NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mafia / Konflik etika / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.

Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.

Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.

Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?

Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. Aku Menginginkanmu

❤️❤️❤️

Raya mendekat kearah tempat tidur, kemudian

berdiri mematung di sisi ranjang, memandang

lekat sosok Aaron yang terbaring lemah dalam

keadaan pucat dan beberapa bagian tubuhnya

terpasang alat bantu. Tubuh gagah perkasa itu

kini tampak terbaring tak berdaya, di dada dan

pergelangan tangannya menempel beberapa

alat medis. Ada cairan bening yang tidak terasa

menetes menuruni wajah pucat Raya. Perlahan

dia duduk di kursi yang ada di samping ranjang.

Alea datang mendekat, berdiri di sebelah Raya,

mengamati perkembangan kondisi Aaron.

"Bagaimana keadaannya..? kenapa dia tidak

dibawa ke rumah sakit.?"

Raya bertanya tanpa melihat kearah Alea yang

mulai bergerak melepas selang infus di tangan

Raya dengan hati-hati.

"Dia bukanlah orang biasa. Keberadaannya di

rumah sakit akan menimbulkan gejolak politik

yang cukup riskan dan akan mengganggu

kestabilan negara. Dia adalah Putra Mahkota."

Raya terdiam, ya.. dia baru sadar kalau pria ini

adalah seseorang Pangeran, Putra Mahkota

kerajaan yang posisinya sangat penting untuk

menstabilkan sistem ketatanegaraan di negeri

ini dan mampu meredam gejolak politik. Tangan

Raya meraih jemari tangan Aaron yang masih

setia menutup rapat matanya. Matanya tidak

lepas dari wajah tampan itu.

"Dia kehilangan banyak darah hingga kondisi

nya menurun. Tapi jangan khawatir , dia adalah

manusia yang berbeda dari kita."

"Dia terluka karena aku. Kehadiranku dari awal

adalah musibah untuk nya. Kenapa dia tidak

melepaskan ku saja."

Lirih Raya seraya menggenggam erat jemari

tangan Aaron yang terasa beku. Alea mengakhiri

kegiatannya. Kini selang infus itu sudah tidak

mengganggu pergerakan Raya lagi.

"Dia tidak mungkin melepas tanggung jawab

nya begitu saja. Dia orang yang berkomitmen."

Alea kini berdiri di samping Raya dekat kepala

ranjang, kembali mengecek kondisi sepupunya

itu. Kedua tangan Raya kini menggengam erat

tangan Aaron. Tatapannya semakin lekat di

wajah laki-laki itu. Wajah super tampan nya

kini tampak lemah dan tenang.

"Aku tidak membutuhkan tanggung jawab itu.

Aku akan menjalani semuanya sendiri."

"Tapi dia menginginkan hal lain darimu.!"

Raya melirik kearah Alea, keduanya kini saling

melihat, ada senyum kepahitan yang terulas

dari bibir Raya, dia memalingkan wajahnya.

"Ya..aku tahu, dia hanya menginginkan anak

dariku. Entah kenapa dia merasa aku pantas

untuk melahirkan keturunan berharga untuk

keluarga terhormat nya.!"

Desah Raya sambil menarik nafas berat. Dia

menundukan kepalanya, mencoba meredam

laju air mata yang dari tadi terus menetes.

Alea menatap wajah wanita yang sudah di

nikahi oleh kakak sepupu nya itu. Pikirannya

kembali melayang pada sosok lain yang telah

mampu membuat Aaron seperti orang gila.

Mau melakukan segalanya untuk orang itu

walaupun jelas wanita itu sudah menjadi

milik sahabatnya. Dia tersenyum dalam diam.

"Dia tahu pasti sesuatu yang terbaik untuk

dirinya dan tidak akan melepaskannya begitu

saja, walau cara yang di tempuh nya terkesan

memaksa dan egois."

Raya mengusap air mata yang jatuh menyusuri

wajahnya. Kembali ada senyum pahit yang

terukir di bibir nya.

"Bukankah dia bisa mendapatkan nya dari

istri yang di siapkan oleh keluarganya nanti.?"

