Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 33
Rachel sudah berdiri tepat di depan pintu ruang kerja Sagara. Tadi dia sempat melihat para pelayan membawa begitu banyak barang keluar dari ruangan kerja Sagara. Bahkan dengan troli besar. Rachel berpikir, apakah Sagara sedang melakukan sesuatu yang penting.
"Apa dia sedang sibuk ya? tapi aku harus bicara padanya, sebelum dia punya janji dengan orang lain nanti" kata Rachel yang sepertinya memang harus memberanikan dirinya mengetuk ruang kerja suaminya itu. Karena dia sudah menjanjikan akan datang ke rumah dengan Sagara pada ayahnya.
Tok tok tok
"Mas Sagara" panggil Rachel memastikan Sagara ada di dalam ruangan kerjanya itu.
Sebelum bicara lebih banyak, seperti dia boleh masuk atau tidak. Tentu saja Rachel harus memastikan apakah Sagara ada di dalam atau tidak.
"Masuklah"
Sahut suara dari dalam, dan itu adalah suara khas Sagara.
"Dia ada di dalam" gumam Rachel yang langsung membuka pintu ruang kerja itu.
Rachel melangkah dengan cepat, mumpung keberaniannya masih bersama dengannya, dia mau langsung mengatakan apa yang menjadi tujuannya mencari Sagara.
Tapi tiba-tiba langkah Rachel terhenti melihat gambar dirinya menghiasi hampir setiap sudut ruang kerja Sagara.
'Ini... apa semua ini?' Batin Rachel bingung.
Rachel menoleh ke arah kanan, kiri dan melihat ke arah belakangnya. Semua tempat yang tadinya di isi dengan bingkai mahal dan foto Hani. Kini berubah dengan bingkai mahal dan fotonya. Bahkan ada foto yang paling besar, dengan bingkai yang sangat bagus di tengah dinding di sebelah kirinya. Foto itu, foto yang ada di buku nikah mereka.
'Apa maksudnya?' batin Rachel yang merasa masih tidak bisa mempercayai semua ini. Terus terang dia sangat terkejut.
Sagara yang melihat Rachel terkejut lantas bangun dari duduknya dan menghampiri Rachel.
"Mas, semua ini..." Rachel tak dapat berkata-kata lagi.
Sejujurnya, sebagai wanita biasa yang halus dan lembut perasaannya. Rachel begitu terpana dengan apa yang dia lihat. Rasanya seperti tidak mungkin, fotonya ada di ruangan ini memenuhi tempat dimana tadinya penuh dengan foto Hani.
"Aku sudah bilang padamu, hanya kamu yang akan menjadi istriku, menjadi nyonya di rumah ini dan di hatiku, sekarang dan selamanya"
Deg
Ucapan Sagara begitu manis, tapi tetap saja. Rachel masih tidak bisa percaya sepenuhnya. Entahlah, mungkin karena dia tahu bagaimana Sagara dulu sangat meratukan Hani. Meskipun Sagara selalu mengatakan sudah melupakan Hani. Hal itu rasanya masih sangat sulit di percaya sepenuhnya oleh Rachel.
"Ya ampun, apa akan ada keluargamu yang datang?" tanya Rachel yang membuat Sagara mengernyit bingung.
"Keluargaku?" tanya Sagara yang merasa bingung dengan pertanyaan Rachel.
Rachel mengangguk dengan cepat.
"Iya, mungkin saja ada keluargamu yang datang kan? makanya kamu pindahkan semua foto Hani dan menggantinya dengan fotoku. Supaya keluargamu tidak marah padamu atau curiga padamu..."
Sagara tidak habis pikir kenapa Rachel bisa berpikir seperti itu. Sepertinya dia belum bisa membuat Rachel percaya kalau Sagara sudah melupakan Hani dan sudah mencintai dia sebagai istrinya.
"Menurutmu begitu?" sela Sagara dengan sedikit kecewa.
"Iya" jawab Rachel yakin.
Sesungguhnya jawaban Rachel itu cukup membuat Sagara terluka sedikit.
Sagara melipat kedua tangannya di depan dada.
"Bagaimana aku bisa membuatmu percaya kalau semua ini aku lakukan, karena hanya kamu saja yang ada di hatiku sekarang dan selamanya?" tanya Sagara.
Rachel yang mendengar semua itu dengan sangat jelas, lantas mengerjap pelan. Tapi dia menjadi sangat canggung.
"Aku tidak tahu, sudahlah mas. Jangan bercanda seperti ini. Jangan bercanda masalah hati dan perasaan. Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada seseorang yang kecewa karena punya harapan terlalu besar tapi pada akhirnya semua itu hanya candaan" kata Rachel yang mengungkapkan apa yang menjadi ketakutannya.
