Sudah tahu tak akan pernah bisa bersatu, tapi masih menjalin kisah yang salah. Itulah yang dilakukan oleh Rafandra Ardana Wiguna dengan Lyora Angelica.
Di tengah rasa yang belum menemukan jalan keluar karena sebuah perbedaan yang tak bisa disatukan, yakni iman. Sebuah kejutan Rafandra Ardana Wiguna dapatkan. Dia menyaksikan perempuan yang amat dia kenal berdiri di altar pernikahan. Padahal, baru tadi pagi mereka berpelukan.
Di tengah kepedihan yang menyelimuti, air mata tak terasa meniti. Tetiba sapu tangan karakter lucu disodori. Senyum dari seorang perempuan yang tak Rafandra kenali menyapanya dengan penuh arti.
"Air mata adalah deskripsi kesakitan luar biasa yang tak bisa diucapkan dengan kata."
Siapakah perempuan itu? Apakah dia yang nantinya akan bisa menghapus air mata Rafandra? Atau Lyora akan kembali kepada Rafandra dengan iman serta amin yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Fakta Yang Terkuak
Ternyata kedua orang tua Yudha sudah mempersiapkan pengacara karena mereka sudah tahu hal ini pasti akan terjadi. Tak lama setelah mereka tiba di kantor polisi, lima pengacara mereka pun tiba.
Satu per satu orang yang melaporkan ibu Yuna berdatangan karena merasa ditipu perihal tas palsu yang wanita itu jual. Akan tetapi, dia tak gentar dan masih memasang wajah santai. Pengacara sudah berdiri di sampingnya untuk membela dirinya sampai terbebas dari semuanya.
Yudha yang sudah ada di sana merasa lega karena kedua orang tuanya sudah bersama pengacara. Sedangkan Varsha dan Talia hanya saling pandang. Setahu mereka jika sudah didampingi pengacara pasti akan terbebas dengan mudah. Apalagi melihat wajah Rafandra juga Gyan yang tak menunjukkan ekspresi apa-apa.
Tak berselang lama, seorang pria yang sudah tak muda, tapi masih sangat tampan datang ke kantor kepolisian. Lima pengacara yang mendampingi ibu Yuna serta Tuan Ardito yang sangat percaya diri terlihat menunduk. Padahal, pria itu tak menatap mereka sama sekali.
"Selamat malam, Pak Christian."
Siapa yang tak kenal dengan pengacara ternama dari negeri Singa. Pria yang jarang berbicara, tapi sangat berbahaya. Terlihat pria itu menyerahkan sesuatu kepada polisi tanpa berkata sedikit pun.
Talia dan Varsha terkejut ketika pria yang sudah menyelesaikan urusannya dengan polisi menghampiri Rafandra juga Gyan. Dan mereka berdua menyapa pria itu dengan sopan.
"Ternyata saya salah. Kamu sama saja kayak si Tuan. Bandel!" Rafandra tertawa mendengar ucapan Christian. Sedangkan Gyan hanya mencebikkan bibirnya.
Mata Christian sudah menatap ke arah Talia juga Varsha. Hembusan napas kasar keluar dari bibirnya.
"Apa kalian siap?" tanya Christian kepada Talia dan Varsha.
Dua manusia itu hanya diam karena tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Christian. Apalagi, mereka tak mengenal Christian sama sekali.
Christian, Rafandra, Gyan juga Talia serta Varsha sudah berada di salah satu ruangan tertutup di kantor polisi. Ada satu polisi yang memegang perkara kedua orang tua Yudha.
"Talia Sephinera," panggil polisi yang sudah ada di hadapannya.
Polisi memberikan beberapa lembar kertas untuk dirinya baca. Mata Talia mulai fokus pada kata demi kata. Ya, itu surat sah kepemilikan perusahaan ayah Yudha. Di mana nama perusahaan itu tak asing karena sering dibanggakan oleh Yudha.
Namun, ketika melanjutkan membaca seketika tubuhnya menegang karena ada nama dirinya di sana. Di lampiran surat ahli waris perusahaan.
