NovelToon NovelToon
Harapan Baru

Harapan Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Penyelamat
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Big.Flowers99

Seorang gadis muda, reinkarnasi dari seorang Assassin terhebat di masanya terdahulu. Gadis tersebut tidak menyadari bahwa ia adalah reinkarnasi Assassin tersebut.

Ia menjalani hidupnya dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya, ia bertemu dengan seorang wanita dewasa yang ternyata adalah mentor Assassin itu. Wanita ini sudah hidup beratus-ratus tahun lamanya hanya untuk bertemu dengan gadis ini dan akan melatihnya sampai gadis itu siap menghadapi lawannya sendirian karena perlu diketahui, gadis muda itu adalah reinkarnasi terakhir dari Assassin itu.


Tugasnya adalah mencegah lawannya yang juga bereinkarnasi sampai masa di mana gadis itu hidup. Lawannya berencana menguasai suatu pemerintahan di kotanya dengan cara yang kotor.

Ternyata tugasnya tidak hanya itu saja. Ia juga menanggung nasib dunia.
Nasib dunia berada di tangannya.

Mampukah dia menyelamatkan dunianya? Atau dunianya harus punah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Big.Flowers99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dukungan

"Kapan dia akan bangun, Master??"

"Bisakah kamu jangan panggil aku Master?? Bagaimana kalau dia dengar??"

"Oh, maaf Ibu Arumi."

"Sudah lima hari dia belum bangun. Begitu juga dengan bibinya. Ohh... Apa yang akan aku katakan pada Mirage di alam sana nanti??"

"Tenanglah, Sensei. Dia pasti akan siuman."

"Kamu juga. Jangan panggil aku Sensei. Aku sedang tidak menyamar sebagai The Ghost."

"Iya iya, maaf. Aku tidak ingat akan hal itu, Sensei. Maksudku, Nyonya. Eh Ibu."

"Sudah malam juga, kan?? Kenapa belum siuman juga??"

Nathalia menggerak-gerakkan kepalanya lalu membuka matanya perlahan-lahan. Pandangannya sedikit kabur. Nathalia terkejut melihat ada sosok The Ghost dan tiga orang lainnya sedang berdiri mengelilinginya. Matanya mulai berkedip-kedip. Kemudian, pandangannya sudah jelas kembali.

"Ibu..."

Nathalia merasakan tubuhnya sangat lemas sekali. Bahkan untuk bersuara saja, ia hanya mampu bersuara lirih. Nathalia sedikit menyunggingkan senyuman tatkala ia melihat ada Arumi di sampingnya.

"Oh, Nathalia. Kamu sudah bangun??" Tanya Arumi yang mendengar suara lirih Nathalia. Nathalia menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Syukurlah. Lega sekali," kata Arumi dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bibi.... Nick... Dimana??" Tanya Nathalia sembari bola matanya melihat sekelilingnya.

"Mereka berdua sedang dirawat. Ruangannya ada di depan," jawab X.

"Bagaimana keadaannya?? Aku... Aku ingin memeriksanya," kata Nathalia hendak bangkit namun dicegah oleh Arumi.

"Jangan bergerak dulu, Nathalia. Kondisimu belum pulih sepenuhnya," kata Arumi sembari menidurkan Nathalia kembali.

"Tetapi, aku ingin memeriksa keadaannya," kata Nathalia yang sudah terbaring lagi.

"Dia akan baik-baik saja," kata Arumi sembari tersenyum dan mengelus kepala Nathalia dengan penuh kasih sayang. Nathalia mengangguk saja.

Kemudian, Arumi mengajak ketiga muridnya untuk keluar ruangan dan membiarkan Nathalia istirahat.

Saat di luar, mereka berempat berpapasan dengan dokter yang baru saja keluar dari ruangan Anne dirawat.

"Bagaimana perkembangannya??" Tanya Arumi kepada dokter.

"Belum siuman. Detak jantungnya juga lemah," jawab dokter sembari menggelengkan kepalanya.

"Sampai kapan kira-kira mereka akan siuman, Dok??" Tanya Arumi lagi.

"Tidak dapat diperkirakan. Kami akan tetap melakukan yang terbaik di sini. Harapannya, tentu mereka akan siuman lebih cepat," jawan dokter sembari tersenyum lalu ia pamit pergi.

