mengisahkan tentang petualangan Rakha di negara orang,bertemu dengan arwah perempuan yang sedang hamil dan mencoba untuk membantunya.
langsung baca aja yuk😊😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 34
"Astaghfirullah mbak Ratih kebiasaan deh,"Rakha memegangi dadanya yang berdegup akibat kaget.
"Masih belum terbiasa juga kamu"ujar Ratih
"Ya belum lah,kan udah di bilangin juga kalau muncul itu salam dulu atau kasih tanda dulu,jangan asal jawap ucapan orang, siapapun juga pasti kaget mbak"jawab Rakha masih dengan mengelus dadanya
"Ya udah iya maaf,lain kali gak di ulang lagi deh,kalau gak lupa"ujar Ratih dengan bergumam di Akhil kalimat
"Mbak Ratih mau apa ke sini?"tqnya Rakha tanpa melihat Ratih dan hanya memperhatikan baby Harith yang sedang tidur sambil tersenyum
"Mau tengok baby A,takut kamu kualahan kalau dia bangun"
"Haish masih saja mbak Ratih meragukanku,mbak Ratih tenang saja,aku ini sudah terlatih dalam mengurus bayi,"
"Aku hanya khawatir kamu kecapean saja Rakha,aku tahu kamu sudah biasa,tapikan kamu posisinya baru saja pulang,aku cuma takut kamu kecapean saja "
Rakha yang mendengar ucapan Ratih memerah mukanya,dia kira Ratih tidak percaya padanya,ternyata dia salah duga. Ratih hanya mencemaskan ya karena dia baru saja datang.
"Maaf sudah salah faham"
"Tidak masalah,ya sudah kalau kamu sanggup,aku pergi dulu ya?aku titip baby A sama kamu,dan Rakha besok kita perlu bicara"Ratih langsung menghilang setelah mengatakan hal itu
Rakha yang di tinggal oleh Ratih hanya mampu menebak apa sekiranya yang mau di bicarakan oleh Ratih. Tak mau ambil pusing Rakha pun akhirnya membaringkan badannya di sebelah baby Harith dan memeluknya seolah-olah dia sedang melindungi bayi itu dari bahaya. Sedangkan yang di peluk tetsenyum dalam tidurnya.
******
Pagi menjelang,hari ini Rakha akan pergi ke kantor karena dia mau memeriksa laporan yang sudah menumpuk di mejanya. Awalnya Rakha ingin membawa baby Harith tapi di cegah oleh Ratih,Ratih masih memegang prinsip di daerahnya yang mana bayi belum genap usia sebulan belum boleh untuk di ajak keluar.
Awalnya Rakha kecewa karena tidak bisa membawa baby Harith ikut serta. Tapi Rakha mengerti apa maksud Ratih,karena dulu semua adik-adiknya juga begitu.
Rakha sampai di perusahaan bersamaan dengan Leon dan juga Peter. Mereka langsung menghampiri Rakha dan juga merangkulnya dari belakang.
"Lama tidak berjumpa adik kecil"ujar Leon di sebelah kanan Rakha
Rakha yang awalnya terkejut kini bisa bernafas lega sebab yang merangkulnya adalah teman satu divisinya. Rakha kemudian tersenyum kepada kedua orang tersebut.
"Belum juga satu Minggu kita tidak bertemu kak"jawab Rakha dengan santai
"Menurutmu sebentar,tapi buat kami itu sudah lama,kau tahu?di dalam ruangan hanya ada kami berdua saja"sahut Peter yang di angguki oleh Leon
Banyak para karyawan yang melihat iri kepada keduanya yang bisa akrab dengan anak pemilik perusahaan. Tidak sedikit dari mereka yang mencari muka di hadapan Rakha tapi berujung tidak di anggap oleh Rakha. Berbeda dengan kedua orang tersebut yang memang tulus berteman dengan Rakha sedari awal masuk kantor.
"Memangnya masih belum menemukan karyawan lagi?"tanya Rakha,sebab setahunya mereka sudah membuka lowongan untuk bagian IT
"Yang melamar banyak,tapi yang memenuhi standar masih belum di temukan"jawab Leon
"Sebegitu beratnya kah standart perusahan kita?"
"Iya lah,kita tidak mau kecolongan lagi,sudah banyak uang perusahaan yang hilang akibat ulah orang-orang serakah itu,jadi kita melakukan seleksi ketat" Leon
"Bisakah kalian tambah syaratnya satu lagi untuk yang perempuan?"