Alea terdiam, kemudian duduk di pinggir

tempat tidur, menatap lekat wajah Raya yang

kini kembali terlihat lemah dan memucat.

Tapi wajah itu tetap cantik dan mempesona.

Dia harus mengakui wanita ini memiliki

banyak kelebihan dan keistimewaan.

"Tentu saja, itu juga akan terjadi. Semuanya

sudah di siapkan oleh istana. Pernikahan itu

adalah ketentuan yang sudah di atur oleh

negara dan istana. Tapi kakak adalah pria

yang sulit di tebak."

Raya memejamkan matanya, ada sesuatu

yang terasa mengiris lubuk hatinya, rasanya

sakit sekali tapi tidak mengerti karena apa.

Dia menarik nafas pelan mencoba membuang

ganjalan yang kini menyesakkan dadanya.

"Aku merasa hanya menjadi benalu dan

penghalang bagi dirinya. Aku ingin pergi dan

menjauh darinya, lalu melupakan semuanya."

"Kau tidak akan bisa melakukannya. Dia tidak

akan membiarkan mu bebas begitu saja.!"

Debat Alea dengan yakin. Raya kembali diam,

memusatkan perhatian nya pada kondisi Aaron.

Ke dalam ruangan muncul pelayan wanita tadi

membawakan nampan.

"Maaf Miss Raya..sebaiknya anda makan dulu

agar kondisi anda cepat pulih."

Ucap pelayan itu sambil berdiri di samping

Raya yang melirik ke arah nya.

"Dia adalah Lily, pelayan terpercaya kakak

yang akan menemani mu di rumah ini bersama

dengan Griz."

Alea memperkenalkan pelayan wanita itu. Raya

menatap pelayan itu kemudian tersenyum tipis

sambil menggelengkan kepala pelan.

"Sebenarnya aku tidak memerlukan pelayan.

Aku lebih suka melakukan semua hal sendiri."

Alea tampak terkejut, wanita ini benar-benar

aneh dan berbeda dari wanita-wanita lainnya.

"Tapi kau pasti akan memerlukan nya. Kau

tidak bisa tinggal sendiri di rumah ini. Lily

akan standby di sini.!"

Raya kembali menghela nafas panjang. Dia

melirik sekilas kearah Lily.

"Baiklah, sepertinya itu ada benarnya juga."

"Kalau begitu sekarang kau harus mengisi

perutmu dulu, ayo makan dulu. Lily sudah

membuatkan makanan enak untukmu."

Alea mencoba membujuk, Lily mendekat

kembali kearah Raya yang menatapnya datar.

"Maaf..tapi saat ini aku tidak lapar, aku hanya

ingin tinggal di sini sebentar lagi. Jadi bisakah

kalian meninggalkan ku sendiri.?"

Raya berkata dengan suara yang sangat pelan.

Dia kembali menatap lekat wajah Aaron yang

masih terdiam dengan kondisi yang sama.Alea memberi isyarat pada Lily yang mengangguk

faham kemudian membungkuk kearah Raya

setelah itu berlalu pergi ke luar kamar.

"Baiklah.. kalau begitu aku keluar dulu. Kau

harus istirahat, jangan menyiksa dirimu."

Alea menepuk halus bahu Raya setelah itu

dia berlalu pergi meninggalkan Raya yang

terdiam menatap lekat wajah Aaron.

Aaron.. bisakah kamu melepaskan ku saja.?

Aku ingin tenang menjalani hidupku tanpa

beban yang terlalu berat ini. Aku ingin hidup

normal tanpa tekanan dan ketakutan..

Lirih Raya dalam hatinya, dia mengusap pelan

air matanya yang masih tersisa. Tangannya kini

bergerak perlahan mengelus wajah tampan

rupawan itu, menatapnya semakin dalam.

"Kumohon.. lepaskan saja aku, biarkan aku

menjalani kehidupan ku sendiri. Aku akan

melupakan bahwa kita pernah bertemu."