Arumi menatap ketiga muridnya. Ketiganya paham dengan tatapannya. Ia pasti bingung menjelaskan hal ini kepada Nathalia, mengingat kondisi Nathalia yang baru siuman, Arumi kuatir dengan adanya kabar ini akan memperburuk keadaannya. Arumi mengajak mereka bertiga untuk makan terlebih dahulu sambil memikirkan bagaimana cara memberitahukan kepada Nathalia.

Di sisi lain, Nathalia tidak sengaja mendengar kabar tersebut. Ia terduduk. Pandangannya memandangi ruangan Anne dan Nick dirawat, tepat di depan ruangannya. Kepalanya tertunduk. Ada air mata yang menetes membasahi selimutnya.

Di lain tempat, Arumi dan ketiga muridnya sedang makan di kantin rumah sakit. Mereka berempat berdiskusi tentang kondisi Anne dan Nick serta bagaimana cara menyampaikan kepada Nathalia.

"Tidak mungkin kita mengatakan yang sejujurnya, kan??" Tanya Arumi sembari meletakkan tangannya di dagunya.

"Jangan, Master. Aku takut hal itu memperburuk kondisinya," jawab X sambil menyantap roti lapis.

"Bisa-bisa, ia kembali pingsan lagi," tambah H. Al mengangguk sependapat dengan X dan H.

"Lalu, kita harus apa?? Berbohong dengan mengatakan bibinya baik-baik saja??" Tanya Arumi.

"Nanti saja kita pikirkan, Sensei," jawab H. Arumi mengangguk.

Pembahasan selanjutnya hanya mengenai tentang rencana Arumi yang akan melatih Nathalia saat suasana hatinya sudah membaik. Ketiga muridnya ingin membantu Arumi melatih Nathalia, namun Arumi menyuruh mereka mengawasi pergerakan Robert saja.

"Siapa itu, Sensei??" Tanya H sembari menunjuk seseorang yang sedang berjalan menghampiri mereka. Seorang gadis mungil, berkacamata, rambut bergelombang, Arumi mengenali siapa gadis itu.

"Dia putri pewaris Parvita. Temannya Nathalia," jawab Arumi sembari memperhatikan Caroline.

Tampak Caroline berbicara kepada perawat di sana. Sepertinya, ia menanyakan dimana Nathalia di rawat. Kemudian, Caroline melihat ke arah Arumi dan ketiga muridnya.

"Halo, ibu. Ibu atasan Nathalia, ya??" Tanya Caroline kepada Arumi.

"Iya, benar sekali."

"Oh, aku temannya. Dimana Nathalia di rawat, Bu??" Tanya Caroline.

"Di lantai dua. Kamu mau ke sana??" Tanya balik Arumi.

"Iya. Sekalian memberi hadiah kepadanya. Terimakasih, Bu." Caroline berpamitan kepada Arumi lalu pergi ke ruang Nathalia dirawat.

"Dia tidak bertanya ruang nomor berapa, Master??" Tanya X.

"Iya. Unik bukan??" Tanya balik Arumi.

"Aku takut dia akan membuka setiap pintu ruang perawatan di lantai dua, Sensei," kata H. Arumi tersenyum geli mendengarnya.

Kemudian, Arumi mengajak mereka kembali ke ruang rawat Nathalia, sekaligus memeriksa kondisinya dan Anne serta Nick.

Baru saja hendak naik tangga menuju lantai dua, Arumi dikejutkan dengan kedatangan Caroline yang berlari-larian ke bawah.

"Ibu!! Nathalia tidak ada di kamarnya!!" Serunya dari atas sembari berlari menghampiri Arumi.

Arumi mengernyitkan dahinya. Kemanakah Nathalia?

"Sudah ketemu ruangannya??" Tanya H kepada Caroline.

"Sudah. Aku bertanya ke perawat di sana. Kami berdua masuk ke ruang rawatnya, ternyata di dalam tidak ada Nathalia. Aku bergegas ke bawah, ingin memberi tahu kalian. Perawat di sana juga menghubungi petugas rumah sakit," jelas Caroline.

Arumi membaca pikirannya, tidak ada kebohongan dari Caroline. Didukung oleh beberapa petugas yang mencari-cari seorang pasien dan menyebut nama Nathalia Tavisha.

Tanpa basa-basi lagi, Arumi berlari menuju ruang rawat Nathalia. Caroline dan ketiga muridnya menyusul Arumi.

Sampai di ruang rawat, Arumi tidak melihat keberadaan Nathalia di dalam.

