Season ketiga dari novel (Psycho CEO) When the devil falls in love.
Dendam, Amarah, Putus asa, Cinta dan Pengkhianatan terus di rasakan oleh pria tampan itu hingga menjadikan nya penguasa dunia gelap dan pengendali di balik layar yang tak mengenal rasa ampun dan kasihan.
Saat tak lagi percaya dengan 'Cinta' pria itu bertemu dengan gadis yang mampu menggoyahkan hati nya.
Namun apa jadinya jika gadis yang mengisi hati nya tersebut ternyata memiliki hubungan dengan orang yang menjadi sasaran balas dendam nya?
...
"Gila! Kau pikir kau akan bisa membunyikan ku berapa lama?!" umpat gadis itu menatap tajam wajah datar pria di depan nya.
"Entahlah, Mungkin...
Selamanya?" jawab pria itu tanpa ekspresi sembari menyentuh wajah gadis yang sudah ia klaim sebagai milik nya.
"Aku akan membunuh mu! Sungguh!" balas gadis itu dengan amarah yang menumpuk di mata nya.
"Do it! I'll be waiting for that," pria itu mengeluarkan smirk licik nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aylis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manfaatkan aku
8 Hari kemudian.
JBS Hospital.
Louise mengusap perut nya dengan pelan, sembari menatap ke arah layar laptop di depan nya.
"Kau tidak istirahat?" suara pria yang memasuki kamar gadis itu.
Louise menoleh menatap seseorang yang bicara pada nya.
"Zayn?" panggil nya menatap pada pria yang memasuki kamar nya.
"Sudah lebih baik?" tanya pria itu mendekat.
Louise mengangguk, alasan ia berada di rumah sakit cukup lama adalah masalah kandungan nya yang lemah karna ia tertekan selama beberapa hari.
"Hari ini aku pulang," ucap gadis itu pada pria yang duduk di samping nya.
"Kau lihat data perusahaan? Bukan nya JBS resort Louis yang urus yah?" tanya Zayn saat melihat apa yang berada di laptop gadis itu.
"Iya, tapi seperti nya aku harus banyak yang lebih ku lihat lagi, sekarang kan JBS tidak hanya bergerak di bidang kesehatan." jawab Louise.
"Louis yang minta?" tanya Zayn mengernyit, ia tau gadis itu tak terlalu suka mengurusi bisnis yang di jalankan keluarga nya.
Karna gadis itu menyukai kebebasan yang membuat nya tak terikat dengan siapapun dan bisa melangkah kemanapun.
"Bukan, aku melakukan nya karna keinginan ku, lagi pula aku harus tau semua tentang urusan internal keluarga ku kan?" jawab nya tersenyum.
Kali ini ia sudah memutuskan, jika ia tak akan kalah. Ia tak akan memberi kesempatan pria itu untuk menghancurkan keluarga nya dan bisnis yang di bangun ayah nya.
"Zayn? Aku pernah bilang untuk lupakan ucapan tentang umur 30 tahun kan?" tanya Louise sembari menatap wajah pria itu.
Karna mereka pernah membuat janji akan menikah di umur 30 tahun saat kedua nya tak memiliki pasangan sampai umur segitu.
"Iya, lalu?" tanya pria itu yang pura-pura tak mengerti.
"Jadi kau bisa cari yang lain, atau mau ku kenalkan dengan teman ku?" tanya Louise pada pria itu.
"Tidak! Kau lupa? Mantan ku yang terakhir kan juga dari mu," ucap pria itu mengeluh.
Ia memang pernah pacaran namun memperlakukan mantan pacar nya dengan dingin dan bahkan tak menyentuh para wanita itu, karna wanita yang ia tuju masih sama.
"Aku hamil," ucap gadis itu tiba-tiba mengatakan tentang kandungan nya.
Zayn mendengar nya namun ia tak terkejut karna ia lah yang pertama tau tentang kehamilan gadis itu.
"Dia meninggalkan mu?" sambung nya langsung bertanya.
Louise menoleh menatap wajah pria itu, "Louis sudah bilang?"
"Hm, dia yang bilang tapi dia tidak bilang kau hamil." ucap Zayn yang tak ingin gadis itu merasa rendah diri.
"Tapi kau tidak terlihat terkejut," ucap gadis itu menatap wajah sahabat nya.
"Aku terkejut, lebih terkejut dari yang kau kira sampai tidak tau harus berbuat apa," jawab pria itu dengan jujur karna ia memang dulu sangat terkejut begitu mengetahui kondisi kandungan gadis itu.
"Sekarang kau tau kan alasan nya? Jangan membebani diri mu dengan masalah orang lain," ucap Louise menghela napas panjang.
"Beban? Beban apa? Kau? Anak mu? Aku tidak merasa terbebani dan kalau mungkin aku terbebani karna itu aku tetap suka," ucap nya sembari menatap mata gadis itu.
"Zayn? Aku tidak bercanda sekarang!" jawab Louise yang tak mengerti dengan pria di depan nya.
