Naina Simont, putri seorang Bangsawan bergelar Baron terpilih untuk menikahi Pangeran Kedua Xero Yamen.
Menikahi cinta pertamanya tak melulu membuat Naina menjadi bahagia, faktanya Pangeran kedua telah mempunyai wanita pujaan hatinya yang kini telah berstatus permaisuri, alias istri Kakaknya.
Bahkan saat Naina akhirnya mengandung dan mempunyai anak dengannya, sikap dingin Pangeran Xero tak meleleh. Pun saat Naina keguguran, suaminya lebih memilih menemani Calista, istri mendiang kakaknya yang tengah cidera.
Rumah tangganya diuji dan saatnya Naina harus memilih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Peri Bumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Yang mulia Kaisar dan Permaisuri memasuki ruangan.
Pengurus tersebut menggema. Sanya yang tadinya sedang menikmati scon segera menghabiskan makanan tersebut. Merapikan mulut dan dan penampilannya.
"Anda sudah terlihat cantik Tuan Putri." Henner memuji Sanya.
Tak di tampik, Sanya memang memiliki daya tarik misterius. Kecantikannya berbeda dengan bangsawan Hiya, Rambutnya coklat berkilau, wajahnya mungil, hidungnya mancung tapi juga tidak besar. Dengan pembawaannya yang kalem dan tenang dia sangat memikat.
Sanya hanya tersenyum mendengar perkataan Henner, menurut Sanya itu adalah sopan santun belaka. siapa yang mengira bahwa Henner sudah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Sanya.
Melihat senyum Sanya yang manis, membuat jantung Henner semakin berdetak kencang.
Para bangsawan memberikan hormat kepada sang kaisar dan permaisurinya. Acara malam ini memang di dedikasikan untuk Justin, jadi tentu saja acara utamanya adalah menampilkan Justin sebagai pemeran utama. Tapi nyatanya, acara tersebut berubah menjadi acara Putra Mahkota Philip. Dia menyabotase acara tersebut dengan mengumumkan bahwa sebagian wilayah selatan dilanda kekeringan dan susah pangan, tapi berkat dia membangun bendungan untuk mengairi tanaman para petani sehingga gagal panen besar jadi terselamatkan. Hanya dengan beberapa kalimat mereka semua lupa jasa Justin dan segera memberikan selamat kepada Philip.
Sungguh pria yang licik! Sanya hanya berpikir kalau dia tidak harus berurusan dengan orang seperti itu disini.
Berpikir demikian, dia harusnya tidak bisa memilih kepada siapa nanti dia akan diserahkan. Sanya hanya harap harap cemas.
Di sisi lain, Henner amat sangat berharap kalau Ayahnya akan menikahkan Sanya dengan dirinya saja. Karena faktanya, putri mahkota telah dipilih. Sekali pun dia dari negara yang kalah, dia tetaplah seorang putri. Jadi sudah sepatutnya dia menikah dengan bangsawan tinggi, jadi hanya ada dua daftar yaitu dirinya dan Justin. Begitulah pikir Henner.
Sang Kaisar membuka acara tersebut dan memberikan sambutan singkatnya.
Count Numerik telah berjaga jaga, mungkin inilah saatnya dia sebagai delegasi harus bertugas, menyapa kaisar dan permaisuri. Menyerahkan batu mineral langka kepada kekaisaran sebagai bukti perdamaian.
Padahal negaranya sudah dijarah, tapi masih bisa menyembunyikan batu mineral seperti ini, sungguh kurang ajar. Sang Kaisar memandang Sanya dengan tatapan tajam. Meski dia sudah berumur 65 tahun, tapi melihat gadis muda yang parasnya elok tak ada di kekaisaran Hiya membangkitkan jiwa mudanya kembali. Sang Permaisuri melihat kilat tajam tatapan mata kaisar. Dia kemudian menatap Sanya dengan tatapan kebencian. Dia harus segera bertindak sebelum si tua Bangka itu akan menjadikannya selir. Tentu saja meskipun Gadis itu menjadi selir, dia tidak akan bisa mengandung. Sang Permaisuri telah meracuni Kaisar bertahun tahun membuatnya mandul tidak akan bisa lagi mengandung. Tapi tetap saja, jika dia menjadi selir kesayangan, wewenangnya sebagai permaisuri akan melemah. Membuang dirinya sejauh mungkin akan aman bagi kedudukannya.
Sanya memberikan salamnya. Banyak bangsawan lelaki memandang Sanya dengan tatapan mesumm, membuat para istri dan wanita muda seketika tahu kepada siapa kebencian itu akan diarahkan. Menyadari hal ini, Sanya sudah antisipasi. Ternyata jalannya akan lebih sulit.
