NovelToon NovelToon
Brondong Gila,Bulan

Brondong Gila,Bulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Playboy / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:83.2k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Sang Dewi Nemesis Hukum Nolite, yang jutek harus berkelahi dengan berondong teknik yang Playboy itu. Iyuuuuh .. nggak banget!!!!!


Tapi bagaimana kalau takdir berkata lain, pertemuan dan kebersamaan keduanya yag seolah sengaja di atur oleh semesta.

"Mau lo sebenernya apa sih? Gue ini bukan pacar lo Cakra, kita udah nggak ada hubungan apa-apa!" Teriak Aluna tertahan karena mereka ada di perpustakaan.

Pria itu hanya tersenyum, menatap wajah cantik Aluna dengan lamat. Seolah mengabadikan tiap lekuk wajah, tapi helai rambut dan tarikan nafas Aluna yang terlihat sangat indah dan sayang untuk dilewatkan.

"Gue bukan pacar lo dan nggak akan pernah jadi pacar lo. Cakra!" Pekik Aluna sambil menghentakkan kakinya di lantai.

"Tapi kan waktu itu Kakak setuju mau jadi pacar aku," pria itu memasang ajah polos dengn mata berkedip imut.

"Kalau lo nggak nekat manjat tiang bendera dan nggak mau turun sebelum gue nuritin keinginan gila lo itu!!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Enggak bakal

Setelah berpapasan dengan sang kakek, Aluna berjalan cepat menuju kantin Fakultas Ekonomi. Matanya menyapu ramainya kantin yang penuh mahasiswa sambil mencari sosok Willona. Ia pun tersenyum tipis saat melihat Willona sudah duduk disalah satu sudut, melambaikan tangan kearahnya.

“Lah, kok bawa buntut,” celetuk Aluna sambil melirikan pada William yang duduk di samping Willona.

"Tau nih dari tadi ngotot banget ngajak ke mall yang waktu itu," sahut Willona dengan nada sedikit kesal, karena kakaknya itu terus merengek memintanya untuk ikut ke mall yang ada bidadari MARUGAME-nya.

William tak menjawab, dia malah sibuk mengunyah kentang goreng yang ia pesan.

"Mau atau nggak nanti malem lo bedua tetep ikut gue, gue traktir MARUGAME sepuasnya," kukuh William.

"Dih emang kita bakal ikut, ogah."

"Harus lo berdua kalau masih mau gue anggap adik harus ikut!" tegas William tak terbantahkan.

Dua gadis itu saling bertukar pandang dengan raut wajah bingung.

"Maksud lo apa sih Will, gitu amat?" tanya Aluna dengan sangat ingin tahu.

Wiliam menyeringai, ia lalu menatap adik dan sahabatanya secara bergantian.

"Liat aja nanti malem," jawabnya penuh misteri.

"Jam 7 malem kalian harus udah siap," imbuhnya lagi.

"Ya, kita berdua bakal ikut, iya kan Lun," ucap Willona.

Aluna hanya mengangguk pelan, merasa bingung dengan sikap William tapi dia juga tidak bisa menolak untuk ikut.

Willona mencondongkan tubuhnya.

“Eh, gimana? Simulasi lo tadi? Lancar, kan?” tanya Willona tiba-tiba.

Aluna mengangguk dengan senyum tipis.

“Aman. Dosen pengampunya juga nggak nyebelin. Puji Tuhan, gue nggak lupa teks pledoi gue. Padahal udah ketar-ketir banget, mana waktunya mepet banget gue sama Dion buat ngerjain," jawab Aluna.

"Terus dua orang itu gimana?" tanya Willona dengan antusias dan siap ghibah.

"Marahlah, tapi gue marahin balik. Siapa suruh kerja suka-suka jidat mereka kayak gitu, biar tau rasa," tukas Aluna menyiratkan amarah yang tersisa.

"Bagus deh, orang kayak mereka tuh emang butuh digituin biar kapok," imbuh Willona yang di sambut anggukan tegas oleh Aluna.

Hening sejenak, Willona sibuk mengunyah corndog kejunya sementara Aluna menikmat secangkir vanilla latte yang baru saja diantar kemejanya.

“Lo berasa ada yang aneh nggak?" Willona mengigit corndog yang masih separuh tanpa melihat ke arah Aluna.

"Aneh gimana?" Aluna balik bertanya, tangannya terulur mulai menjajah kentang goreng milik William.

"Dua hari ini Nolite tuh damai banget, terlalu damai dan sepi, kayak ada yang kurang tapi apa ya?" Willona menopang dahunya dengan tangan dengan mulut yang terus mengunyah.

