Sifa tidak pernah menyangka dengan nasib nya, ia harus menjadi Pengantin Pengganti, Kakak kandung nya sendiri yang tiba-tiba kabur di hari pernikahan nya sendiri.
Bagaimana Kisah nya.. hanya di Novel Pengantin Pengganti
Follow Me :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
" Aaaaaa.... "
Duggh
Sifa membalikkan badan tanpa ragu memeluk Revan yang sudah sedari tadi berada di belakangnya.
" Kenapa ? " tanya Revan tertawa.
" Ih Mas Revan.. Colek aku ya ? " tanya Sifa balik.
" Enggak " jawab Revan berbohong ingin menjahili Sifa.
" Bohong.. "
Revan hanya tertawa, sedangkan Sifa masih pada posisinya dengan tangan memeluk tubuh Revan. Terlihat perbedaan tubuh Sifa yang lebih mungil dibandingkan Revan, tinggi Sifa hanya sebatas dada suaminya.
" Ehem... " Revan berdehem.
" Kamu sengaja ya Dek mau bikin aku jadi khilaf " susul Revan.
Sifa mendongkakkan wajahnya. Ia pun tersadar dengan ucapan suaminya.
Sifa secepat kilat melepaskan pelukannya, ia pun menjadi salah tingkah, menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
" Ma.. Maaf Mas itu reflek " ucap Sifa.
" Sengaja juga gak apa-apa, gak dosa juga kan ? " balas Revan, dengan tatapan menggoda Sifa.
Sifa memutar bola matanya, wajah nya sedikit memerah.
Duh.. Awas aja kalo Mas Revan salah sangka..
Batin Sifa.
" Aku masuk ya, mau mandi " ucap Sifa melangkahkan kaki kembali masuk kedalam kamar.
" Tunggu, aku ikut " susul Revan.
" Enggak !! " teriak Sifa dari dalam.
Revan hanya tertawa kecil menggelengkan kepalanya. Lalu ia pun kembali masuk kedalam kamar, menutup pintu balkon kamar, karena semakin malam angin akan terasa semakin kencang.
***
Revan menunggu Sifa yang masih betah dengan aktifitasnya di kamar mandi, ia pun sedang fokus pada ponsel di hadapannya membalas pesan dari rumah sakit terkait pasien-pasien ciliknya.
Tidak lama terdengar pintu kamar mandi terbuka.
Klek
Sifa keluar kamar mandi dengan piyama dan rambut yang masih ditutup handuk, Revan menoleh sekilas.
" Lama banget di kamar mandi " ucap Revan tanpa menoleh ke arah Sifa.
" Gerah Mas.. " balas Sifa singkat lalu duduk di depan meja rias.
" Nanti juga gerah lagi " susul Revan.
" Ih apaan sih " Sifa sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Revan lalu menyimpan ponselnya di atas nakas, ia beranjak dari duduknya menghampiri Sifa.
Sifa melihat Revan tersenyum mendekati dari cermin di hadapannya.
" Mau ngapain kamu Mas ? " tanya Sifa langsung menoleh ke arah Revan.
Revan lalu membuka laci meja rias disana tersedia alat pengering rambut, Revan mengambilnya.
" Pake ini " Revan menyerahkan alat pengering rambut ke Sifa.
" Oh.. Mhh.. Makasih " ucap Sifa meraih alat pengering rambut dari tangan Revan.
" Kamu itu jangan su'udzon sama suami " susul Revan, berjalan melewati Sifa.
Sifa hanya memandang kemana arah perginya Revan.
" Gak usah merhatiin aku gitu, aku mau mandi, kamu mau ikut mandi lagi " ucap Revan sadar jika ia sedang di perhatikan oleh istrinya.
" Enggak " balas Sifa singkat menggelengkan kepalanya lalu ia mencolokkan alat pengering rambut ke colokan listrik yang berada tidak jauh dari meja rias.
Saat Sifa sedang asyik mengeringkan rambutnya dan Revan berada di kamar mandi tiba-tiba ponselnya berdering.
