Sebuah desa terpencil di Jawa Tengah berubah menjadi ladang teror setelah tambang batu bara ilegal tanpa sengaja membebaskan roh jahat yang telah tersegel berabad-abad. Nyai Rante Mayit, seorang dukun kelam yang dulu dibunuh karena praktik korban bayi, bangkit kembali sebagai makhluk setengah manusia, setengah iblis. Dengan kekuatan untuk mengendalikan roh-roh terperangkap, ia menebar kutukan dan mengancam menyatukan dunia manusia dengan alam arwah dalam kekacauan abadi.
Dikirim untuk menghentikan bencana supranatural ini, Mystic Guard—tim pahlawan dengan keterikatan mistis—harus menghadapi bukan hanya teror makhluk gaib dan jiwa-jiwa gentayangan, tetapi juga dosa masa lalu mereka sendiri. Dalam kegelapan tambang, batas antara kenyataan dan dunia gaib makin kabur.
Pertarungan mereka bukan sekadar soal menang atau kalah—melainkan soal siapa yang sanggup menghadapi dirinya sendiri… sebelum semuanya terlambat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersatu dengan kebenaran
Al-Mujahid berdiri tegak, pedangnya diangkat tinggi, cahaya dari lafaz "Haqq" bersinar terang memecah kegelapan. Nyai Rante Mayit di hadapannya, wajahnya yang hancur penuh darah dan belatung berubah menjadi sosok iblis yang lebih mengerikan. Di sekelilingnya, ratusan makhluk astral berdiri, menunggu perintah. Rasa jahat dan kematian menyelimuti udara.
Tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Para anggota Mystic Guard yang semula terbaring lemah, tercekik oleh sihir Nyai Rante Mayit, perlahan mulai bangkit.
Asvara, yang sebelumnya terjatuh, menggigit bibirnya. Sihir iblis yang mengikatnya tak lagi membuat tubuhnya lumpuh, meskipun napasnya tersengal. Matanya, yang semula suram, kembali menyala dengan tekad.
"Taki... kita harus bantu dia!"
Asvara berteriak. Suaranya serak, namun tegas.
Taki, yang masih berdiri, tubuhnya rapuh akibat kekuatan besar yang dia lepaskan tadi, merapalkan beberapa ayat yang mengalir seperti mantra. "Aku akan melindungi kalian!"
Raga, yang sudah kembali ke wujud aslinya, menggenggam gitar kapak nerakanya.
Meski tubuhnya terasa kelelahan, keberanian di matanya kembali menyala. Dia mengayunkan kapaknya, api neraka berkobar, siap menghadapi pasukan iblis yang semakin banyak.
Yama, yang tubuhnya masih berserakan darah dan luka, menarik napas dalam-dalam.
Ia sudah kembali ke wujud werewolf-nya, cakar-cakar tajam yang berkilat memantulkan cahaya. "Kita tak akan kalah! Tidak hari ini!"
Sasmita, dengan gerakan cepat, menghunus senjata mistisnya.
Ia merasa ada sesuatu yang mendalam dalam dirinya yang bangkit. "Jangan biarkan dunia ini jatuh ke tangan kegelapan!"
Bersama-sama, mereka berdiri, meski tubuh mereka hampir kehabisan tenaga. Mereka tahu—ini adalah pertempuran terakhir. Jika mereka kalah, tidak hanya mereka yang akan hancur, tetapi seluruh dunia akan tertelan oleh kegelapan yang Nyai Rante Mayit ciptakan.
Nyai Rante Mayit tertawa jahat, mengangkat tangannya yang kurus, mengirimkan gelombang sihir gelap yang menambah kekuatan pasukan astralnya.
"Kalian yang lemah, masih berani melawan aku?" suaranya bergema, mengguncang seluruh desa. "Kalian tidak tahu siapa aku! Aku adalah pembawa kutukan abadi!"
Al-Mujahid, dengan tenang, mengayunkan pedangnya ke depan.
Tanpa mengucapkan kata-kata, sebuah serangan cahaya besar menyelubungi tubuhnya. "BISMILLAH!"
Cahaya itu memancar ke arah Nyai Rante Mayit dan makhluk-makhluk astral di sekitarnya.
Tetapi sihir iblis yang dipimpin oleh Nyai Rante Mayit menahan serangan itu. Langit di atas mereka mulai berputar, berubah menjadi awan hitam yang menyelimuti desa.
"Ayo!"
Dengan sekuat tenaga, Asvara, Taki, Raga, Yama, dan Sasmita maju, membantu Al-Mujahid. "Ini untuk dunia!"
Asvara mengangkat tombak mistis yang terbentuk dari batang pohon besar.
