwarna kuning dengan motif beruang.

"Wah, cocok sekali, Ning! Pasti anak Ning akan terlihat semakin menggemaskan," jawab Mbak Halimah dengan nada memuji.

"Mbak Fatimah, popok ini bahannya lembut sekali ya? Sepertinya nyaman untuk bayi," kata Ning Aza sambil memegang sebuah popok kain.

"Iya, Ning. Popok kain memang lebih lembut dan aman untuk kulit bayi yang sensitif," jawab Mbak Fatimah dengan nada menyarankan.

Ning Aza terus memilih perlengkapan bayi dengan penuh semangat. Sesekali, ia meminta pendapat Gus Arga tentang barang-barang yang akan dibelinya.

"Gus, menurut Gus, bedong yang motifnya ini bagus atau yang ini?" tanya Ning Aza sambil menunjukkan dua buah bedong dengan motif yang berbeda.

Gus Arga memperhatikan kedua bedong tersebut dengan seksama. "Menurut Gus, yang ini lebih bagus, Sayang. Warnanya lebih cerah dan motifnya lebih menarik," jawab Gus Arga sambil menunjuk salah satu bedong.

"Oh, iya ya? Ning juga suka yang ini. Kalau begitu, kita ambil yang ini saja ya, Gus," kata Ning Aza sambil tersenyum.

"Ning mau beli berapa setel baju bayi? Jangan terlalu banyak ya, Sayang. Bayi kan cepat besar, nanti tidak terpakai," ujar Gus Arga dengan nada mengingatkan.

"Iya, Gus. Ning tahu. Ning hanya ingin membeli beberapa setel saja untuk persiapan awal. Nanti kalau sudah lahir, baru kita beli lagi yang lebih banyak," jawab Ning Aza sambil tertawa kecil.

"Gus, Ning ingin beli kereta dorong bayi yang ini. Bagus ya?" tanya Ning Aza sambil menunjuk sebuah kereta dorong bayi berwarna biru.

Gus Arga memperhatikan kereta dorong bayi tersebut dengan seksama. "Kereta dorong ini bagus, Sayang. Tapi, harganya lumayan mahal. Apa tidak ada yang lebih murah?" tanya Gus Arga dengan nada khawatir.

"Tidak apa-apa, Gus. Ning sudah lama mengidamkan kereta dorong ini. Lagipula, ini kan untuk anak kita. Ning ingin memberikan yang terbaik untuknya," jawab Ning Aza dengan nada memohon.

Gus Arga menghela napas. Ia tidak bisa menolak permintaan istrinya yang sedang hamil. "Baiklah, kalau itu yang Ning inginkan. Gus akan membelikannya," jawab Gus Arga sambil tersenyum.

Ning Aza sangat senang mendengar jawaban Gus Arga. Ia langsung memeluk suaminya dengan erat. "Terima kasih banyak, Gus. Ning sayang sekali sama Gus," bisik Ning Aza di telinga Gus Arga.

"Gus juga sayang sekali sama Ning. Gus akan selalu berusaha untuk membahagiakan Ning dan anak kita," balas Gus Arga sambil mencium kening istrinya dengan lembut.

Setelah puas berbelanja, Ning Aza dan Gus Arga serta para Mbak Ndalem menuju kasir untuk membayar semua barang belanjaan mereka. Mereka berdua merasa sangat bahagia dan tidak sabar untuk menyambut kelahiran sang buah hati.

"Alhamdulillah, Gus. Akhirnya kita bisa mulai menyiapkan perlengkapan bayi. Ning sudah tidak sabar ingin melihat anak kita lahir ke dunia," kata Ning Aza sambil tersenyum bahagia.

"Iya, Sayang. Gus juga sudah tidak sabar. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberkahi kita semua," jawab Gus Arga sambil menggenggam tangan istrinya dengan erat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!