NovelToon NovelToon
Di Mana Tempat Itu

Di Mana Tempat Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Bukan kita menginginkan lahir ke dunia ini. Bukan kita yang meminta untuk memiliki keadaan seperti ini.
Sudah bertahan begitu lama dan mencoba terus untuk bangkit dan pada kenyataannya semua tidak berpihak kepada kita?
Aira yang harus menjalani kehidupannya, drama dalam hidup yang sangat banyak terjadi dan sering bertanya siapa sebenarnya produser atas dirinya yang menciptakan skenario yang begitu menakutkan ini.
Lemah dan dan sangat membutuhkan tempat, membutuhkan seseorang yang memeluk dan menguatkannya?
Bagaimana Aira mampu menjalani semua ini? bagaimana Aira bisa bertahan dan apakah dia tidak akan menyerah?
Lalu apakah pria yang berada di dekatnya datang kepadanya adalah pria yang tulus yang dia inginkan?
Mari ikutin novelnya.
Jangan lupa follow akun Ig saya Ainuncefenis dan dapatkan kabar yang banyak akun Instagram saya.
Terima kasih.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 Sindir Kembali.

Di tengah makan Aira dan Arfandi yang tiba-tiba yang mana keduanya sama-sama tersenyum dan bahkan kerap kali sering curi pandang satu sama lain. Tiba-tiba saja muncul seseorang di dekat mereka yang tak lain adalah Nathalia yang mengalihkan fokus keduanya.

Senyum wajah Aira juga seketika hilang.

"Nathalia!" ucap Arfandi dengan dahi mengkerut.

"Hmmmmm, kalian ternyata ada di sini?" tanya Nathalia yang terlihat santai, namun tampak senyumnya terlihat terpaksa.

"Iya. Kamu sendiri kenapa bisa ada di sini?" tanya Arfandi.

"Kebetulan aku juga sedang makan dan aku melihat kalian. Jadi kita bergabung saja," ucap Nathalia tanpa disuruh duduk yang langsung menarik kursi dan dengan santainya yang seperti tidak memiliki sopan santun.

"Kalian tidak keberatan bukan aku bergabung di sini?" tanya Nathalia memastikan kedua orang tersebut dengan melihat saling bergantian.

"Tidak sama sekali," sahut Arfandi.

"Bagaimana dengan kamu Aira. Apa aku mengganggu kalian?" tanya Nathalia dengan tersenyum.

"Tidak," jawab Aira datar yang tidak bisa menyembunyikan rasa ketidaksukaannya kepada Nathalia mungkin karena kesan pertemuan mereka terlihat tidak baik walau Nathalia juga termasuk teman satu sekolahnya dulu.

"Sayang sekali kalian sudah memesan makanan," ucap Nathalia.

"Kalau begitu kamu pesan saja makanan, bukankah memang kamu datang ke tempat ini untuk makan," sahut Arfandi.

"Tapi kalian berdua tidak akan meninggalkanku bukan, karena makanan kalian sudah habis?" tanya Nathalia.

"Tidak sama sekali! Jadi pesan saja makanan kamu," sahut Arfandi.

"Baiklah!" sahut Nathalia dengan tersenyum yang mengangkat tangan memanggil pelayan.

Aira menghela nafas yang melanjutkan makannya yang sejak tadi hanya menunduk yang memang tidak nyaman berbicara dengan Nathalia. Nathalia memesan beberapa menu makanan kepada pelayan tersebut dan setelah itu pelayan itu meninggalkan meja tersebut.

"Siapa yang mentraktir di sini?" tanya Nathalia membuat Aira mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Nathalia.

"Pasti Arfandi bukan, dia CEO yang memiliki banyak pundi-pundi rupiah, jadi makanan seperti ini hanya kecil saja. Memang sangat enak sekali memiliki teman seperti Arfandi yang bisa terus makan gratis," ucap Nathalia dengan tersenyum.

Kata-kata itu mungkin terdengar biasa atau hanya sekedar candaan, tetapi mungkin bagi Aira itu adalah sindiran dan seolah Nathalia berpikir bahwa dia tidak memiliki duit untuk makan.

"Senang bukan Aira, jika kembali bertemu dengan teman-teman kamu di masa sekolah dulu, jadi kalau ada kumpul-kumpul seperti ini jadi ada traktiran," lanjutnya yang semakin parah mengeluarkan sindiran.

"Nathalia tidak selalu pertemuan itu harus ada traktiran," sahut Arfandi.

"Benarkah!" sahut Nathalia dengan santai.

