NovelToon NovelToon
Sigma Love Story : The Boy

Sigma Love Story : The Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Preman
Popularitas:115.6k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Axel Rio terjebak bertahun-tahun dalam kesalahan masa lalunya. Ia terlibat dalam penghilangan nyawa sekeluarga. Fatal! Mau-maunya dia diajak bertindak kriminal atas iming-iming uang.
Karena merasa bersalah akhirnya ia membesarkan anak perempuan si korban, yang ia akui sebagai 'adiknya', bernama Hani. Tapi bayangan akan wajah si ibu Hani terus menghantuinya. Sampai beranjak dewasa ia menghindari wanita yang kira-kira mirip dengan ibu Hani. Semakin Hani dewasa, semakin mirip dengan ibunya, semakin besar rasa bersalah Axel.
Axel merasa sakit hati saat Hani dilamar oleh pria mapan yang lebih bertanggung jawab daripada dirinya. Tapi ia harus move on.
Namun sial sekali... Axel bertemu dengan seorang wanita, bernama Himawari. Hima bahkan lebih mirip dengan ibu Hani, yang mana ternyata adalah kakak perempuannya. Hima sengaja datang menemui Axel untuk menuntut balas kematian kakaknya. Di lain pihak, Axel malah merasakan gejolak berbeda saat melihat Hima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

panic-stricken

Ada-ada saja gosip orang-orang, kupikir-pikir apa mereka tak ada pekerjaan ya? Sampai seorang ‘aku’ begitu menarik jadi bahan pembicaraan mereka.

Atau mungkin akunya yang ke-GR-an, mungkin saja karena seorang ‘Devon’ yang selama ini selalu menjadi buah bibir dan perlakuannya padaku berbeda dengan orang-orang?

Aku mencari daftar playlist lagu di smart TV dan memutuskan untuk memutar Music, sambil membuat makan malam karena entah bagaimana kulkasnya terisi dengan makanan kaleng dan cepat saji. Ada sossis, bakso, daging beku dan Chicken Nugget, kutimbang-timbang mau masak yang mana akhirnya aku akan menggoreng chicken nugget seplastik. Makan pakai nasi.

Nggak usah bilang kalau itu makanan tidak sehat ya ibu-ibu, karena laki-laki jenis aku ini yang penting kenyang. (Hehe). Lagipula makanan beginian termasuk kategori makanan mewah kalau di kampung, biasanya chicken nuggetnya dijatah satu, nasinya sepiring penuh ditaburin royco. Pokoknya dicukup-cukupin buat 10 anak gimana caranya.

Aku ingat, Farid sering nangis kalau chicken nuggetnya habis, dia merengek padaku, dan Hani memberikan jatahnya, jadi gadis itu hanya makan nasi pakai Royco saja.

Dan karena aku tak tega melihat Hani hanya makan pakai Royco doang, ya kugorengin tempe. Sambil ngomel kalau Hani terlalu memanjakan Farid.

Walau pun aku tahu, aku tak seharusnya mengomel. Farid adalah anak ‘istimewa’, jadi dia tidak mengerti yang namanya ‘jatah’. Kalau habis ya nangis. Suka aja ngomel dan melihat mereka duduk meringkuk di pojokan sambil waspada melihatku yang lagi goreng tempe.

Alunan musik dengan tempo yang agak cepat membuat kepalaku otomatis bergerak mengikuti iramanya. Ku intip judul lagunya. Glichery, Sea of Problems.

Aku langsung suka.

Mengingatkanku ke masa lalu, saat aku di dalam dunia tanpa beban.

Berpesta bersama teman-teman munafikku, yang hanya ada saat aku banyak uang.

Kami sering menghabiskan malam di sebuah clubhouse, bergoyang mengikuti alunan irama music DJ. Walau pun saat itu kami semua masih di bawah umur, tapi diizinkan masuk dengan kekuatan uang bapakku. Aku bersama beberapa wanita yang tidak kukenal.

Yang menggesek-gesekkan semua bagian tubuh mereka padaku.

Dunia hingar bingar yang riuh.

Dengan Axel Rio menyemangati teman-teman yang tidak benar-benar dikenalnya dari atas podium samping DJ.

Rasanya kangen masa-masa itu.