Bisik Raya di tengah belaian tangan halusnya

di wajah Aaron. Ada perasaan aneh yang kini menggelayuti hatinya dan sangat meresahkan

jiwanya. Dia menarik tangan nya dari wajah

Aaron. Namun sesaat kemudian dia tersentak

saat tangan Aaron yang masih terpasang selang

infus menahan tangannya dan menekannya

agar tetap berada di wajahnya. Raya melebarkan matanya terkejut, aneh..mata pria itu masih

tampak terpejam kuat.

"Aku tidak pernah menjilat lidahku sendiri.

Kau tidak akan bisa bebas begitu saja.!"

DEG !

Jantung Raya langsung kacau, wajahnya kini

memucat. Aaron membawa jemari tangan Raya

ke bibirnya, dan mengecupinya perlahan-lahan

membuat Raya semakin melebarkan matanya.

Tubuh nya menegang seketika saat hawa panas

tiba-tiba menyerbu menguasai seluruh aliran

darahnya.

Dia menarik kuat tangannya dari bibir Aaron,

tapi pria itu tidak membiarkannya. Dia malah

kembali menarik tangan Raya dengan hentakan kencang hingga otomatis tubuh lemah Raya

ikut tertarik dan reflek berdiri dari duduknya.

Apa yang terjadi sebenarnya.? Bukankah pria

ini tadi masih dalam keadaan tak sadarkan diri?

Lalu ini apa.?

"A-Aaron..? Kau sudah sadar..?"

Raya berucap gelagapan, tubuh nya kini berada

di atas tubuh Aaron karena pria itu menariknya,

sedikit mengangkat namun posisinya tepat di

atas tubuh Aaron, wajah mereka kini berhadapan, begitu dekat dan intim. Aaron membuka mata,

mereka saling menatap kuat, menembus batas perasaan yang kini bergolak.

"Kau tidak perlu mencemaskan ku. Luka ini

bukanlah apa-apa untukku.! Tidak akan ada

pengaruhnya padaku.! Dan ingat jangan pernah

memberikan perhatian lebih padaku.!"

Desis Aaron sambil kembali menarik tubuh

Raya agar lebih merapat. Raya memekik kaget

membelalakkan mata saat melihat Aaron

membabat habis peralatan medis yang

menempel di tubuhnya tanpa ragu sedikitpun.

"Aaron.. hentikan.! Apa yang kau lakukan.?

Kau masih lemah, kau memerlukan semua ini.!"

"Aku tidak memerlukan semua ini, yang aku

butuhkan saat ini hanyalah dirimu.!"

"Kau sudah gila.! Ini sangat berbahaya.!"

"Apa laki-laki ******** itu tadi menyentuhmu.?

Dimana orang itu menyentuhkan tangan kotor

nya di tubuh mu hahhh.?"

Raya semakin melebarkan mata tidak percaya mendengar perkataan Aaron yang terlihat

seperti orang kehilangan akal. Tatapan Aaron

tampak menyala, tidak terlihat sama sekali

kalau dia baru saja sadar dari kondisi kritis nya.

"Tidak ! Dia tidak menyentuh ku.!"

"Tidak ada seorangpun yang berhak menyentuh

apa yang sudah menjadi milikku.! Hanya aku

yang berhak atas dirimu Maharaya..!"

Geram Aaron seraya melempar semua peralatan

itu. Tubuh Raya bergetar hebat melihat semua

kegilaan yang di pertontonkan oleh pria aneh

itu. Dia berusaha menarik dirinya dari atas tubuh

Aaron yang masih menahannya dengan satu

tangan dan tangan yang lain bergerak cepat

menarik selang infus di tangan nya dengan

paksa. Raya benar-benar tidak percaya

melihat semua itu. Pria ini sudah tidak waras, melakukan semuanya dengan cepat tanpa

terlihat sakit dan tanpa ekspresi apapun.

"Aaron..kau benar-benar sudah tidak waras.!"

