Menjerat Calon Paman Tiri

Mansion Soler tampak sepi di malam hari. Hanya ada cahaya lampu yang terang di setiap koridor, namun tak ada kegiatan yang tampak dilakukan di setiap ruangannya. Sungguh sepi sekali. Hunian mewah yang sangat sunyi.

Di kamar utama, dengan luas empat kali ruangan kamar VVIP di hotel bintang lima. Kinan berjalan perlahan mendekati suaminya yang sedang memegang gelas anggur dan berdiri menatap kediamannya yang begitu besar itu dengan tatapan sendu.

"Belum ada kabar dari Samuel?" tanya Kinan.

Antonio meletakkan gelas itu di atas pagar pembatas yang tebalnya saja dua kali pagar pembatas biasa.

"Menurutmu apa Samuel memang melarikan diri dari pernikahan dengan Vivi?" tanya balik Antonio.

Pria itu sejak tadi memang sangat gelisah. Mansion Soler begitu besar. Dia membangunkannya dengan segala kemudahan dan kemewahan untuk anak dan istrinya. Tapi beberapa waktu ini, anaknya bahkan tinggal di tempat lain karena tiga tahun ini, sejak mengenal Vivi dan Susan. Dua wanita itu kerap berkunjung, sepertinya Samuel tidak nyaman.

Dan mendengar apa yang dikatakan suaminya. Kinan mulai merasa tidak tenang.

"Suamiku, kenapa bicara seperti itu? Samuel sudah setuju..."

"Itu karena dia tidak ingin kamu kenapa-kenapa Kinan. Setelah kamu lewat masa kritis dan sadar. Dia pergi. Dan selama tiga tahun ini, dia memilih tinggal di villa pribadinya, atau di apartemen pribadinya. Menurutmu kenapa?" tanya Antonio.

Kinan terdiam.

"Tadi pagi aku mendapatkan laporan dari perusahaan. Calon menantu kesayanganmu itu membuat keributan di perusahaan! sepertinya sifat aslinya sudah mulai terlihat, saat dia akan menjadi nyonya muda keluarga Soler!"

"Suamiku, kenapa bilang begitu? Vivi itu wanita yang baik. Dia sangat mencintai Samuel. Hanya dia yang akan mampu menerima kekurangan Samuel" Kinan masih berusaha membela Vivi.

"Kalau hanya menerima kekurangannya, lalu bagaimana kelanjutan keluarga Soler ke depannya? rumah ini sangat sepi Kinan. Jika Samuel menikah hanya untuk status. Lalu bagaimana dengan keluarga Soler?" tanya Antonio.

Kinan yang melihat suaminya untuk pertama kalinya membahas masalah ini merasa sangat sedih. Dia yang tidak mampu memberi anak lagi pada suaminya. Karena trauma paska persalinan. Suaminya juga tidak mau menikah lagi, lebih baik baginya kehilangan segalanya daripada kehilangan Kinan.

Tapi, dari cara bicara suaminya. Sepertinya Antonio ingin mengatakan sesuatu, tapi takut dirinya kenapa-kenapa.

"Sebenarnya kamu mau bilang apa, suamiku?" tanya Kinan.

Antonio menghela nafas panjang.

"Tuan Douglas bersama keluarganya sedang liburan di Jepang, Kinan" kata Antonio.

Dan ucapan suaminya itu membuat Kinan merasa semakin penasaran. Sebenarnya suaminya mau bilang apa. Kenapa membicarakan tuan Douglas dan keluarganya yang pergi liburan.

"Samuel ada di Jepang" tambah Antonio.

"Benarkah? kalau begitu cepat minta Billy menjemputnya. Pernikahannya tinggal tiga hari lagi!"

"Bersama seorang wanita"

Deg

Kinan merasa tidak percaya. Kinan sungguh cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh suaminya itu. Selama ini, mana pernah Samuel pergi ke luar negeri dengan seorang wanita. Baik itu perjalanan bisnis atau apapun.

"Tuan Douglas melihat Samuel mencium seorang wanita di bawah pohon sakura. Makanya ketika dia ingin menghampiri Samuel, dia mengurungkan niatnya. Tadi sore, setelah zoom meeting. Tuan Douglas menyampaikan hal ini secara pribadi padaku, karena aku mengundangnya untuk datang ke pernikahan Samuel tiga hari lagi" jelas Antonio.

Kinan masih berdiri diam di tempatnya. Rasanya sulit baginya mencerna semua kalimat yang dikatakan suaminya. Malah banyak membuatnya terkejut.

