Seorang gadis berusia tujuh belas tahun secara tak sengaja menyelamatkan nyawa seorang raja mafia yang dingin dan penuh bahaya. Bukannya jadi korban dalam pertarungan antargeng, ia malah jadi istri dari pria yang selama ini ditakuti banyak orang.
Gadis itu polos dan manis. Sedangkan pria itu tegas dan kuat, dan hampir sepuluh tahun lebih tua darinya. Tapi, ia tak kuasa menolak perasaan hangat yang gadis itu bawa ke dalam hidupnya.
Meski membenci dunia gelap yang pria itu jalani, ia tetap tertarik pada sosoknya yang dingin dan berbahaya.
Dan sejak saat itu, takdir mereka pun saling terikat—antara gadis menggemaskan dan raja mafia muda yang tak pernah belajar mencintai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon flowy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Warm kiss
Damien sebenarnya baru saja mewarisi perusahaan dari ayahnya, dan kini masalah besar langsung menimpa di awal masa kepemimpinannya.
Beberapa hari terakhir, ia benar-benar disibukkan dengan urusan internal perusahaan yang tak kunjung reda.
Kemitraan strategis yang selama ini terjalin dengan pihak tertentu, tiba-tiba dihentikan secara sepihak. Keputusan itu membuat proyek perusahaan terpaksa dihentikan di tengah jalan.
Situasi dalam perusahaan pun memanas, dan para petinggi mulai mendesak Damien untuk memberi penjelasan.
Sementara itu, pria yang telah menarik sebagian besar sahamnya, belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
-
Saat ini, Selina duduk di tepi ranjang, menatap pria di hadapannya dalam diam.
“Damien, kamu lagi mikirin apa?” Selina menatap pria itu tanpa melepaskan genggamannya.
Damien tak merespon ucapannya, namun hal itu cukup membuat hatinya tidak tenang.
Ia menarik napas pelan, lalu kembali membuka suara. "Damien, apa kamu masih belum bisa melupakannya?”
Damien langsung mengalihkan pandangannya. “Selina, tolong… jangan larut terlalu jauh dalam pikiranmu sendiri,” ucapnya, datar namun tegas.
“Damien, dia sekarang sudah punya pria lain di sisinya. Bukankah itu cukup jelas? Tapi kenapa… kamu masih terlihat seolah belum bisa benar-benar melepaskannya?” ucap Selina, tatapannya tak lepas dari Damien.
Damien menatapnya dalam diam. Sejak Selina sadar dari pingsannya, ada yang berbeda darinya. Ia tak lagi sehangat dulu—kesabarannya memudar, begitu juga kelembutan yang biasa ia tunjukkan.
“Kamu sedang mengandung. Jadi, jangan terlalu banyak pikiran.” ucap Damien.
Selina memalingkan wajah, matanya menatap kosong ke arah jendela. Seolah sedang mencari jawaban di balik diamnya Damien barusan.
Perlahan, Damien berdiri dari duduknya, ia merapikan jasnya dengan tenang. “Aku harus ke kantor. Ada urusan penting yang harus ditangani.”
Tanpa menoleh lagi, ia melangkah keluar dari ruang rawat—Ia tak memedulikan suara Selina yang memanggilnya dari belakang.
Selina menggigit bibirnya, matanya mulai memerah. “Liora… tunggu saja, aku gak akan membiarkanmu lolos begitu saja!”
Dengan kesal, ia meraih mangkuk sup di meja dan melemparkannya ke lantai hingga pecah.
-
Sementara itu, Damien duduk di dalam mobilnya. Ia menyalakan sebatang rokok, lalu menghisapnya pelan.
Kepulan asap mengepul perlahan, sementara tatapannya kosong. Pikirannya melayang entah ke mana.
Begitu selesai, ia membuang puntung rokok tersebut ke luar dan melajukan mobilnya, meninggalkan halaman rumah sakit.
Namun arah tujuannya saat ini bukan lah ke kantor. Ia justru menyusuri jalan yang membawanya ke tempat Liora pernah tinggal.
Di depan sebuah rumah sewa kecil, Damien menghentikan mobilnya. Ia turun, menatap jendela kamar yang sudah lama tak ia lihat.
"Apa benar yang Selina katakan? Kau sudah bersama orang lain sekarang?" gumamnya pelan.
Damien sendiri tak mengerti, kenapa ia masih berdiri di sana. Ia hanya menatap rumah itu dalam diam selama lebih dari sepuluh menit, sebelum akhirnya kembali masuk ke mobil dan pergi.
......................
Malam ini, semua pelayan sudah kembali lebih awal, menyisakan mereka berdua di mansion yang sepi.
Liora sedang duduk santai di sofa, ia menikmati camilan sambil menonton beberapa film kesukaannya.
Jemarinya sibuk merogoh isi bungkus keripik kentang, sementara mulutnya tak berhenti mengunyah.
Dari kejauhan, Lucien memperhatikannya dalam diam. Gadis itu terlalu larut dalam tontonan, hingga tak menyadari perubahan ekspresi pria itu.
Lucien mulai melangkah tenang ke arahnya, lalu mengambil camilan dari tangannya tanpa sepatah kata pun.
Refleks, gadis itu berdiri. “Itu milikku. Kembalikan,” protesnya dengan wajah tak terima.
Lucien mengangkat bungkus keripik itu tinggi, jauh dari jangkauannya. “Sudah cukup untuk hari ini.”
Nada suaranya terdengar lembut, tapi tidak memberi ruang untuk dibantah.
“Aku hanya makan sedikit,” gumamnya pelan.
Dengan langkah ringan, gadis itu menaiki sofa dan mencoba merebut kembali camilan dari tangannya. “Kembali kan,” ucapnya lirih.
Lucien menghindar pelan, namun jarak mereka justru semakin dekat. Tubuhnya nyaris bersandar pada dada pria itu.
“Kau memang keras kepala,” bisiknya, tersenyum samar.
Lucien berniat membuang bungkus itu ke samping, namun Liora kehilangan keseimbangan. Dalam sekejap, tubuh mereka jatuh bersamaan ke sofa yang lebar.
Tubuh Lucien menindihnya. Napas mereka saling beradu, dan jarak di antara keduanya nyaris tak tersisa.
Keduanya saling menatap.
Dada gadis itu berdegup kencang, pipinya mulai memerah. Ia mendorong dada pria itu pelan. “Bangun… kamu terlalu berat.”
Lucien tersenyum kecil. “Kalau aku tidak mau?”
“Kau benar-benar menyebalkan,” ucap gadis itu, menahan malu.
Lucien terkekeh pelan, namun dalam sekejap, sorot matanya berubah, ia menatap gadis itu begitu dalam.
“Aku janji, tak akan membiarkan siapa pun menyakitimu.”
“Kamu sudah mengatakan itu sebelumnya,” bisik Liora pelan.
“Sekarang ba-.”
Belum sempat ia menjawab, bibirnya sudah lebih dulu dibungkam.
Gadis itu mencoba mendorongnya, tapi tenaganya tidak sekuat pria di hadapannya.
Lucien perlahan menggenggam jemari gadis itu. Ciumannya semakin dalam, namun tetap lembut.
Beberapa saat kemudian, Lucien menunduk, lalu mengecup dan meninggalkan sebuah tanda di lehernya.
Seolah menandai bahwa gadis itu adalah miliknya.
ditunggu up nya lagi...😊