Desis Raya sambil mendorong tubuh Aaron

yang kini sudah bangkit dari tidurnya. Pria itu

hanya menyeringai tipis. Begitu semua nya

terlepas Aaron bergerak cepat mengangkat

tubuh Raya naik keatas tubuh nya hingga

kini tubuh Raya jatuh seluruhnya di atas

tubuh Aaron. Kedua tangan Aaron melingkari

punggung Raya,membelit dan menguncinya

kuat.

Mata mereka saling pandang lekat dengan

debaran jantung yang tidak terkendali dan

napas yang semakin berkejaran. Kedua

tangan Raya menekan dada pria itu sambil

meringis saat melihat luka jahit di dada kiri

dan bahunya yang masih tertutup perban

dan kini mulai ada rembesan merah.

"Aaron.. lukamu mengeluarkan darah lagi.!"

"Tidak usah di pedulikan. Itu hanya luka kecil.!"

Raya mendelik tak percaya dengan ucapan

pria itu yang terkesan sangat menyepelekan.

"Kau benar-benar tidak masuk akal. Lepaskan

aku.. apa yang kau inginkan sebenarnya.?"

Raya berusaha menarik dirinya dengan sedikit

menekan dada polos Aaron yang begitu kokoh,

gagah dan sangat menggoda.

"Aku menginginkan mu, sekarang juga.!"

"Kau gila.! Keadaan mu sedang kritis tapi yang

ada dalam pikiranmu adalah hal mesum.!"

"Berikan yang aku inginkan.! Aku punya hak

untuk mendapatkan nya.! Maka tubuhku akan

pulih dengan cepat !"

"Tidak, aku tidak akan memberikan nya.!"

Wajah Raya sudah memerah seluruhnya dan

tubuhnya kini menegang akut. Tatapan Aaron

berubah jadi semakin dingin namun ada kabut

hasrat yang datang tanpa kompromi. Dia tidak

bisa mengendalikan emosinya saat mengingat

kembali Raya sempat berada dalam penguasaan

Eden Wolf, dan hal itu benar-benar mengganggu kestabilan emosi nya.

"Berikan.. atau aku akan memaksamu lagi.!"

Geram Aaron yang membuat Raya semakin

kalangkabut. Dia kini meronta hebat mencoba melepaskan diri saat Aaron semakin mendekap

erat tubuh nya dan menguasainya.

"Aaron..kau tidak boleh melakukan semua ini,

keadaan mu belum pulih. Aku juga tidak akan memberikan nya.!"

"Ohh.. begitu ya, baiklah..kau memang lebih

suka dipaksa, itu lebih baik bagiku..!"

"Aaron.. apa yang kau lakukan..aaa...!".

Raya memekik kuat saat Aaron membalikkan

posisi tubuh nya dan kini Raya sudah berada

di bawah tubuh Aaron, pria itu menindihnya,

menguasai tubuh nya seluruhnya. Mata mereka

kembali saling menatap kuat penuh dengan

pertentangan. Belum sempat Raya melepaskan

diri Aaron sudah memagut bibirnya, *******

nya lembut namun kuat dan memaksa.

Semula Raya mencoba berontak dengan

mendorong kuat dada pria itu namun dalam

gerakan cepat tak terlihat tangan kiri Aaron

sudah mengunci kedua pergelangan tangan

Raya di atas kepala. Ciuman Aaron semakin

dalam dan intens, dia mengeksplor keseluruhan

bibir bermadu itu di penuhi gairah yang semakin menggelora.

Raya sudah tidak bisa melakukan perlawanan

lagi karena kakinya juga di kunci tanpa ampun.

Namun akhirnya ciuman itu terlepas saat Raya kehabisan napas. Tapi kini bibir Aaron beralih

menjelajah ke daerah lain, dia mulai menelusuri

tengkuk leher Raya yang langsung terkesiap.

Dia mencoba menghindari aksi liar Aaron

namun semuanya sia-sia saja karena bibir

pria itu kini semakin gencar melakukan aksinya

dengan menjilat, menyesap dan menggigit kecil

bagian leher jenjang Raya meninggalkan jejak

di sana.

"Aakhh... Aaron.. hentikan.. kumohon..!!"

