NovelToon NovelToon
Tawanan Bos Mafia

Tawanan Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Contest / Mafia / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:14.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ranty Yoona

Zayn J. Scott, seorang bos mafia yang berparas tampan dan berkharisma, namun memiliki temperamen yang tinggi. Trauma akan masa lalunya, kedua orang tuanya di bunuh tepat dihadapannya.

Dan kegagalan cinta pertamanya membuat dirinya menutup rapat pintu hatinya. Semakin dingin dan menjadi pria yang keji terhadap wanita. Meskipun ada seorang wanita cantik yang mendampingi dirinya.

"Kau hanya tawananku, jadi jangan berharap dengan pernikahan ini!" - Zayn -

"Menikah denganmu adalah kesialan untukku. Tapi kenapa aku tidak bisa membencimu! Aku pasti akan membuatmu jatuh cinta padaku dan melupakannya." - Angela -

Cerita ini merupakan kelanjutan dari Novel 'Elleana And The King Of Mafia'.. sangat disarankan membaca Novel tersebut terlebih dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ranty Yoona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ada aku disini!

Satu persatu para pemegang saham masuk ke dalam ruang rapat dan duduk di kursi yang telah disediakan. Pun dengan Angela dan Zayn yang sudah berada di dalam sana lebih dulu. Mereka berdua adalah pemilik saham terbesar di Perusahaan Wilson.

Rapat pun dimulai, perhatian mereka tertuju pada Angela. Wanita itu begitu lugas menyampaikan pendapatnya mengenai kemajuan perusahaan. Zayn tak memalingkan pandangannya dari Angela, wanita itu benar-benar berbeda jika berada di perusahaan, sangat cocok menjadi pemimpin.

Merasa sejak tadi ada yang menantap dirinya, Angela menoleh dan melihat Zayn tengah menatap ke arahnya dengan tatapan menajam.

Kenapa dia melihatku seperti itu? Apa aku salah menyampaikan sesuatu?

Angela mengabaikan tatapan tajam Zayn dan berpaling, berpura-pura tidak melihat pria itu. Ia harus menyelesaikan presentasinya lebih dulu sebelum fokusnya hilang karena merasa tidak nyaman ditatap terus seperti itu.

"Baiklah, karena semua sudah tidak ada yang perlu disampaikan lagi, kita akhiri rapatnya sampai disini!" tutur Angela seraya menatap para peserta rapat bergantian.

Semuanya mengangguk paham, beranjak berdiri meninggalkan kursi mereka dan keluar dari ruangan rapat. Angela menghembuskan napas lega, rapat yang memakan waktu sekitar 3 jam berjalan dengan baik. Mereka menyetujui pendapatnya, bahkan tidak mempermasalahkan dirinya yang belakangan ini tidak datang ke perusahaan. Andai saja Zayn tidak selalu mengurungnya di mansion, ia bisa meningkatkan kinerjanya.

Angela menatap Zayn yang masih duduk tenang di tempatnya. "Apa kau ingin terus berada disini?" tanyanya heran, sembari membereskan barang-barang miliknya.

"Aku baru akan keluar, kau sudah berbicara lebih dulu." Zayn beranjak berdiri. Angela mengedikkan bahunya, ia keluar lebih dulu melewati Zayn begitu saja.

Zayn berdecak, pandangannya mengikuti pergerakan tubuh Angela yang melangkah dengan cepat. Ia pun mempercepat langkahnya mengikuti Angela masuk ke dalam ruangan.

"Jadi ini adalah ruangan mu?" Zayn mengedarkan pandangannya pada sekitar. Ruangan Direktur yang cukup luas. Benar-benar cocok dengan karakter Angela yang tidak begitu menyukai warna mencolok.

Tanpa menunggu dipersilahkan duduk, Zayn mendaratkan tubuhnya di kursi dan menyadarkan punggungnya pada sandaran kursi. Itu adalah kali pertama dirinya mengikuti rapat yang menurutnya sangat membosankan. Karena itulah, ia tidak ingin memiliki sebuah perusahaan ataupun mengurus perusahaan. Zayn lebih senang melakukan misi penyerangan, menembak, berburu bahkan menghabisi musuh-musuhnya dengan tangannya.