Tatapannya menerawang jauh seolah mencari jawaban di udara.

"Ha! gue tau, kurang si Cakra!" seru Willona yang langsung membuat Aluna tersedak kopi.

"Si cakalang itu adem ayem banget, nggak bertingkah sama sekali, kenapa ya? Apa dia sakit? Kagak ada kelakuan aneh, nggak godain lo juga, aneh. Bikin Nolite jadi sepi.”

Aluna mengangkat bahu berusaha terlihat santai, walau hatinya sempat tercubit saat Willona mengatakan kemungkinan Cakra sakit.

“Baguslah. Mungkin dia udah nyerah, capek sendiri. Hidup gue jadi damai," sahut Aluna acuh.

William hanya tersenyum kecil, mengaduk jus mangga miliknya.

“Cuma diem bukan berarti nyerah, Lun," celetuk William yang membuat Aluna mengerutkan kening.

"Maksud lo?” Aluna melirik tajam, tapi William malah minum santai.

Wiliam hanya mengangkat bahunya. Aluna memutar matanya malas, gadis itu pun menghabiskan kopinya lalu beranjak bangkit.

"Pulang yuk, gue capek banget pengen rebahan," ajak Aluna, dia benar- benar sudah sangat rindu dengan bantak kuromi kesayangannya.

"Yuk gue juga ada janji sama Mama di rumah."

"Janji apaan lo sama Mama?" tanya William menatap adiknya penuh selidik.

"Urusan cewek, cowok dilarang KePo!"

"Heleh paling mau main salon-salonan," cibir Wiliam dengan muka menye-menye.

"Kalau tau ngapain masih nanya. Yuk Lun."

Kedua gadis itu pun melangkah lebih dulu meninggalkan william, membiarkan laki-laki sipit itu membayar apa yang mereka makan. Setelah membayar semuanya William pun segera menyusul langkah dua gadis itu.

Mata Aluna membeliak lebar, tangannya menutup mulut yang terbuka lebar. Willonna pun tak kalah terkejut melihat pemandang yang tersaji di tempat parkir, Aluna menghentikan langkahnya mendadak.

“Astaga…”

Matanya membelalak.

Mobil cooper warna ungu miliknya dihias bengan begitu cantik, penuh bunga Lavender dan bunga baby breath yang tertata rapi di kap dan atap mobil, dengan pita besar bertuliskan ‘Selamat atas kerja kerasnya' yang menyilang di atas kap mobil.

Dan di samping mobil itu ...

Cakra berdiri sambil memegang sebuket mawar merah, dengan senyum yang khas terpampang jelas, seolah tak pernah lelah menebar sejuta pesona untuk memikat sang rembulan.

“Voilah baru aja gue bicarain, sekarang lo udah ngulah. Panjang umur banget brondong manis ini," celetuk willona dengan tawa yang mulai berderai.

“Tuh kan... diem-diem meledak,” imbuh William.

Aluna menatap Cakra, campur aduk. Antara pengen marah dan kesal, tapi juga ada rasa haru yang menyelinap diantaranya.

"Lo.. ini apaan, sih? Udah bener lo diem, hidup gue damai nggak ada ngangguan dari lo," tukas Aluna yang bertolak belakang dengan isi hati.

Cakra melangkah pelan, menyodorkan bunga dengan tatapan serius.

"Aku diem? Kakak Cantik yakin, seorang Cakra diam tanpa melakukan apapun di saat tahu gadis favoritnya berjuang sampai lupa waktu tidur."

Aluna terdiam, tiba-tiba saja dia teringat semua kiriman makanan yang datang untuknya bahkan sampai menjelang pagi.

"Jangan bilang kalau lo yang-

Cakra tersenyum tipis.

“Selamat atas simulasi sidangnya Kakak cantik. Luna ku keren banget hari ini," ujar cakra memotong kalimat Aluna.

Aluna menghela nafasnya panjang, dia tidak punya tenaga untuk kesal. Bagaimana dia bisa marah jika Cakra selalu semanis ini. Gadis itu menggeleng dengan mata terpejam sesaat.

"Lo nggak capek?"

"Enggak," jawab Cakra tegas.

"Enggak bakal ada kata capek untuk semua usaha ku untuk kamu,"imbuhnya dengan tulus.

"Tapi gue capek Ka ..." lirih Aluna.

"Kalau capek istirahat cantikku, kita perbaiki hubungannya bukan dengan mengganti orangnya. Karena siapapun nggak akan pernah bisa gantiin Luna buat Aka."