Bukan areanya, bukan manusianya.

Tapi rasa bebasnya.

Kini, di ruangan seluas 40m2, di dalam unit apartemen milik Zaki ini, aku memutuskan untuk jadi diriku yang dulu.

Sendirian.

Kuletakkan chicken nugget yang sudah matang, sambil bergoyang lebih semangat, kuhampiri mesin cuci.

Aku membuka kemejaku, lalu celana kainku.

Kumasukan semua ke mesin cuci.

Lalu aku berniat ke arah meja makan.

Tapi aku ingat kalau aku masih pakai boxer.

Bodo amat, aku kan sendirian.

Sekalian saja boxer kumasukan ke dalam mesin cuci, ngapain tanggung-tanggung?

Sambil bergoyang.

Tanpa busana.

Dan sembari menunggu nuggetku dingin.

Aku pun bikin kopi, sambil, iyaaa... sedikit-sedikit melompat, berputar, mengangkat kedua tanganku, menggoyangkan pinggulku.

Selayaknya aku berada di lounge.

Dan aku pun makan

Makan dengan posisi ke arah jendela, menatap Jakarta yang penuh kerlap-kerlip lampu.

Iya, tanpa pakaian. Aku pria bebas, siapa yang mau protes?!

Enaknya... besok ngapain ya?

**

Pagi itu aku telat.

Sumpah, bukan niatku telat, tapi memang unit apartemen Zaki begitu nyamannya membuatku korupsi waktu sedikit. Sekitar 1 jam aku tidak tepat waktu.

Ketiduran.

Tidur sangat lelap yang kusadari saat itu sudah jam 9 pagi.

Bisa-bisanya aku bangun jam segitu setelah 9 tahun selalu bangun jam 4?!

Walau pun malamnya aku tidur jam 2 dini hari, biasanya aku selalu otomatis bangun jam 4 pagi. Lah ini kok bisa-bisanya mataku nggak bisa diajak kerjasama? Atau memang otakku juga menginginkan hal yang seperti ini? Bangun siang tanpa beban?

Bisa jadi karena aku tidak merasakan adanya ancaman di sekitarku.

“Pagi Mas Jackson...” suara operator Lobby yang merdu dan bening, membuatku sampai mengernyit ke arah mereka.

Biasanya mereka itu jutek-jutek Naudzubillah. Lebih ke julid, malah. Mereka ramah kalau melihat Devon saja. Karena katanya mereka itu garda depan keamanan selain sekuriti, jadi mereka harus fokus memperhatikan setiap pengunjung mencurigakan yang memasuki Lobby gedung

Barusan mereka menyapaku?!

Di gedung ini yang namanya Jackson ada berapa orang selain aku? Siapa tahu tadi ada karyawan lain yang bernama Jackson juga berjalan bersamaku kah?

Belum selesai keherananku, beberapa cewek-cewek yang keluar dari cafe, menyapaku, "Hai Jackson,” sambil menatapku dengan pandangan menggoda.

Beberapa bahkan membelai lenganku.

Aku melewati mereka sambil memicingkan mata karena merasa aneh.

Dua orang wanita yang kutahu mereka adalah asisten manajer bagian Legal, terkenal galak-galak, berjalan melewatiku ke arah parkiran.

Tapi mereka mengerling padaku.

Aku langsung merinding.

“Jackson Brengsek!!”

Plakk!

Tamparan di pipiku.

Pagi-pagi udah kena tabok.

Lily di depanku menatapku marah, lalu ia menarikku ke arah tangga darurat sambil menjewer telingaku.

“Sakeeet tanteeeee!” keluhku sambil meronta.

“Bisa-bisanya live sambil bug il heh?!”

“Apa’an coba maksudnya?!” seruku sambil menepis tangan Lily.

Ih, telingaku perih nih!

“Ngapain kamu kayak gitu?! Lagi promosi ti**t hah?!” seru Lily.

“Ha?” ya aku bengong dong.

Ngapain dipromosikan coba?

Nggak kutunjukin aja banyak yang kecanduan. Nih, contohnya tante di depanku. Fotoku di aplikasi jodoh kan ala kadarnya tanpa menunjukkan keseksian.