Angela mengernyit bingung, kenapa Zayn terlihat lelah sekali. Pria itu memang tidak terbiasa mengurus perusahaan. Angela hanya dapat menahan senyun, ternyata ada yang tidak bisa pria itu lakukan.

"Kenapa kau tersenyum? Apa ada sesuatu yang lucu?" Zayn bertanya dengan mata yang terpejam. Ia sempat melirik ke arah Angela yang sejak tadi menarik kedua sudut bibirnya.

"Tidak. Kalau aku tidak salah melihat, sepertinya kau sangat lelah. Sebaiknya kau beristirahat saja disini. Aku akan kembali setelah mengambil dokumen ku." Angela berjalan ke arah pintu, ia akan ke ruangan Tasya untuk mengambil beberapa dokumen yang harus dikerjakan hari ini.

Dengan gerakan secepat kilat, Zayn menarik tangan Angela, hingga wanita itu kehilangan keseimbangan dan jatuh di atas pangkuannya.

"Apa kau akan membiarkan aku sendiri?" Suara serak Zayn yang terdengar seksi itu membuat Angela menjadi gugup. Terlebih lagi posisi mereka yang seperti ini menambah kegugupannya.

Angela membuang pandangannya, mencoba menjauhkan tubuhnya dari Zayn. "A-aku hanya ingin mengambil dokumen di ruangan asisten ku." Angela menjawab tanpa menoleh ke arah Zayn.

Tidak ada jawaban dari Zayn, sehingga suasana disana menjadi sangat canggung. Benar-benar canggung.

Ceklek

"Astaga!" Tasya yang baru saja masuk ke dalam ruangan, begitu tercengang melihat pemandangan yang tidak biasa. Zayn dan Angela terkesiap satu sama lain.

"Aku akan kembali lagi nanti!" Seraya menutupi wajahnya, Tasya berbalik badan hendak keluar kembali.

"Tunggu, Sya." Angela segera beranjak berdiri. Wajahnya merona malu karena seperti tertangkap basah telah melakukan hal yang tidak-tidak.

"Aku ikut denganmu. Ada dokumen yang ingin aku ambil di ruanganmu." Dengan cepat, Angela menarik tangan Tasya.

"Tunggu! Sepertinya ada yang dilupakan oleh istriku." Perkataan Zayn menghentikan langkah Angela. Wanita itu berbalik dan menoleh ke arahnya. Pun dengan Tasya yang melihat mereka penuh tanda tanya

"Sepertinya kau tidak ingin memperkenalkan aku dengan temanmu ini." Zayn berucap dengan mengulas senyumnya. Namun senyum itu membuat Angela merinding.

"Kau sudah mengetahuinya, jadi aku tidak perlu memperkenalkan kalian." Angela tak peduli, ia ingin segera keluar dari ruangannya.

"Tunggu dulu!" Lagi-lagi Zayn menghentikan langkah Angela.

"Ada apa lagi?"

"Apa aku bisa minta air minum?"

Angela menggaruk keningnya yang tidak gatal. Kenapa dia bisa melupakan hal itu, biar bagaimana Zayn adalah investor di perusahaannya. "Aku akan membawakannya untukmu."

Angela dan Tasya berlalu keluar dari ruangan. Tasya masih dibuat bingung dan tidak mengerti apa yang baru saja ia dengar, masih terngiang di ingatannya bahwa pria itu memanggil Angela dengan sebutan 'istriku'.

"Kau harus menjelaskan padaku, siapa pria itu sebenarnya," tanya Tasya setelah mereka berada di dalam ruangan.

"Kau sudah dengar tadi. Aku menikah dengannya, jadi dia adalah suamiku!"

Pernyataan Angela membuat kedua mata Tasya membelalak tak percaya. "Dia adalah suami yang kau ceritakan itu?" Seketika Angela bergidik ngeri. Pantas saja ia merasa tertekan setiap kali berhadapan dengan Tuan Scott. Pria itu bisa mengintimidasi seseorang hanya dengan tatapan matanya saja.