Aluna menatap Cakra dengan sorot mata yang sulit diartikan, dan Cakra dia membalas tatapan penuh ragu dan kecewa itu dengan senyum hangat dan tulus.

"Tapi Ka -"

"Stt ... Sekarang kamu pulang terus istirahat, Aka udah pesenin Hazelnut chocho milk tea sama cheese toast buat nemenin istirahat kamu. Saat kamu sampai rumah, mungkin makanannya juga udah sampai."

Aluna hanya diam tidak menyahut ucapan Cakra lagi. Cakra meraih tangan Aluna, mengenggamkan bucket bunga mawar di tangan lentik itu.

“Sekali lagu selamat ya Sayang, Aka bangga banget sama kamu, aku pergi dulu," ucapnya sebelum pergi meninggalkan Aluna.

Tiba-tiba suasana terasa hening, Wilona yang menyadari diamnya Aluna pun menghampiri sahabatnya itu.

"Luna ..."

Diam.

Perlahan Willona membalikan badannya Aluna yang membelakanginya. Aluna menangis dalam diam, Willona pun segera membawa sahabatnya itu dalam pelukannya.

1
Novi Manggala Qirani
menyan oke, tuyul buat apaan will ?
Sweet Mango
di bilang lagi ngerjain tugas malah ngajakin vc, bisa sampai pagi ini 🤣
N.M.Q
William sweet banget sih sama temen cowok aja kaya gitu gimana sama cewek nya aawww 🤣
Didim 😍
Yee aka di ancam mau di matiin vc nyo low lukanya gak di kasih plester. ada ada aja
hmmm kayaknya bakal di sidang nih si Cakra semoga semua nya bakal baik baik aja
Aishiteru❤‍🔥
kenapa harus di saat seperti ini, cakra menghadapi keluarga nya sendirian...
tapi aku kok curiga sama keluarga nya cakra.
💝💝pemuja Rahasia💖💖
aduh siapapun tlg akaaaa
help weee aka blm siap buat oertarungan ini
Aishiteru❤‍🔥
semangat yaa om. hail dan malik untuk cari bukti untuk cakra..
💝💝pemuja Rahasia💖💖
semangat malik...kamu harus cptt cari tau siapa laki2 cat rambut biru yg sma miranda
Didim 😍
astaghfirullah Cakra bukannya tidur malah chat Aluna ,, ngajakin vc lagi 😁
C Gemoy 🐣
Please ya Aka itu bukn penjahat.. Aka itu bukn buronan tp knp klian memperlakukan Aka seperti ini,,, seolah-olah Aka itu tersangka utama nya,,,,
C Gemoy 🐣
Semngt Malik cari buktinya,,,, dn semngt juga buat om Hail
win ryry
omg apalagiii ini knp sih Cakra harus menghadapi ini lagi ..
om hail ayang AQ cepat pulang selamatkan ayang Cakra dari keluarga toxik itu
Al-rayan Sandi Syahreza
yang katanya keluarga malah tidak mengerti siapa sebenarnya aka
Al-rayan Sandi Syahreza
semoga saja masalah Cakra cepat selesai, kasihan dari kecil nggak pernah bahagia selain dng Aluna,kalau sampai rencana si cat rambut berhasil hancur sudah aka
Al-rayan Sandi Syahreza
seharusnya orang2 terdekat aka pasti tau kebiasaan Cakra,minumannya aja susu yah ko bisa datang ke club mustahil
Anie Nhie
Hidup sebagai keturunan Keluarga Hendrawan yg Terhormat itu berat ya Aka,,,bahkan dengan kesalahan yg belum terbukti kamu bersalah, kamu dihakimi tanpa bertanya tentang apa yg terjadi sebenarnya,,, Luna pasti khawatir karena Aka tiba² menghilang,dan Om Hail pasti juga lg nyari bukti,,,
Aka kuat ya,, Aka malah harus bertarung sendirian skrg,,/Frown/
Zahra Nisa
ya ampun kasian cakra d sidang keluarga besar mana om hail ga ada lg
Rajungan biru
Drama besar
Anie Nhie
Semangat Malik,, Semangat cari bukti buat Aka ya,,, jangan khawatir ntar Willi balik pasti bawa sesajen banyak,/Joyful/
Lega ya disaat terpuruk kyk gini ada sahabatnya Aka yg mendukung,, Aka gak sendirian melewati semua badai ini,terpenting Aluna juga gak pernah ninggalin Aka,,dia percaya sma Aka,,,
semoga badai ini cepat berlalu ya,,
Om Hail buru² bgt,,apa Galang udah dapetin bukti yang membuktikan klo Aka gk bersalah??
Rajungan biru
cie.......
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!