NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran : Part Satu

Cinta Orang Kantoran : Part Satu

Status: tamat
Genre:Romantis / Duda / CEO / Janda / Kehidupan di Kantor / Office Romance / Tamat
Popularitas:580.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Aku belum pernah bertemu atau pun berbicara dengan Komisaris di kantorku. Sampai kami bertemu di Pengadilan Agama, dengan posisi sedang mengurus perceraian masing-masing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saved By The Bell

Karena tak bisa tidur, sekitar dini hari aku mengetuk kamar Felix.

Hanya empat ketukan pelan, tidak berharap juga dia masih bangun.

Aku begitu merindukannya sampai aku tidur bolak balik serba salah. Saat tidur miring, yang ada di benakku malah wajah Felix tidur di sebelahku .

Saat aku miring ke sisi satunya,  aku malah membayangkan seandainya tangan Felix memeluk pinggangku dari belakang.

Aku berharap ada teman bicara untukku malam ini.

Jadi, aku duduk di lantai depan kamarnya.

Aku tahu tingkahku ini konyol, tapi aku masih berharap Felix masih terbangun di balik pintu ini, duduk di lantai juga sepertiku, dengan punggung menempel ke pintu kamar.

“Aku ingat saat pertama aku mengenalmu sebagai Komisaris di kantor,” aku mengawali perbincangan dini hari itu dengan mengingat masa lalu.

“Saat itu aku sedang mempersiapkan pernikahanku, dan sedang sibuk-sibuknya mencari tambahan, jadi aku bersedia menjadi tutor untuk program ODP kita,”

(ODP adalah Office Development Program, semacam pelatihan calon karyawan, namun dipersiapkan untuk posisi diatas staf. Biasanya marketing atau beberapa posisi kepemimpinan. Biasanya diadakan selama minimal 1 tahun).

“Kapan ya itu... sekitar 2 tahun yang lalu ya kalau tak salah? Aku bekerja di Bank sejak usiaku 18 tahun, sambil kuliah sambil bekerja, dimulai dari operator, front liner, sampai di posisi ini... jadi sekarang sudah menginjak tahun ke 7. Baru kali ini aku melihat posisi komisaris dijabat oleh orang semuda kamu,”

“Aku tahu Garnet selalu merekrut orang dengan kapasitas tidak biasa. Aku pun merasa terhormat direkrut sejak lulus SMA. Berbagai jenis orang sudah kulihat sejak jadi pegawai... dan kamu salah satu yang terbaik yang kami miliki,”

“Kamu misterius, jarang muncul, tapi kedatanganmu selalu dinanti. Suaramu begitu penting untuk menentukan kebijakan bisa jalan atau tidak. Walau pun sekalinya kamu datang, kebanyakan orang mengomel mengenai tingkah kamu yang tidak dapat mereka prediksi... hehe,”

Aku tahu aku bicara sendiri.

Biar saja, siapa tahu aku capek dan tidur lelap setelah berbicara ngalor-ngidul.

“Saat aku sedang mengajar, kamu datang tanpa pemberitahuan. Kami panik, tim HRD bahkan langsung tergopoh-gopoh ke sana-kemari. Sementara aku hanya bisa berdiri di depan dan meneruskan mengajar. Sialnya saat itu aku bahkan lupa nama kamu. Aku hanya tahu nama depan kamu, hehe,”

“Dan kamu, jahilnya kamu... memberikan pertanyaan padaku, pada semuanya, Apa motivasi kamu bekerja di Bank? Dan kamu bilang, kamu akan memecat orang yang menjawab dengan : karena saya antusias belajar dan mendapatkan pengalaman baru, atau jawaban seperti Saya sangat bersemangat dengan prospek memperluas wawasan saya, karena semua itu klise, kata kamu,”

“Dan kamu mempersilakanku menjawab duluan. Sialan kamu...” aku terkekeh mengingat wajah Felix yang dulu jahil, menatap padaku dengan matanya yang dingin dan senyum sinisnya.

“Aku bilang kalau-“

“Kamu bilang, untuk mengetahui kelemahan dari hal yang buruk, kita harus tahu alasan kenapa hal buruk itu terjadi,” suara dari  balik pintu memotong kalimatku.