Dengan satu teriakan, ia menghantamkan tombaknya ke arah makhluk-makhluk astral yang datang menerjang. "Berhenti!"
Raga melompat tinggi, gitar kapaknya berputar di udara, lalu menebas makhluk astral yang mendekat.
"Jangan biarkan mereka merusak dunia!" api neraka menyembur keluar dari gitar kapaknya, menghanguskan beberapa astral.
Yama menyerang dengan cakar-cakarnya, menebas makhluk-makhluk astral yang mencoba menghalangi.
"Hentikan mereka!"
Sasmita, dengan langkah cekatan, menangkis setiap serangan yang datang dengan senjata mistisnya.
"Jaga diri kalian!"
Namun, meskipun serangan mereka meluluhlantakkan pasukan astral, kekuatan Nyai Rante Mayit terlalu kuat. Dengan sihirnya, ia mengangkat tangan, dan seluruh tubuh anggota Mystic Guard kembali tercekik.
"Kalian tidak bisa mengalahkanku!"
Tertawa jahat, Nyai Rante Mayit mulai menambah kekuatan sihirnya, membuat tubuh mereka kembali tersungkur.
Tiba-tiba, Al-Mujahid melangkah maju.
Tak ada rasa takut. Tak ada rasa gentar. Hanya satu yang ada di pikirannya: "Menghentikan segala keburukan!"
"BISMILLAH!"
Dia mengayunkan pedangnya dengan penuh keyakinan.
Satu sabetan keras melesat ke arah Nyai Rante Mayit.
Nyai Rante Mayit mengangkat tangan untuk memblokir, namun pedang Al-Mujahid menembus sihir gelap yang menyelubungi tubuhnya.
"TIDAK!"
Jeritan Nyai Rante Mayit menggema, makin lama makin meluruh, seiring pedang itu terus mendekati tubuhnya.
Tiba-tiba, Nyai Rante Mayit meledakkan sihir gelap yang sangat besar. Gelombang kejut mendorong tubuh mereka mundur, tapi pedang Al-Mujahid tetap melaju menuju tujuannya.
"KALIAN TAK AKAN MENANG!"
Tapi Al-Mujahid tidak berhenti, pedangnya mengiris udara, terus mendekat ke tubuh Nyai Rante Mayit.
Pada saat itulah, sesuatu yang tak terduga terjadi.
Tangan Nyai Rante Mayit meraih tangan Al-Mujahid.
Dengan cengkraman kuat, ia mencoba merobek pedang dari tangan Al-Mujahid. Namun Al-Mujahid berteriak, "Aku dilindungi oleh-Nya!"
Dan dengan sekali dorong, pedang itu menembus tubuh Nyai Rante Mayit.
Sebuah cahaya putih meledak keluar dari tubuhnya, membakar segalanya.
"AAARRRGHHH!"
Suara Nyai Rante Mayit menggema, namun dalam waktu yang bersamaan, tubuhnya mulai hancur.
"Tidak ada yang bisa mengalahkan ketentuan-Nya!"
Dengan satu letusan cahaya yang luar biasa, tubuh Nyai Rante Mayit hancur menjadi abu, makhluk astral pun ikut terkalahkan. Kegelapan yang menyelimuti desa dan seluruh provinsi Jawa Tengah mulai lenyap. Al-Mujahid berdiri tegak, pedang di tangan, melihat puing-puing kegelapan yang mulai menghilang.
Anggota Mystic Guard terengah-engah, tubuh mereka lelah, namun mereka berhasil bertahan.
Mereka kembali bangkit, meskipun luka-luka masih membekas di tubuh mereka. Mereka berjalan ke arah Al-Mujahid, yang masih berdiri dengan keyakinan penuh.
"Terima kasih..."
Al-Mujahid berkata dengan suara lembut, memandang mereka satu per satu.
"Kalian tidak sendirian. Kita semua berjuang untuk satu tujuan."
Yama mengangguk.
"Kita... kita sudah menyingkirkan kegelapan ini."
Raga tertawa kecil.
"Tapi kita tak akan berhenti di sini."
Taki menghela napas lega.
"Kita baru memulai perjalanan ini."
Sasmita tersenyum, meski tubuhnya lelah.
"Mari kita jaga dunia ini dari kegelapan selamanya."
Dan dengan itu, pertempuran besar melawan Nyai Rante Mayit, sang Ibu Iblis Jahanam, pun berakhir.
Namun, meskipun mereka telah menang, mereka tahu bahwa kegelapan lain selalu menunggu untuk muncul di balik bayang-bayang.
Tapi kali ini, mereka siap untuk menghadapi apa pun yang datang.