"Sang Putri sangat cantik, pastilah dibesarkan dengan penuh cinta dan kasih sayang." Suara permaisuri memecah keheningan sesaat. Para bangsawan laki laki lainnya langsung menundukkan pandangan. Meski benar dia adalah bagian dari jarahan, tapi mereka kemudian membuat negara tersebut melakukan mediasi dan berdamai dengan beberapa ketentuan yang menguntungkan banyak kekaisaran Hiya.
Yamen hanya mengambil sedikit tindakan agar rakyatnya tidak banyak dirugikan. Memang Raja yang amat adil dan bijaksana. Untuk memutus rantai belenggu agar Yamen tidak melarikan diri dengan meminta bantuan tetangga, membuat salah satu keturunannya dinikahkan dengan bangsawan Hiya akan membuat Yamen tidak akan melakukan perlawanan, kecuali sang putri yang telah dikirim yelah di tinggalkan keluarganya.
"Di kekaisaran ini, ada tiga orang putra Kekaisaran, mungkin salah satunya akan cocok dengan sang putri."
Henner, ingin menyembunyikan senyumnya.
Sang Kaisar langsung memasang wajah kecut, permaisuri telah mengambil andil obrolan ini sebelum dia sempat memberikan instruksi akan menjadikannya selir untuk dirinya sendiri.
Di depan para bangsawan, Kaisar memasang topengnya.
"Karena putra mahkota telah memiliki pasangan, hanya tersisa dua pangeran disini Permaisuri." Kaisar ikut berbicara.
Permaisuri tersenyum, "Benar Yang Mulia."
"Untuk mengenang pahlawan bagaiman kalau kita menghadihkan sang putri kepada Gran Duke, Sang Komandan Kekaisaran!"
Justin yang ada di bagian belakang menikmati minuman itu kemudian meletakkan gelasnya. Diberikan jarahan perang itu sama saja dengan menghinanya. Lagi pula diberikan seorang gadis cantik tetapi dirinya rajin berperang bukankah itu tindakan yang mubazir? Harusnya Henner yang bisa membuat wanita yang akan kesepian itu sedikit terobati. Tindakan Kaisar dan Permaisurinya itu sungguh kejam.
Henner kehilangan senyumnya. Bibirnya berkedut karena dia kecewa dan marah. Kenapa harus Justin? Kenapa? Kenapa bukan dirinya? Gadis yang anggun itu harusnya cocok untuk dirinya. Dia akan dikirim ke wilayah selatan tempat Justin berkuasa.
"Komandan Kekaisaran? Ah Anakku... Justin kemarilah...."
Begitu namanya disebut, Justin yang ada di belakang aula mendekat ke depan, dia memberikan hormat terlebih dahulu. Tindakan formal bagi seorang anak dan Ayah.
Kaisar akhirnya resmi mengumumkan bahwa Justin telah diberikan hadiah berupa seorang wanita. Justin mengucapkan terima kasih kepada kaisar. Tindakan untuk menggugurkan kewajibannya saja.
Henner yang tak kuat dengan itu, keluar ruangan dengan perasaan kecewa. Dia hanya seorang pangeran dengan nama saja. akan lebih baik kalau dia hanya anak tunggal seorang count. Ibunya yang seorang selir tidak memiliki kekuasaan. Selamanya akan menjadi selir dan status pangeran dirinya akan terus membelenggu nya. Dia hanya ingin kehidupan sederhana, memiliki keluarga . Tapi bahkan untuk bermimpi dengan wanita yang dia sukai itu saja tidak bisa terjadi. Membuat api amarah membakar dirinya. Ayahnya tidak pernah berperan sebagai Ayah kecuali dia akan menguntungkan. Tapi kemampuan dirinya hanya unggul sebagai seorang penulis dan penyair. Kalah telak dengan Justin dan Philip yang ahli di bidang kekuatan dan akademis. Dia ingin melarikan diri saja rasanya, tapi ibunya akan sedih karena satu satunya penghiburan adalah dirinya. Tak tega meninggalkan sang ibu, makanya dia masih menahan diri untuk tinggal di sangkar tersebut dengan emosi kosong. Tersenyum saat ada ibunya dan jenuh sejatinya.
Pengumuman sang kaisar langsung menjadi topik terkini. Para wanita yang ingin menjadi Grand Duches langsung pupus. Sang Pahlawan telah mendapatkan pasangan nikahnya atas perintah Kekaisaran, tentu hal tersebut tidak bisa dibatalkan.
Satu sisi itu membuat Sanya lega, pasangan yang dipilih untuk dirinya adalah Justin, orang yang beberapa kali telah ia kenal lewat obrolan singkat dan formal selama di kapal. Pun dengan Count Numerik, dia sedikit Legas, mungkin sang putri akan aman jika bersama dengan sang komandan.