Arunika Senja Jingga Manggala gadis berusia tujuh belas tahun, putri ke dua dari Anres Manggala dan Alice Renata. Menghilangnya Nayanika Xabiru Manggala sang kakak membuatnya harus kembali ke Indonesia dan melanjutkan sekolah di Indonesia.
Nafes Galaxy Orion remaja pria berusia tujuh belas tahun, putra ke dua dari Orion Attrikck dan Nasya Raiden. Seorang most wanted di sekolahnya.
Kecerobohan yang di sebabkan Hasta Langit Orion yang tidak lain adalah kakak Galaxy saat berkendara, menyebabkan mobil keluarga Senja terlibat kecelakaan dengannya.
Langit bersedia bertanggung jawab dengan gadis tersebut atas cidera yang di alami.
Namun Anres justru menolak, dan meminta Galaxy adik dari langit untuk menjaga Senja dan menikah dengan Senja. Dan apa alasan Anres menolak Langit yang jelas-jelas adalah penyebab Senja cidera serius?
Lalu apakah galaxy menerima permintan Anres?
Lalu bagaiamana reaksi Senja dengan semua yang terjadi padanya setelah siuman?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Anfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan muncul di hadapan Jingga
Galaxy baru saja sampai di parkiran rumah sakit, dia melihat kearah arlojinya. Ternyata sudah jam setengah lima sore, dia langsung buru-buru menuju ruang rawat Jingga. Hari ini bunda Nasya shift malam lagi, jadi dia sesekali pasti akan berkunjung ke ruang rawat Jingga.
“Galaxy,” panggil seseorang saat dia buru-buru.
Galaxy tahu betul siapa pemilik suara tersebut. “Ada apa? Aku buru-buru,”
“Abang ingin bicara sebentar,” orang yang memanggil Galaxy adalah Langit sang kakak.
“Bicara apa?”
“Kamu marah sama abang? Karena abang kamu jadi harus menikahi Jingga?”
Galaxy menatap sang kakak. “Aku tidak marah, tapi kecewa padamu bang. Selesaikan semua masalahmu, bicara jujurlah pada ayah dan bunda. Jangan jadi pengecut,” ucap Galaxy datar.
Langit masih mencerna ucapan sang adik, dia masih belum mengerti tentang ucapan Galaxy. “Apa maksudmu, dek?” bingung Langit.
“Pikir saja sendiri, bukankah abang itu cerdas. Selalu jadi ke banggaan ayah dan bunda, masa begitu saja tidak paham. Harusnya tiga tahun cukup buat abang merenung dan minta pengampunan,”
“Bicaralah yang jelas. Abang tidak mengerti,”
“Sudahlah. Aku harus segera masuk,” ucap Galaxy yang sudah melangkah pergi.
“Tunggu, Galaxy. Kamu mau ke ruangan Jingga, bukan? Kakak ikut,”
Deg
Galaxy langsung berhenti, dia membalik badannya. “Lebih baik abang pulang, urungkan niat untuk menemui Jingga. Untuk saat ini jangan muncul di hadapan Jingga,”
“Kenapa abang tidak boleh menemui dia. Abang hanya ingin menjenguk dan minta maaf,”
“Apa abang lupa? Siapa yang menyebabkan dia dan keluarganya ada di kondisi saat ini? Aku tidak mau Jingga kena mental setelah bertemu denganmu bang, dia masih belum sembuh. Aku tidak mau abang membuatnya semakin sedih,” tegas Galaxy.
“Aku mohon, bang. Setidaknya renungkan kesalahanmu, bang. Abang yang paling tahu, kesalahan apa yang sudah abang lakukan pada keluarga Jingga. Setelah itu pikirkan bagaimana abang akan memperbaiki semuanya. Sebaiknya abang pulang,” tutur Galaxy.
Galaxy berlalu meninggalkan Langit yang masih mencerna setiap ucapan sang adik, hingga dia sepertinya mulai sadar akan sesuatu. “Apa Galaxy tahu, kalau aku ada kaitannya dengan Xabiru?” batin Langit sambil menatap nanar ke arah sang adik yang sudah masuk ke dalam gedung rumah sakit.