Seraya mencari beberapa dokumen yang dibutuhkan, Angela mengangguk.

"Astaga. Kau menikah dengan seorang pria yang sangat tampan, tapi juga menyeramkan. Pantas saja kau tidak dapat berbuat apapun padanya. Aku yang hanya melihatnya saja sudah ketakutan," seru Tasya. Mendudukkan tubuhnya di sofa, Tasya menatap dalam Angela. Tidak bisa dipercaya, Angela menikah dengan pria yang sangat posesif, bahkan mengurus perusahaan pun tidak diizinkan.

"Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Aku akan kembali ke ruangan ku. Tolong kau buatkan minum untuknya."

"Baiklah."

Setelah mengatakan hal itu, Angela kembali ke ruangannya dengan memegang beberapa dokumen ditangannya. Tak lama setelahnya, Tasya datang dengan membawa dua cangkir kopi untuk Tuan Scott dan Angela. Suasana begitu canggung, Tasya melirik ke arah Angela dan Tuan Scott secara bergantian, kedua pasangan itu tidak terlihat seperti suami istri. Mereka berdua begitu kaku, namun terlihat sangat serasi.

"Kalau begitu aku permisi dulu." Pamit undur diri, Tasya langsung keluar ruangan tanpa menoleh.

Dua jam lamanya berada di dalam ruangan. Zayn masih mengamati Angela yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Kenapa kau tidak pulang saja?" Angela begitu tidak nyaman karena Zayn menatapnya terus menerus. Ia harus segera mengusir pria itu tanpa harus menyinggungnya.

"Tidak. Aku ingin disini. Ruangan mu sangat nyaman." Entah ruangannya yang terasa nyaman atau karena Angela berada disisinya sehingga Zayn merasa nyaman dan tenang.

Angela menghela napas berat. "Terserah kau saja." Dari pada sibuk mengurusi Zayn, lebih baik ia menyelesaikan pekerjaannya dan cepat pulang.

***

Sejak hari itu, Angela selalu datang ke perusahaan. Sudah satu minggu, Zayn mengizinkannya kembali bekerja sehingga ia tidak melewatkan kesempatan itu dan bekerja dengan baik. Lebih baik berada di perusahaan, ia dapat mengerjakan sesuatu. Sementara di mansion, ia tidak melakukan apapun. Semua sudah dikerjakan oleh para pelayan disana.

Setelah melakukan pertemuan dengan klien di cafe terdekat, Angela dan Tasya kembali ke perusahaan. Papar sinar matahari membuat tubuh mereka menjadi bertambah lelah.

"Kenapa hari ini panas sekali." Angela mendaratkan tubuhnya di atas sofa setelah meletakkan ponselnya begitu saja dengan asal. Kedua matanya terpejam sembari menyadarkan punggungnya pada sandaran sofa.

"Aku akan minta office girl membuatkan minuman segar untuk kita," ucap Tasya.

Angela mengangguk tanpa membuka matanya. Tasya keluar ruangan untuk menugaskan office girls membuatkan minuman dingin. Setelah menunggu beberapa menit, ia datang kembali ke ruangan dengan membawa Orange Juice.

Mencium aroma harum dari buah jeruk menggugah indera penciumannya. Kedua matanya terbuka dan meraih minuman itu setelah Tasya meletakkannya di atas meja.

"Pelan-pelan saja. Tidak akan ada yang minta minuman mu itu," tutur Tasya terkekeh. Ia pun mengambil minuman miliknya.

"Aku haus sekali, padahal aku baru saja menghabiskan segelas Juice di cafe tadi."

"Cuaca hari ini memang panas sekali," ujar Tasya. Ia pun merasa cuaca tubuhnya seperti terbakar.

Saat ini memang bertepatan musim panas, wajar saja membuat siapa saja yang terpapar sinar matahari menjadi kepanasan.

