Awalnya hubungan Keenan dan Tessa hanya sebatas boss dan sekretaris. Tanpa mereka sadari, mereka saling ketergantungan satu sama lain.
Keenan boss muda playboy yang sering berganti pasangan sementara Tessa sekretaris yang sering mengatur kencan bosnya.
Bagaimana jadinya jika Keenan dan Tessa akhirnya saling jatuh cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MNB BAB 32 - Serangan Dadakan
Mungkin karena efek obat yang Keenan minum sebelumnya, lelaki itu langsung tertidur dengan memeluk Tessa.
Perlahan Tessa menjauhkan tangan Keenan yang melingkar di pinggangnya.
Tessa mengamati wajah serta tubuh Keenan yang penuh ruam merah.
"Biasanya ruamnya akan hilang sendiri," gumam Tessa sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh bosnya.
Dan saat tengah malam ternyata Keenan mengalami demam. Tessa ingin memanggil dokter tapi Keenan menahannya.
"Nanti semua orang tahu kalau aku alergi," ucap Keenan.
"Di saat seperti ini seharusnya kau tidak memikirkan hal seperti itu, Bos!" kesal Tessa.
Keenan tetap tidak mau ada dokter yang memeriksanya, dia lebih memilih memeluk Tessa lagi.
"Lepas bajumu Tessa!" pinta Keenan kemudian.
"Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan, Bos!" tolak Tessa mentah-mentah.
Dari pada melakukan metode skin to skin lebih baik Tessa mengompres Keenan.
Malam itu, Keenan dan Tessa tidak bisa tidur. Keenan yang merasa tubuhnya panas sementara Tessa yang sibuk mengompres Keenan.
"Saat kau sembuh nanti lebih baik kau cepat utarakan perasanmu pada Bella, Bos!"
"Aku akan mengatur tempat yang romantis!"
Cicit Tessa terus berbicara sambil memeras handuk yang dia gunakan untuk mengompres Keenan.
"Apa menurutmu itu tindakan yang tepat?" tanya Keenan yang masih meragu.
"Bukankah tujuanmu membawa Bella kemari untuk itu, Bos?" tanya Tessa balik.
Keenan tidak bisa menjawab pertanyaan itu, dia kesal dengan dirinya sendiri. Yang ada dipikirannya justru bisa mengerjai Tessa seperti biasa.
"Aku ingin makan mie instan sepertinya akan mengurangi demamku," pinta Keenan.
"Ini sudah dini hari, mau cari ke mana mie instannya?" Tessa tidak habis pikir.
"Cari saja swalayan yang buka 24 jam!" Keenan tetap memaksa.
"Baiklah, aku mau asal kita jalan berdua! Kau bisa menggunakan jaket untuk menutupi ruam mu itu, Bos. Aku akan mengambil jaketnya di kamarmu, bagaimana?" tawar Tessa.
Keenan tampak berpikir. "Sepertinya keringat bisa membuatku jauh lebih baik!"
Akhirnya mereka memutuskan pergi bersama di dini hari untuk mencari mie instan. Keenan mengenakan jaket sampai menutupi kepalanya. Sementara Tessa hanya mengenakan setelan kaos tidur.
Sampai setengah jam kemudian mereka menemukan swalayan yang memang buka 24 jam.
"Aku menunggu di luar saja!" Keenan duduk di kursi yang ada di luar swalayan.
Tessa masuk ke dalam swalayan dan membeli dua cup mie instan dan dua gelas botol air mineral.
"Apa ada obat pereda demam?" tanya Tessa pada kasir.
"Ada Nona, mau berapa?
"Satu saja!"
Setelah membayar belanjaan, Tessa kembali mendatangi Keenan. Tapi ada hal yang tak terduga saat dia keluar dari pintu swalayan.
Tessa melihat Albert -- mantan kekasihnya bersama dengan istrinya menuju swalayan dengan begitu mesra. Mereka mungkin bulan madu di Pulau Borgia.
"Kenapa bajingan itu ada di sini?" kesal Tessa, dia jadi panik karena penampilannya yang buruk sekarang. Seharusnya kalau pun tidak sengaja bertemu saat penampilannya rapi memakai baju kantor supaya dia terlihat keren.
Tessa buru-buru mendatangi Keenan dan duduk di pangkuan lelaki itu. Setidaknya jangan sampai Albert berpikir dia jomblo dan tidak laku.
"Bos, tolong diam!" Tessa langsung mencium bibir Keenan di sana.
Keenan membulatkan mata mendapat serangan dadakan seperti itu.
"Apa ini? Tessa menciumku!" batin Keenan yang jantungnya seperti mau keluar. "Apa aku akan mimisan lagi?"