Desahan tertahan kini keluar dari mulut Raya

sambil menggelinjang karena rasa geli campur

rasa asing yang kini mulai menguasai aliran

darahnya. Antara rasa nikmat namun juga tidak

terima dengan semua yang di lakukan Aaron.

Tubuh Raya bergetar hebat saat bibir Aaron kini

semakin turun ke bawah, dia mencoba kembali

memberikan penolakan, dengan menggerakan

tubuh nya. Namun justru dengan gerakan itu

gairah Aaron semakin terpacu.

Tangan Aaron menarik atasan yang di pakai

Raya hingga kini terbuka setengah nya,

menampilkan tubuh bagian.atas yang terlihat

begitu indah dan menggiurkan membuat darah

Aaron semakin terbakar hebat. Dia menelan

salivanya berat saat melihat kedua bukit

kembar yang tersembunyi di balik bra putih.

"Aaron.. kumohon jangan..kau tidak boleh

melakukan pemaksaan ini untuk kedua kalinya."

Lirih Raya sambil menatap wajah Aaron lemah.

Tubuh nya tiba-tiba saja kehilangan tenaga dan

kini penglihatan nya mulai kabur. Dirinya terlalu

tegang dan di telan ketakutan. Tubuh Aaron

membeku saat menyadari Raya kehilangan

daya tahan tubuhnya.

"Aku sangat menginginkan mu sekarang..!"

Desis Aaron sambil menatap dalam wajah Raya

yang kini sudah berubah seputih kapas.

"Tapi aku tidak bisa memberikan nya padamu

sekarang. Aku mohon..mengertilah.."

Aaron menarik napas dalam-dalam, keduanya

saling pandang kuat dengan keteguhan hati

masing-masing. Dan memang terlihat nyata

kalau Raya tidak siap untuk itu. Akhirnya Aaron

melepaskan pegangan tangannya. Dia menarik

dirinya dari atas tubuh Raya yang kini semakin

mengambang, dan akhirnya terkulai lemas.

"Aleaaa...!!"

Teriakan Aaron membahana membuat semua

orang yang ada di ruang tengah terperanjat.

Dan kini Alea serta Ansel hanya bisa berdiri

bengong di depan pintu melihat pemandangan

mengejutkan di depan mata mereka.

Tubuh Aaron berada di atas tubuh Raya, masih

menindih dan menguasainya.! Wajah Ansel

langsung saja memerah dengan tatapan mata

menyala di sertai pikiran dan dugaan liar yang

kini menguasai otaknya. Apakah kakak sepupu

nya itu melakukan pemaksaan lagi..??

***

Happy Reading....

1
Merlani Hidayat
baca ulang ke 3x nya
Anonymous
Buat authornya 💗💗😭😭makasih udah bikin cerita sebagus ini plisss pengin jadi raya aron bener bener keren bgt karakternya jatuh cinta arghhhhh😭😭😭😭
Putu: Aku juga dari th 2025. Untung ketemu judulnya. Udah dari SMA love bgt sama ini😭
total 1 replies
Anonymous
Baper banget plis udah 5 tahun baca ini ga bosenin 😭😭
soso
Luar biasa
Momy Haikal
dari semua novel author aku suka cerita Agra kiran Devan Sherin dan raya aron sisanya aku kurang srek sm pemeran laki lakinya
Lismawati Salam
Luar biasa
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
dibaca berapa x pun tetap nyangkut dan serasa terhanyut dlm cerita ini
Teh Lis Putri
woooo kerean
Naila fikri sho Fiya
luar biasa karyamu thor
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
Naila fikri sho Fiya
Kecewa
Naila fikri sho Fiya
Buruk
Ita Setiana
Luar biasa
Sur Tini
sebener nya kenapa yah..ap aroon susah punya anak sampe terkejut begitu
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
cerita menarik klo bisa ada lanjutan nya donggg
Naila Azmi
kk mau kelanjutan kisahnya keanu donk kk
pasti lebih seru
Heti Supriyati Laela
luar biasa bikin yang baca ketagihan
Naila Azmi
gk bisa ngebayangin thor gmna tampannya seorang marvel de enzo 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!