Rayana, seorang ibu tunggal yang keras kepala dan sederhana, menjalani hidup dengan penuh perjuangan untuk membesarkan putrinya, Naira. Masa lalunya penuh luka dan pengkhianatan, membuatnya membentengi diri dari dunia, apalagi dari cinta.
Takdir mempertemukannya kembali dengan Zidan Mahendra, seorang CEO muda, ambisius, dan dingin—laki-laki yang pernah melukai harga dirinya di masa lalu. Namun kini keadaan berbalik: Rayana menjadi bagian dari hidup Zidan karena sebuah kontrak tak terduga yang melibatkan anak mereka, Naira—yang diam-diam ternyata adalah putri kandung Zidan.
Pertemuan yang awalnya penuh kebencian dan kesalahpahaman perlahan berubah menjadi ketertarikan. Di tengah pertentangan status sosial, luka masa lalu, dan ambisi karier, keduanya dipaksa menghadapi perasaan yang selama ini mereka tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 35
Kalau David sedang asik menikmati minuman dingin dan camilan yang di buatkan oleh Danil, berbeda hal dengan Stella dan Ansel yang sedang panik sebab Raya berhasil melarikan diri dari mansion itu.
“Kau itu jangan diam saja Zee!!” Tepuk Stella keras di bahu Zee yang hanya duduk manis melihat semua orang lalu lalang mencari keberadaan Raya di dalam rumah.
“Pintar juga kucing itu.” Gumam Zee dalam hati yang sangat senang Raya kembali melarikan diri.
“Mengapa dia tidak memberitahu ku lebih awal. Aku pasti akan membantu nya melarikan diri.” Ujar Zee sambil terus menikmati semua keributan di mansion nya itu.
“Zee!! Kau dengar perkataan ku atau tidak?” Teriak Stella berang pada anaknya yang benar-benar seperti sangat senang calon istrinya menghilang.
“Kau ini calon suami macam apa!! sudah jelas calon istri mu hilang namun wajah mu terlihat sangat bahagia.” Ujar Stella sewot.
“Ibu sepertinya Raya sudah tidak ada di mansion ini.” Ujar Ansel sambil mengangkat tali darurat yang dibuat oleh Raya di jendela kamar Zee.
“Astaga itu!! Aargghh.. padahal dia menceritakan pada ku semalam bagaimana dia kabur dari makhluk bejat yang mencoba memp*rk*sa nya.” Sebut Stella tanpa menyadari perubahan wajah putra nya.
“Zee.. lekas telpon ayah mu dan katakan Raya kabur.” Perintah Stella pada Zee yang terlihat acuh.
Stella sungguh kesal melihat tingkah Zee. Stella pun berjalan ke samping Zee dan -
“Zaydan Hardata!!!!!!!” Teriak Stella sekuat tenaga pas di telinga putra nya itu.
“Auw!! Ibu!! Kau ini apa-apaan??” Teriak Zee marah, kuping sampai bergetar karena teriakan sang ibu.
“Apa kau sudah mendengarkan panggilan ku sekarang? Aku kira tadi telinga mu ada masalah Zee!!” Sarkas Stella.
Zee mendengus kesal. Telinganya berdenging saat ini.
“Cepat telpon ayah mu!!!! Dia pasti akan marah jika kita tidak segera memberitahu nya.” Ujar Stella.
Dengan malas Zee berjalan ke nakas tempat dia biasa menyimpan ponsel nya. Begitu Zee membuka nakas itu Zee sama sekali tidak melihat ponselnya berada di sana. Sesaat kemudian Zee baru tersadar bahwa tadi Raya mengambil ponselnya.
Zee melihat ke setiap detail tempat di dalam kamar itu. Tapi hasilnya nihil.
“Sial!! Pasti dia membawa serta ponsel ku.” Maki Zee dalam hati.
Akhirnya Zee pun ikut-ikutan mencari keberadaan Raya. Tapi bukan karena dia ingin Raya kembali melainkan untuk mendapatkan ponselnya kembali. Raya tidak boleh melihat isi ponsel itu.
🙉🙉🙉🙉Ditempat lain....
Raya berlari dengan cara memilih arah yang berbeda dari arah yang dia pilih semalam. Raya bahkan sengaja keluar masuk semak-semak agar tidak terlihat. Lalu sekali lagi-
“Ccccccccccccccciiiiit!!” bunyi decitan ban motor gede yang mengerem mendadak tepat di depan Raya.
“huft!!” Dengus Si pengendara motor gede itu.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya seorang pemuda yang terlihat lebih muda dari Raya pada Raya.
“Ya.. aku tidak apa-apa.” Jawab Raya yang sama sekali tidak mengenal siapa pemuda di depannya.
Sama hal nya dengan pemuda itu yang tidak mengenali Raya walaupun...
“Benarkah kau tidak kenapa-napa?” Tanya nya sekali lagi untuk meyakinkan. “Atau mau aku antar ke rumah sakit?” tawar pemuda itu.
“Aa.. tidak usah.”Jawab Raya cepat. Lalu-
“Emm.. bagaimana kalau kau mengantarkan ku ke jalan utama saja?” Tiba-tiba Raya berpikir mungkin dia bisa minta tolong pada pemuda ini untuk mengantarkannya ke jalan utama baru setelah itu Raya bisa mencari Taxi.
“Boleh, tapi bisakah aku pulang sebentar. Ayah ku mengatakan ada sesuatu yang penting. Tidak akan lama. Paling Cuma lima menit.” Jawab si pemuda.
“bagaimana?” Si pemuda balik bertanya pada Raya.
“Tapi kau tidak akan pergi ke sana kan?” Tunjuk Raya ke arah dia kabur tadi.
“Tidak! Ngapain aku melewati jalan kecil itu.” Jawab si pemuda. “ Rumah ku arah sini.” Ujarnya sambil menunjuk ke arah kanan.
“huft!! Syukurlah.. aku kira aku akan kembali lagi ke rumah itu.” Ujar Raya lega dalam hati.
“Baiklah, tidak masalah.” Jawab Raya yang entah mengapa percaya saja pada si pemuda yang baru ia temui.
“Naiklah.” Ujar si pemuda itu pada Raya.
Raya pun naik ke atas motor gede itu. Setelah berkendara beberapa menit Raya dan si pemuda sampai pada sebuah gerbang.
“Sepertinya ini bukan gerbang yang tadi. Raya ingat sebelum gerbang keluar tadi ada beberapa pohon pinus. Dan di gerbang ini tidak ada apapun.
“Ayo masuk dulu...” Tawar si pemuda.
“Baiklah.. “ Raya pun masuk ke dalam rumah itu dan-
“Raya?? Kau dari mana nak?” Tanya Stella yang panik sebab sudah tiga puluh menit lamanya mereka mencari-cari keberadaan Raya.
“What the ****..” Ucap Raya dalam hati yang menyadari bahwa dia telah kembali lagi ke rumah itu.
Raya dapat melihat senyum mengejek yang Zee tujukan padanya plus dengan gerakan mulut Zee yang membentuk kata DUMB (bodoh) membuat Raya semakin kesal dan ingin berteriak.
🐣🐣🐣 continued
Jangan lupa
1.like
2.komen
3.vote