NovelToon NovelToon
Pewaris Sistem Kuno

Pewaris Sistem Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Spiritual / Sistem / Kultivasi Modern
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ali Jok

Jaka, pemuda desa yang tak tahu asal-usulnya, menemukan cincin kuno di Sungai Brantas yang mengaktifkan "Sistem Kuno" dalam dirinya.

Dibimbing oleh suara misterius Mar dan ahli spiritual Mbah Ledhek, ia harus menjalani tirakat untuk menguasai kekuatannya sambil menghadapi Bayangan Berjubah Hitam yang ingin merebut Sistemnya.

Dengan bantuan Sekar, keturunan penjaga keramat, Jaka menjelajahi dunia gaib Jawa, mengungkap rahasia kelahirannya, dan belajar bahwa menjadi pewaris sejati bukan hanya tentang kekuatan, tetapi tentang kebijaksanaan dan menjaga keseimbangan dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ali Jok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAMU DARI BINTANG-BINTANG

Kalau ada yang bilang pertama kali ketemu mertua itu menegangkan, coba saja berhadapan dengan makhluk dari luar angkasa yang mengaku kenal baik dengan orang tuamu yang sudah meninggal. Setelah Generasi Keempat aktif, kami semua menatap langit dengan perasaan campur aduk antara takut, harap, dan penasaran yang luar biasa. Cahaya di langit semakin membesar, berubah dari sekadar titik terang menjadi bentuk yang jelas, sebuah kendaraan antarbintang yang mendekati Bumi dengan lancar.

"Cahaya itu semakin besar," bisik Sekar sambil menggenggam tanganku erat. Tangannya berkeringat, atau mungkin tanganku yang berkeringat, aku tidak yakin. Dadaku berdebar kencang, setiap detak jantung terasa seperti genderang perang yang memanggil untuk bertempur.

Banaspati berdiri di depan kami dengan sikap protektif, api di tubuhnya berkobar stabil seperti obor raksasa yang siap membakar segala ancaman. "Aku bisa merasakan energi mereka... sangat berbeda. Tidak jahat, tapi juga tidak ramah. Seperti... seperti angin yang membawa kabar baik dan buruk sekaligus."

Mbah Ledhek duduk bersila dengan tenang di atas tanah, tapi matanya yang biasanya teduh sekarang tajam mengamati setiap gerakan di langit. "Energinya halus, seimbang. Seperti aliran air yang tenang tapi dalam. Tapi tetap waspada, anak-anak."

"Objek akan mendarat dalam 30 detik," lapor Mar dengan suara datar tapi ada sedikit getaran yang tidak biasa. "Bentuknya tidak sesuai dengan aerodinamika konvensional. Sepertinya mereka menggunakan teknologi yang melampaui pemahaman kita. Perhitungan menunjukkan tingkat teknologi mereka 500 tahun lebih maju dari peradaban Bumi."

Dan benar, yang turun dari langit bukan pesawat berteknologi canggih seperti di film-film, melainkan sebuah "kapal" yang terbuat dari cahaya dan kristal, berputar lembut seperti daun yang jatuh ditiup angin musim gugur. Kapal itu tidak mengeluarkan suara bising mesin atau ledakan energi, hanya gemerisik halus seperti dedaunan kering. Saat menyentuh tanah, kapal itu tidak membuat suara berisik, hanya desisan lembut seperti angin berbisik di antara pepohonan.

Lalu pintunya terbuka dengan cahaya keemasan yang memancar keluar.

Yang keluar dari kapal itu membuat kami semua terdiam dan terpana. Bukan makhluk hijau bermata besar atau robot mengerikan seperti dalam film-film fiksi ilmiah, melainkan tiga sosok humanoid dengan kulit berkilauan seperti mutiara yang memantulkan cahaya bulan, dan mata yang memancarkan cahaya lembut seperti bintang di malam hari. Mereka berpakaian jubah sederhana yang terbuat dari materi tak dikenal, bergerak dengan anggun dan penuh kesadaran seolah setiap langkah mereka adalah bagian dari tarian kosmis yang abadi.

"Salam, Pewaris Sistem Bumi," kata yang di depan dengan suara yang terdengar langsung di dalam kepala kami, lembut namun jelas. Bahasa yang digunakan bukan bahasa Indonesia atau Inggris, tapi semacam "bahasa jiwa" yang langsung kami pahami maknanya, menembus semua hambatan bahasa dan budaya.