Mengingat ucapan sang adik, akhirnya Langit pulang. Isi kepalanya saat ini benar-benar penuh dan berisik, ucapan Galaxy benar-benar masuk ke dalam pikiran Langit. Langit mengusak rambutnya dengan kasar.
“Aku bahkan belum minta maaf padamu, Xabiru. Tapi aku kembali melakukan kesalahan, apa kamu bisa memaafkanku nanti? Kemana aku harus mencarimu lagi,” lelehan air mata lolos dari pelupuk mata Langit.
Langit kemudian melajukan mobilnya, entah dia akan pergi kemana.
Galaxy begitu kecewa pada sang kakak, dia tidak bisa membayangkan bagaimana nanti reaksi ke dua orang tuanya. Saat ini Galaxy masih menimbang-nimbang, kapan waktu yang tepat untuk memberi tahu Nasya dan Orion.
Cepat atau lambat dia harus mengatakan pada ke dua orang tuanya, tentang sang kakak yang ada kaitannya dengan Xabiru.
Galaxy berjalan dengan gontai, dia bahkan belum sempat makan siang karena buru-buru ke rumah sakit. Walaupun dia tahu, di sana ada Zico, Kala dan si kembar yang menjaga Jingga. Entah karena rasa tanggung jawab atau karena hal lain, namun Galaxy tidak suka kalau Zico ada di saat Galaxy tidak ada.
***
Kala dan Zico baru saja kembali dari cafetaria, Kala masuk lebih dulu ke ruang rawat Jingga. Dia masuk dengan senyum manis, tidak ada lagi ekspresi sedih atau kecewa seperti saat tadi dia ke luar dari sana.
Attar hanya diam sambil menatap kearah Kala, dalam hati dia merasa heran dengan sikap Kala saat ini. Dia sudah tidak sedih lagi, justru tersenyum manis padanya. Attar berpikir pasti Zico yang bisa mengembalikan mood Kala menjadi bagus, ada rasa tidak rela di hatinya jika itu benar.
“Americano ice buat lu,” Zico memberikan satu cup pada Attar.
“Dari mana kamu tahu?” dengan bod*hnya Attar bertanya.
“Siapa lagi. Dia kan ke cintaan sama lu,” tunjuk Zico pada Kala dengan gamblang.
“Oh. Thanks,” jawab Attar datar.
Zico hanya tersenyum tipis. “Lihat saja nanti, lu yang bakal nyari-nyari Kala. Kalau suatu saat dia benar-benar sudah lelah berjuang sendirian,” batin Zico.
Zico kemudian menaruh es chococino pada nakas di samping bed Jingga, pesanan Jingga dan Azalea sama dengan apa yang di pesan Kala.
“Taruh di meja saja, kak. Minta tolong,” pinta Azalea pada Zico.
Zico kemudian menaruh chococino milik Azalea dan Kala di meja yang ada di depan sofa, Kala menaruh jajanan yang dia bawa pada meja. Dia mengambil kentang goreng dan juga corndog untuk Jingga dan menaruhnya pada nakas yang sama dengan Zico menaruh es chococino.
“Kamu butuh sesuatu tidak?” tanya Azalea padaa Jingga.
“Tidak kak. Kamu sama Kala makan saja dulu sana,” jawab Jingga.
Azalea mengangguk, dia kemudian menuju sofa untuk makan jajanan yang di belu Kala. Dia membeli waffle, kentang goreng, corndog dan popcorn.
“Kamu kira kita mau nonton?” tanya Attar saat melihat ada popcorn yang di beli Kala.
“Iya. Nonton pasangan pengantin baru, kalau pengen bilang. Nanti aku bilang papi biar kita bisa juga nikah cepat,” celetuk Kala pada Attar.
“Ck ... dasar gadis sableng,”
“Kalau aku sableng berati kak Attar gendeng,” Kala tak mau kalah.
Attar langsung diam, dia tidak mau menanggapi lagi. Karena sudah di pastikan akan panjang seperti rel kereta. Azalea dan Zico terkekeh mendengar obrolan mereka.
“Assalamu’alaikum,” Galaxy masuk dan menyapa mereka semua.