Apalagi kalau kubuka, bisa-bisa hidupku tidak tenang.

“Apa maksudnya?” tanyaku langsung.

“Ya ini kamu ngapain joget-joget nggak pake baju? Mana sambil bikin kopi pula!” seru Lily sambil mengeplak kepalaku.

Kucerna kalimatnya sedetik,

Dua detik.

Lah buset...

Itu kan aktivitasku semalam.

“Haaah?!” seruku kaget.

“Nih liat nih! Langsung kesebar ke seantero gedung!”

Dan Lily pun menunjukkan layar ponselnya.

Aku.

Disana.

Joget-joget dengan lagu Sea Of Problems.

Sambil bikin kopi di konter.

Terus duduk di kursi makan dengan posisi sangat bebas.

Milikku terpampang sejelas-jelasnya. Langsung mengarah ke kamera.

Fak...

“Ak... ng... ih...” aku benar-benar tidak bisa berkata apa pun.

Aku beneran Shock.

“Anj.. itu apa ha... eh gilak...” aku masih terpaku. Rasanya salah tingkah dicampur pusing tujuh keliling, dan kakiku rasanya sukar digerakkan. Lumpuh seketika.

Lalu saat sudah agak tenang dan menguasai jalur pernafasanku, bagaikan mendapat kekuatan instan, aku langsung lari naik tangga darurat di belakang Lily.

Ke arah lantainya Zaki.

“Pak Zakeeeee!!!” seruku panik.

Ya dia ada di ruangannya, sedang berdiri sambil cemberut menatap komputer salah satu sekretaris.

“Eh! Jackson! Saya ada urusan sama kamu...”

“Pak Zaki itu maksudnya apa? Kenapa saya bisa ada di video? Sumpah Pak bukan maksud! Eh Gilak katanya kesebar ke seluruh gedung?! Saya tuh cuma pingin bikin kopi Pak!!” entahlah aku ngomong apa, aku pokoknya ingin teriak.

“Iya, iya, makanya tenang dulu saya mau-“

“Punya saya kecapture jelas banget Pak!! Posisi kameranya dimana? Kenapa bisa ada kamera di unit saya?! Kesebar sampai ke bagian apa pak? Saya bisa minta Pak Ivander buat hapus kan ya?! Masih ada waktukan yaaa?!”

Begini kalau aku panik.

1
Elvano
bagus,suka banget
𝐀⃝🥀Ranggaˢ⍣⃟ₛ 🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅
ngakak sekaligus prihatin sama Jackson
Lempongsari Samsung
ga kebayang malunya jackson apalagi si mawar liat.... mo taro dimana tuh muka....
Indah
Lama banget nungguin upnya author satu ini
Sekali up perasaan baca bentar kok dah habis aja
Kurang madam 🤭🤭
Emi Wash
halah trending 1 kowe jack....
Emi Wash
resiko mu toh von... menikahi bocah yg penuh trauma
dian😺
ciiiee.. jackson alex rio jd aktor sendiri... kiw kiw...😅
Emi Wash
emang pasangan diluar nalar yg romantis kalian tuh....
YL89
LG nunggu Dksh part-nya hani honey ABG Devon☺️😁😁
Andini Fahla
madam mksih udh up
Bakul Lingerie
tengkyu udah di sempatin update ya madaaaam😘😘😘
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
nuhun updatenya madaaaammm
🍌 ᷢ ͩ🏘⃝Aⁿᵘ Deέ
🤣🤣🤣🤣🤣🤦‍♀️
dian😺
diliat bunga matahari pasti loe jack lg goyang² lg lemes dpn mesin kopi...🤣
neen
sabarrr ya bapak axel🤣
dian😺
yaiyalah... hani seimut gitu diliatin 2 telor sm tongkat satpam... apa ga tereak duluan kabur...😂
Paramitha Tikva
Tambahin talah madam
SasSya
stagaaaaaa 😱😆🤣🤣🤣🤣
tranding lintas ini jackkkkkk
Nania
anjaayyyyyy
SasSya
hooooooo
blm di kasih ambil jatah ternyata ini pak Devon
😆
sabar paaaakkk
maklumlah gimana kehidupan Hani
gimana penjagaan Jackson dulu
sabaaarrrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!