"Apa aku terlihat bercanda?" balas pria itu dengan nada rendah dan wajah yang menunjukkan keseriusan nya.
"Kau bisa mendapatkan yang lebih baik! Dan lagi kau bilang juga punya perempuan yang kau suka kan? Kau bisa bilang pada ku siapa orang nya, nanti aku bantuin kalian biar bisa dekat!" ucap Louise yang masih tak sadar jika dirinya sendiri lah yang di sukai sahabat nya.
"Kau mau dekat dengan ku?" tanya Zayn pada gadis itu.
"Aku bilang tentang perempuan yang kau suka Zayn bukan aku," ucap Louise yang masih tak nyambung karna pikiran nya pun sudah memiliki banyak cabang.
"Kau mau pacaran dengan nya? Aku bisa bantuin biar dia suka dengan mu." ucap Louise dengan tatapan yang sungguh-sungguh.
"Kau bisa suka dengan ku?" tanya pria itu sembari menatap wajah cantik sahabat nya.
"Aku? Aku yah suka dengan mu lah!" jawab Louise cepat.
"Lalu kau mau pacaran dengan ku?" tanya Zayn pada gadis itu.
"Aku? Kenapa aku?" tanya Louise berbalik yang bingung.
"Kalau ku bilang yang ku suka itu kau bagaimana?" tanya Zayn sekali lagi.
"Kenapa kau suka nya aku? Aku kan teman mu?" tanya gadis itu bingung.
"Tadi kau bilang suka aku, terus aku ga bisa suka dengan mu?" tanya pria itu yang langsung membalik perkataan teman nya.
"Iya aku suka tapi bukan cinta," jawab Louise pada pria itu.
Deg!
Gadis itu mungkin tak tau seberapa dalam ucapan yang ia lontarkan, namun sepatah kalimat itu menusuk ke hati sahabat pria nya.
"Yasudah kalau gitu aku yang cinta," ucap Zayn pada gadis itu walau ia tau perasaan gadis itu tidak untuk nya.
"Siapa? Aku?" tanya Louise bingung.
"Iya, jadi manfaatkan aku," jawabnya pada gadis di depan nya.
"Memanfaatkan mu? Aku bisa manfaatkan orang lain untuk keperluan ku, tapi kau tidak bisa." ucap Louise yang jelas menolak ucapan pria depan nya.
"Kenapa? Orang bisa dan aku tidak bisa?" tanya pria itu yang bingung.
"Tentu! Kalau orang lain tidak apa-apa kalau terluka kalau kau tidak boleh!" jawab Louise pada pria itu.
"Kenapa?" tanya pria itu sembari menatap dalam mata di depan nya.
"Karna kau penting untuk ku, penting sekali!" jawab Louise seketika.
"Seperti Louis?" tebak nya yang tepat sasaran.
Louise mengangguk pelan, bagi nya pria di depan nya sama seperti sang kakak, pria yang ia anggap seperti keluarga nya sendiri.
"Tapi aku tak masalah, kau bisa memanfaatkan ku untuk semua nya dan aku juga tidak masalah dengan anak mu nanti," ucap pria itu.
"Memang nya kau mau ngurus anak orang lain?" tanya gadis itu menggeleng yang tak mengerti sama sekali.
Entah karna sifat tidak peka nya yang terlewat atau karna ia yang selalu merasa masa bodoh akan sekitar nya.
"Kau masih tidak sadar juga? Wanita yang ku sukai itu ada di depan ku saat ini." jawab Zayn sembari menatap lurus ke wajah gadis itu.
"Di depan mu kan cuma ada aku? Berarti..." ucap Louise berpikir.
"Aku?!" tanya nya seketika.
Zayn tersenyum, "Itu perasaan ku, jadi jangan terbebani, karna kau sekarang sudah tau kau bisa manfaatkan perasaan ku, dan aku pasti akan menyukai nya."
Louise terdiam, sekali lagi sesuatu yang mengejutkan nya datang pada nya.
Zayn pun bangun saat gadis itu masih terdiam, ia mengusap puncak kepala Louise sejenak dan ingin beranjak mengelupaskan kulit apel untuk gadis itu.
"Zayn!" panggil Louise saat pria itu beranjak.
Tangan yang ingin mengambil pisau buah itu berhenti dan menoleh, "Hm?"
"Aku kan yang kakak! Masa kepala ku yang di usap?" tanya gadis itu yang tidak terima karna ia merasa pria di depan nya jauh lebih muda walau hanya berbeda jarak satu tahun dari nya.
Bahkan mungkin hanya berbeda 8 bulan dari ulang tahun nya.
Zayn tersenyum, ia membungkuk agar membiarkan gadis itu mengusap kepala nya sebagai ganti dari yang ia lakukan tadi.
Tangan gadis itu beranjak menyentuh, tapi mengusap acak namun seperti mengelus nya.
Louise masih tak dapat mencerna apa yang terjadi barusan, namun ia bersikap seperti tak mendengar apapun karna tak ingin dirinya dan pria itu berada di situasi yang canggung.