Akhirnya makanan Nathalia datang juga. Dia dampak memesan tiga menu makanan yang sekarang dihidangkan pelayan tepat di depannya. Setelah pelayan itu melakukan pekerjaan yang akhirnya meninggalkan meja tersebut.

"Aku sudah boleh makan?" tanyanya.

"Silahkan!" Arfandi yang memang sejak tadi masih makan karena makanan dia dan Aira belum habis.

"Aira, kita sudah lama sekali tidak bertemu, apa salahnya jika kali ini saja kamu traktir aku," ucap Nathalia sembari mengunyah makanannya.

"Kenapa? Apa menurut kamu makanan yang aku makan terlalu mahal dan etis untuk mentraktir teman yang tidak pernah bertemu dan tiba-tiba saja mengajak makan?" tanyanya lagi yang terus saja menyindir Aira.

"Aku sama sekali tidak memikirkan apapun. Jika kamu merasa memerlukan ditraktir olehku. Maka itu bukan hal yang besar," ucap Aira dengan tersenyum menghadapi tingkah Nathalia.

"Karena kita bertiga hari ini bertemu dengan tidak sengaja. Jadi aku yang akan membayar makanannya," sahut Arfandi. Mendengarnya membuat Nathalia tersenyum miring.

Dia mengetahui bahwa Arfandi melakukan semua itu yang lagi-lagi karena ingin membantu Aira dan hal itu sangat tidak disukai Nathalia.

"Tidak apa-apa. Aku saja yang mentraktir kalian berdua. Kalian sudah sering saling traktir dan ini giliranku," ucap Aira berdiri dari tempat duduknya.

"Aku bayar sebentar!" ucap Aira dengan tersenyum dan berusaha untuk tenang yang berjualan menuju kasir dan bahkan makanannya belum habis.

"Nathalia kamu bisa-bisanya langsung duduk dan langsung minta traktiran," tegur Arfandi.

"Aira saja tidak keberatan kenapa kamu yang marah. Memang dia tidak punya uang," sahut Nathalia.

"Kamu itu, Ya," sahut Arfandi dengan kesal.

Arfandi terus aja melihat ke arah Aira yang berdiri di depan kasir yang membayar makanan yang pasti cukup banyak nominalnya dan apalagi Nathalia memesan makanan yang mahal yang mungkin saja dia sengaja melakukan hal itu.

"Dia benar-benar sangat mencemaskannya," batin Nathalia kesal.

Setelah melakukan pembayaran Aira kembali ke mejanya.

"Aku harus duluan, kalian lanjutkan saja makannya, aku sudah membayarnya," sahut Aira yang tampak mengambil tasnya.

"Aku akan mengantarmu Aira," sahut Arfandi.

"Tidak usah! Kamu temani saja Nathalia yang baru memulai makan," ucap Aira.

"Kamu buru-buru sekali Aira. Apa karena aku bergabung di sini dan kamu harus mentraktirku?" tanya Nathalia.

"Tidak! Aku tadi memang sendirian di sini dan mengirim pesan kepada Arfandi untuk menemaniku makan, memang aku berencana untuk mentraktir Arfandi dan siapa sangka kamu ternyata datang di tengah waktu makan kami. Sangat tidak etis hanya mentraktir teman yang satu dan teman yang satunya lagi tidak. Jadi walau tidak direncanakan, hitung-hitung sedekah," ucap Aira dengan tersenyum yang juga memberikan kata-kata cukup menohok.

Hal tersebut jelas membuat Nathalia kesal yang mana secara terang-terangan Aira mengatakan bahwa traktiran itu adalah sedekah untuknya.

"Aku permisi!" ucap Aira tersenyum yang langsung berlalu dari dua orang tersebut.

"Dia jelas-jelas akan mengungkit traktiran ini sampai mati. Baru saja traktir seperti ini sudah mengatakan sedekah," ucap Nathalia kesal.

"Kamu juga apa-apaan yang tiba-tiba meminta traktiran," sahut Arfandi.

"Kamu juga akan ikut-ikutan mengungkit hal ini sampai mati," sahut Nathalia dengan kesal.

Aira yang sudah keluar dari area Restaurant itu yang berjalan di pinggir jalan melewati kendaraan yang ada di jalan lintas.

"Isss, dasar menyebalkan sekali datang-datang seenaknya minta traktiran, sudah makanannya paling mahal, paling banyak, katanya psikologis dengan penghasilan yang banyak dan ujung-ujungnya juga minta traktiran, mau gratisan saja," Aira mengoceh terus yang mengungkit hal itu.

