NovelToon NovelToon
Perjalanan Menuju Keabadian

Perjalanan Menuju Keabadian

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Petualangan / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:11M
Nilai: 4.8
Nama Author: Noviant Juan

Proses Revisi. Disarankan jangan membaca dulu.

Alur VERY++++ Slow.

KARYA INI TERISNPIRASI DARI NOVEL KING OF GODS, KARYA FAST FOOD RESTAURANT

Weng Lou merupakan seorang anggota Klan Keluarga Weng yang berasal dari keluarga cabang. Dia berhasil masuk kedalam Keluarga Utama setelah berlatih dengan sangat keras dan menjadi seorang jenius berbakat didesanya.

Namun, dirinya yang merupakan jenius di keluarga cabangnya bukanlah siapa-siapa di keluarga utama. Banyak sekali jenius beladiri yang berasal dari keluarga utama. Namun meski begitu, ia tetap berlatih dengan keras agar tidak tertinggal dari yang lain.

Hingga suatu malam, dia mengalami kejadian aneh, dan berakhir dengan dirinya mendapatkan sebuah kitab. Kitab yang membuat kehidupannya berubah. Dari seorang pecundang, menjadi seorang jenius .

Nama kitab itu adalah "Kitab Keabadian". Dan dengan kitab itu, ia akan menuju 'Keabadian'.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noviant Juan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 35. Berlatih

Kota Bintang Putih, kediaman Klan Keluarga Utama Weng.

Di Lapangan Latihan Beladiri. Banyak murid yang terlihat berlatih dengab serius. Mulai dari berlatih teknik beladiri hingga latih tanding.

Dibagian tepi kanan lapangan, terlihat seorang pemuda yang sedang berdiri santai menghadap kearah tiang yang digunakan untuk latihan memukul.

Pemuda itu mengambil napas panjang kemudian memasang kuda-kuda, siap untuk menyerang targetnya.

"Teknik Tendangan Kuda Hitam, gerakan kedua, Tendangan Kaki Belakang!"

Pemuda itu bergerak cepat kearah tiang itu dan menendang dengan salah satu kakinya.

Bdumm!!!

Tiang itu tidak hancur ataupun patah, hanya meninggalkan bekas tendangan yang lumayan dalam, kira-kira 5 centi.

"Wow! Itu tendangan yang luar biasa! Kau lihat bekas yang dibuat dari tendangan itu? Bahkan seorang Praktisi Beladiri Dasar Pindasi tingkat 4 awal tidak bisa mrninggalkan sedikit pun bekas pada tiang itu," komentar seorang murid yang melihat tendangan pemuda itu.

"Ya, kau benar. Bahkan aku yang berada di Dasar Pondasi tingkat 4 menengah harus memakai kekuatan penuh untuk meninggalkan sedikit bekas pada tiang latihan itu. Siapa anak ini sebenarnya?" Kata seorang murid lain.

Diskusi terjadi diantara para murid didekat situ, hingga mereka tidak menyadari kedatangan sepasang murid yang menghampiri pemuda barusan.

"Kau benar-benar membuatnya jauh lebih kuat dari yang seharusnya, Lou!" Kata murid perempuan yang berjalan kearah sang pemuda.

"Hmp! Biasa saja menurutku," cibir murid satunya.

"Bisa hentikan itu Wan? Aku benar-benar ingin menendang wajahmu, kau tau?" Murid perempuan itu tampak kesal dengan sikap dari temannya itu.

Kedua murid ini adalah adalah Weng Wan dan Weng Hua, dan pemuda yang baru saja menendang tiang latihan hingga meninggalkan bekas tidak lain dan tidak bukan adalah Weng Lou.

Sudah 3 minggu berlalu semenjak mereka pulang dari Desa Sungai Biru. Seperti yang Weng Lou katakan kepada mereka sebelumnya, dirinya benar-benar tertidur dua hari dua malam dan baru bangun di pagi hari ketiga.

Selepas bangun, yang dilakukan Weng Lou pertama kali adalah makan, makan yang sangat banyak. Bahkan ayah Weng Lou sempat khawatir Weng Lou akan gemuk waktu itu.

Hari-hari dia habiskan dengan berlatih pemahaman teknik beladiri dan sesekali dia mencoba berlatih memakai tenaga dalam dengan mengingat bagaimana ayahnya memakainya sebelumnya.

Dua hari sekali Weng Hua dan Weng Wan akan datang dan meminta bimbingan dari Weng Lou, dan terkadang mereka akan latih tanding. Tentu saja latih tandingnya Weng Lou melawan Weng Wan dan Weng Hua sekaligus.

