'"Amarta Adelia Abraham adalah seorang gadis tangguh yang sangat pintar dan kaya raya.
demi mencari cinta sejatinya ,ia rela menyamar menjadi seorang gadis bodoh dan miskin.
"saat di hari pernikahan nya ,iya di tinggalkan
sang kekasih hati.
kekasih yang dikira mau menerimanya apa adanya ternyata sama saja dengan pria lain yang selama ini ia temui ,yang hanya mementingkan harta dan uang .
apakah Amarta akan terpuruk?
oh tentu saja tidak!
Bagaimana kisah selengkapnya ?
yuk kita baca kisahnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrianadevasmitha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 RESTU
Tapi ia tidak bertanya lebih lanjut dan langsung menuju ke ruang kerjanya.
ia segera berjalan ke arah lif dengan langkah yang sedikit cepat menekan tombol untuk memanggil lift. Saat pintu lif terbuka ia segera melangkah masuk dan menekan tombol lantai tempat ruang kerjanya berada, lift mulai bergerak membawanya ke lantai atas tempat kerjanya.
Setelah sampai di ruangan nya Amarta segera menuju meja kerjanya dan melanjutkan pekerjaan nya yang sempat tertunda.
Amarta mengambil tempat duduk di belakang meja kerjanya, menarik napas dalam-dalam untuk memfokuskan diri. Ia mulai memilah-milah dokumen yang perlu segera di selesaikan dan memeriksa email yang belum di balas. Dengan konsentrasi penuh, Amarta mengejar ketertinggalan dan memastikan semua tugasnya selesai tepat waktu.
Suasana kantor yang sunyi dan pencahayaan yang lembut membantu Amarta untuk lebih fokus pada pekerjaan nya.
Waktu berlalu begitu cepat tanpa Amarta sadari. Jendela kantor mulai memancarkan cahaya senja yang lembut, dan bayangan ruangan mulai memanjang. Meskipun hari sudah petang, Amarta masih tetap fokus pada pekerjaan nya, tidak menyadari bahwa matahari perlahan-lahan tenggelam di luar.
ketenangan ruangan hanya terganggu oleh suara lembut keyboard di bawah jari-jarinya yang terus bergerak.
Amarta berhenti sejenak dari pekerjaan nya, meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah berjam-jam duduk di depan komputer. Ia mengangkat tangan ke atas, meregangkan otot-otot lengan dan bahu, lalu memiringkan kepala ke samping untuk mengurangi ketegangan pada leher.setelah sedikit lebih rileks, Amarta menghela napas lega dan kembali ke pekerjaan ya yang penuh semangat.
Amarta menatap keluar jendela, menyaksikan kegelapan malam yang mulai menyelimuti kota. Lampu-lampu jalan sudah menyala, memberikan sorotan cahaya yang kontras dengan langit yang gelap. Ia merasa sedikit khawatir karena tuan Alex, atasannya, belum juga kembali.
Biasanya, tuan Alex memberi tau jika belum bisa kembali ke kantor atau ada urusan lain yang mendadak. Amarta berpikir untuk mengirimkan pesan singkat untuk menanyakan kabar tuan alex, sambil tetap menyelesaikan pekerjaan nya yang belum selesai.
kekhawatiran Amarta semakin meningkat ketika tidak ada balasan dari pesan yang di kirimkan. Ia mencoba menghubungi tuan Alex melalui telpon, tapi nomornya tidak active, Amarta merasa sedikit cemas dan penasaran apa yang mungkin terjadi pada tuan Alex.
Ia berpikir untuk sedikit lebih lama, Amarta terus memantau jam, berharap tuan Alex segera memberikan kabar.
Tapi ternyata tuan Alex belum juga kembali , karna haru sudah semakin larut Amarta memutuskan untuk pulang kerumah terlebih dahulu, ia akan mendiskusikan dengan ayah dan ibunya. Mungkin mereka bisa memberikan saran atau bantuan untuk mencari tuan Alex
Amarta berjalan menuju parkiran, ia mengambil motor matic kesayangannya , perlahan motor tersebut berjalan keluar parkiran menuju jalan raya.di perjalanan pulang Amarta masih memikirkan kemungkinan yang terjadi pada tuan Alex , karna tuan Alex pergi dengan tergesa setelah menerima panggilan dari seseorang.
