Love Me Mr.Leon

    Leon sudah bertekad ingin mendatangi mansion Arthur, yang ia curigai istrinya berada disana.

"Galang, antarkan aku ke rumah Arthur", kata Leon masuk ke dalam mobilnya.

"Apakah kemungkinan Nyonya berada disana Tuan?", tanya Galang.

"Aku tidak tahu. Tapi feelingku mengarahkan kesana", kata Leon.

"Aku sudah mengerahkan semua anak buahku tapi tak menemukan keberadaan Keisha", kata Leon lagi khawatir dengan keadaan Keisha.

"Tapi penjagaan di mansion tuan Arthur sangat ketat", kata Galang.

"Aku tidak peduli. Ayo cepat kita kesana ", kata Leon.

Galang menyetir mobil, ia tak mengizinkan Leon yang menyertainya, takut tidak fokus. Sedangkan di bangku belakang ada 2 pengawalnya yang siap dengan stelan serba hitam yang dibaliknya tersimpan pistol siap melindungi tuanya.

Semua anak buahnya sudah terlatih, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tiga puluh menit sudah akhirnya mobil mewah Leon sampai di depan mansion Arthur. Galang turun lebih dulu membukakan pintu mobil untuk Leon, disusul dengan dua anak buahnya di belakang.

"Cari siapa?", tanya seorang penjaga dengan tubuhnya yang kekar.

"Saya ingin bertemu dengan Arthur", kata Leon.

"Katakan padanya Leon ingin bertemu", kata Leon.

"Tidak bisa. Tuan Arthur tidak memperbolehkan anda untuk masuk", kata penjaga yang satu lagi.

Dua anak buah Leon maju menolong pistolnya.

Setelah Leon beserta anak buahnya berhasil masuk, ada beberapa anak buah Arthur yang menghadangnya. Terjadi perkelahian antar anak buah Arthur dan anak buah Leon.

Anak buah Leon berhasil membuat para anak buah Arthur terkapar. Leon dan Galang masuk ke dalam mansion Arthur.

"Ada apa kau datang kesini?", tanya Arthur dengan tajam.

"Dimana kau sembunyikan Keisha?", tanya Leon dengan marah.

"Apa kau tidak bisa membuatnya nyaman sampai pergi dari mansion mu?", tanya Arthur dengan tenang.

"Keisha ... "

  Keisha yang tinggal beberapa tangga sampai di lantai bawah berhenti seketika. Ia merasa tegang dan juga takut. Setiap detik yang terlihat serasa menegangkan, tubuhnya diam membeku, ia berbalik hendak naik lagi ke lantai atas.

"Benar ternyata kau disini", kata Leon.

  Keisha tetap diam tak menjawab apapun.

"Ayo kita pulang", kata Leon.

  Keisha tersenyum getir. Setelah semua yang terjadi dengan dengan mudahnya mengajaknya pulang.

  Arthur melihat adiknya yang terlihat ketakutan.

"Biarkan dia disini. Dia akan aman", kata Arthur.

"Siapa kau berani mengaturku?. Keisha adalah istriku, aku yang lebih berhak", kata Leon hendak menyusul istrinya.

"Aku mau disini saja. Aku tidak mau pulang ", kata Keisha.

  Leon memandang Arthur dengan tajam. Arthur tidak peduli dengan kekesalan Leon

"Ayo honey kita pulang", kata Leon hendak memegangi lengan Keisha. Keisha langsung menarik tangannya sebelum dipegang Leon.

"Apa kau terlena dengan kemewahan yang Arthur berikan? Aku bisa memberikannya", kata Leon.

"Lebih baik kau pulang saja. Kau sangat berisik ", kata Arthur.

  Keisha berbalik melihat ketegangan antara Leon dan kakaknya.

Bugh

"Aaaaa ... ", Keisha menjerit.

  Leon memberikan bogem mentah di pipi kanan Arthur. Arthur meringis memegangi pipinya yang lebam.

  Keisha mendekati Arthur meringis melihat lebam di pipinya. Tangannya terulur memegang pipi kakaknya.

"Are you oke?", tanya Keisha.

  Leon menaikkan sebelah alisnya melihat istrinya yang mengkhawatirkan Arthur.

"Apa yang terjadi padamu Keisha?. Apa Arthur telah mempengaruhimu?", tanya Leon.

"Oke. Aku minta maaf atas kejadian kemarin. Sekarang ayo kita pulang ", kata Leon, menyeret Keisha dengan kasar.