Pertama kali dirinya bertarung melawan mereka berdua, Weng Lou keluar sebagai pemenang tanpa kesulitan yang berarti. Namun setelah terus melakukan latih tanding, pertarungan mereka lama kelamaan semakin imbang.

Hari ini mereka melakukan latihan rutin mereka di Lapangan Latihan Beladiri, namun kali ini tidak diawali dengan latih tanding.

Mereka sedang melakukan tes seberapa kuat kekuatan teknik yang dapat dikeluarkan oleh mereka, dan dimulai dari Weng Lou dengan teknik tendangan.

Sebenarnya dia ingin mencoba Teknik Pukulan Naga Api miliknya, tetapi setelah berpikir ulang, dia tidak jadi melakukannya dan menggantinya dengan Teknik Tendangan Kuda Hitam yang sudah dia sedikit ubah, sehingga kekuatan yang di hasilkan jauh lebih besar dari yang seharusnya.

Weng Lou mendekaat kearah WengvHua dan Weng Lou.

"Hua, tunjukkan Teknik Tendangan Kuda Hitam modifikasiku," sela Weng Lou yang melihat mereka berdua akan bertengkar.

"Hm? Tentu."

Weng Hua berjalan kedepan, dia berdiri dengan tenang lalu mengambil napas dalam. Dia kemudian mengambil kuda-kuda seperti yang Weng Lou tunjukkan sebelumnya.

Dia melesat dengan sekali dorongan lalu menendang kuat kearah tiang latihan.

Bdum!

Tiang itu bergetar hebar, tetapi tidak meninggalkan bekas sedikit pun.

"Ya...ini sudah aku tebak sebelumnya. Tapi aku tak menyangka kau dapat membuat tiang itu bergetar hebat. Kau pasti sudah seribg melatihnya," Weng Lou mengangguk kearah Weng Hua.

Weng Hua tersenyum melihat Weng Lou mengangguk kepadanya. Tiba-tiba ingatan 3 minggu yang lalu terlintas dipikiran Weng Hua, wajahnya menjadi merah dan segera membuang muka dari Weng Lou.

Setiap kali mereka berlatih bersama, entah mengapa Weng Hua akan mengingat kejadian itu, dia selalu berusaha untuk melupakannya tetapi tidak bisa. Wajahnya akan memerah jika dia terus mengingat hal itu.

Weng Lou tak mengajak bicara Weng Hua lebih lama. Dirinya selama 3 minggu ini telah melihat sikap aneh Weng Hua sehingga mulai terbiasa, dia tidak mau berakhir dengan mendapatkan tendangan seperti yang Weng Lou dapatkan 3 minggu yang lalu.

"Hei Wan, mau berlatih tanding denganku? Hanya kita berdua, tanpa Weng Hua," tawar Weng Lou kepada Weng Wan yang dari tadi menatap Weng Lou terus.

"Benarkah? Kau tidak akan memakai Teknik Pukulan Naga Api bukan? Atau Teknik Tendangan Kuda Hitam? Atau mungkin menggunakan teknik gerakanmu yang cepat itu?" Weng Wan bertanya sambil menatap serius wajah Weng Lou.

"Iya, kau tenang saja. Aku hanya ingin melatih teknik bertarungku. Ayo."

Weng Lou memasang kuda-kudanya siap untuk bertarung. Weng Wan masih menatapnya dengan serius.

Dia tidak akan mau jika harus bertarung melawan Weng Lou jika dia menggunakan 3 teknik yang ia sebutkan sebelumnya.

Dirinya dan Weng Hua sudah merasakan sendiri kepahitan kekalahan saat Weng Lou menggunakan 3 teknik ini.

Mereka berdua dapat mulai mengimbangi Weng Lou itu karena Weng Lou tak memakai Pernapasan Pertama Teknik Meringankan Firi miliknya.

"Haa...kau sudah berjanji, ingat itu." Akhirnya Weng Wan pun ikut memasang kuda-kuda.

Weng Hua mundur agak jauh, memberikan mereka ruang untuk bergerak.

"Hei, lihat itu. Bukankah itu Weng Lou? Lalu siapa murid dalam yang menjadi lawannya itu?" Tanya seorang murid, penasaran.

"Kau tidak tau? Dia Weng Wan, seorang murid dalam yang berasal dari keluarga cabang. Sebelumnya dia hanyalah murid luar yang menjadi target pukulan para murid yang berasal dari keluarga utama.

Namun katanya, setelah dia pulang dari kampung halamannya, dia menjadi jauh lebih kuat, dan berhasil menjadi murid dalam," jawab teman disampingnya.

Murid-murid yang ada disekitar situ segera berkumpul. Mereka ingin melihat kemampuan Weng Lou yang katanya dapat mengalahkan murid dalam Dasar Pondasi tingkat 3 puncak yang mempelajari teknik tingkat tinggi.