Aku diam.

Itu suara Felix.

Dia masih bangun, dia ada di dalam kamar.

Jantungku langsung berdebar kencang sekali.

“Aku masih ingat kamu menjawab begitu dulu,” Felix meneruskan kalimatnya , aku diam sejenak.

“Aku bahkan masih ingat kalimat lanjutannya. Untuk pertama kalinya aku kaget ada jawaban selugas seperti milik kamu,” kata Felix. “Kamu bilang, kamu menjadi pegawai bank untuk menolong orang agar tidak salah kaprah dengan metode pengelolaan uang. Karena Bank mengajarkan nasabah dan karyawan banknya sendirinya, untuk masalah kejujuran dan sportifitas,”

“Kamu sendiri... kenapa dari sekian banyak bidang usaha di Garnet, kamu tertarik ke Bank? Jangan bilang karena cuan ya Felix, hehe,” godaku.

“Hehe, kamu tahu sifatku kan? Obsesif tak mau kalah. Ambis juga kalau tantrumku kumat,”

“Begitulah kamu,” tapi itulah yang aku suka dari Felix.

“Bank ini adalah fungsi sebaik-baiknya dari kapitalisme. Cara haram yang dibuat sedemikian rupa agar terlihat halal, bahkan sampai melibas fungsi emas yang jelas-jelas alat pembayaran paling adil menurut Islam. Sementara dunia ini dikuasai kaum Kapitalis. Saat kita bisa masuk ke permainan Bank, saat itulah posisi kita dianggap paling agung dibanding manusia lainnya. Di situlah sekarang aku berada,”

“Jadi ke-egoisan diri kamu sendiri ya...”

“Untuk mengetahui kelemahan dari hal yang buruk, kita harus tahu alasan kenapa hal buruk itu terjadi,”

“Itu jawabanku, Felix,”

“Dan itu juga motivasiku. Seorang eksekutif bisa berhasil kalau ia tahu bagaimana cara bekerja sebuah Bank. Perusahaan yang tidak punya modal sendiri, tidak punya aset sendiri, bahkan tidak punya produk sendiri, tapi dia bisa cuan tanpa menipu nasabah. Jelas di luar nalar. Siapa orang ambis yang tidak tertarik belajar mekanisme Bank?”

“Jawaban kamu yang itu tidak kamu umbar ke anak didikku,”

“Ya otak mereka belum sampai di situ, salah-salah mereka malah menduga aku sedang mengajari mereka cara menjadi penguasa lalim... udah paling bener kamu yang ngajarin aja,”

“Kalau begitu, aku yang akan mengajarkan anak-anak kita kelak,” kataku.

“Kau ajari mereka mengenai suatu aturan mengenai dunia, dan aku yang akan ajari mereka mengenai cara dunia ini berjalan. Sinergi dari aku dan kamu sangat penting bagi perkembangan mereka,”

“Contohnya?”

“Hm, kamu ajari mereka aturan mengenai cara menyikat gigi. Dari atas ke bawah, lalu ke gusi belakang, lalu berkumur. Sementara aku yang akan beritahu mereka kenapa kita harus menyikat gigi, dan apa yang akan terjadi kalau kita tidak menyikat gigi,”

Aku terkekeh.

Tipikal Felix.

Mudah-mudahan anak-anak kami mengerti tingkah bapaknya. Tapi aku setuju dengan teorinya.

Kita lihat saja prakteknya.

“Baiklah,” desisku. “Aku tiba-tiba mengantuk. Terima kasih atas waktunya Pak Komisaris. Bapak baik sekali mau meladeni saya di malam selarut ini,” aku berlagak bersikap sopan. Dan berdiri sambil menepuk-nepuk celana piyamaku dari debu lantai. Walau pun aku tahu lantai itu sangat bersih karena di pel sehari tiga kali oleh ART kami.

“Hey,” pintu itu terbuka. Felix dengan rambut acak-acakan dan tanpa baju atasan menatapku dengan sinis, “Enak saja kamu main kabur setelah ngajak orang mikir tengah malam,”

“Ini sudah waktunya tidur, loh. Besok kan kita kerja,” jawabku.