"Kalau begitu aku kembali ke ruanganku dulu." Tasya mengambil gelas kosong miliknya dan gelas milik atasannya itu. Beranjak berdiri setelah Angela mengiyakannya.

***

Sore harinya, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, sudah waktunya jam pulang kantor. Angela merapihkan dokumen-dokumen yang berserakan di atas meja kerjanya. Memasukkan ponsel ke dalam tas, sebelum kemudian berpamitan ke ruangan Tasya. Ia harus pulang sebelum pukul 6. Jika tidak, Zayn akan memarahi dirinya.

Angela memijit pelipisnya setelah tubuhnya berhasil masuk ke dalam mobil. "Akhir-akhir ini Zayn begitu cerewet," gumamnya.

Wanita itu dibuat heran dengan sikap Zayn, sudah satu minggu Zayn bersikap aneh padanya. Pria itu kadang perhatian namun terkadang menyebalkan. Ia tidak dapat menangkap apa yang direncanakan oleh pria itu. Ia tidak ingin berburuk sangka, terlebih lagi perasaan cinta sudah mulai tubuh dihatinya untuk pria itu. Sementara Zayn? Ia tidak tau bagaimana perasaan pria yang sudah menikah dengannya selama hampir 3 bulan.

Guncangan kecil yang dirasakan Angela membuat lamunannya terpecah. Ia merasakan sesuatu yang tidak beres dengan mobil yang ditumpanginya. "Ada apa dengan mobilnya, Paman?" tanyanya. Semula duduk bersandar pada sandaran kursi mobil, sontak menegakkan duduknya seketika.

"Sepertinya ada masalah dengan ban mobilnya, Nona," ucap supir tersebut seraya menepikan mobilnya. "Saya akan mengeceknya. Nona tunggu saja di dalam mobil."

"Baiklah."

Supir tersebut keluar dari mobil dan mulai mengecek mobilnya. Pria yang sudah berumur itu mendengkus kesal karena ban mobilnya telah bocor, padahal beberapa jarak lagi mereka akan segera tiba di mansion.

Bug

Suara seperti benda terjatuh menyelinap di pendengaran Angela. "Paman apa yang terjadi?" Saat tidak ada jawaban dari Paman Supir, keningnya berkerut heran. Ia pun memutuskan keluar dari mobil.

"Paman?" panggilnya kembali. Pandangannya menyapu tempat itu, namun tak menemukan keberadaan Paman Supir. "Kemana perginya, Paman?" Angela mendadak panik, ia melihat sekelilingnya yang di penuhi pohon-pohon menjulang tinggi.

Lokasi mansion berada cukup jauh dari jalan raya, harus melewati beberapa pohon besar dan lahan kosong sebelum mencapai mansion besar milik Zayn.

"Kenapa tubuhku menjadi merinding? Suamiku itu kenapa tidak membeli mansion lain yang dekat dari pusat kota. Kenapa harus membeli mansion dengan jalanan menyeramkan seperti ini." Angela menggerutu kesal. Langit sudah menyambut senja, sebentar lagi akan berubah gelap, ia menjadi semakin panik.

"Aku akan meneleponnya." Tangan Angela memegang handle pintu mobil, namun dibuat terkejut karena pundaknya dipegang oleh seseorang.

Dengan cepat menoleh dan membelalak kaget. "Siapa kalian?" Angela menatap waspada saat dua pria asing mendekatinya.

"Kau tidak perlu tau siapa kami, Nona. Kami hanya ingin mengajak Nona bermain bersama kami." Kedua pria itu saling memandang dengan tersenyum menyeringai.

"Kalian jangan macam-macam!" ucap Angela penuh peringatan. Ia memundurkan langkahnya menjauhi kedua pria itu. Angela sungguh merasa jijik dengan tatapan kedua pria tersebut yang menatapnya dengan penuh minat.

"Jangan marah Nona. Wajah Nona terlihat sangat cantik." Salah satu pria itu hendak menjangkau tubuh Angela, namun wanita itu dengan sigap menendang perut pria yang ingin menyentuhnya.

