Queensa tak menyukai pernikahannya dengan Anjasmara. Meskipun pria itu dipilih sendiri oleh sang ayah.
Dijodohkan dengan pria yang dibencinya dengan sifat dingin, pendiam dan tegas bukanlah keinginannya. Sayang ia tak diberi pilihan.
Menikah dengan Anjasmara adalah permintaan terakhir sang ayah sebelum tutup usia.
Anjasmara yang protektif, perhatian, diam, dan selalu berusaha melindunginya tak membuat hati Queensa terbuka untuk suaminya.
Queensa terus mencari cara agar Anjasmara mau menceraikannya. Hingga suatu hari ia mengetahui satu rahasia tentang masa lalu mereka yang Anjasmara simpan rapat selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sudah hampir satu jam lamanya mobil avanza hitam itu terparkir di dekat gapura desa, di dalamnya seorang pria tengah duduk besandar dengan pikiran semerawut.
Apa lagi jika bukan soal mantan istrinya yang keadaan nya tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.
Bukankah harusnya perempuan itu hidup baik-baik saja?
Laki-laki kolot sepertinya sudah pergi dari hidupnya bukan?
Dia bisa bersama orang yang dicintainya selama ini.
Tapi mengapa perempuan itu terlihat sangat menyedihkan?
Anjasmara tahu betul sifat perempuan itu, bahkan hapal dengan segala kegiatannya. Queen tidak suka menggulung rambut, perempuan itu suka menggerainya, Queen juga gemar mewarnai rambutnya, sejak mengenal anak Pak Agung itu Anjasmara tidak pernah melihat warna asli rambut orang yang pernah dinikahinya itu.
Namun, hari ini....
Rambut panjang itu di cepol asal-asalan, warnanya memudar di bagian atas, seperti tak dirawat, tidak ada sepatu bermerek, yang ada sepatu boot kuning yang terpasang di kedua kakinya.
Anjas melihat hal yang sangat berbeda. Laki-laki itu tak menemukan tatapan jengah perempuan itu, bibir yang selalu tersenyum sinis padanya, helaan napasnya ketika sedang kesal, itu semua hilang.
Digantikan raut lelah dan pasrah, Anjasmara hampir tak percaya saat melihat sosok Queen tadi.
"Mengapa?" tanya itu menggema di tengah kesunyian. "Mengapa kamu membuat saya bingung, Queen? Kenapa kamu tidak hidup bahagia saja?" rasa sakit hati yang Anjasmara rasakan memang nyata, tetapi menceraikan Queen dilakukannya untuk kebahagiaan perempuan itu sendiri.
Melihat perempuan itu langsung terlelap membuat hatinya perih, Queen kelelahan.
Mantan istrinya itu telah banyak berubah. Ataukah dirinya yang memang tak terlalu mengenal kepribadian Queen!?
Anjasmara masih ingat benar. Dulu Queen adalah gadis yang cuek, kerasa kepala dan manja. Tapi cinta hadir di hatinya untuk gadis itu, Anjasmara menyadari puncak kesalahan terletak pada dirinya. Seandainya saja waktu itu tak memaksa Queen untuk melayaninya hingga hamil di awal pernikahan. Lelaki itu menggeleng. Tiada guna membenamkan diri dalam penyesalan, akhirnya ia tahu itu percuma. Apa yang sudah terjadi tak ada gunanya disesali.
*******
"Mba Queen, mau saya siapkan makan malam?" Wanita 65 tahun itu melangkah mendekati majikannya yang tampak kegundahan.
"Maaf Bu, aku ingin sendirian saat ini."
"Tapi Mba harus makan."
"Aku pergi makan nanti jika lapar. Bu," balas Queen dengan nada lelah.
Queensa melangkah gontai memasuki kamar, perempuan itu melangkah ke depan cermin dan melihat bayangannya sendiri disana. Sebuah jaket melekat ditubuhnya, jaket sederhana milik laki-laki sederhana yang kini teramat ia rindukan. Queensa merasa bodoh karena tak langsung mengenali mantan suaminya, melewatkan kesempatan untuk meminta maaf dengan benar.
"Membiasakan diri hidup denganmu dulu aku kesulitan, tapi menghapus kenanganmu aku justru sekarat, aku harus apa, Mas... "
********
Bangunan sederhana bertuliskan warung kopi sore itu ramai oleh pengunjung. Mereka rata-rata pekerja perkebunan yang ingin melepas lelah setelah seharian bekerja. Duduk-duduk santai bersama beberapa orang teman ataupun kekasih, ditemani makanan ringan, semangkuk mie dan kopi ataupun es teh. Hanya satu orang di antara mereka yang merasa salah tempat. Satu-satunya perempuan yang terlihat berpakaian mencolok diantara mereka semua.
Queensa duduk di sudut ruangan, berulang kali melirik jam di pergelangan tangan kirinya. Hampir 1 jam menghabiskan waktu sia-sia di tempat itu. Bukan atas keinginannya, tetapi seseorang memintanya datang untuk membicarakan sesuatu yang katanya sangat penting. Jika saja tak menaruh rasa segan terhadap orang tersebut, Dia pasti sudah beranjak pergi dari tadi.
Queensa memesan kopi kedua, berikut gorengan untuk mengganjal perut yang mulai keroncongan karena menunggu terlalu lama. Alunan musik dangdut dari warung dirasa tak cukup ampuh mengusir kesepian di dirinya, justru membuatnya diserang kantuk yang membunuh.
"Maaf sudah membuat kamu lama menunggu."
Kepala perempuan itu menengadah, melihat kehadiran seseorang yang sudah lama ditunggu kemunculannya, ternyata orang itu tak sendiri di sampingnya berdiri laki-laki yang seketika membuat aliran darah Queensa berhenti mengalir.
Dia.....
#####
Ada yang nungguin??
selalu bukak bolak balik ,intip apa udh up
😆