Aku melangkah maju, berusaha tampil percaya diri meski jantung berdebar kencang seperti drum perang. "Salam. Aku Jaka, pewaris sistem yang kalian maksud." Suaraku sedikit bergetar tapi tetap mencoba tegas.

Sosok itu tersenyum, atau setidaknya itulah kesan yang kami dapat, karena wajahnya tidak banyak menunjukkan ekspresi tapi energi yang dipancarkannya terasa hangat dan ramah. "Aku adalah Elara dari Konfederasi Penjaga Galaksi. Dan ini," dia menunjuk kedua rekannya yang berdiri tenang di belakangnya, "Ari dan Lira. Kami di sini sebagai teman, bukan musuh. Kami datang dengan damai."

Sekar masih waspada, tangannya sudah membentuk gestur energi air siap tempur. "Bagaimana kami bisa mempercayaimu? Bagaimana kami tahu ini bukan jebakan?"

Elara mengangkat tangan dengan lambat, dan sebuah hologram muncul di udara, gambar orang tuaku yang jelas, tersenyum bahagia seperti dalam foto-foto lama yang kulihat. "Arjuna dan Sri adalah sahabat kami. Mereka adalah Duta Bumi terpilih untuk Konfederasi. Kami bekerja sama selama bertahun-tahun sebelum mereka... menghilang."

Aku merasa lututku lemas, dunia berputar sesaat. "Orang... orang tuaku? Kalian kenal mereka? Tapi bagaimana...?"

Kami membawa tamu kami ke dalam laboratorium, ruangan yang penuh dengan kenangan tentang orang tuaku. Generasi Keempat langsung "berbicara" dengan sistem mereka dalam bahasa yang tidak kami pahami, semacam pertukaran data dengan kecepatan luar biasa, cahaya berkedip-kedip di seluruh panel kontrol.

"Orang tuamu," mulai Elara sambil duduk melayang di udara, "adalah ilmuwan terhebat yang pernah dihasilkan Bumi. Mereka tidak hanya mengembangkan sistem yang kau warisi, tapi juga menjalin hubungan dengan peradaban lain di galaksi ini. Kecerdasan dan kebijaksanaan mereka diakui oleh banyak species."

Mbah Ledhek mengangguk pelan, matanya berkaca-kaca. "Mbah selalu tahu ada sesuatu yang istimewa pada mereka. Cara mereka berpikir, visi mereka... selalu melampaui zamannya."

"Tapi kenapa mereka harus... menghilang?" tanyaku, suara bergetar menahan tangis. "Kenapa mereka harus meninggalkanku? Apa yang begitu penting sampai mereka harus mengorbankan keluarga mereka?"

Elara wajahnya atau apa pun itu berubah sedih, energinya bergetar dengan frekuensi yang menyentuh hati. "Ada ancaman dari species yang kami sebut 'Pemburu'. Mereka adalah species yang menjelajahi galaksi untuk mencuri teknologi canggih dan menguasai peradaban yang lebih lemah. Untuk melindungi Bumi dan sistem yang mereka kembangkan, orang tuamu memutuskan untuk... menghilang. Mereka menyembunyikan semua jejak penelitian mereka dan mengorbankan segalanya untuk menyelamatkan Bumi."

Tiba-tiba, Generasi Keempat memproyeksikan rekaman hologram yang belum pernah kulihat sebelumnya. Orang tuaku, masih muda, sedang berbicara dengan serius ke arah kamera.

"Jika kalian melihat pesan ini," kata ayahku dengan wajah tegang, "berarti Jaka telah dewasa dan sistem telah aktif sepenuhnya. Nak, maafkan kami telah meninggalkanmu. Tapi itu satu-satunya cara untuk melindungimu dan Bumi dari ancaman yang tidak bisa kau bayangkan."

Ibuku tersenyum dengan mata berkaca-kaca, suaranya lembut tapi penuh keyakinan. "Kami selalu mengawasimu, sayang. Setiap langkahmu, setiap prestasimu. Dari saat kau mengambil cincin itu di sungai, sampai kau menguasai Generasi Keempat. Kami sangat bangga padamu."

