NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Menikah Dengan Calon Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: roseraphine

Pada hari pernikahannya, Naiya dengan kesadaran penuh membantu calon suaminya untuk kabur agar pria itu bisa bertemu dengan kekasihnya. Selain karena suatu alasan, wanita dua puluh lima tahun itu juga sadar bahwa pria yang dicintainya itu tidak ditakdirkan untuknya.

Naiya mengira bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencananya. Namun siapa sangka bahwa keputusannya untuk membantu calon suaminya kabur malam itu malah membuatnya harus menikah dengan calon kakak iparnya sendiri.

Tanpa Naiya ketahui, calon kakak iparnya ternyata memiliki alasan kuat sehingga bersedia menggantikan adiknya sebagai mempelai pria. Dan dari sinilah kisah cinta dan kehidupan pernikahan yang tak pernah Naiya bayangkan sebelumnya akan terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon roseraphine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aturan Baru

Naiya dan Nada menghabiskan waktu makan siang dengan terus mengobrol karena hampir seminggu ini tidak bertemu. Saat waktu istirahat hampir habis, kedua wanita itu akhirnya kembali ke ruangan kerja mereka masing-masing.

Ada banyak hal yang harus mereka kerjakan termasuk sesuatu yang telah mereka sepakati tadi. Semoga keputusan yang mereka ambil tidak membuat mereka menyesal di kemudian hari.

"Darimana saja kamu?!" tanya Shaka ngegas.

Naiya terkejut ketika membuka pintu ruangan kerjanya lalu mendapati Shaka yang tengah duduk di kursi dengan bersedekap dada. Raut wajah datar pria itu sangat tidak bersahabat.

"Maaf, Kak. Aku tadi habis makan di kantin," jawab Naiya apa adanya. Melihat tatapan tajam Shaka saat ini membuat dirinya hanya bisa berdoa supaya pria itu tidak marah.

"Enak banget kamu! Saya aja belum makan," ucap Shaka dengan nada yang menyindir. Sengaja memang. Ia suka melihat wajah Naiya yang tertekan.

"Maaf, Kak. Apa kamu mau aku beliin makanan?" tawar Naiya.

"Gak perlu. Saya gak nafsu makan," sahut Shaka datar. Respon wanita itu terlalu naif menurutnya.

"Sepertinya saya perlu menambahkan sedikit aturan," ucap Shaka lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke hadapan Naiya yang masih berdiri di dekat pintu. Dapat Shaka lihat dengan jelas wajah Naiya yang kebingungan mendengar ucapannya.

"Mulai saat ini, kamu tidak boleh makan sebelum saya makan terlebih dahulu. Entah itu di kantor atau di rumah. Paham?!" imbuh Shaka dengan nada tegas dan tidak menerima penolakan sedikitpun.

Sedangkan Naiya dengan polosnya malah mengangguk menyetujui aturan konyol yang sengaja Shaka buat secara sepihak itu. Bukan sebuah masalah besar baginya. Karena ia sendiri pun juga bukan tipe orang yang banyak makan dan harus tepat waktu ketika makan.

Shaka menyeringai melihat respon Naiya, "Bagus! Dan satu lagi, saya sudah meletakkan flashdisk di meja sana. Disitu ada dokumen penting yang harus kamu selesaikan sebelum jam dua belas malam."

"Baik, Kak. Akan aku selesaikan secepatnya," Naiya mengangguk sambil tersenyum menatap Shaka.

Setelah mendapat jawaban itu, Shaka meninggalkan ruangan Naiya begitu saja.

Naiya yang tak memiliki kecurigaan sedikit pun, segera menuju ke meja kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaannya itu. Tanpa menunggu lama, segera ia buka file di flashdisk berwarna hitam tersebut dan saat melihat isinya, Naiya hanya bisa membulatkan matanya terkejut. Yang benar saja.

Ada sepuluh laporan yang tersusun rapi dari atas hingga bawah dengan format yang berbeda-beda. Dan apa tadi? Ia harus menyelesaikan pekerjaannya ini sebelum jam dua belas malam? Dua hari saja belum tentu akan selesai. Ini terlalu banyak.

Namun Naiya hanya bisa pasrah dan mengelus dadanya sabar. Mau protes juga tidak mungkin. Ia harus berusaha keras agar pekerjaannya selesai hari ini. Siapa tahu dengan itu, Shaka bisa langsung memaafkan dirinya dan mereka bisa berbaikan.

Beberapa jam kemudian...

"Hah!" Naiya menyandarkan tubuhnya yang terasa amat pegal itu ke kursi. Ia melirik jam di dinding yang telah menunjukkan pukul tujuh malam. Naiya melihat hasil kerjanya di layar komputer yang sudah menyelesaikan delapan laporan dari sepuluh laporan tadi.