“Tidur di dalam,” ia mengalihkan kepalanya sekilas, memberi kode padaku untuk masuk ke dalam kamarnya.

“Hah?” jelas aku kaget. Katanya dia bertekad tetap suci sampai pernikahan? Kenapa sekarang malah menyuruhku masuk ke dalam kamarnya?!

“Aku juga nggak bisa tidur dari tadi, sampai akhirnya main game online produk Beaufort,”

Bahkan kalau dia tidak bisa tidur, dia masih bisa bekerja. Game Online dari Beaufort katanya? Itu kan namanya mengulas produk perusahaannya sendiri.

“Dan apa yang bisa kamu simpulakn dari Game Online itu?”

“Terlalu gampang level ringnya, dan koleksi senjatanya tidak menarik. Menang di tampilan CGInya doang,”

Aku tak mengerti yang dia katakan.

Ngomong-ngomong, Tommy bakalan kaget nggak sih kalau aku akan jadi istri dari pemilik perusahaan software game yang dia candukan? Sampai-sampai dia tak mengacuhkanku demi game itu?

“Yang tokohnya seksi-seksi itu ya? Yang cewek di punggung ada senjata, ditangan ada tameng, terus kalau lari dadanya membal-membal? Pakaiannya hanya seutas tali, tapi kalau membunuh lawan sadis banget?” pancingku.

“Eeeeh, hehe,” desisnya sambil terkekeh, “Iya yang itu, sempat di somasi sih. Makanya pakai rekanan dari USA biar kelihatannya produk luar. Padahal produk anak bangsa,” dan dia berdehem.

“Percuma kamu ngaji banyak-banyak...” gerutuku sebal sambil balik badan.

“Kamu lebih seksi, kok... soalnya real,”

“Masih sempat-sempatnya kamu merayuku di jam 1 pagi?”

Dia menangkap tanganku, lalu menarikku mendekat. “Mau dengar gombalan dini hari nggak?” suaranya jadi serak.

“Coba kudengar,” bisikku.

Tangannya mengarahkanku untuk memeluk pinggangnya, lalu tangan satunya melingkar di pinggangku dan mendesakku untuk mempererat tubuhku sampai dadaku menekan dadanya.

Ia menunduk untuk menempelkan dahinya ke dahiku.

“Aku tidak selalu ingat tampang karyawan kita. Tapi kalau kamu, aku ingat semuanya,” katanya. “Kupikir tadinya, itu karena aku sedang mencari pengalih perhatian dari masalahku dengan mantan istri. Tapi semakin hari yang bisa kuingat hanya...”

“Hanya?”

“Ukuran dadamu dan pan tat mu,”

Aku langsung memukul dadanya, “Sialan kamu!”

“Habis itu yang paling mencolok, Bu Cin,” desisnya sambil kembali menarikku ke pelukannya. “Itu yang akan kueksekusi duluan kalau malam pertama,” ia berbisik tepat di telingaku.

“Kenapa niat kamu udah gitu duluan sih?!” dia memelukku semakin erat. Aku merasakan tangannya merambat dari punggung ke leher belakangku, menyelip di antara rambutku dan mencengkeram tengkukku.

“Setelah itu akan kukemas, jadi tertutup sepenuhnya. Agar hanya aku yang bisa melihatnya. Orang lain nggak boleh. Kamu sepenuhnya milikku,”

“Hm... iya, iya. Terserah kamu,” desisku sambil mengecup pelan bahunya. Sengaja kutinggalkan bekas lipstikku di sana.

Terdengar des ahannya saat aku melakukan itu.

Ia menarik lembut rambutku, mendongakkan kepalaku dan akhirnya bibirnya melu ma t bibirku.

Hasratnya hampir tak terbendung, terasa dari remasan jemarinya pada rambutku di belakang leher. Lidahnya membelit lidahku, memintaku untuk berbuat lebih jauh.

Tapi aku tahu itu tak mungkin bisa kulakukan.

Aku tak tega padanya.

Aku yang menolak nikah siri, masa kujilat ludahku sendiri?

Tapi seorang laki-laki saat ia sedang dalam masa birahi sepertinya, dirancang akan melupakan segalanya.

Ia melepaskan bibirnya tepat saat aku mulai kehabisan nafas saking eratnya wajah kami, lalu bibirnya mulai mengerjai leherku.