Amarta mengendarai sepeda motornya dengan hati yang masih di penuhi kekhawatiran tentang keberadaan tuan Alex .
ia memikirkan kembali bagaimana tuan Alex pergi dengan tergesa-gesa setelah menerima panggilan telpon, seolah ada sesuatu yang penting dan mendesak. Amarta bertanya-tanya siapa yang mungkin menelpon tuan alex dan apa yang sedang terjadi. Pikiran-pikiran tersebut terus berputar di kepalanya saat ia mengendarai sepada motornya.
Amarta tidak sadar bahwa ia sudah sampai di rumahnya karena pikirannya masih terfokus pada kekhawatiran tentang tuan Alex. Ia mematikan mesin motor dan menundukkan kaki-kakinya ke tanah, berhenti sejenak untuk mengumpulkan pikirannya sebelum masuk ke rumah. setelah menarik napas dalam-dalam, Amarta mematikan motornya dan berjalan menuju pintu rumah.
Saat Amarta membuka pintu ia di sambut, oleh senyum hangat ayah dan ibunya.mereka langsung memeluknya dengan penuh kasih sayang, membuat Amarta menjadi sedikit lebih tenang setelah hari yang sangat melelahkan. "ayah dan ibu sudah menunggu kamu, apa yang terjadi?" kamu kelihatan lelah sekali kata sang ibu sambil membimbing nya masuk ke dalam rumah .
Amarta kemudian menceritakan tentang tuan Alex yang belum kembali dan kekhawatiran nya . Ayah dan ibunya menanggapi nya dengan serius. Jadi tuan Alex sampai sekarang belum ada kabar?" ia Bu, Marta juga sudah menghubunginya berkali-kali tapi nomornya selalu saja tidak active.
Marta hanya khawatir, takutnya tuan Alex di jebak oleh seseorang karna ia pergi sangat tergesa-gesa setelah menerima telpon.
apalagi saat ini tuan Andre kabur dari penjara dengan bantuan seseorang dan kabarnya orang yang membantunya cukup berpengaruh, Marta pikir kemungkinan besar orang yang membantunya musuh Tuan Andre.
Mereka pasti memiliki tujuan yang sama , sama-sama ingin menghancurkan tuan Alex.
tuan Andre pasti sangat dendam sekali ,karna tuan Alex sudah memenjarakan nya.
yah ...walaupun tuan Andre di penjara karna memang murni kesalahannya sendiri. Tapi ia pastinya tetap tidak terima.
ayah Amarta mengangguk dengan serius, "jangan khawatir, ayah akan mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada tuan Alex.
ayah akan mengerahkan anak buah terbaik ayah untuk mencarinya. "ayahnya kemudian mengambil ponselnya dan mulai melakukan panggilan pada anak buah kepercayaan nya . Amarta merasa sedikit lebih lega , karena tau ayahnya akan melakukan yang terbaik untuk menemukannya.
ibunya kemudian menyuguhkan makanan hangat dan minuman untuk Amarta, "makan dulu sayang, pasti kamu lapar .
Amarta tersenyum lembut melihat ibunya menyuguhkan makanan hangat dan minuman."terimakasih, ibu", kata nya sambil memeluk ibunya, Amarta kemudian duduk dan mulai makan, merasa sedikit lebih nyaman dengan kehangatan dan perhatian keluarganya.
" setelah selesai makan kamu langsung naik ke atas segera mandi dan istirahat!" urusan tuan Alex biar ayahmu yang menanganinya , besok pagi pasti sudah ada kabar.
tapi ngomong-ngomong kenapa kamu sangat mengkhawatirkan tuan Alex atau jangan .......sang ibu tersenyum menggoda.
Amarta langsung gelagapan di buatnya.
ti....tidak bu, Marta tidak menyukainya. Marta hanya khawatir karna besok Marta harus meminta tuan Alex untuk menandatangani berkas yang akan di bawa ke PT xxx Untuk miting penting dengan klien .
Ibu dan ayah Amarta semakin tersenyum lebar . Wah ternyata putri kita sudah move on ya Bu , ucap ayah Amarta ikut mengoda putrinya dengan jahil .
Wajah Amarta semakin memerah karna malu , tiada apa-apa sayang , kami senang kalo kamu sudah bisa melupakan laki-laki brengsek itu . Kalo memang kamu menyukai tuan Alex kami setuju , kami juga sudah menyelidikinya.
tuan Alex ternyata dari keluarga baik-baik dan cukup berpengaruh, kami yakin kalo kamu bersamanya pasti kamu akan bahagia, tuan Alex adalah orang yang sangat penyayang dan juga berbakti kepada orangtuanya.
Benar sayang! Sekarang kamu segera naik keatas dan istirahat pasti kamu sudah sangat lelah seharian bekerja.