“Wa’alaikumussalam,” jawab mereka serempak.
“Sudah selesai rapat osisnya, pak ketos?” tanya Attar.
“Sudah,”
“Oh,” Attar kemudian kembali mengunyah jajanannya, begitu juga yang lain karena mereka sudah lapar. Mereka hanya makan siang dan belum masuk camilan apapun dari tadi.
Galaxy kemudian menaruh tasnya di sofa paling pojok, dia berjalan ke arah Jingga untuk mengambil baju ganti yang ada pada laci nakas di samping bed Jingga.
Jingga terus memperhatikan raut wajah Galaxy, beberapa kali remaja yang kini berstatus sebagai suaminya tersebut terlihat menghela napas meskipun lirih. Namun Jingga tetap bisa melihat hal tersebut, wajah Galaxy juga terlihat lelah dan seperti sedang memikirkan sesuatu.
Galaxy kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk ganti baju dan juga cuci muka, tidak berapa lama dia keluar dari kamar mandi dan memilih untuk duduk di samping bed Jingga.
Galaxy memeriksa laju cairan infus Jingga, dia juga membenahi letak selimut Jingga yang sedikit terbuka di bagian kaki kirinya.
“Kamu butuh sesuatu?” Galaxy melihat Jingga yang seperti ingin mengatakan sesuatu pada nya.
Jingga melihat kearah nakas, begitupun Galaxy yang mengikuti arah pandang Jingga. Galaxy langsung berdiri dan mengambil es chococino juga corndog yang ada di atas nakas.
“Kamu mau ini?” Galaxy menyodorkan es chococino dan satu tangan yang lain memegang corndog.
Jingga meraih corndog dan menaruhnya di atas bed. “Itu buat kamu, minumlah dulu. Kamu pasti haus,” ucapnya pada Galaxy.
“Bukannya ini buatmu?”
Jingga menggeleng. “Aku pesan buatmu,”
“Terimakasih,” Galaxy langsung meminum es chococino nya, dia memang sangat dahaga karena setengah berlari dari parkiran.
“Kamu pasti belum makan siang, sementara makan ini dulu saja.” Jingga mendorong corndog yang dia taruh di atas bed kearah Galaxy.
Galaxy menatap Jingga, dia terkejut karena Jingga tahu dirinya belum makan siang. “Bagaimana kamu tahu?”
“Hanya menebak. Masih ada kentang goreng juga,” jawab Jingga sambil menunjuk nakas.
“Kita bagi dua saja kalau begitu,” ucap Galaxy karena dia tahu sebenarnya Jingga juga terlihat menginginkan corndog tersebut.
Jingga seketika langsung mengangguk, Galaxy langsung mengarahkan corndog ke mulut Jingga. “Gigit saja setengah,”
“Tapi masa kamu makan bekas gigitanku?”
“Tidak apa-apa. Tidak beracun juga bibirmu ini,”
Jingga kemudian menggigit corndognya, dia hanya makan seperempat. Dia tahu kalau Galaxy tidak akan kenyang hanya dengan setengah.
“Habiskan sampai setengah,” pinta Galaxy.
“Sudah. Aku hanya pengin nyicip saja,” jawab Jingga.
Galaxy kemudian menyodorkan es chococino ke mulut Jingga. “Eum. Minum dulu biar tidak tersedak,”
Jingga langsung menyeruput es chococino milik Galaxy, mereka minum dengan sedotan yang sama. Diam-diam para jomblo yang duduk di sofa menjadi penonton, sepertinya ucapan Kala tadi jadi kenyataan. Makan popcorn sambil menonton pasangan pengantin baru.
Kala langsung memeluk lengan Attar. “So sweet sekali mereka,”
“Harus di abadikan,” celetuk Azalea.
Dia langsung mengambil ponselnya dan memotret momen manis antara Jingga dan Galaxy, apakah ini berarti mereka berdua sudah saling menerima. Tidak tahu juga, masih terlalu dini untuk berkesimpulan bukan?
***
Di persilahkan buat readers kalau mau lempar Attar ke planet namex ... author kabur dulu xixixi
kita liat part selanjutnya 🤣😂