“Felix...” aku mengeluh karena rasa perih akibat his apannya yang kuat. Apalagi aku merasakan sesuatu yang keras mulai menekan pahaku.

“Masuk ya sayang? Plis...” bisik Felix mengiba.

Astaga...

Suaranya kenapa sendu begini?

“Tolonglah, aku udah nggak tahan...” gumamnya dengan tangannya mulai merambat masuk ke dalam celanaku.

Saat itu aku merasa, ini tidak boleh terjadi.

“Kamu cantik banget, dari awal kamu jadi objek ku saat malam datang,” bisiknya.

Felix... astaga. Kamu sampai begitu?

“Aku mulai membayangkan wanita lain selain istriku. Senyuman kamu selalu ada saat aku memejamkan mata,”

Ia meremas bokongku dari dalam .

Astaga... kenapa rasanya begini enak?

Kami kembali berciuman.

Kami sudah tidak ingat apa pun.

Sampai...

Suara orang mengaji dari ponselnya berkumandang.

Dia berhenti.

Aku pun membeku.

Lalu terdiam dan saling bertatapan.

“Alarm Tahajud,” gumamnya.

Tuhan menyelamatkan kami kali ini.

1
sukensri hardiati
ngulang baca ah....
Risma Wati
bagus ceritanya..to the point,ga banyak drama.,sukaaaa
Reni Novitasary
so sweet
Nining Chili
😁😁😁
Ena Ariani
kerenn
Febi Chan😍
aq baca lagi di bulan Mei 2025
sesuka itu aq pada karyamu thor
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wkwk bu cin mikir apaan sih 🤭
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
buset dah mokondo pedofil pula
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
njirr beda ye perlakuan cowok mateng ama abg tanpa babinu langsung hap
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
sekali" merakyat pak
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
dunia kerja keras say, diatas difitnah dibawah di injek, yang tau kerja keras kita cuma diri sendiri
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
goblok tom, si Rani juga gendeng banget dikibulin mau aja gusti 🤦🏼‍♀️
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
lah malah main ancem"an belom tau kebenarannya kek gitu
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
wow gini cara mainnya kek, pak artha ye di lepas semua dulu kalau kelilit tinggal di ambil lagi 🤭
☠𝓐𝑑𝑠𝑡𝑧𝑒𝑎ᴳᴿ🐅🍒⃞⃟🦅
udah mokondo selingkuh pula, emang anjing tu cowok 👊🏻
@yu£€$ta®i
👍👍👏👏♥️
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
"Sebentar lagi , tolong sabar."

cuma 4 kata tapi paham kan maksudnya apa/Facepalm//Facepalm/

cari novel dengan gaya penulisan seperti ini yg susah, makanya sambil nunggu update novel terbaru aku baca ulang novel yg dah tamat.
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
perempuan itu harus menghasilkan.

aku terlalu dimanjakan , gk kerja , mau belanja di kang sayur tinggal teriak dari luar rumah " mas habis segini , bayarin ya.." belanja kebutuhan pokok , beli skincare, aku yg ambil dia yg bayarin. gk pernah ngerti harga beras berapa sampai harga gincu aku gk tau.. suami yg bayarin.
aku gk takut dia selingkuh tapi aku takut dia gk ada di bumi untuk selama lamanya.. telat aku mau mandiri , suami yg ambil alih sini aku aja.
definisi UJIAN yang mengENAKkan
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
keren Cintya jawab nya

Tommy : kamu bekerja juga atas ridho dariku
Cintya : ya karena klo aku gk kerja kamu yg mati

Tommy udah mokondo , toxic, manipulatif pula
S𝟎𝖋𝖎𝖆 𝖇𝖆𝖌𝖆𝖘𝖜𝖎𝖗𝖞𝖆
ngulang lagi aku baca yg ini☝️☝️

novel ini dibuat tahun 2023, tahun 2025 ada kasus yg mirip banget , kasus perselingkuhan suami dilan janiar.
wes mokondo(modal Ko**ol doangl) gak kerja, ngikut istri kerja minta digaji , digugat cerai karena ketahuan selingkuh , malah minta harta Gono gini. kevarat bener lakik nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!