nyasar ke zaman kuno

"ayah, ibu, bukannya kami tidak mau berlindung pada ayah dan ibu, rasanya pengorbanan ayah terlalu besar. Kami juga ingin membantu meringankan pekerjaan ayah, kami ingin ayah dan ibu bisa mengandalkan kami suatu saat nanti, kami juga ingin melindungi diri kami sendiri dan orang yang kami sayang. Jadi ayah dan ibu, jelita juga akan ikut kakak untuk pergi berlatih.” Jelas jelita. jendral Richard menghela nafas berat. Dalam hati ia tidak rela melepaskan anak-anaknya. Namun ia sadar, tidak selamanya ia bisa melindungi anak-anaknya. dia tidak bisa berbuat apa-apa.

“ huh… baiklah, tapi satu pesan ayah, pergi dengan utuh, dan pulang dengan utuh. Jangan paksakan apapun, lakukan saja yang terbaik, dan jika berhasil, jangan sombong dan tetap rendah hati.” Ujaar jendral Richard menasehati ketiganya, mereka mengangguk.

Restu ayah mereka sudah mereka dapatkan, sekarang tinggal restu dari ibu mereka. Mereka bertiga kembali beralih menatap ibu mereka, nyonya catrine mengerti tatapan itu, ia menghela nafas dan berkata.

“baiklah anak-anakku. Jika itu keinginan kalian, maka pergilah. Ingatlah disini ibu menantikan kepulangan kalian, dan saling melindungilah kalian, jangan meninggalkan saudaramu.” Ucap nyonya catrine dengan linangan air mata, rasanya sangat berat melepas anak-anaknya walaupun hanya beberapa minggu.

“jadi kapan kalian akan berangkat.? “ tannya jendral richard, mereka bertiga sudah sepakat akan berangkat besok sebelum matahari terbit.

“besok ayah, kami akan berangkat besok sebelum matahari terbit.” Ucap Rayyan. Dan dengan berat hati ia menganggukan kepalanya.

“besok, kami tidak akan pamit lagi  pada ayah dan ibu, kami akan langsung berangkat saja.” Ucap jelita lagi.

“baiklah, tapi ingatlah untuk selalu berhati-hati,” ujar jendral Richard lagi, dan dibalas anggukan oleh keriganya. Setelah urusan mereka selesai, mereka bertiga segera kembali kekediaman masing-masing untuk bersiap-siap, sebelum berangkat.

Keesok harinya sebelum matahari terbit, mereka bertiga sudah pergi dengan mengendarai kuda. Tujuan mereka adalah hutan kematian. Kenapa dibilang hutan kematian? Karna banyak yang masuk kedalam hutan itu, namun tidak kunjung kembali. ( pokoknya gitu deh..)

Tak lama, dengan kecepatan menunggang kuda bagaikan angin, akhirnya mereka sampai di perbatasan hutan kematian. Sebelum masuk kehutan itu saja,  hutan itu sudah menunjukan betapa mengerikannya hutan itu. mereka bertiga saling memandang, kemudian mengangguk kecil dan mereka masuk kedalam hutan itu. meraka bertiga mengenakan pakaian hitam dan mengenakan penutup wajah agar tidak dikenali.

Mereka berjalan pelan tapi pasti tanpa menurunkan sikap waspada mereka, barang kali ada binatang buas yang menyerang mereka. Namun tiba-tiba alio bertelepati kepada jelita.

“memel, keluarkan auramu. 200 meter kalian berjalan, didepan kalian ada segerombolan harimau sedang berjalan kearah kalian, pelan tapi pasti kalian pasti akan bertemu.” Ucap alio. Jelita mengeryitkan keningnya.

“kenapa memangnya alio..?”Tanya jelita heran.

“sudah lakukan saja..” saat alio mengatakan itu, sekawanan harimau sudah didepan mereka. Sikembar menatap kearah harimau itu, mereka sudah siaga, apa bila harimau itu menyerang. Melihat manusia memasuki wilayah mereka, para harimau ini bersiap untuk menerkam, saat mereka akan beraksi, tiba-tiba jelita mengeluarkan 30 % aura kepemimpinannya. Semua harimau itu pun tertekan dan menunduk, badan mereka bergetar. Harimau itu mengeluarkan suara.

“ampuni kami ratu, kami tidak tau bahwa anda adalah ratu pelindung para hewan.” Ucap pimpinan hairmau itu. jelita dan kedua saudaranya pun melongo.

“kalian bisa bicara,? Wah… debak…!! Kalian bilang apa tadi, ratu pelindung.?” Tanya jelita.

“ya ratu, anda adalah ratu pelindung para hewan..”jelas hewan itu lagi. Jelita menarik auranya sehingga harimau-harimau itu terbebas dari tekanan jelita. Jelita turun dari kudanya dan di ikuti oleh kedua saudaranya. Jelita mendekati sekawanan harimau itu, namun tangannya di cekal oleh kakak pertamanya.

“jangan dek, bagaimana kalau mereka itu berbohong..!!” seru Rayyan, sementara Reynal tisdak menurunkan kesiap siagaannya.

“tenanglah kak, hewan itu setia dan tidak akan berbohong, berbeda dengan manusia.” Ucap jelita. Para harimau itu tersentuh, mereka terus berlutut. Jelita mendekati mereka.

“berdirilah, aku tau. Kalian hewan yang jujur, hanya saja mudah dibodohi..” ucapnya sambil terkekeh, sementara kedua kakak jelita merasa khawatir melihat jelita bercanda seperti itu, mereka sambil berpandangan.

***

jangan lupa like dan share,, wkwkwk...🥰😘