Benar-benar membutuhkan kerja keras untuk menyelesaikan ini semua. Bahkan ia tadi bekerja tanpa istirahat sedikitpun. Berhenti hanya untuk minum dan juga beribadah. Kurang dua lagi tapi ia belum sepenuhnya mengerti untuk melanjutkannya. Lebih baik ia tanyakan saja pada Regan.

Naiya mengayunkan kakinya menuju ke ruangan Regan. Namun setelah sampai di sana ia tak mendapati seseorang yang sedang dicarinya itu. Pikirannya langsung tertuju ke ruangan Shaka. Tapi wanita itu merasa ragu untuk mendatangi ruangan suaminya. Nanti dia dianggap menganggu.

Namun Naiya malah merasa bimbang. Jika ia tidak segera menemukan Regan, laporannya tidak akan selesai hari ini. Maka dari itu, dengan meyakinkan dirinya, Naiya pergi ke ruangan Shaka. Jika nanti di sana ia tak menemukan Regan, ia akan memberanikan diri untuk bertanya kepada Shaka. Entah respon apa yang akan ia dapat, Naiya akan memikirkannya nanti.

Ketika langkahnya berjalan menyusuri lorong perusahaan yang akan membawanya ke ruangan Shaka, Naiya mendadak terdiam kaku ketika melihat pria dan wanita yang sedang berpelukan di depan pintu lift. Lebih tepatnya, sang wanita yang memeluk sang pria. Sedangkan yang dipeluk hanya diam tak membalasnya sama sekali.

Naiya menundukkan kepalanya enggan untuk menyaksikan adegan tersebut. Entah mengapa dadanya terasa sesak ketika melihatnya. Naiya jelas mengenali bahwa pria yang sedang dipeluk oleh seorang wanita tersebut adalah Shaka, suaminya. Namun ia tak bisa melihat dengan jelas wajah si wanita karena terhalang oleh Shaka.

Apa mungkin wanita tersebut adalah pacar yang dimaksud oleh Shaka beberapa hari yang lalu?

Saya punya pacar, lebih cantik dan sexy tentunya daripada kamu

Naiya jadi teringat ucapan yang keluar dari mulut Shaka saat di kamar mandi waktu itu. Jika dilihat-lihat, wanita yang masih setia memeluk Shaka di depan sana memiliki bentuk tubuh yang begitu proporsional.

Lekukan indah tubuhnya benar-benar terbentuk sempurna di balik dress yang ketat tersebut. Rambut panjang bergelombang sepinggang berwarna dark brown itu sangat kontras dengan penampilannya. Menambah kesan wanita dewasa.

Ia kemudian melirik tubuhnya sendiri yang seperti triplek berjalan. Baik di bagian depan maupun belakang tak ada yang menonjol sama sekali. Sungguh berbeda jauh dari wanita yang ia duga sebagai pacarnya Shaka itu.

Tak sadar Naiya meremas kedua tangannya menahan rasa aneh yang hinggap di hatinya. Ia merasa tidak rela melihat Shaka dipeluk oleh pacarnya sendiri. Padahal disini ia yang seakan jadi penghalang antara hubungan mereka.

Disaat Naiya ingin berbalik dan enggan menyaksikan adegan tersebut, mendadak tubuhnya ditarik oleh seseorang hingga sekarang ia berada di balik troli alat-alat kebersihan yang terletak tak jauh dari tempat Shaka dan juga wanita itu berada.

"Sstt!"

Naiya menoleh ke arah sumber suara dan mendapati sosok Regan yang ternyata telah menariknya kesini.

"Kak Regan?" celetuk Naiya membuat Regan mengisyaratkan untuk jangan bersuara melalui jari telunjuk yang diletakkan di depan bibir pria itu.

"Kita dengerin mereka ngomong apa," ujar Regan dengan nada lirih dan pelan kepada Naiya.

Tepat saat itu juga, terdengar suara wanita yang seperti tidak asing di telinga Naiya.

"Shaka, aku kangen banget sama kamu. Lama ya kita gak ketemu."

Mendengar itu Naiya refleks mengintip untuk dapat melihat dengan jelas siapa wanita yang tadi bersama Shaka. Netranya membulat sempurna ketika melihat dengan jelas sosok wanita yang sekarang tengah berdiri di hadapan Shaka.

"Loh, itu kan...."

"Lo kenal cewek itu, Nai?"

1
cocondazo
Thor, aku udah nggak sabar nunggu next chapter.
call me sera: ditunggu yaw🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!