NovelToon NovelToon
Nona Menikahi Bocah

Nona Menikahi Bocah

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Contest / Nikahkontrak / Lisa / Tamat
Popularitas:46.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ria Mariana

AWAS! Cerita ini bikin SENYUM-SENYUM SENDIRI.

Dewa Arga, cowok baru lulus SMA, belum mendapat ijazah sudah disuruh orang tuanya untuk menikah dengan wanita yang lebih tua darinya.

Bagaimana bocah petakilan itu bisa menjadi seorang suami yang baik?

Bara Abraham Wiratmaja, kakak tiri Nona yang baik dan tentunya tampan akan menambah manis cerita ini.

**
IG : marr_mystory

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Terfitnah

Setelah dibawa ke rumah sakit. Dewa mendapat penanganan. Kepalanya bocor akibat terbentur pembatas jalan. Orang tuanya menunggu diluar dengan panik. Mereka tak lupa menghubungi Nona karena Nona berhak tahu nasib sial suaminya.

Nona datang bersama Arsel. Nona begitu panik dan sangat sedih. Sedari tadi dia berdoa supaya Dewa tidak terluka parah dan tidak fatal.

"Arsel, cari tahu yang menabrak Dewa! Aku akan membuatnya membayar apa yang telah dilakukan terhadap sumiku," ucap Nona.

"Baik, Nona."

Bara tentu saja datang, dia juga terkejut mendengar Dewa mengalami tabrak lari. Bara milirik Nona, nampak raut wajah kesedihan tergambar jelas.

Setelah dokter keluar, dia mengatakan jika Dewa tidak mengalami luka serius tetapi kepalanya mendapat jahitan. Mereka bernafas lega.

Setelah diperbolehkan masuk, Nona melihat Dewa sudah siuman. Dewa heran kenapa sang istri bisa tahu. Nona membelai pipi Dewa dan mengeluarkan air mata. Dewa mengusap air mata itu.

"Jangan menangis! Aku baik-baik saja."

"Kepala bocor begini baik-baik saja?" tanya Nona cemberut.

"Yang penting hatiku tidak bocor dan masih bisa menampung rasa cintaku padamu," gombal Dewa.

Nona tersipu malu, orang disekitarnya juga tersenyum kecil. Apalagi orang tua Dewa baru menyadari jika putranya bisa segombal itu untuk menaklukkan hati istrinya. Setelah itu mereka membiarkan Dewa beristirahat.

Arsel dan Elara berada diluar. Mereka saling membuang muka pertanda saling membenci. Elara berdecak karena sang papa sangat lama berada di ruangan Dewa. Beberapa saat kemudian sang Papa keluar.

"Papa lama, ayo pulang!" ucap Elara.

"Tidak ingin melihat Dewa sebentar saja?" tanya Bara.

"Buat apa?" ucap Elara sambil berjalan menuju keluar.

Bara hanya menggelengkan kepalanya. Dia berpamitan kepada mereka untuk pulang sedangkan Nona masih duduk didepan ruangan yang merawat Dewa. Tentu saja Arsel berada didekatnya, melihat Nona sedih dia juga menjadi tidak tega.

"Anda mau minum, Nona?" tanya Arsel.

"Ini bukan ulahmu 'kan?" tanya Nona tanpa menghiraukan ucapan Arsel.

Arsel mengernyitkan kening, wajahnya masih datar tanpa ekspresi. "Kenapa anda menjadi tidak mempercayai saya?" tanya Arsel.

"Tadi pagi kalian bertengkar dan ku harap kau tidak melakukan ini kepada Dewa," ucap Nona.

Wajah Arsel masih santai, dia memainkan jemari tangannya dan tersenyum tipis. "Anda sudah mengenal saya lama, saya kecewa karena semenjak anda menikah sudah tidak mempercayai saya."

Nona menatap Arsel. Pria itu memang masih bersikap biasa dan santai tetapi Nona juga tahu jika sikap Arsel pemarah dan ingin menang dari yang lain tetapi Arsel bisa menyembunyikan ekspresi wajah dan tubuhnya.

"Pulanglah! Aku akan menunggu Dewa disini," ucap Nona.

Arsel membungkukkan badan. Dia mengikuti ucapan Nona untuk pulang. Saat akan melangkah tiba-tiba dia berhenti tanpa membalikkan badan. "Saya akan mengundurkan diri jika anda tidak mempercayai saya. Jujur saya merasa kecewa dengan anda." Arsel lantas berjalan lagi meninggalkan Nona yang terdiam.

Nona kini sendirian setelah mereka pulang, suasana lalu lalang di rumah sakit masih terlihat ramai tetapi hati Nona begitu sangat kesepian. Rasa sedih terus menghampiri, masalah hidupnya kian banyak dan semakin berat. Dalam kesendirian, Nona terus mengucap doa memohon kepada sang pencipta untuk diberi ketabahan dalam menjalani hidup yang pelik ini.

...****************...

Arsel membuka pintu apartemennya. Dia langsung merebahkan dirinya di ranjang empuk. Dia berdecak dan mengacak rambutnya. Bagaimana bisa Nona mencurigainya telah mencelakai Dewa? Arsel mengambil ponselnya yang berada disaku jasnya. Dia menelpon seseorang.

"Kau bukan yang melakukan ini 'kan?" tanya Arsel.

"Maksudmu?"

"Kau berusaha mencelakai suami Nona?" tanya Arsel.

Orang itu tertawa, siapa lagi jika bukan Altaf. "Untuk apa aku mencelakai bocah tengil itu?" tanya Altaf sambil tertawa kecil. "Adikku, Arsel. Kau menuduh kakakmu melakukannya? Bocah seperti Dewa tidak berarti untukku. Untuk apa aku mencelakainya? Menodai tangan suciku saja," ucap Altaf.