"Aku tidak bercanda Rachel. Bagaimana membuatmu percaya. Atau begini saja, bagaimana kalau aku mengadakan sebuah resepsi, dan mengumumkan ke seluruh dunia kalau kamu adalah istriku. Dan akan memberi pengumuman tambahan, kalau aku benar-benar telah mencintaimu sejak kamu menjadi milikku seutuhnya. Bagaimana?" tanya Sagara yang mencoba terus meyakinkan Rachel kalau dia serius dan tidak bercanda sama sekali.
"Resepsi? boleh juga" kata Rachel.
"Oke, apa kamu juga mau aku mengubah semua asetku atas namamu. Jika itu bisa membuatmu percaya kalau aku mencintaimu, aku dengan senang hati akan melakukannya, istriku" kata Sagara yang langsung membuat wajah Rachel memerah.
"Ah sudah sudah. Mas, sudahlah. Jangan bicara terlalu manis padaku. Ya ampun, apa aku terlihat seperti wanita yang matre? kenapa bicara tentang memindahkan aset segala?" tanya Rachel pada Sagara.
Sagara tercengang, kenapa semua yang dia ucapkan sepertinya selalu salah di dengar oleh Rachel. Dia ingin mengganti semua asetnya dengan nama Rachel, bukan karena dia merasa Rachel matre. Tapi karena dia memang ingin menunjukkan cintanya pada istrinya. Tapi lagi-lagi Rachel salah paham.
'Ada apa dengan wanita ini. Aku memasang semua fotonya di sini supaya aku selalu melihatnya saat bekerja. Di bilang aku sengaja melakukan semua itu karena akan keluarga yang datang, saat aku katakan akan mengubah semua aset, dia bilang aku menganggapnya matre. Kenapa dia tidak bisa percaya kalau aku benar-benar sudah mencintainya?' batin Sagara bertanya-tanya.
Sagara memijat kepalanya yang mulai berdenyut. Di berusaha menyikapi semua over thinking Rachel dengan sabar.
'Tenang Sagara, sabar. Wanita di hadapanmu ini bahkan belum genap seminggu patah hati. Dia pasti masih sangat sulit menerima semua ini. Masih banyak waktu, lagipula dia sudah menjadi istrimu, sabar!' batin Sagara yang mencoba memotivasi dirinya sendiri agar bisa lebih sabar menghadapi Rachel.
"Oke, baiklah. Lupakan yang aku katakan tadi. Jadi, kenapa kamu mencariku?" tanya Sagara yang berpikir untuk memberi waktu dulu pada Rachel.
Safara berpikir supaya dia tidak tergesa-gesa menyatakan perasaannya yang memang sedang menggebu-gebu saat ini.
"Jadi begini mas, ayah tadi menelpon. Kata ayah, akan ada bosnya yang datang ke rumah ayah untuk makan siang. Tapi bosnya itu ingin bertemu denganmu. Bisakah kamu ikut denganku ke rumah ayah siang ini?" tanya Rachel dengan ekspresi mata penuh harap.
Sagara menatap Rachel dengan intens.
"Bisa kan mas?" tanya Rachel lagi karena Sagara tidak mengeluarkan suara, tak kunjung menjawab pertanyaannya tapi malah hanya terus menatapnya saja.
Sagara langsung mengangguk pelan beberapa kali.
"Baiklah" kata Sagara.
"Terimakasih mas" kata Rachel yang tentu saja sangat senang mendengar apa yang di katakan oleh Sagara itu.
"Apa sekarang kamu sudah percaya, kalau aku mencintaimu?" tanya Sagara yang lantas memegang lengan Rachel dengan tatapan yang begitu dalam dan mengintimidasi.
Tatapan Sagara itu seolah tidak membiarkan Rachel memalingkan pandangannya dari Sagara.
Jantung Rachel berdetak begitu kencang. Apalagi ketika dia bisa merasakan hembusan nafas Sagara mengenai wajahnya.
Tangan Sagara juga terangkat perlahan ke wajah Rachel, dan mengusapnya dengan lembut. Membuat jantung Rachel semakin tidak aman.
Kedua ujung hidung mancung mereka bahkan sudah saling bersentuhan. Rachel yang merasa sangat gugup lantas memejamkan matanya. Dia pikir Sagara pasti akan menciumnya.
Tapi melihat mata Rachel yang terpejam, Sagara tersenyum tipis. Lalu melepaskan pelukannya pada Rachel begitu saja.
"Baiklah, sekarang bersiaplah. Aku akan mengeluarkan file di laptopku dulu" kata Sagara yang membuat Rachel membuka matanya dengan begitu terkejut.
"Hah..." Bengong Rachel karena pada akhirnya tidak ada ending yang dia pikirkan tadi.
***
Bersambung...