Ia menghentikan aktifitasnya lalu berjalan mengambil ponsel yang ia simpan di dalam tas. Setelah melihat siapa yang menghubunginya ia langsung menggeser tombol hijau pada layar ponselnya.
Sifa : " Iya Ma "
Bu Ratna : " Mau makan malam dimana ? Mau ke restoran atau diantar ke kamar ? "
Sifa : " Euh Mas Revan nya masih mandi Ma, nanti Sifa kabari kalo Mas Revan udah selesai mandi ya "
Bu Ratna : " Ya sudah kalau gitu "
Klik
Sambungan telepon di tutup.
Sifa kembali dengan aktifitasnya untuk mengeringkan rambut, tidak lama Revan keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk kimono dan rambut yang masih basah, Sifa pura-pura saat Revan menghampiri sambil mengeringkan rambutnya, disaat yang bersamaan terdengar bel kamar nya berbunyi.
" Mas.. Itu siapa ? " tanya Sifa menoleh ke arah Revan.
" Tunggu, biar aku yang buka " jawab Revan berjalan membuka pintu kamar.
Saat pintu sudah terbuka Bu Ratna sudah berdiri dibalik pintu. Bu Ratna melihat anak semata wayangnya dengan tatapan menyelidik dari atas hingga bawah.
" Kamu baru selesai mandi ? " tanya Bu Ratna.
" Iya Ma " balas Revan yang masih sibuk dengan handuknya.
" Sifa mana ? "
" Itu.. " Revan sedikit menggeser tubuhnya agar Sifa terlihat oleh Mama nya.
Bu Ratna melihat menantunya duduk di depan cermin sambil mengeringkan rambutnya. Bu Ratna melengkungkan kedua ujung bibirnya menampakan deretan gigi yang terlihat rapi.
" Kenapa Ma ? " tanya Revan heran.
" Euu nggak, tadinya Mama mau ajak makan malam, ke bawah, tapi lebih baik makan malam kalian anter aja ke kamar ya " jawab Bu Ratna masih dengan wajah yang terlihat sumringah.
" Ya udah deh kalo gitu "
" Oke.. "
Revan akan kembali menutup pintunya namun kembali di cegah oleh Mama nya.
" Eh Mas.. Mas.. "
" Apa lagi Ma ? " tanya Revan.
" Semoga sukses ya.. " bisik Bu Ratna menggoda Putranya.
Revan yang heran, hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tidak lama Pak Tony keluar dari kamar yang berada di depannya.
" Gimana Ma ? Mas kok kamu masih pake.... " Pak Tony tidak melanjutkan ucapan nya karena dipotong oleh istrinya.
" Udah Pa.. makan malam mereka diantar aja, kita aja yang makan malam di restoran, mengingat masa-masa muda kita dulu Pa.. " balas Bu Ratna menggandeng suaminya.
" Oh gitu, ya sudah "
Saat kedua orang tuanya sudah melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba-tiba Revan membalas untuk menjahili kedua orang tuanya.
" Ma.. Revan udah gak mau punya adik ya.. Mau nya sekarang punya anak " ucap Revan lalu ia masuk kedalam kamar kembali menutup pintunya.
Bu Ratna dan Pak Tony hanya tertawa melihat tingkah anaknya.
" Revan ada-ada aja.. Yang jelas kita nunggu cucu dari dia ya Ma.. " ucap Pak Tony.
" Ya itu makanya, biarin aja mereka jangan diganggu "
Kedua mertua Sifa memang sudah sangat menginginkan cucu, namun mereka juga tidak bisa egois, lagipula Sifa belum selesai kuliah biarkan semua berjalan mengalir seperti air. Dengan ia melihat hubungan Sifa dan Revan membaik dan menghangat pun itu sudah membuat mereka berdua bahagia.
🌺🌺🌺
Jangan lupa dukung author dengan vote, like dan komennya ya.. ♥️