Tidak hanya itu, menurut cerita yang mereka dengar, Weng Lou mengalahkannya hanya dalam 2 gerakan saja. Orang seperti dirinya pasti memiliki kemampuan, dan mungkin saja jika mereka beruntung, mereka dapat mempelajari sesuatu.

"Baiklah. Maju," kata Weng Lou kepada Weng Wan.

Weng Wan tidak merasa perkataan Weng Lou menghina dirinya atau apa. Dia tidak marah, bahkan dia bersorak dalam hatinya.

Bertarung melawan Weng Lou dengan bantuan Weng Hua saja sangat sulit untuk menang, kini dia harus bertarung seorang diri, maka kata kemenagan untuknya sudah masuk dalam daftar mustahil untuk dia lakukan.

Memberikannya kesempatan untuk menyerang dirinya pertama kali, sudah tentu kesempatan ini tidak akan di lewatkan.

Meskipun akan berakhir dengan kekalahan, setidaknya dia harus berhasil memberikan beberapa pukulan ke tubuh Weng Lou.

Weng Wan menarik napas dengan lembut.

"Hyaahhh!!!"

Dia melesat cepat kearah Weng Lou yang masih dalam kondisi memasang kuda-kuda.

"Rasakan ini!"

Weng Wan melancarkan sebuah pukulan cepat kearah perut Weng Lou.

Shhhaaa...

Weng Lou menepis pukulan itu dengan mudah. Karena terlalu sering memakai Teknik Pembersih Jiwa, Weng Lou menjadi terbiasa dalam kondisi tenang, sehingga dia masih mampu melihat gerakan Weng Wan.

"Lambat, turunkan sedikit pinggangmu," Weng Lou memberikan sebuah serangan tapak kearah pundak kanan Weng Wan.

Weng Wan mundur lima langka dari Weng Lou sebelum kembali memasang kuda-kuda dan kembali menyerang Weng Lou. Kali ini dia memberikan tendangan horizontal (lurus/ mendatar) kearah kepala Weng Lou.

Kali ini Weng Lou tidak menepis atau menahan serangan dari Weng Wan, dia hanya menunduk, menghindari tendangan itu dan menendang perut Weng Wan hingga dia terlempar mundur sejauh 2 meter darinya.

"Uhk!"

Weng Wan bertekuk lutut ditanah sambil memegangi perutnya yang sakit karena menerima tendangan Weng Lou.

"Kau sudah menyerah hanya dengan satu tendangan seperti itu? Sepertinya aku salah, seharusnya aku mengajak Hua saja yang latih tanding denganku," ejek Weng Lou.

"Uhuk..uhuk...kau tenang saja, aku masih sanggup," Weng Wan mencoba kembali berdiri.

Namun sebelum dia bisa kembali berdiri, seseorang menendang dirinya dari belakang dan membuatnya terlempar.

"Ahk!"

Hap!

Weng Lou segera menangkap dirinya dan menempatkannya ditanah.

"Weng Lou, aku sudah berjanji padamu akan menghajarmu saat kita kembali bertemu. Kau sudah siap bukan?"

Orang yang menendang itu adalah orang yang sudah cukup lama tidak dilihat oleh Weng Lou, dan terakhir kali dia bertemu, dia mengalahkannya dalam pertarungan.

"Weng Ah..."

Weng Ah menatap Weng Lou sombong, dan sepertinya tidak ada ketakutan dalam tatapannya itu.

"Kau pasti akan kuhajar..." Weng Lou berdiri berhadapan dengan Weng Ah.

Para penonton yang sudah berada disitu dari tadi seperti mendapatkan tontonan menarik lainnya, dan bahkan mereka terlihat sangat bersemangat.

Mereka sudah siap untuk pertarungan selanjutnya.

1
Bambang tri poetro
Lumayan
Eneng Eneng
Lumayan bagus cara mendarat ya
Serangan kenapa tdk habis habis
Babat Semua
Kasihan Bingbing
Ceritanya jadi gurauan
Yang terjadi bukan bertanding tapi berkelahi 🤣🤣🤣
Makin seru Tir
Masa Gu Lian kalah sama Weng Hua
keren bisa terbang
Bing Qian... leluhurnua
Ras Ilahi
Jadi Weng Lao tdk bisa ikut turnamen
Weng Lou bodoh amat keterlaluan
Latihan terus tapi Kuktivasinya tdk Naik ke Ranah
Pasti Lingling yang bangun
Nenek jahat rencanamu tidak berhasil
Weng Lou kesurupan Lagi
Siapa perempuan Tua yang ingin mbunuh keluarga Weng Lou
Beli baju baju dipasar agar tambah cantik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!