"Sialan kau! Rupanya kau ingin bermain kasar!" Pria itu tidak terima temannya di tendang hingga terhempas. Pria tersebut melayangkan tangannya di udara hendak memukul Angela, memberikan pelajaran agar wanita itu tidak melawan.

"Aahhhh...." Angela berteriak menutupi wajahnya. Namun keningnya berkerut bingung karena tidak merasakan sakit. Menyingkirkan tangannya yang menutupi wajahnya, Angela terkejut karena tangan seseorang menahan pukulan itu.

"Kalau kau berani menyentuhnya, aku akan memotong tanganmu ini!"

"Zayn..?"

Pria itu tak lain ialah Zayn. Ketakutan yang tadi menyergap, perlahan memudar karena kehadiran Zayn. Ia tidak akan cemas jika kedua pria itu akan menyakiti dirinya.

"Heh, kau siapa? Kenapa mengganggu kami!" Pria tersebut menarik tangannya kembali. "Jangan ikut campur, wanita ini adalah milik kami!" lanjutnya kemudian dengan mendengkus kesal.

"Apa yang kau katakan? Milik kalian?" Wajah dan Rahang Zayn mengeras seketika mendengar ucapan salah satu dari mereka.

Bug

Bug

Zayn menendang perut, hingga pria itu memekik kesakitan. "Wanita ini adalah milikku. Karena kalian telah berani ingin menyentuh istriku, maka kalian berdua harus mati!" Zayn kembali menendang mereka yang hendak menyerang dirinya.

"Katakan sekali lagi, kalian ingin melakukan apa padanya?" Pukulan kedua Zayn didaratkan di wajah mereka secara bergantian.

"Sekali lagi kalian mengatakan hal yang menjijikkan, aku akan memotong lidah kalian!" Emosi Zayn semakin tersulut. Ia benar-benar ingin membunuh kedua pria itu.

Mereka tidak dapat menghindar dari serangan Zayn. Wajah mereka pun sudah dipenuhi luka dan memar.

"Maafkan kami. Tadi kami hanya ingin bermain dengannya sebentar."

"Bermain, heh?" Zayn semakin geram dan melayangkan pukulan kembali. "Aku saja belum menyentuhnya dan kalian ingin menyentuhnya. Kalau begitu, kalian mati saja!"

Bug

Bug

Bug

Menendang dengan sekuat tenaga hingga tubuh salah satu dari mereka terhempas dengan menyemburkan darah segar dari mulutnya. Sedangkan salah satu dari mereka sudah terkapar tak berdaya. Zayn tersenyum sarkasme melihat mereka yang sepertinya sudah tidak bernyawa. Menyentuh wanitanya, sama saja dengan mencari mati.

Sejak tadi Angela menutup kedua matanya, tidak berani menyaksikan Zayn yang begitu brutal menghajar kedua pria itu.

"Kau sudah boleh membuka matamu!" ucap Zayn berdiri tepat di hadapan Angela. Wanita itu perlahan membuka matanya. Dilihatnya kedua pria itu sudah terkapar di tanah dengan berlumuran darah.

"Terima kasih," ucap Angela. Tubuhnya masih gemetar. Jika Zayn tidak menyelamatkan dirinya, entah apa yang akan terjadi padanya. "Paman menghilang. Apa mereka telah melakukan sesuatu pada Paman?" katanya kembali, terlihat kecemasan di raut wajahnya.

"Tenang saja, anak buah ku akan mencarinya. Tempat ini adalah wilayah kekuasaan ku. Seharusnya mereka tidak akan berani bermacam-macam dengan orang-orang ku," tukas Zayn. Ia terus memperhatikan tubuh Angela yang tidak berhenti bergetar. Apa wanita itu sungguh ketakutan?

Zayn merengkuh tubuh Angela. "Sudah tidak apa-apa, ada aku disini. Maafkan aku, lain kali aku akan lebih mengawasi mu." Dengan lembut, Zayn mengusap punggung Angela berulang kali.