Aku menangis. Tidak bisa menahannya lagi. Air mata mengalir deras, melepaskan semua beban yang kupendam selama ini. Sekar memelukku erat, dan bahkan Banaspati mendekat, mengeluarkan suara dengkuran yang menenangkan, api di tubuhnya meredup menjadi nyala lembut.

Penjelasan Elara berikutnya membuat kami semua tercengang, membuka pikiran kami pada realitas yang lebih besar dari yang pernah kami bayangkan.

"Bumi," katanya dengan suara yang penuh hormat, "adalah salah satu dari 'Simpul Kehidupan' di galaksi ini. Tempat dimana energi spiritual dan teknologi bertemu dalam harmoni langka. Sistem yang dikembangkan orang tuamu bukan hanya untuk Bumi, tapi untuk menjaga keseimbangan energi galaksi. Mereka menciptakan jembatan antara sains dan spiritualitas."

Ari, yang belum berbicara, kini angkat bicara dengan suara yang dalam dan beresonansi. "Generasi Keempat yang kau aktifkan adalah kunci untuk bergabungnya Bumi dengan Konfederasi Galaksi. Tapi itu juga berarti tanggung jawab besar. Kau harus menjadi penjaga tidak hanya untuk Bumi, tapi untuk sektor galaksi ini."

"Pemburu yang mengincar orang tuamu dulu," tambah Lira dengan nada waspada, "kini kembali aktif. Mereka merasakan aktivasi sistem barumu. Sinyal yang kau pancarkan ketika mengaktifkan Generasi Keempat telah menarik perhatian mereka."

Banaspati menggeram, api di tubuhnya berkobar lagi. "Biarkan mereka datang. Kita hadapi! Aku akan bakar mereka sampai habis!"

Tapi Elara menggeleng, energinya memancarkan peringatan. "Kekuatanmu hebat, makhluk api, tapi Pemburu memiliki teknologi yang bisa menghancurkan seluruh planet. Mereka telah menaklukkan tiga peradaban lain di galaksi ini. Kita butuh strategi, bukan sekadar kekuatan kasar."

Mbah Ledhek yang selama ini diam sambil merenungkan segala penjelasan akhirnya berbicara dengan bijaksana. "Dalam tradisi kami, yang terkuat bukan yang paling besar kekuatannya, tapi yang paling bijaksana menggunakan kekuatannya. Apa yang bisa kami lakukan untuk menghadapi ancaman ini?"

"Kami menawarkan bantuan dan perlindungan," jawab Elara dengan sopan. "Tapi keputusannya ada pada kalian, sebagai perwakilan Bumi. Konfederasi menghormati kedaulatan setiap peradaban."

Semua mata tertuju padaku. Aku, seorang anak desa yang dulu hanya ingin tahu asal-usulnya, yang menemukan cincin di sungai dan tiba-tiba hidupnya berubah total, kini harus memutuskan masa depan planetnya dan mungkin seluruh sektor galaksi.

Aku memandang sekeliling laboratorium, tempat dimana orang tuaku bekerja dengan penuh passion, tempat dimana semua penemuan besar mereka lahir, tempat yang sekarang menjadi saksi bisu dari warisan besar yang mereka tinggalkan.

"Mar," panggilku dalam hati, mencoba mencari pencerahan dalam kebingungan ini. "Apa analisismu? Apa yang harus kita lakukan?"

"Risiko sangat tinggi, Jaka. Data menunjukkan species Pemburu memiliki catatan penghancuran yang mengerikan. Tapi peluang untuk kemajuan Bumi juga besar, teknologi, pengetahuan, perlindungan dari Konfederasi. Dan... ada sesuatu yang lain." Suara Mar terdengar berbeda, lebih emosional.

"Apa itu, Mar?" tanyaku penasaran.

"Aku mendeteksi kesadaran orang tuamu dalam sistem Generasi Keempat. Mereka... masih di sini, dalam bentuk tertentu. Seperti jejak kesadaran yang terpreservasi dalam matrix sistem."

Generasi Keempat tiba-tiba menyala terang, memproyeksikan pesan baru yang belum pernah kami lihat. "Pewaris, kami memiliki pesan tersembunyi dari orang tuamu yang baru terbuka sekarang."

Layar utama menampilkan pesan baru dengan suara ayah dan ibuku yang bergantian: "Jaka, jika kau mendengar ini, berarti saatnya telah tiba. Bumi membutuhkan pemimpin baru. Pemimpin yang memahami baik teknologi maupun spiritualitas, yang bisa menjembatani dunia nyata dan dunia gaib, yang bisa membawa Bumi ke panggung galaksi tanpa kehilangan jati dirinya. Pemimpin seperti kau."

