Cinta Karena Janji

🙏🙏🙏

Mereka akhir nya menjalankan sholat subuh berjamaah, ada rasa bahagia di hati Kirana melewati hal itu.

Kirana mencium punggung tangan suami nya begitu sebalik nya, Adrian memberi ciuman di pucuk kepala Kirana.

" Terima kasih sayang atas semua nya, meskipun aku tahu hubungan ini karena perjodohan, tapi aku berharap kamu menerima semua ini dengan ikhlas. Sama seperti aku, aku akan berusaha memberikan mu kasih sayang ku sepenuh nya. Aku juga ingin mulai saat ini kita sama sama jujur, agar tidak ada yang di sembunyikan di antara kita. Kamu mau kan hidup bersamaku mulai saat ini sampai kita menua nanti "

Dalam hati Kirana sangat bahagia, namun Ia masih bingung untuk mengucapkan janji. Karena jujur dalam hati dan pikiran nya masih merindukan Pria masa lalu nya.

" Kenapa.......! kamu tidak suka, atau kamu ada orang lain yang kamu nantikan " Tanya Adrian melepas genggaman tangan ya.

Kirana menunduk lama hingga membuat Adrian yakin dengan apa yang ada di pikiran nya.

" Kamu sekarang sudah menjadi milikku sepenuh nya, aku tidak akan memberikan mu ijin untuk memikirkan Pria lain selain aku. Lupakan dia kalau memang semua itu benar, aku tidak ingin ada orang lain di antara kita "

Suara Adrian terdengar dingin, Ia berdiri dari tempat duduk nya hendak melangkah pergi. Kirana juga ikut berdiri, tapi lagi lagi bagian bawah milik nya terasa perih karena dia terkejut berdiri.

Wajah nya meringis kesakitan, Adrian yang melihat hal itu sontak membantu Istri nya itu berdiri.

" Masih sakit ya, maafkan aku. Maaf karena aku terpaksa memaksakan nya untuk masuk " Ucap Adrian merasa bersalah.

" Tidak apa apa Kak, Kakak tidak salah. Lagi pula kalau tidak di paksakan kan tidak akan selesai, semua orang yang baru merasakan nya pasti akan seperti ini. Sudah lupakan saja, nanti aku pakai kan salep dan pasti akan cepat pulih " Jawab Kirana.

" Mana salep nya biar aku ambilkan "

Kirana awal nya enggan namun karena desakan Adrian akhir nya Ia pun menunjukan tempat nya.

" Di tas aku yang hitam sana Kak " Jawab Kirana.

Adrian bergegas mengambil tas yang di tunjuk Kirana dan membawa nya kepada Istri nya.

" Ini, yang mana obat nya biar aku yang olesi "

Kirana tidak setuju, Ia malu kalau suami nya itu harus melihat kembali barang milik nya yang mungkin dalam keadaan tidak baik baik saja.

Ia mengambil obat dari dalam tas nya dan berharap suami nya itu keluar kamar dulu biar dia sendiri yang mengoleskan nya. Namun Adrian tetap memaksakan untuk dia sendiri yang mengobati nya.

Ia merebahkan Kirana di atas tempat tidur dan mulai berlutut di bawah sana.

" Ya Allah..... apa yang sudah kulakukan, seperti nya bengkak. Pantas saja dia kesakitan, apa tidak seharus nya di bawa ke Dokter. Ah..... tidak, aku tidak mungkin membawa nya ke Dokter dan mereka akan melihat barang berharga milikku "

Adrian berperang dengan kata hati nya, begitu juga dengan milik nya yang juga mulai bereaksi ketika melihat pemandangan indah di depan mata nya.

Susah payah Ia menahan nya, lain hal nya dengan Kirana yang susah payah menahan rasa malu nya.

" Sudah Kak oles nya sedikit saja " Ucap Kirana karena merasa Adrian sudah terlalu lama berada di bawah sana.

Adrian segera berlari ke kamar mandi menyembunyikan wajah nya yang memerah akibat menahan hasrat nya, Ia juga malu kalau sampai ketahuan sejak tadi Ia memang sengaja berlama lama hanya sekedar memandang barang berharga yang baru saja beberapa jam yang lalu di rengkuh nya.

" Ada apa dengan Kak Adrian, kenapa dia langsung ke kamar mandi. Ah mungkin ingin cuci tangan " Gumam Kirana.

Lama Kirana menunggu suami nya itu keluar namun belum keluar juga, Ia menyiapkan pakaian kerja untuk Adrian dan meletakkan nya di atas ranjang.

Karena belum juga nampak suami nya itu kuar Kirana merapikan tempat tidur, alangkah terkejut nya melihat ada bercak darah berceceran di beberapa tempat. Ia menutup mulut nya takut mengeluarkan suara.

" Aku harus segera mengganti nya sebelum Kak Adrian melihat nya " Batin nya.

Buru buru Ia mengambil seprei baru dari dalam lemari Adrian, namun baru saja dia berbalik tubuh nya terbentur tubuh Adrian yang ternyata sudah berdiri di belakang nya.

" Kenapa buru buru, malu ya. Ngapain malu, seharus nya kamu bersyukur karena bisa melihat itu. Dan aku lebih bersyukur lagi karena kamu menjaga nya itu dan aku mendapatkan yang masih segel " Goda Adrian

Rambut dan tubuh yang basah serta handuk yang melingkar di pinggang membuat Kirana jadi bingung, bukan kah suami nya itu sudah mandi, masa Iya mandi lagi.

" Ini kenapa basah, Kak Adrian mandi lagi " Tanya Kirana spontan.

" Iya sayan....... habis gerah tadi. " Jawab Adrian mencoba santai

" Ohhh......... "

" Sial, apes sekali sich aku, hanya mendengar Ia mengatakan Ohhhh saja rasa nya sudah membuatku menginginkan nya. " Batin Adrian.

" Kak..... mana seprei nya yang baru biar aku ganti, takut Bibi yang masuk kesini dan membersihkan tempat ini dan Bibi melihat nya, kan malu.......! "

Adrian membuka lemari dan mengambil apa yang di minta Kirana, Ia menyerahkan nya kembali pada Istri nya itu.

Kirana mengambil nya dan mulai merapikan nya kembali.

" Hari ini lebih baik kamu tidak bekerja dulu, biar cepat pulih, sama itu satu lagi. Mulai sekarang kalau kemana mana jangan memakai baju yang sempit "

Kirana kurang mengerti apa maksud Adrian.

" Coba lihat itu, boko** mu nampak semua orang kalau kamu memakai pakaian seperti itu " Jelas Adrian.

Kirana mengangguk namun Ia bingung, pakaian nya yang ada memang semua pas di tubuh nya, tidak ada yang kedodoran.

" Tapi Kak, aku tidak punya pakaian seperti itu "

" Kamu mau berapa pun nanti ku belikan, nanti sore saja aku ajak belanja, soal nya pagi ini aku ada kerjaan penting "

Adrian memakai pakaian yang sudah di siapkan Istri nya, dan dia sangat menyukai nya. Semua yang di pilihkan Kirana selalu terlihat bagus untuk nya.