Di dalam dekapan Zayn, Angela mengangguk pelan. Demi apapun, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Zayn.

"Jangan membuatku khawatir lagi." Suara Zyan yang sayup-sayup terdengar itu mengguncang telinga Angela.

Apa aku tidak salah mendengar, Zayn khawatir padaku? batinnya.

"Masuklah ke dalam mobil," perintah Zayn sesaat setalah melepaskan pelukannya.

"Lalu bagaimana dengan mobilku?"

"Biar mereka yang membawanya." Zayn hanya melirik singkat ke arah beberapa anak buahnya yang tidak jauh dari posisi mereka.

Angela menoleh ke arah mata Zayn berpusat. "Sejak kapan mereka ada disana?" Raut wajah Angela terlihat bingung. Jelas-jelas tadi tidak ada siapapun disana.

"Tunggu apalagi, cepat masuk!" perintah Zayn kembali. Pria itu sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil.

"Iya iya." Angela pun masuk ke dalam mobil.

Suara dering ponsel milik Zayn mengalihkan perhatian mereka. Dengan segera, ia menjawab panggilan dari Jeff. "Bagaimana?" tanyanya tanpa berbasa-basi.

"Mereka hanya preman biasa, Master. Tidak ada hubungannya dengan musuh-musuh kita," jawab Jeff. Sebelumnya Zayn telah memerintahkannya untuk menyelidiki motif kedua pria tersebut.

"Baiklah." Begitu mendengar laporan dari Jeff, Zayn langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Mobil mereka melaju kembali. Langit sudah berubah warna. Cahaya lampu menyoroti perjalanan mereka. Angela tak kuasa menahan kantuknya, ia ingin memejamkan matanya sejenak hingga tiba di mansion nanti.

Zayn menarik kedua sudut bibirnya. Wanita itu terlelap begitu saja tanpa rasa waspada sedikitpun padanya.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

Jangan lupa dukungannya.. terima kasih banyak 🤗

1
Fareza Gmail.Com
tasya ya
Fareza Gmail.Com
vin pasti nih
soraa
ada yang tau novel tentang gadis yang disiksa gara gara dikira melukai kakak si cowo ga sih
Muryati Yati
zayn terlalu tampan ❤️❤️❤️❤️❤️
Liya Fatih
babang nill cakep tapi sayang... tapi nggak tau ah author nya..
jen
visualnya cakep"... sukaaaa.... cocok menurutku sm karakter nya
jen
curang bgt Zayn.... semoga ada Angel yg ninggalin Zayn hehehee

terlalu menang sendiri.
jen
tp kok mudah bgt sih Angel, luluh gtu aj sm Zayn yg dah jahat dulu awal"
jen
lebih suka angel yaa timbang Elle
jen
brarti Xavier lebih keren dr Zayn ya Thor?
/Sob//Sob/


Samuel ternyata kerennn ya... berkuasa tanpa harus lelah hahaha
kawai🍎🍎🍎🍇🍇🍇
Luar biasa
jen
Angel knp gag dr awal aja sm Sam . tampan, baik, tajir, perhatian, orang berada atau orang penting pula... hidup damai sejahtera
jen
kenapa gag sm Sam aja sih Angel. dia lebih baik dan gag neko". ga serem dunianyaa
jen
menurut ku malah keren Zayn timbang Xavier. cantiknya Angel timbang Elle. hehhehee
keliatan dr visual nya jg.

tapi klo dr ceritanya hebat an Xavier dan Elle ya.....
jen
Xavier atau Zayn
Muryati Yati: suka dua duanya
total 1 replies
jen
zayn dan vier gantengan siapa yaaa
jen
knp aku suka Angel ketimbang Elle
jen
knp harus membuatnya jatuh cinta. biarkan sj dia yg akan mengejar mu.

lagian Elle trus ,, berasa paling cakep.
hehhe
jen
apa segitu cantik dan spesial nya Elle ya... sampai banyak laki" hebat memperebutkan dia...
masa kalah sih pesona Angel
jen
vier itu jahat ga sm Zayn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!