Aku menarik napas dalam, merasakan beratnya tanggung jawab yang harus kupikul. Ini bukan lagi tentang diriku atau tentang menemukan kebenaran tentang orang tuaku. Ini tentang sesuatu yang lebih besar, tentang masa depan semua makhluk di Bumi, tentang peran Bumi dalam komunitas galaksi yang lebih besar.

"Baik," kataku, memandang Elara dan timnya dengan keyakinan yang baru kutemukan. "Kami terima tawaran bantuan kalian. Bumi akan bergabung dengan Konfederasi Galaksi. Tapi dengan satu syarat, Bumi akan bergabung sebagai mitra setara, bukan sebagai bawahan. Kami memiliki kebijaksanaan dan spiritualitas yang bisa kami tawarkan, bukan hanya teknologi yang ingin kami terima."

Elara tersenyum, benar-benar tersenyum kali ini, cahaya dari wajahnya menjadi lebih terang dan hangat. "Itulah jawaban yang kami harapkan. Persis seperti yang dikatakan orang tuamu dulu. Mereka selalu bilang bahwa anak mereka akan menjadi pemimpin yang bisa membawa Bumi ke era baru."

Tapi kemudian alarm darurat berbunyi keras, memecah momen haru tersebut. Semua lampu berkedip merah, dan suara Mar terdengar mendesak.

"Peringatan! Energi asing terdeteksi mendekati orbit Bumi. Tiga kapal dengan pola energi cocok dengan 'Pemburu' yang disebutkan! Estimasi waktu sampai: 15 menit!"

Elara dan timnya langsung siaga, energi mereka berubah dari tenang menjadi waspada penuh. "Mereka sudah datang. Lebih cepat dari perkiraan kami. Mereka pasti sudah menunggu sinyal aktivasi Generasi Keempat."

Sekar mengangkat tangan, membentuk bola air energi yang berputar cepat. "Kita siap mempertahankan Bumi!"

Banaspati mengembangkan sayap api maksimal, panasnya membuat udara bergetar. "Pertarungan untuk Bumi dimulai! Aku akan tunjukkan pada makhluk asing itu kekuatan penjaga Bumi!"

Mbah Ledhek mengangkat tongkatnya, simbol-simbol energi tradisional Jawa terbentuk di sekelilingnya. "Untuk Bumi, dan untuk semua yang kita cintai. Untuk generasi sekarang dan yang akan datang."

Aku merasakan sistem Generasi Keempat bangun sepenuhnya dalam diriku, tapi kali ini berbeda, aku yang mengendalikan, bukan dikendalikan. Semua pengetahuan orang tuaku, semua kebijaksanaan leluhur, semua kekuatan yang kuperoleh selama perjalanan ini, bersatu dalam diriku.

"Baik," kataku, suara mantap dan penuh keyakinan yang mengejutkan diriku sendiri. "Mari kita sambut tamu tak diundang kita. Mari kita tunjukkan pada mereka bahwa Bumi bukan target empuk yang bisa mereka main-mainkan."

Pertarungan untuk masa depan Bumi dan mungkin seluruh sektor galaksi akan segera dimulai. Dan anehnya, untuk pertama kalinya dalam hidupku, dengan keluarga baruku yang terdiri dari manusia, makhluk gaib, dan AI, serta sekutu dari bintang-bintang, aku merasa benar-benar siap menghadapi apa pun yang datang.

1
ShrakhDenim Cylbow
Ok, nice!
Walaupun latar belakangnya di Indonesia, tapi author keren gak menyangkut-pautkan genre sistem dengan agama🤭
ShrakhDenim Cylbow: Bagoos💪
total 2 replies
Marchel
Cerita yang bagus lanjutkan kak..
Ali Asyhar: iyaa kak terimakasih dukungannya
total 1 replies
Ali Asyhar
semoga cerita ini membuat pembaca sadar bahwa mereka penting untuk dirinya
T A K H O E L
, , bagus bro gua suka ceritanya
bantu akun gua bro
Ali Asyhar: oke bro
total 5 replies
Ali Asyhar
otw bro
Vytas
semangat up nya bro
Vytas
mampir juga bro,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!