Arsel mendesis, dia menutup telponnya dan mencari tahu siapa pelaku sebenarnya yang sengaja menabrak Dewa.

Ting...

Sebuah notifikasi pesan masuk, dia segera membacanya.

Altaf

Bahkan Nona pun tidak mempercayaimu. Adikku yang malang. Pulang saja ke rumah dan menjadi anjing kecilku.

Arsel

Brengsek! Aku bukan adikmu.

Altaf

Hahaha... Bagaimana reaksi Nona kalau dia tahu jika kau adalah adikku yang diusir oleh keluarganya dan sudah tidak dianggap lagi.

Arsel

Aku akan membunuhmu jika kau melakukan itu.

Altaf

Uhhhh.. Takut...

Arsel membanting ponselnya. Dia ingin sekali menghancurkan Altaf. Altaf adalah orang yang paling dibencinya. Altaf telah membuatnya diusir dari keluarganya. Keserakahan Altaf mengorbankan adiknya sendiri.

Arsel bangun dan mengambil ponselnya yang sudah dia banting. Arsel menelepon seseorang untuk mencari tahu dalang dibalik semua ini.

"Cari tahu penabrak Dewa tadi siang! Aku ingin malam ini kau sudah menemukannya," ucap Arsel.

"Baik."

***

Dewa mengerjapkan mata, kamar rumah sakit ini begitu dingin membuatnya tidak bisa tidur. Dia melirik Nona yang sedamg terpaku pada laptop. Dia tahu jika akhir-akhir ini Nona sangat sibuk.

"Sayang?" tanya Dewa.

Nona mendongakkan kepala dan mendekati Dewa. "Kenapa bangun? Ini masih malam," ucap Nona.

"Maafkan aku! Aku suami tidak berguna. Harusnya aku bisa membantumu dalam situasi seperti ini. Kau pasti kesusahan dalam mengurusi bisnismu sendirian," ucap Dewa.

Nona menghela nafas, dia tersenyum kecil. "Jangan menganggap dirimu tidak berguna! Kau selalu membuatku tersenyum dan nyaman. Sudah, lanjutkan tidurmu sayang!" ucap Nona sambil menarik selimut sampai dada Dewa. "Aku wanita kuat, Dewa. Aku sudah jatuh bangun sendiri dalam mengelola perusahaanku. Ini bukan pertama kalinya mereka menjatuhkanku. Akan aku biarkan mereka mengambil semua aset milik ayah dariku tetapi aku akan mempertahankan kebun kopi milik ibu kandungku. Mereka belum tahu jika ibuku mempunyai kebun kopi didaerah atas. Jika mereka tahu pasti mereka akan mengklaim jika itu milik ayah," sambung Nona.

Dewa menggenggam tangan Nona. Manik biru Nona seakan bersinar. Dewa tahu jika Nona adalah wanita mandiri dan kuat. Kepribadian Nona yang sangat disukai Dewa.

"Sayang, jangan pikirkan masalahku! Aku tidak akan jatuh semudah itu. Pikirkan kesembuhanmu saja!" ucap Nona.

Nona mengecup kepala Dewa dan menyuruh Dewa tidur. Nona kembali melihat laptopnya. Pergerakan penjualanya yang semakin menurun karena suplier terus menyetop bahan baku pembuatan barang meubelnya. Nona terus mendapat telepon dari toko-tokonya. Mereka mengklaim akan mencari produsen lain jika perusahaan Nona tidak segera membuatkan barang pesanan mereka.

Disisi lain,

Arsel sudah bersama orang dibalik insiden penabrakan Dewa. Sebelum menyerahkannya kepada polisi dia mengintrogasi sendiri.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Arsel.

"Maafkan saya! Saya tidak sengaja menabraknya. Saya akan bertanggung jawab dengan biaya pengobatannya," ucap pria muda itu.

"Tidak mungkin jika itu kecelakaan tanpa kesengajaan. Kau pasti sengaja menabraknya? Jujur saja! Aku akan memberimu uang banyak jika kau jujur," ucap Arsel.

"Tapi jangan laporkan saya ke polisi! Saya mohon!"

"Cih... Sebentar lagi polisi juga akan menjemputmu, setidaknya kau sudah mengantongi uang dariku untuk keluargamu yang berada di kampung," ucap Arsel mendadak menyeramkan.

"Sebenarnya yang menyuruh saya adalah...."

1
Rohimatul Amanah
Luar biasa
yusuf b
Lumayan
Tesha Febrini
novel Zian dan elara kok udah gak ada?
Joko
bagus sekali aku Sampek baca ber ulang2 ....ceritanya juga bagus.
Kuma Bear
Luar biasa
Deni Kurniawan
oke
Safei
lemot
Shenalkun
kok beda sama yang di sampulnya Thor?
Shenalkun
Luar biasa
Santi rukoyah
lanjut ceritanya
Reni Ajja Dech
kesel juga thorr GK tau ap ap.tiba tiba di siram.
Luar biasa
Lee Yun seo
👍🏻
Li Hao「✔ ᵛᵉʳᶦᶠᶦᵉᵈ 」
Mantap Thor
wikha Sandra
entar jd jodoh
wikha Sandra
saudara kandung it namanya krn 1 ayah
Nurfana Nur
alamah,ada ad SJ😂😂😂😂😂😅
Nurfana Nur
sakit perut ku 😂😂😂sampai rasa mauuuuu 🙊
hah
😂😂😂
hah
wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!