"Mungkin... mungkin saja tuan Douglas salah lihat? Samuel mencium seseorang? apakah itu mungkin? terakhir kali dari Jerman, dia bilang dokter ahli itu tidak bisa menyembuhkannya... hah, bukankah seharusnya aku senang anakku sembuh?" Kinan terlihat kebingungan.

Tapi yang jelas air matanya mengalir begitu saja. Tatapan matanya nanar, benar-benar terlihat seperti orang bingung dan tidak tahu harus apa.

Antonio tidak berani menyimpulkan apapun untuk saat ini. Kalimat terakhir yang dikatakan oleh tuan Douglas padanya, yang katanya bahkan melihat keduanya masuk ke dalam hotel mewah bersama sambil saling berpelukan membuat Antonio kurang yakin kalau itu putranya. Selama ini tidak ada laporan kalau dia dekat dengan wanita. Dan kalau sampai berjalan sambil berpelukan, berciuman di depan umum. Kelainan yang di derita Samuel juga membuat Antonio tidak yakin.

Antonio mengusap lembut lengan Kinan.

"Untuk memastikan, aku akan tanya Billy besok..."

"Aku ikut!" kata Kinan cepat.

Antonio mengangguk.

"Baiklah, sekarang kamu sebaiknya istirahat. Aku akan ambilkan obatmu!" kata Antonio.

Kinan mengangguk. Dan setelah Antonio pergi. Kinan terlihat semakin gelisah.

'Bukankah kalau anakku sembuh aku harusnya senang. Tapi bagaimana dengan pernikahan Samuel dengan Vivi?' batinnya gelisah.

**

Pagi-pagi sekali, Billy sangat terkejut dengan kedatangan kedua orang tua Samuel. Lengkap dengan asisten pribadi Antonio juga asisten pribadi Kinan.

'Pasti, ini pasti tuan dan nyonya besar ingin bertanya dimana tuan berada. Pernikahannya tinggal dua hari, sepertinya tuan memang tidak ada niat untuk pulang. Seharusnya mereka kembali kemarin. Tapi bahkan tuan tidak bisa di hubungi. Mungkin akan memperpanjang masa bulan madunya. Sekarang apa yang harus aku katakan pada tuan dan nyonya besar!' batin Billy agak gugup.

"Billy! kamu adalah orang yang paling dipercaya oleh Samuel. Bahkan apa yang kami berdua orang tuanya tidak tahu. Kamu pasti mengetahuinya kan?" tanya Antonio mengawali pembicaraan.

Billy langsung menjadi sangat canggung. Sepertinya kata-kata tuan besarnya itu terdengar layaknya pujian. Akan tetapi, Billy merasa seperti sedang di interogasi. Dia semakin yakin saja, kalau ujungnya nanti. Pasti kedua orang tua Samuel ini minta Billy memerintahkan pada mereka, dimana Samuel berada saat ini.

"Samuel ada di Jepang kan?" tanya Antonio lagi.

Mata Billy agak melebar.

'Hah, darimana tuan besar tahu? aku sudah mengawasi semua anak buahnya. Kalau begini, tuan pasti akan marah padaku. Kalau sampai tuan besar dan nyonya besar tahu tuan sudah menikah dan sedang bulan madu, habislah aku!' batin Billy yang sudah merasa ketar-ketir.

Dan dari reaksi Billy. Antonio semakin yakin, kalau anaknya memang ada di Jepang. Dan orang yang disebutkan oleh tuan Douglas itu adalah Samuel.

"Itu... tuan besar..."

"Samuel dengan siapa?" tanya Kinan yang sudah tidak bisa menahan diri sejak tadi sebenarnya.

Billy kembali melebarkan matanya.

'Eh, Nyonya besar bertanya. Bukankah artinya mereka tidak tahu kalau tuan pergi bersama nyonya Airin' batin Billy lagi.

"Billy, kamu adalah orang kepercayaan Samuel. Dia mau menikah..." Antonio memegang tangan Kinan, membuat wanita itu menjeda ucapannya.

"Apa Samuel sudah sembuh?" tanya Antonio yang membuat tatapan Billy beralih dari Kinan pada Antonio.

Billy masih mencoba mencerna semua yang terjadi di depannya.

'Tuan besar ini tahu atau tidak sih? sebenarnya tuan sudah menikah. Apa mungkin dia hanya tahu tuan ada di Jepang, tapi tidak tahu kalau tuan sudah menikah. Aku harus bicara apa?' batin Billy masih mencoba memikirkan jawaban yang baik agar tidak menjadi masalah untuk tuannya.

***

Bersambung...