  William turun dari kamarnya melihat pemaksaan yang dilakukan Leon, ia sudah melaporkan kepada polisi atas kejadian yang menimpa putrinya.

  Tiga polisi datang menghampiri Leon lalu memborgol tangannya.

"Anda telah menjadi tersangka atas kasus penganiayaan dan kekerasan seksual kepada putri William Alexander", Kata seorang polisi.

"Saya tidak mengenal putri anda Tuan William", kata Leon.

"Keisha adalah putriku yang sudah lama hilang. Alice Alexander", kata William.

"Kau baru mengenal Keisha. Bagaimana mungkin kau mengatakan dia putrimu", kata Leon.

"Kau lihat foto ini?", tanya William memperlihatkan foto didalam sebuah bingkai.

"Ini adalah fotoku dan istriku. Ini kan, yang menjadikanmu melakukan kekerasan pada Alice?", kata William.

  Leon yang mengetahui kenyataannya merasa terkejut.

"Aku sudah tahu Keisha adalah anak kandungku, tapi aku diam. Aku pikir Alice akan bahagia bersamamu. Polisi cepat seret pria brengsek ini ke dalam sel penjara", kata William menatap Leon tajam.

   Leon hanya diam saja memandang istrinya yang berada di pelukan Arthur yang ternyata kakaknya.

"Kau sudah aman. Don't worry", kata Arthur mencoba menenangkannya.

"Aku takut akan terjadi lagi, kejadian itu bagaikan mimpi buruk yang terus berputar", kata Keisha dengan bahunya yang bergetar.

"Sudah, sudah . Don't cry", kata Arthur. Setiap melihat Keisha menangis ia akan teringat ibunya.

Keisha naik ke atas kamar menenangkan dirinya.

Joseph menerima kabar dari kantor polisi kalau Leon ditangkap atas tuduhan penganiaya dan kejer seksual.

Margareth yang mengetahui hal itu langsung syok. kebetulan Eliza dan Robert baru saja pulang dari Singapore mengurus bisnisnya.

"Leon ... tidak mungkin cucuku melakukan itu. Pasti gadis kampungan itu yang sudah menjebak cucuku, itu pasti fitnah. Dari awal aku tidak setuju Leon menikah dengan gadis pembawa sial itu", kata Margareth berapi-api.

Eliza yang tidak tahu harus berkata apa mengajak Robert pergi ke kantor polisi ingin mengetahui apakah Leon benar melakukan hal seperti itu.

Tiba di kantor polisi Eliza dan Robert menunggu Leon dipanggil. Tak berapa lama Leon datang dengan wajahnya yang tertunduk.

"Leon apakah benar kau melakukan seperti apa yang polisi tuduhkan?", tanya Eliza.

Leon menganggukkan kepalanya. Eliza tak habis pikir dengan perbuatan Leon.

" Kau ini bagaimana?. Keisha itu masih muda, kalau terjadi apa-apa dengan bayi dalam kandungannya bagaimanapun?", kata Eliza marah memukul dada Leon.

"Bagaimana dengan Keisha?", tanya Robert sambil menenangkan istrinya.

"Keisha tidak mau kuajak pulang. Di takut Leon ", kata Leon dengan penyesalan.

"Apa Mommy pernah mengajarimu berbuat kasar pada wanita? Bagaimana kalau Mommy berada di posisi Keisha?" , tanya Eliza dengan marah, ia tak bisa membayangkan dengan perasaan Keisha.

"Kau ini manusia atau bukan!", kata Eliza marah.

"Sekarang dimana Keisha?", tanya Eliza.

"Di rumah tuan William ", kata Leon.

Setelah puas memakai putranya Eliza dan Robert pergi ke rumah William. Eliza masih bertanya-tanya mengapa Keisha berada di mansion William.

William Alexander seorang pengusaha kaya di negranya. ia sudah memiliki kerajaan bisnis besar. Tak hanya di Inggris, tapi juga di berbagai benua lainnya.

Eliza dan Robert tiba di mansion William. Mereka diizinkan masuk ke dalam.

"Selamat datang dirumahku", kata William menyambut besannya.

"Saya sudah tahu tentang Leon yang ditangkap polisi. Apakah Keisha ada disini?", tanya Eliza.

"Ya. Dia ada disini", kata William.

"Saya akan membawanya pulang. Dia tidak punya siapa-siapa disini", kata Eliza sangat khawatir dengan keadaan menantunya.

"Dia akan tetap disini. Dirumah Daddy nya", kata William.

"Maksud anda?", tanya Robert bingung.