"Ayo, kita coba cari di luar," ajak Caroline. Arumi memberi kode kepada ketiga muridnya untuk mengikuti Caroline.

Sementara Arumi sendiri, berjalan masuk ke dalam ruang rawat. Ia berusaha mencari-cari petunjuk, mungkin Nathalia diculik oleh seseorang, dugaannya. Namun, ternyata salah. Tidak ada tanda-tanda Nathalia diculik. Arumi yakin bahwa Nathalia melarikan diri. Akan tetapi, kemana?

Arumi keluar dari ruang rawat. Ia celingukan sembari mendengar beberapa petugas rumah sakit yang mencari-cari Nathalia di luar. Tiba-tiba, Arumi mendapat insting yang mengatakan bahwa Nathalia sedang berada di atas atap rumah sakit.

Keibuan Arumi muncul. Seketika perasaannya menjadi kuatir terhadap Nathalia. Bahkan, Arumi tidak dapat berpikir jernih dan positif.

Apa yang dilakukannya di atas sana?? Mencoba bunuh diri??

Tanpa banyak berpikir, Arumi berlari menuju atas atap. Awalnya, ia hendak melompat dari jendela lalu dengan pistol katrolnya, ia akan naik ke atas. Namun saat melihat suasana di bawah, ternyata sangat ramai. Tidak mungkin Arumi melakukan aksinya itu. Akan menjadi perhatian banyak orang. Akhirnya, Arumi menaiki lift.

Di dalam lift, Arumi merasa cemas. Beberapa kali ia melihat layar di atas pintu lift yang menunjukkan sedang di lantai berapa. Arumi ingin cepat-cepat sampai ke atas atap.

Lebih cepat aku pakai katrol daripada naik lift.

Beberapa menit kemudian, lift sudah tiba di atas atap. Baru saja pintu terbuka sedikit, Arumi langsung menerobos keluar. Ia tidak mau membuang-buang waktu. Tidak terpikirkan olehnya tentang akibat ulahnya yang bisa saja menyebabkan pintu lift rusak. Yang dia pikirkan sekarang adalah keselamatan Nathalia.

Saat di luar, Arumi celingukan mencari-cari Nathalia. Lalu saat menoleh ke arah kirinya, ia melihat ada Nathalia yang masih mengenakan pakaian pasien sedang duduk di pinggir sisi gedung.

"Nathalia!!" Serunya sembari berlari menghampiri Nathalia.

Nathalia menoleh ke belakang dan melihat ada seseorang yang berlari ke arahnya. Dalam penglihatannya, ia melihat sosok tersebut sebagai The Ghost. Merasa tidak yakin, Nathalia memejamkan matanya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Saat membuka matanya kembali, rupanya sosok tersebut adalah Arumi. Nathalia tersenyum.

"Nathalia, kenapa kamu tidak di kamarmu??" Tanya Arumi saat sudah dekat dengan Nathalia.

"Aku hanya ingin menikmati angin saja," jawab Nathalia.

"Angin malam?? Itu tidak baik untuk kesehatan kamu," kata Arumi menasihati sembari duduk di samping Nathalia.

"Iya, Bu. Aku tau itu. Hanya mencari ketenangan saja," tanggap Nathalia. Arumi menghela nafasnya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan sekarang??" Tanya Arumi.

Nathalia tidak menjawab. Ada air mata yang mengalir di pipinya. Nathalia sadar akan hal itu lalu mengusap pipinya. Arumi mencoba menenangkannya dengan cara mengusap kepala Nathalia lalu ia sandarkan ke dadanya. Terdengar isakan tangis dari Nathalia.

Kemudian, Nathalia menceritakan tentang catatan yang ia temukan di The Secret kepada Arumi. Nathalia juga menceritakan tentang kejadian saat ia datang ke rumah Anne yang sudah dalam keadaan porak-poranda. Saat masuk ke dalam, Nathalia menemukan Anne dan Nick dalam keadaan tak sadarkan diri. Nathalia sangat marah sekali karena menyangka mereka berdua telah tiada. Ia berteriak sejadi-jadinya. Seketika, penglihatannya menjadi gelap. Hanya dapat mendengar suara-suara, yaitu suara orang yang berbicara kepadanya.

Saat Arumi menanyakan kepada Nathalia orang tersebut berbicara apa, Nathalia tidak mengingatnya. Hanya sepatah kata saja yang dia ingat, yaitu 'Selamat ulangtahun, Nak'.