"Iya-iya, aku tahu dia itu sangat menyukai Arfandi sejak dulu. Kasian banget! Percuma wanita karir memiliki segalanya, laki-laki juga harus dikejar, emang nggak ada apa mau sama dia. Apa dia tidak laku,"

"Upsss, Aira. Kamu ngomongin orang aja. Bagaimana dengan diri kamu sendiri. Kamu saja masih menjomblo," ucapnya dengan menepuk jidatnya.

Aira benar-benar sangat kesal dengan Nathalia yang mengganggu saja yang padahal dia hanya ingin mengobrol dengan Arfandi dan memang memiliki rencana untuk mentraktir Arfandi.

"Aira!" langkah Aira terhenti ketika mendengar suara yang tidak asing itu dan yang benar saja itu Arfandi yang mengejarnya.

"Kamu ngapain di sini dan bagaimana dengan teman kamu?" tanya Aira.

"Aku sudah selesai makan dan Nathalia juga sepertinya masih ada urusan lain. Jadi aku menyusul mu," ucap Arfandi.

"Ayo aku antar pulang!" ajak Arfandi.

"Tapi aku belum mau pulang. Aku ada janji dengan editor penulis hari ini," ucap Aira.

"Oh. Iya, jika sudah berhubungan dengan editor dan apakah itu berurusan dengan buku kamu?" tanya Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

"Kami sedang negosiasi pencetakan buku dan juga adaptasi ke film," ucap Aira.

"Wau, itu merupakan kabar baik," sahut Arfandi.

"Alhamdulillah!" sahut Aira.

"Kalau begitu biar aku antar," ajak Arfandi yang membuat Aira menganggukkan kepala.

Bersambung....

1
Teh Euis Tea
sira belajarlah dari mia yg iklas menerima keadaannya, nasibmu lebih baik dari mia yg dihianati suami dgn 3 anak dan hidup susah
semoga sj afandi mau membantu mia
insyaallah aku mampir baca novel barumu thor
Teh Euis Tea
aira kenapa ga ngelaporin si ramon ke polisi sih, klu di biarin si ramon ga ada efek jeranya
itu arfandi ada apa ya ga keluar dari kantornya apa dia sibuk di dlm apa sakit, bikin penasaran aj
ChikoRamadani
aira tegas dong, lawan tuh nini sihir si natalie ganggu suasana aja....

jarang2 kan aira bisa sedekat itu sama arfandi biasanya dia selalu menjauh...
Teh Euis Tea
idihhh si nathali aneh orang arfandi yg menginginkan aira dekat dia, arfandi itu naksir aira bkn km nathalia
ChikoRamadani
natalie caper banget smaa arfandi....
tapi arfandi lebih menyukai aira,,,


setelah ini aira bisa tegas dalam berbicara apalagi lawannya si natalie... dan jangan terlalu insecure ... semua butuh proses
Teh Euis Tea
natali jgn sok perhatian sm afandi, afandi sendiri cm mengharapkan aira bkn km
Teh Euis Tea
semoga km sukses ya aira novelmu buming jd km ga merasa rendah diri lg, semangat untuk aira
Teh Euis Tea
nah gitu dong aira terbuka sm ortumu jd dpt dukungan jgn apa apa di pendem sendiri pdhal ga mampu yg ada malah makin pusing makin terpuruk hingga km mau bunuh diri
Teh Euis Tea
aira klu ketahuan paling di nikahin km sm arfandi😁
Teh Euis Tea
aira jarang loh yg tulus seperti afandi wlu udah 10thn berlalu msh perhatian sm kamu
Teh Euis Tea
kasian bgt sih aira, mudah"an aj sirsmon secepatnya di tangkap
Teh Euis Tea
si aira sok kuat padahal butuh bantuan
Teh Euis Tea
si tari teman ga tau diri
Teh Euis Tea
aira benar kt afandi jgn jd orang ga enakan klu km ga nyaman pergi ke acara itu ya jgn pergi dan harus berani menolak
Teh Euis Tea
natali km cemburu ya sm arfandi
Teh Euis Tea
mungkin karna teman" nya sombong jd aira merasa minder
Teh Euis Tea
emang sih ga enak bgt klu ketemu sm teman yg udah pd sukses trs ngomongin soal kerjaan sedangkan kita hanya pekerja biasa berasa di kacangin sih mau ikut nimbrung ngobrol ga tau ngomong apa
Teh Euis Tea
makin minder aj aira nih tp tetap sj km hrs semangat aira km itu butuh teman untuk keluh kesah km jgn di pendem sendiri dan akhirnya km jd minder
Teh Euis Tea
aira ayolah bergaul km jgn minder trs sm teman km
ChikoRamadani
ini cerita aira yang selalu dikejar debt collector tapi masalahnya sudah selesai karena dibantu arfandi....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!