"Apa yang mau kau tambahkan?" Peter
"Tolong tambah syaratnya untuk berpakaian yang tidak ketat,mataku sakit rasanya melihat karyawan perempuan mengenakan baju yang ketat,sudah seperti lontong saja"ujar Rakha mnngeluarkan keluhannya terhadap para karyawan wanita
"Apa itu lontong?"tanya Leon dan Peter bersamaan
"Haist aku lupa kalau kalian tidak tahu apa itu lontong,lontong itu nasi yang di bungkus dengan daun pisang"jawab Rakha
"Nasi?"tanya peter
"Di bungkus daun pisang?"sahut Leon
"Apa jadinya?"tanya keduanya
"Lupakan, kapan-kapan aku bawakan kalau tidak lupa,biar kalian tidak penasaran"mereka segera masuk ke dalam ruangan dan duduk di kursi masing-masing dan mulai menghidupkan layar di depan mereka.
Mereka mulai serius dalam mengerjakan tugasnya masing-masing sedangkan Rakha merangkap dengan mengerjakan laporan yang tadi di antarkan oleh sekretaris Tante Raya. Karena saking fokusnya Rakha sampai tidak menyadari kalau sekarang sudah waktunya makan siang.
Teman-temannya yang sadar kalau Rakha begitu sibuk tidak mau mengganggunya. Leon dan juga Peter membawakan Rakha makan siang dari kantin untuk Rakha setelah selesai beristirahat.
"Kerja boleh,tapi jangan lupa jaga kesehatan juga" ujar Leon sambil meletakkan kotak nasi di meja Rakha
"Thanks kak Leon,aku saja lupa kalau sudah jam makan siang"Rakha membuka kotak nasi itu dan mulai melahap makan siangnya
Sedari tadi ponselnya sudah bergetar,karena terlalu fokus akhirnya Rakha tidak menyadari kalau dari tadi ada panggilan masuk di ponselnya. Saat ponselnya kembali bergetar Rakha baru menyadari kalau ada panggilan masuk,Rakha langsung menjawab panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang melakukan panggilan.
"Assalamualaikum dengan Rakha di sini"jawab Rakha sambil makan
"Waalaikumsalam,Abang,kenapa baru di jawab?adek sudah dari tadi telfon Abang lho!"ujar seseorang di sebrang sana
"Ini kan sudah di jawab dek"Rakha sudah bisa menebak siapa yang menghubunginya,siapa lagi kalau bukan si cerewet Riska
"Iya,tapi muka Abang gak kelihatan"sahut Riska ketus
"Eh?!kamu VC Abang?"Rakha langsung menjauhkan ponselnya dari telinga,padahal dia sedari tadi sudah pakek airpods di telinganya
"Iya!lagian Abang itu aneh,sudah pakai airpods masih saja di tempelin di telinga"ketus Riska
"Jangan galak-galak dek,entar gak dapet cowok baru tahu rasa"goda Rakha
"Biarin gak dapet cowok juga,kalau cowok ya modelan Abang sama papa Ken baru aku nyesel,kalau cowoknya modelan mokondo bodo amat"jawab Riska santai
"Heh,gak boleh ngomong begitu!"peringat Rakha
"Iya maaf Abang"
"Kamu ada apa telfon Abang siang bolong begini?" Tanya Rakha dengan lembut kepada adiknya tersebut
"Eh iya sampai lupa kenapa aku telfon gara-gara Abang nih!"jawab Riska
"Ya sudah sekarang bilang kenapa telfon Abang siang-siang begini"tanya Rakha lagi
"Siang dari mana?ini sudah sore Abang,dan Riska mau tanya BAYI SIAPA YANG ABANG CULIK??" teriak Riska di akhir kalimatnya
"Astaghfirullah, pelan-pelan aja ngomongnya dek,Abang belum budeg"Rakha mengelus kupingnya yang terasa pengang akibat tetiakan Riska
"Makanya sekarang jawab,bayi siapa yang Abang culik,kenapa mukanya sama dengan foto Abang waktu masih bayi"desak Riska
Diantara semua adik perempuan hanya Riska lah yang cerewet bar-bar dan juga berani. Bukan adik perempuannya yang lain itu penakut,tapi mereka lebih ke gak enakan kalau ngomong. Nabilla memang cerewet tapi tidak secerewet Riska,apalagi Zahra yang memang anaknya pendiam.
Tapi jangan salah,diamnya Zahra itu sangat menakutkan,dia akan membalas lawannya dengan perlahan melalui tangan orang lain.
_________________
enaknya di panggil baby A apa baby Harith ya? Komennya dong
selamat membaca 🥰 🥰 🥰
Jangan lupa dukungannya ya 😊 😊 😊