Setelah itu, ia merasakan seperti tubuhnya bergerak sendiri. Ada bunyi pedang yang saling beradu. Kejadian tersebut berlangsung lumayan lama, sampai akhirnya penglihatan Nathalia kembali normal. Namun, hal itu dikuti dengan rasa sakit di dadanya. Jantungnya berdetak kencang. Pandangannya menjadi kabur dan perlahan-lahan menjadi gelap lalu tak ingat lagi sampai ia terbangun di rumah sakit.

Arumi mengangguk pelan, menanggapi cerita Nathalia.

"Di dalam catatan itu, aku adalah penentu takdir dunia. Harapan baru bagi dunia ini. Artinya, aku adalah penyelamat dunia. Tetapi, bagaimana mau menyelamatkan dunia?? Menyelamatkan keluargaku saja aku tidak bisa," kata Nathalia.

"Jika memang keluargamu tidak dapat diselamatkan, ada harapan untuk menyelamatkan dunia, Nathalia. Tetaplah optimis. Yang dekat memang tidak bisa kamu gapai, akan tetapi yang jauh tidak menutup kemungkinan dapat digapai olehmu. Artinya, mungkin kamu tidak bisa menyelamatkan keluargamu, akan tetapi kamu bisa membayarnya dengan menyelamatkan duniamu," kata Arumi menasihati.

"Benarkah seperti itu??" Tanya Nathalia sembari menatap Arumi dengan mata yang berkaca-kaca.

"Iya, Nathalia. Percayalah. Jika memang catatan itu mengatakan kamu adalah harapan dunia, wujudkanlah takdir itu," kata Arumi memberi semangat.

"Apa ibu tau, siapa yang menulis catatan itu??" Tanya Nathalia.

"Entah. Mungkin pendahulumu?? Nenek moyangmu?? Bisa jadi, kan??" Kata Arumi menebak-nebak.

Nathalia hanya terdiam sejenak. Arumi merasa kasihan dengannya. Lalu ia terpikirkan sesuatu. Arumi mencoba menyanyikan sebuah lagu dengan irama yang lembut dan teratur sembari mengusap-usap kepala Nathalia.

Lambat laun, layaknya seorang anak yang sedang dinyanyikan oleh ibunya, Nathalia tertidur pulas. Arumi baru menyadari hal itu saat selesai bernyanyi.

Dia malah tidur. Suaraku bagus atau tidak, ya?? Dia tidur karena tidak ingin mendengarkan suaraku yang jelek atau memang mengantuk??

Braakk...

"Haah... Haah... Huuuh..haah..."

Arumi menoleh ke belakang dengan cepat sembari menyiapkan belatinya. Arumi menduga ada seorang penjahat yang ingin menyakiti Nathalia. Namun saat diamati, Arumi mengenali orang tersebut.

Ahh, rupanya putri pewaris itu.

Arumi menggendong Nathalia di punggungnya lalu berjalan menghampiri Caroline yang tergeletak dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Hai, Nak. Apa yang terjadi?? Seperti usai lari maraton saja," tanya Arumi.

"Ohh ... Ibu...pemilik restoran..." Caroline bangkit terduduk lalu melihat Nathalia yang terkulai lemas di punggung Arumi.

"Apa dia tidur??" Tanya Caroline lirih.

"Iya. Baru saja," jawab Arumi.

"Hmmhh... Aku baru saja ingin menyampaikan kabar gembira," kata Caroline sembari memanyunkan bibirnya dan membetulkan posisi kacamatanya.

"Apa itu??"

Caroline membisikkan sesuatu ke telinga Arumi.

"Benarkah??!"

"Ih, ibu. Bisa pelan-pelan?? Nathalia bisa bangun," kata Caroline memperingatkan.

"Oh iya. Aku hanya merasa senang dengan kabar itu. Sayangnya saja dia tidur. Lalu, kenapa kamu ke sini dengan terengah-engah??" Tanya Arumi.

"Aku tadi lari menaiki tangga. Dapat kabar dari teman ibu katanya ibu ada di atas sini. Pas aku mau naik lift, malah mati. Ya sudah. Aku naik tangga saja sambil berlari-lari," jelas Caroline. Ia menjelaskannya dengan mempraktekkan setiap kegiatan yang dilakukannya tadi.

"Ada-ada saja," kata Arumi sembari tersenyum melihat tingkah Caroline yang seperti anak kecil.

Dan memang tubuhnya masih kecil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!