Talia Sephinera dinyatakan meninggal tepat di tanggal kecelakaan kedua orang tuanya sehingga perusahaan itu dipercayakan kepada Ardito.
"M-maksudnya--"
"Perusahaan Ardito adalah perusahaan milik ayah kamu. Dulunya dia hanya pegawai di perusahaan tersebut." Talia serta Varsha begitu terkejut mendengarnya.
"Ketika ayah kamu kecelakaan dan dinyatakan meninggal. Notaris memberikan surat wasiat ini yang ditulis sendiri oleh ayah kamu kepada Ardito." Christian memberikan surat wasiat asli yang sudah berupa sambungan dari kertas yang dirobek kecil.
Tubuh Talia menegang ketika membacanya. Dia tak menyangka jika ayahnya adalah pemilik perusahaan besar yang diwariskan kepadanya. Pantas saja sedari bangku sekolah dia ingin menjadi wanita kantoran.
"Tepat di hari yang sama surat itu diubah dan kamu dinyatakan meninggal. Pada nyatanya kamu dan adik kamu selamat dari kecelakaan maut tersebut. Sehingga ahli waris perusahaan jatuh ke tangan Ardito yang tak lain kerabat terdekat ayah kamu. Dikarenakan ayah kamu hanya anak sebatang kara yang ditinggalkan oleh seluruh keluarga karena bencana alam yang sangat besar." Kembali Christian melanjutkan ucapannya.
Dua kakak beradik itu sudah tidak bisa berkata. Pasalnya, mereka tak tahu menahu jika ayahnya memilki perusahaan. Mereka hanya tahu jika sang ayah kerja di luar Kota. Christian pun mulai menceritakan semuanya. Fakta yang tak pernah mereka tahu sebelumnya.
Ternyata tepat di hari naas tersebut, kedua orang tua Talia serta Varsha berniat mengajak mereka ke perusahaan. Ingin memberikan sebuah kejutan kepada kedua anak mereka jikalau ayah mereka sekarang sudah memiliki perusahaan. Namun, sebelum hal penting itu diberitahukan Tuhan sudah lebih dulu memanggil mereka dalam sebuah kecelakaan yang mengenaskan.
Pengacara itu juga menjelaskan kembali jikalau sikap kasar ibu Yuna kepada Talia karena dia tak menyangka jika anaknya akan berpacaran dengan anak dari pemilik perusahaan yang sudah suaminya curi. Yudha sangat mencintai Talia sehingga ibu Yuna tidak tega menyakiti sang putra semata wayang.m. Alhasil, ibu Yuna melakukan kekerasan fisik maupun verbal kepada Talia untuk menjatuhkan mentalnya. Supaya Talia tak tahan dan pergi meninggalkan Yudha. Itu benar terjadi, tapi Tuhan kembali mempertemukan dua insan tersebut dan Yudha kembali mengejar Talia.
Sekarang, ketika mereka merasa dalam bahaya akan laporan-laporan yang sudah naik ke kejaksaan. Tiba-tiba Tuan Ardito muncul dan ibu Yuna memberikan restu dan ingin menjadikan Talia menantu. Itu karena mereka tahu kalau Talia akan menjadi malaikat penyelamat. Padahal, mereka sudah sangat jahat dan membiarkan Talia serta Varsha hidup penuh kesulitan setelah kedua orang tuanya dipanggil Tuhan. Pada nyatanya kedua orang tua mereka menitipkan uang yang tak sedikit untuk biaya pendidikan Talia serta Varsha.
Tangan Varsha sudah mengepal dengan sangat keras karena jika mengingat perjuangan kakaknya yang harus bekerja demi untuk tetap bisa sekolah sungguh menyakitkan. Rela mengorbankan masa remaja untuk bertahan hidup. Sedangkan Talia masih terdiam dengan mata yang sudah memerah.
"Satu lagi," ucap Christian dengan sangat serius.
"Saya menduga kecelakaan mobil keluarga kamu Ardito dalangnya."
...*** BERSAMBUNG ***...
Setelah membaca budayakan tinggalkan komentar buat authornya semangat up-nya.
lanjut trus Thor
semangat